Aprobi: Mandatori biodiesel bantu pencapaian emisi karbon nol persen

| News
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Antaranews.com | Senin, 28 Agustus 2023

Aprobi: Mandatori biodiesel bantu pencapaian emisi karbon nol persen

Asosiasi Produsen BiofuelIndonesia (Aprobi) menyatakan program mandatori biodisel yakni pemanfaatan sawit untuk sumber energi baru terbarukan turut membantu target pemerintah dalam mewujudkan emisi karbon nol persen. Ketua Umum Aprobi Paulus Tjakrawan di Jakarta, Senin, menyebutkan penggunaan biodiesel dapat menekan emisi karbon sebesar 27,8 juta ton CO2eq pada 2022. Angka tersebut meningkat dari 2021 yang mana kontribusi biodiesel terhadap penurunan karbon mencapai emisi 25,43 juta ton CO2 ekuivalen serta 2020, yang mengurangi emisi karbon 22,48 juta ton CO2 ekuivalen. “Kontribusi biodiesel untuk menekan emisi karbon terus meningkat setiap tahunnya. Jadi biodiesel juga berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon,” katanya melalui keterangan tertulis dari Aprobi. Selain itu, lanjut Paulus, biodiesel merupakan bagian energi baru terbarukan untuk mendukung ketahanan energi negara. Oleh karena itu, pihaknya mengharapkan pemanfaatan sawit sebagai sumber energi baru terbarukan dapat terus dijalankan di dalam negeri, apalagi saat ini, pemerintah telah berhasil mengimplementasikan program B35 atau campuran biodiesel 35 persen dengan bahan bakar solar. Dikatakannya pengembangan biodiesel di Indonesia sudah berjalan sejak 17 tahun lalu yang ditujukan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian dan lingkungan. “Saat ini Indonesia menjadi negara pertama yang mengimplementasikan mandatori Biodiesel campuran 35 persen atau B35,” ujarnya. Pada 2023, tambahnya, penggunaan biodiesel melalui mandatori B35 sebesar 13,15 juta kiloliter atau setara pemakaian solar sekitar 80 juta barel, selain itu, program ini juga melibatkan 1,6 juta petani dalam program ini. Pada kesempatan itu Paulus Tjakrawan menyatakan peranan kelapa sawit sebagai bahan baku biodiesel sangat penting terutama sebagai komoditas yang sangat strategis dan berkontribusi sangat besar dalam perekonomian. “Namun demikian, manfaat sawit ini belum banyak diketahui generasi milenial,” katanya. Terkait hal itu beberapa waktu lalu Aprobi melakukan kampanye positif kelapa sawit kepada kalangan generasi muda terutama para pramuka dalam rangkaian gelaran Raimuna Nasional XII di Jakarta, 14-21 Agustus 2023 yang dihadiri sebanyak 13.549 anggota Pramuka. “Promosi biodiesel dan sawit kepada Pramuka sangat penting dilakukan untuk mendistribusikan informasi positif dan mencegah meluasnya isu negatif di masyarakat,” ujarnya. Paulus Tjakrawan menyatakan penyebaran informasi positif sawit sangat efektif dilakukan di Raimuna Nasional karena mengajak peserta untuk berpikir komprehensif dan konstruktif berkaitan kontribusi sawit maupun biodiesel bagi Indonesia. “Pramuka yang juga bagian generasi milenial perlu mendapatkan informasi yang benar tentang kelapa sawit. Sosialisasi ini mendapatkan dukungan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang memiliki program promosi sawit,” jelasnya.

https://www.antaranews.com/berita/3700602/aprobi-mandatori-biodiesel-bantu-pencapaian-emisi-karbon-nol-persen

 

BERITA BIOFUEL

 

Tribunnews.com | Senin, 28 Agustus 2023

Apical Group Olah Minyak Jelantah menjadi Biodiesel serta Kurangi Dampak Buruk ke Lingkungan

Apical Group edukasi masyarakat Kota Medan mengenai penanganan minyak goreng bekas atau jelantah, serta makanan sehat menggunakan produk kelapa sawit berkelanjutan di lapangan parkir Thamrin Plaza, Kota Medan, Minggu (27/8/2023). Dalam acara “Pagi-Pagi Sehat” Ratusan masyarakat Kota Medan yang didominasi kaum ibu-ibu hadir di Lapangan Parkir Thamrin Plaza, Kota Medan, untuk melakukan kegiatan senam pagi dan sharing edukasi tentang penanganan minyak Jelantah. Seperti diketahui bahwa minyak goreng merupakan komoditas penting dalam kegiatan konsumsi masyarakat sehari-hari dan Indonesia merupakan negara dengan konsumsi minyak goreng terbesar mencapai 15,4 juta ton pada tahun 2022 lalu. Tak dapat dipungkiri, konsumsi minyak goreng yang tinggi juga akan menghasilkan limbah minyak jelantah yang juga tinggi. Oleh karena itu, apabila minyak jelantah tidak dikelola dengan baik maka dapat merusak lingkungan. Dalam pelaksanaan edukasi, General Manager of Green Energy, Biofuel Feedstock, and Business Development Apical Group, Aika Yuri Winata menjelaskan bahwa minyak jelantah sebaiknya tidak dibuang sembarangan, seperti dibuang ke saluran air karena akan menyebabkan penyumbatan saluran air, yang berpotensi menjadi tempat tumbuhnya bakteri. Dan apabila minyak jelantah dibuang ke tanah, residu dari minyak tersebut akan menggumpal dan menutup pori-pori tanah sehingga tanah akan mengeras dan tidak mampu melakukan penguraian secara optimal. “Pada kesempatan ini, kami ingin mengedukasi masyarakat Kota Medan bahwa minyak jelantah jika tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, karena itu sebaiknya minyak jelantah dikumpulkan ke dalam wadah seperti jerigen kosong, untuk kemudian dapat dijual ke Apical dengan harga terbaik, untuk kemudian kami olah kembali menjadi bahan bakar energi terbarukan, yakni biodiesel”, Kata Aika, Minggu (27/8). Lanjut dikatakan, Aika, Apical Group sendiri sudah melakukan pengumpulan minyak jelantah sejak tahun 2000. Hanya saja, saat itu pengumpulan minyak jelantah hanya difokuskan di Jakarta, namun saat ini Apical Group mulai mencoba mengumpulkan minyak Jelantah di Kota Medan. Dimana, untuk di Kota Medan sendiri, Apical Group melakukan pengumpulan minyak Jelantah di kawasan Parkiran Thamrin Plaza Kota Medan setiap Sabtu- Minggu dari pukul 07:00 -10:00 WIB. Yang mana, Apical Group siap membayar minyak jelantah yang diberikan masyarakat dengan harga Rp 5 ribu  per mililiter. “Motivasinya untuk menyelamatkan Lingkungan dan untuk menyampaikan kepada masyarakat jangan gunakan minyak jelantah, karena bisa jadi penyakit,” Ucapnya. Ia mengatakan, untuk pengelolaan minyak jelantah menjadi bahan bakar Biodiesel itu memerlukan tekhnologi khsusus, sehingga saat ini untuk pengelolaan minyak tersebut masih dilakukan di Eropa. “Untuk pengolahan Jelantah menjadi Biodisel memerlukan mesin yang berbeda, kalau di Indonesia kita mulai Kelapa Sawit, jadi ini berbeda, karena banyak kandungan kandungan Logam dan barang barang dari makanan makanan masuk ke minyak, jadi sekarang yang ready ada di Eropa, cuman kami siap menterjemahkan teknologinya ke Indonesia,”jelasnya. Dijelaskannya, saat ini pengeksporan minyak Jelantah menjadi bahan bakar Biodiesel mencapai 200 ribu ton dari seluruh wilayah di Indonesia. Dan untuk pasar Biodiesel tersebut saat ini adalah mayoritas negara Spanyol. “Kami berharap negara asean bisa mempromosikan limbah jadi energi jangan hanya di Eropa saja,” Tutupnya. Sementara itu, Head of Commercial B2C Sales & Marketing Apical Group, Ardiahty Bachtiar menuturkan, kegiatan tersebut dilakukan untuk memperkenalkan produk yang sudah diciptakan oleh Apical Group selama berdiri di Indonesia. “Kehadiran kami dalam kegiatan ini yakni ingin memperkenalkan produk-produk Apical melalui demo masak menggunakan margarin serba guna yang kami produksi, yakni Medalia, kepada masyarakat Kota Medan,”terangnya. Kegiatan “Pagi-Pagi Sehat” yang dimulai sejak pukul 07.00 WIB itu diawali dengan senam bersama yang dipandu oleh instruktur senam dan diikuti oleh ratusan masyarakat Kota Medan. Pada kesempatan yang sama, Apical juga menggelar demo masak membuat Potato Cheese Bread dan Japanese soufflé cake cappuccino dengan menggunakan produk-produk Apical yang terbuat dari minyak sawit yang sehat dan berkelanjutan, dipandu oleh Technical Baker Apical, Chef Teddy Kosasih dan Chef Heri Teguh Mulyono. Apical dalam kesempatan demo masak bersama ini berfokus untuk mengedukasi masyarakat tentang penggunaan produk minyak kelapa sawit berkelanjutan dalam masakan sehari-hari sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih sehat. Melalui demo masak yang ditampilkan, pengunjung selain mendapatkan edukasi terkait manfaat penggunaan margarin yang benar juga menikmati hasil makanan yang dimasak. Sebagai yang menghasilkan produk pangan berbasis sawit berkelanjutan, Apical memiliki komitmen tinggi untuk memenuhi kebutuhan konsumen, tidak hanya kepada masyarakat secara langsung, tapi juga kepada industri-industri besar seperti fast moving consumer goods (FMCG), perhotelan, restauran, serta kafe, juga kepada para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Selain mengikuti kegiatan senam pagi, edukasi penanganan minyak jelantah, serta demo masak, pengunjung juga dapat mencoba langsung kreasi masakan menggunakan margarin Medalia yang diproduksi oleh Apical, serta makanan serta minuman sehat di stan-stan bahan makanan yang juga turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.

https://medan.tribunnews.com/2023/08/28/apical-group-olah-minyak-jelantah-menjadi-biodiesel-serta-kurangi-dampak-buruk-ke-lingkungan?page=all