Aprobi dan Apical Dorong Percepatan Energi Baru Terbarukan

| News
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Investor.id | Selasa, 23 November 2021

Aprobi dan Apical Dorong Percepatan Energi Baru Terbarukan

Indonesia mempunyai peran penting dalam percepatan realisasi program energi baru terbarukan karena mempunyai sumber minyak nabati yang berlimpah, salah satunya dari kelapa sawit. Indonesia berkontribusi sekitar 64% terhadap pasokan minyak sawit global dan memiliki peran 23% dari minyak global pada tahun 2020. Kelapa sawit sebagai komoditas nasional adalah penyumbang devisa terbesar ke negara. Berdasarkan data Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) pada Juli 2021, produksi biodiesel mencapai 4,5 juta metrik ton per tahun dengan kebutuhan domestik 4 juta metrik ton dan diperkirakan penyerapan biodiesel hingga akhir tahun 2021 sebesar 8,3 juta metrik ton sedangkan di tahun 2022 diproyeksikan kapasitas biodiesel mencapai kurang lebih 15 juta metrik ton per tahun. Dunia saat ini sedang berlomba untuk menghadapi dampak perubahan iklim dan mendorong realisasi energi baru terbarukan dan kondisi tersebut mengharuskan seluruh negara di dunia termasuk Indonesia untuk mempercepat bauran energi baru terbarukan. Kepala Bidang Riset Teknologi Aprobi, Jummy Bismar mengatakan bahwa Aprobi mendukung program Biodiesel. Menurut dia, Indonesia sangat kaya dengan minyak nabati terutama minyak kelapa sawit, perkebunan kelapa sawit Indonesia mencapai 14,8 juta hektar dan masih dapat ditingkatkan produktivitasnya sehingga produksi minyak sawit tahun 2020 melebihi 50 juta ton. “ Program B30, B40 ataupun B50 masih bisa didukung oleh perkebunan kelapa sawit nasional,” ujar dia kepada Investor Daily, di Jakarta, belum lama ini. Percepatan program realisasi program energi baru terbarukan perlu didorong oleh kesiapan para pemangku kepentingan baik pemerintah dan sektor swasta. Sebagai salah satu perusahaan terbesar yang mengolah Biodiesel, Apical Group saat ini mempunyai kapasitas 2,3 juta metrik ton per tahun 2021 dan siap berperan dalam energi baru terbarukan. Peran biodiesel juga sangat besar dalam pengurangan emisi gas rumah kaca, pada tahun 2020, biodiesel berkontribusi mengurangi emisi 22,48 juta ton CO2 ekuivalen dan diperkirakan akhir 2021 berkontribusi mengurangi emisi 25,4 juta ton CO2 ekuivalen.
https://investor.id/business/271840/aprobi-dan-apical-dorong-percepatan-energi-baru-terbarukan

BERITA BIOFUEL

Liputan6.com | Selasa, 23 November 2021
Menperin: Program B30 Hemat Devisa Rp 38,3 Triliun
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan, program mandatory biodiesel 30 persen (B30) telah menyerap sekitar 10,2 juta ton CPO sebagai bahan baku. Program ini berperan sebagai alat untuk menyerap kelebihan produksi dan mempertahankan harga CPO dunia, termasuk menjaga harga beli tandan buah segar di tingkat petani tetap tinggi. “Ini saja sudah menghasilkan penghematan devisa dari pengurangan impor BBM diesel sekitar Rp 38,3 triliun, penciptaan nilai tambah CPO sebesar Rp13,19 Triliun, dan pengurangan emisi gas rumah kaca setara CO2 sebesar 16,98 juta ton,” kata Agus dalam diskusi online Berita Satu, Jakarta, Selasa (23/11/2021). Lompatan kemajuan pada penerapan hilirisasi industri, yakni ekspor dari olahan sawit yang didominasi produk hilir cenderung meningkat dalam kurun lima tahun terakhir. Kontribusinya terhadap perolehan devisa cukup signifikan. Indonesia telah berhasil melakukan hilirisasi minyak sawit (CPO) yang terlihat pada ratio volume ekspor bahan baku sebesar 9,27 persen, sedangkan produk hilirnya sebesar 90,73 persen (Agustus 2021). Ragam produk hilir dari 54 jenis pada 2011 menjadi 168 jenis tahun ini.
Pasar Global
Hilirisasi komoditas kelapa sawit dan minyak kelapa sawit yang juga dikembangkan untuk pasar global termasuk untuk keperluan food fuel, fine chemical, fito-nutrient (vitamin dan nutrisi), feed (pakan ternak), dan fiber (serat untuk material baru). “Nilai manfaat CPO tersebut dapat semakin besar jika telah terbangun keterpaduan rantai pasok yang hingga saat ini masih perlu pembenahan,” kata Agus. Sebagai contoh, pertumbuhan industri CPO dan produk CPO selama ini lebih banyak diikuti perrtumbuhan industri hulu seperti industri fatty acid, fatty alcohol, dan methyl ester. CPO belum dimanfaatkan untuk pengembangan industri hilir seperti farmasi, kosmetik, surfactant, dan kimia dasar organik. Padahal, dengan mengembangkan industri hilir, maka nilai mata rantai dan nilai tambah produk CPO akan semakin tinggi. Apalagi produk CPO memiliki kaitan erat dengan sektor usaha dan kebutuhan masyarakat, seperti pupuk, pestisida dan bahan aditif makanan.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4718703/menperin-program-b30-hemat-devisa-rp-383-triliun

Investor Daily Indonesia | Rabu, 24 November 2021
Tahun Depan, Indonesia Mulai Pakai Biohidrokarbon
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal memperkenalkan varian baru bahan bakar nabati (BBN) dari sawit pada tahun depan, yakni biohidrokarbon. BBN tersebut tidak hanya dapat menjadi campuran bahan bakar minyak (BBM) jenis solar, tapi juga bisa digunakan untuk bensin dan avtur. Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Andriah Feby Misna mengatakan, BBN yang saat ini dijadikan campuran solar yakni berbasis fatty acid methyl ester (FAME). Pencampuran FAME tersebut sudah mencapai 30% sehingga disebut biodiesel 30 (B30). Dia menyebut, ke depan, pihaknya bakal mendorong BBN varian baru yang disebut biohidrokarbon. “Produk biohidrokrabon mulai masuk di 2022 atau 2023,” kata Feby dalam acara The 10th Indonesia EBT-KE Conference and Exhibition di Jakarta, Selasa (23/11). Feby tidak memaparkan berapa banyak pencampuran biohidrokarbon di tahun depan tersebut. Hanya saja dia mengungkapkan produksi biohidrokarbon ditargetkan akan terus bertambah hingga 2040. “Target kami 12 juta kilo liter (KL) pada 2025 dan 15,2 juta KL pada 2040,” jelasnya. Pada tahun lalu, telah ditandatangani nota kesepahaman terkait kerja sama penelitian dan pengembangan BBN antara Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) ESDM, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), PT Pupuk Indonesia, PT Pertamina, dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Selain itu, telah disepakati juga kerja sama penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat di sektor ESDM antara Balitbang ESDM dan ITB. Balitbang ESDM bersama BPDPKS, Pupuk Indonesia, Pertamina dan ITB akan menyusun perencanaan dan kajian, monitoring, evaluasi teknis dan hukum untuk penelitian, hingga strategi komersialisasi teknologi, untuk optimalisasi pengembangan pemanfaatan BBN. Perencanaan ini dibarengi dengan pengutamaan kompetensi sumber daya manusia dan alih teknologi dan ilmu pengetahuan antar instansi. Di samping itu, kerja sama ini juga akan mendorong pembangunan pabrik percontohan BBN biohidrokar- bon di area pabrik Pupuk Sriwijaya di Palembang, Sumatera Selatan. Pabrik ini akan memproduksi diesel biohidrokarbon, terutama Bioavtur J100 yang akan digunakan untuk uji properti, uji statik, dan uji terbang. Kapasitas pabrik percontohan yang dirancang adalah 1.000 liter diesel biohidrokarbon atau Bioavtur per hari. Adapun anggaran yang diperlukan untuk pembangunan dan pengoperasian pabrik ini selama setahun sekitar Rp 75 miliar. Pabrik percontohan BBN biohidrokarbon tersebut dirancang untuk mengolah bahan baku berupa minyak nabati industrial {industrial vegetable oil/YVO) menjadi diesel biohidrokarbon dan minyak laurat industrial (industrial lauric oil/\hO) menjadi bioavtur. “Dengan diselesaikannya proyek pembangunan pabrik ini, akan berdampak terwujudnya kilang BBN biohidrokarbon dengan teknologi dan katalis merah putih pertama di Indonesia. Ini memberikan nilai tambah bagi negara,” ungkap Menteri ESDM Arifin Tasrif pada saat menyaksikan penandatangan nota kesepahaman tersebut.

Tribunnews.com | Selasa, 23 November 2021
Ini Dampak Jika Kendaraan Diisi Minyak Goreng
Beredar video yang menunjukkan sebuah truk diisi minyak goreng untuk bahan bakar. Video itupun ramai beredar di media sosial. Banyak netizen yang mempertanyakan fakta hingga dampak jika kendaraan diisi minyak goreng. Dalam video itu, terlihat seseorang memasukkan satu bungkus minyak goreng 2 liter dengan merek Bimoli ke dalam tangki bahan bakar kendaraan. Video tersebut diunggah oleh akun ini di Instagram pada Sabtu (20/11/2021).
Penjelasan ahli
Dosen Departemen Teknik Mesin dan Industri Universitas Gadjah Mada (UGM) Jayan Sentanuhady mengatakan, truk yang menggunakan mesin diesel memang bisa diisi dengan bahan bakar lain, selain solar. Seperti misalnya CPO, biodiesel B100, atau campuran biodiesel-solar. “Bahkan minyak goreng juga bisa dipakai untuk bahan bakar mesin diesel,” kata Jayan saat dihubungi Kompas.com, Minggu (21/11/2021). Kendati demikian, Jayan mengatakan, penggunaan minyak goreng sebagai bahan bakar truk memiliki berbagai konsekuensi. Di antaranya adalah performa mesin berkurang sekitar 10-15 persen dan dilusi bahan bakar ke pelumas lebih besar. Jayan menjelaskan, bahan bakar normalnya tidak masuk ke dalam ruang pelumas. Jika masuk pun, akan sangat sedikit. “Tetapi kalo pakai bahan bakar dari tumbuhan punya kecenderungan bahan bakar bisa masuk ke ruang pelumas dan bercampur dengan pelumas,” jelas dia. Hal tersebut berpotensi menyebabkan degradasi kualitas pelumas lebih cepat. “Untuk mesin dari yang saya tahu aman sih. Cuma harus sering-sering ganti pelumas,” terang dia.
https://makassar.tribunnews.com/2021/11/23/ini-dampak-jika-kendaraan-diisi-minyak-goreng?page=all