Biodiesel Hemat Devisa USD 3,68 Miliar pada Semester I 2025

| Articles, News
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp
Biodiesel Hemat Devisa USD 3,68 Miliar pada Semester I 2025. Sumber: Kementrian ESDM

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan capaian kinerja yang impresif pada Semester I tahun 2025, dengan fokus utama pada kontribusi program biodiesel dan lonjakan investasi di sektor energi.

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa pemanfaatan biodiesel untuk kebutuhan domestik hingga Juni 2025 telah mencapai 6,8 Juta KL. Manfaat ekonomi dari program mandatori ini sangat signifikan, mencakup:

  • Penghematan Devisa: Diperkirakan mencapai USD 3,68 Miliar pada tahun 2025.
  • Nilai Tambah: Peningkatan nilai tambah pada komoditas utama Crude Palm Oil (CPO).

Investasi Sektor ESDM Sentuh Level Tertinggi

Di luar keberhasilan biodiesel, realisasi investasi sektor ESDM secara keseluruhan mencatatkan kinerja terbaik dalam lima tahun terakhir, mencapai USD 13,9 Miliar pada Semester I 2025. Angka ini mengalami kenaikan signifikan sebesar 24,1% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Rincian investasi USD 13,9 Miliar tersebut tersebar di berbagai subsektor, dengan Migas menjadi kontributor terbesar.

Biodiesel Hemat Devisa USD 3,68 Miliar pada Semester I 2025. Sumber: Kementrian ESDM
Biodiesel Hemat Devisa USD 3,68 Miliar pada Semester I 2025. Sumber: Kementrian ESDM

PNBP Kuat di Tengah Tren Penurunan Harga

Meskipun menghadapi tren penurunan harga komoditas global, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor ESDM berhasil mencapai Rp 138,8 triliun pada pertengahan tahun, atau sekitar 54,5% dari target yang ditetapkan.

Fokus Penciptaan Lapangan Kerja dan Hilirisasi

Kementerian ESDM juga mencatatkan penyerapan tenaga kerja yang besar, sebanyak 753.578 orang di sektor Migas, Minerba, Ketenagalistrikan, dan Energi Baru Terbarukan (EBT) selama Semester I 2025.

Ke depan, Kementerian ESDM berkomitmen mendukung percepatan 18 Proyek Hilirisasi Prioritas yang membutuhkan investasi besar hingga Rp 618,3 Triliun. Proyek ambisius ini diperkirakan akan membuka lapangan kerja baru untuk 273.636 orang, memperkuat tujuan pembangunan berkelanjutan Indonesia.