Aprobi perkenalkan biodiesel sebagai bagian energi baru terbarukan berbasis sawit
BERITA APROBI
Kontan.co.id | Minggu, 12 Desember 2021
Aprobi perkenalkan biodiesel sebagai bagian energi baru terbarukan berbasis sawit
Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) memperkenalkan pemanfaatan biodiesel sebagai bagian energi baru terbarukan berbasis kelapa sawit kepada peserta Perkemahan Wirakarya Nasional (PWN) Jambi tahun 2021. Kegiatan ini diikuti 1.047 peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Dalam kegiatan ini, Aprobi memberikan beragam informasi mengenai perkembangan dan manfaat biodiesel bagi negara serta masyarakat Indonesia. Ketua Harian Aprobi, Paulus Tjakrawan, menjelaskan bahwa kampanye positif penggunaan biodiesel sangat penting untuk disosialisasikan kepada anggota Pramuka. Mengingat, anggota Pramuka ini adalah generasi milenial dengan rentang usia dari 15-20 tahun. “Biodiesel bagian energi baru terbarukan untuk mendukung ketahanan energi negara. Manfaat lainnya adalah mengurangi emisi karbon dan menekan defisit neraca perdagangan serta meningkatkan kesejahteraan petani,” kata Paulus yang juga Pengurus Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, dalam siaran pers Minggu (12/12). Sosialisasi biodiesel kepada peserta Perkemahan Wirakarya Nasional dinilai dari 4-9 Desember 2021. Paulus menjelaskan bahwa peserta akan menerima sesi khusus pengenalan Biodiesel dari bahan minyak nabati kelapa sawit. Kegiatan ini sangat tepat untuk menyampaikan informasi biodiesel apalagi saat ini industri sawit kerap dituding isu negatif. Maka, perlu dikonter dengan fakta positif industri sawit. “Mereka (anak-anak milenial) harus mendapatkan informasi yang benar tentang kelapa sawit. Sosialisasi ini mendapatkan dukungan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang memiliki program promosi sawit,” jelasnya. Selain sosialisasi, Aprobi membagikan buku tentang kelapa sawit sebagai rujukan pengetahuan mengenai pemanfaatan energi baru terbarukan yaitu biodiesel. Ketua Bidang Marketing dan Promosi Aprobi, Irma Rachmania, menjelaskan bahwa biodiesel dari kelapa sawit merupakan sumber energi yang paling banyak diproduksi di Indonesia. “Kita semestinya bangga karena Indonesia menempati urutan pertama satu di dunia untuk penggunaan biodisel,” papar Irma. Kegiatan sosialisasi energi baru terbarukan kepada masyarakat menjadi salah satu agenda kegiatan PWN 2021 dengan mengusung tema “Berbakti tanpa Henti, Berinovasi dan Berkarya Nyata untuk Indonesia”. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Budi Waseso menjelaskan bahwa penggunaan energi fosil bersifat non terbarukan yang berpeluang akan habis. Untuk itu, pemerintah aktif mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan. “Energi baru terbarukan mutlak harus dikembangkan. Kami mendukung program energi baru terbarukan yang dari kelapa sawit seperti biodiesel dari minyak nabati (sawit) karena ramah lingkungan,” pungkasnya. Perkemahan Wirakarya Nasional (PWN) Jambi Tahun 2021 berlangsung dari 3 – 10 Desember 2021 dan berlangsung di dua lokasi, yakni di Bumi Perkemahan Abdurrahman Sayoeti, Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi sebagai Main Camp. Selain itu juga dilaksanakan di lima desa di Kabupaten Batanghari, seperti di Desa Bajubang Laut, Sungai Baung, Aro, Muaro Singoan dan Desa Olak sebagai lokasi kegiatan di luar perkemahan induk.
https://industri.kontan.co.id/news/aprobi-perkenalkan-biodiesel-sebagai-bagian-energi-baru-terbarukan-berbasis-sawit?page=all
Antarannews.com | Minggu, 12 Desember 2021
Aprobi sosialisasikan biodiesel di Perkemahan Wirakarya Nasional 2021
Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) memperkenalkan pemanfaatan biodiesel sebagai bagian energi baru terbarukan berbasis kelapa sawit kepada 1.047 peserta Perkemahan Wirakarya Nasional (PWN) Jambi Tahun 2021 dari seluruh Indonesia. Ketua Harian Aprobi Paulus Tjakrawan menjelaskan kampanye positif penggunaan biodiesel sangat penting untuk disosialisasikan kepada anggota Pramuka mengingat mereka merupakan generasi milenial dengan rentang usia dari 15-20 tahun. “Biodiesel bagian energi baru terbarukan untuk mendukung ketahanan energi negara. Manfaat lainnya adalah mengurangi emisi karbon dan menekan defisit neraca perdagangan serta meningkatkan kesejahteraan petani,” kata Paulus yang juga Pengurus Kwartir Nasional Gerakan Pramuka itu melalui keterangannya di Jakarta, Minggu. Perkemahan Wirakarya Nasional (PWN) Jambi Tahun 2021 berlangsung dari 3-10 Desember 2021 yang digelar di dua lokasi, yakni di Bumi Perkemahan Abdurrahman Sayoeti, Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi sebagai Main Camp. Selain itu juga dilaksanakan di lima desa di Kabupaten Batanghari, seperti di Desa Bajubang Laut, Sungai Baung, Aro, Muaro Singoan dan Desa Olak sebagai lokasi kegiatan di luar perkemahan induk. Menurut Paulus, kegiatan sosialisasi yang digelar pada 4-9 Desember 2021 tersebut sangat tepat untuk menyampaikan informasi biodiesel apalagi saat ini industri sawit kerap dituding isu negatif sehingga perlu ditanggapi dengan fakta positif industri sawit. “Mereka (anak-anak milenial) harus mendapatkan informasi yang benar tentang kelapa sawit. Sosialisasi ini mendapatkan dukungan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang memiliki program promosi sawit,” ujarnya. Pada kesempatan itu, Aprobi juga membagikan buku tentang kelapa sawit sebagai rujukan pengetahuan mengenai pemanfaatan energi baru terbarukan yaitu biodiesel. Ketua Bidang Marketing dan Promosi Aprobi Irma Rachmania menjelaskan bahwa biodiesel dari kelapa sawit merupakan sumber energi yang paling banyak diproduksi di Indonesia. “Kita semestinya bangga karena Indonesia menempati urutan pertama satu di dunia untuk penggunaan biodisel,” katanya. Kegiatan sosialisasi energi baru terbarukan kepada masyarakat menjadi salah satu agenda kegiatan PWN 2021 dengan mengusung tema “Berbakti tanpa Henti, Berinovasi dan Berkarya Nyata untuk Indonesia”. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Budi Waseso menjelaskan bahwa penggunaan energi fosil bersifat non terbarukan yang berpeluang akan habis, untuk itu, pemerintah aktif mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan. “Energi baru terbarukan mutlak harus dikembangkan. Kami mendukung program energi baru terbarukan yang dari kelapa sawit seperti biodiesel dari minyak nabati (sawit) karena ramah lingkungan,” katanya.
https://www.antaranews.com/berita/2581117/aprobi-sosialisasikan-biodiesel-di-perkemahan-wirakarya-nasional-2021
Investor.id | Minggu, 12 Desember 2021
Aprobi Sosialisasikan Manfaat Biodiesel ke Pramuka
Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) memperkenalkan pemanfaatan biodiesel sebagai bagian energi baru terbarukan berbasis kelapa sawit kepada anggota pramuka peserta Perkemahan Wirakarya Nasional (PWN) Jambi tahun 2021. Kegiatan ini diikuti 1.047 peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Dalam kegiatan ini, Aprobi memberikan beragam informasi mengenai perkembangan dan manfaat biodiesel bagi negara serta masyarakat Indonesia. Paulus Tjakrawan, Ketua Harian Aprobi menjelaskan bahwa kampanye positif penggunaan biodiesel sangat penting untuk disosialisasikan kepada anggota Pramuka. Mengingat, anggota Pramuka ini adalah generasi milenial dengan rentang usia dari 15-20 tahun. “Biodiesel bagian energi baru terbarukan untuk mendukung ketahanan energi negara. Manfaat lainnya adalah mengurangi emisi karbon dan menekan defisit neraca perdagangan serta meningkatkan kesejahteraan petani,” kata Paulus yang juga Pengurus Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Paulus Tjakrawan, dalam rilis yang diterima di Jakarta, Minggu (12/12/2021). Sosialisasi biodiesel kepada peserta Perkemahan Wirakarya Nasional dilakukan dari 4 hingga 9 Desember 2021. Paulus menjelaskan bahwa peserta menerima sesi khusus pengenalan Biodiesel dari bahan minyak nabati kelapa sawit. Kegiatan ini sangat tepat untuk menyampaikan informasi biodiesel apalagi saat ini industri sawit kerap dituding isu negatif. Maka, perlu dikonter dengan fakta positif industri sawit. “Mereka (anak-anak milenial) harus mendapatkan informasi yang benar tentang kelapa sawit. Sosialisasi ini mendapatkan dukungan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang memiliki program promosi sawit,” jelasnya. Selain sosialisasi, Aprobi membagikan buku tentang kelapa sawit sebagai rujukan pengetahuan mengenai pemanfaatan energi baru terbarukan yaitu biodiesel. Irma Rachmania, Ketua Bidang Marketing dan Promosi Aprobi menjelaskan bahwa biodiesel dari kelapa sawit merupakan sumber energi yang paling banyak diproduksi di Indonesia. “Kita semestinya bangga karena Indonesia menempati urutan pertama satu di dunia untuk penggunaan biodisel,” papar Irma. Kegiatan sosialisasi energi baru terbarukan kepada masyarakat menjadi salah satu agenda kegiatan PWN 2021 dengan mengusung tema “Berbakti tanpa Henti, Berinovasi dan Berkarya Nyata untuk Indonesia”. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Budi Waseso menjelaskan bahwa penggunaan energi fosil bersifat non terbarukan yang berpeluang akan habis. Untuk itu, pemerintah aktif mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan. “Energi baru terbarukan mutlak harus dikembangkan. Kami mendukung program energi baru terbarukan yang dari kelapa sawit seperti biodiesel dari minyak nabati (sawit) karena ramah lingkungan,” pungkasnya. Perkemahan Wirakarya Nasional (PWN) Jambi Tahun 2021 berlangsung dari 3 – 10 Desember 2021 dan berlangsung di dua lokasi, yakni di Bumi Perkemahan Abdurrahman Sayoeti, Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi sebagai Main Camp. Selain itu juga dilaksanakan di lima desa di Kabupaten Batanghari, seperti di Desa Bajubang Laut, Sungai Baung, Aro, Muaro Singoan dan Desa Olak sebagai lokasi kegiatan di luar perkemahan induk.
https://investor.id/business/274242/aprobi-sosialisasikan-manfaat-biodiesel-ke-pramuka
Infosawit.com | Minggu, 12 Desember 2021
Komitmen Menuju Nol Karbon
Indonesia berkomitmen meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan termasuk bahan bakar nabati demi mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29%, dengan kemampuan sendiri atau 41% melalui bantuan internasional pada 2030. Pemerintah bahkan menargetkan nol emisi karbon pada 2060. Pencapaian target komitmen pengurangan emisi gas rumah kaca yang tertuang dalam Perjanjian Paris membutuhkan peta jalan yang konkret. Seperti yang dikatakan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu, rencana transisi energi fosil menjadi energi hijau harus disiapkan secara matang. Jika transisi ini berhasil, dampak positifnya bukan hanya mengurangi emisi karbon, tetapi juga keuntungan memperkuat neraca pembayaran. Adapun dari sisi program pengembangan bahan bakar nabati atau biofuel, Direktur Bioenergi Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Andriah Feby Misna dalam paparannya menyebutkan, sesuai dengan mandatory (kewajiban), bauran biodiesel semua sektor pada 2025 ditargetkan sebesar 30%. “Target ini kemungkinan bisa meningkat menjadi 40%. Kami sudah melakukan banyak diskusi untuk meningkatkan porsi biodiesel,” ujarnya. Sektor yang dimaksud antara lain rumah tangga, usaha mikro, perikanan, pertanian, serta transportasi dan pelayanan umum (PSO). Kemudian transportasi non PSO, industri dan komersial, juga pembangkit listrik. Biodiesel sendiri merupakan bahan bakar terbarukan yang berasal dari lemak hewani maupun nabati berupa metil ester asam lemak (fatty acid methyl ester/FAME). Adapun bauran bioetanol atau etanol (alkohol) yang didapat secara khusus dari fermentasi tanaman, ditarget 20% pada 2025 untuk sektor usaha mikro, perikanan, pertanian, serta transportasi dan pelayanan umum (PSO). Lalu transportasi non PSO, industri dan komersial. Bauran minyak nabati murni di sektor industri, transportasi laut dan pembangkit listrik pada 2025 diharapkan mencapai 20%. Adapun di transportasi udara, bauran minyak nabati murni ditargetkan sebesar 5%. Realisasi mandatori biofuel tahun ini, paparnya, sudah melebihi target yang ditetapkan yaitu 8,9 kiloliter. “Tahun ini kemungkinan sampai 9,2 juta kiloliter [kL] bahkan lebih, karena pandemi Covid-19 mereda, maka akan ada penambahan, jadi lebih dari 9,2 juta kL,” ujarnya. Khusus biodiesel, sudah ada 32 perusahaan penyuplai biofuel ini dengan total kapasitas terpasang 17,14 juta kL dan investasi yang mencapai US$1,7 miliar pada 2021. Adapun produksi biodiesel tercatat di angka 9,2 juta kL. Andriah optimistis, produksi biodiesel bisa digenjot dan campurannya dinaikkan dari 30% ke 40% di semua sektor, karena kapasitas terpasang pasokan masih bisa menampung. Pemerintah juga berharap persebaran produksi biodiesel dapat lebih merata karena pada saat ini pasokan lebih banyak di Indonesia bagian barat. Pencampuran 30% biodiesel dengan 70% bahan bakar minyak jenis solar yang menghasilkan produk biosolar B30 memang efektif untuk mengurangi emisi karbon. Kementerian ESDM mencatat, biodiesel berkontribusi mengurangi emisi 24,4 juta ton pada 2021. Selain itu, Indonesia juga bisa menghemat devisa Rp56,24 triliun karena mampu menurunkan impor solar 3,67 juta barel.
PENCAPAIAN B40
Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia Paulus Tjakrawan menjelaskan bahwa bahan baku biodiesel salah satunya dihasilkan dari minyak kelapa sawit. Potensi penyerapan minyak kelapa sawit untuk biodiesel, menurutnya, masih sangat besar dan bisa ditingkatkan. Tercatat pada 2020, Indonesia mampu memproduksi 51,584 juta ton minyak kelapa sawit dengan pemakaian domestik hanya 34% atau 17,349 juta ton, terdiri atas pengolahan makanan 8,428 juta ton, biodiesel 7,226 juta ton, dan oleokimia 1,695 juta ton, sedangkan minyak sawit ekspor mencapai 34 juta ton atau 66%. “Jadi kalau kita mau B40, B50 bisa enggak? Bisa,” tegas Paulus. Selain minyak sawit untuk bahan baku biodiesel, saat ini banyak penelitian dan pengembangan bahan bakar nabati lainnya yang sedang berjalan. Minyak sawit juga dikembangkan untuk biohidrokarbon yang karakteristiknya sama, bahkan lebih baik daripada senyawa BBM berbasis fosil. Di luar sawit, ada pula pengembangan tebu, singkong, mikroalga, selulosa, dan aren sebagai bioetanol. “Dengan LIPI, hasil penelitian mampu menghasilkan 10 liter bioetanol dari selulosa. Kami juga mengembangkan mikroalga bukan dari laut tetapi air tawar,” paparnya. Lebih lanjut, Paulus menjelaskan, pengembangan atau produksi biofuel, terutama biodiesel menghadapi tantangan. Pertama, dari segi kualitas. Produsen dituntut untuk mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas biodiesel seiring dengan rencana peningkatan campuran. Kedua, penanganan dan penyimpanan. Belajar dari pengalaman yang lalu, produsen terus mengupayakan kualitas dari penanganan dan penyimpanan biodiesel. “Perlu kerja sama dengan semua pihak,” imbuhnya. Ketiga, soal harga. Produsen mengupayakan agar perbedaan harga solar dengan biodiesel mengecil. Keempat, perlu dukungan insentif dari pemangku kepentingan. Kelima, uji B40. Paulus menyebut, produsen terus mendukung upaya uji kinerja dan uji jalan seraya berharap pada 2022, B40 dapat diimplementasikan. Keenam, adanya hambatan perdagangan terkait kelapa sawit dari Eropa dan Amerika. “Hambatan [perdagangan] ini akan mengakibatkan perkembangan teknologi juga terhambat,” tuturnya. Menurut perhitungan Yayasan Madani Berkelanjutan, sekitar 2,27 juta hektare (ha) lahan berpotensi untuk pengembangan feedstock bahan bakar nabati selain sawit. Jumlah ini meliputi 1,55 juta ha areal penggunaan lain (APL), 438.256 ha hutan produksi tetap (HPT), dan 278.029 ha hutan produksi konversi (HPK) yang tersebar di Sumatra, Kalimantan, Nusa Tenggara dan Papua. Adapun untuk lahan sawit yang dapat dioptimalkan untuk pengembangan biodiesel mencapai 1,16 juta ha dari total 22,22 juta ha. Kendati begitu, dari 1,16 juta ha lahan itu, kini tinggal sekitar 613.000 ha lahan yang berstatus lahan tanpa tumpang tindih dengan izin lainnya. Geographic Information System (GIS) Specialist Yayasan Madani Berkelanjutan, Fadli Ahmad Naufal mengatakan, angka tersebut diperoleh usai memperhatikan aspek ekologi, izin existing, rencana perlindungan, dan fokus pada tutupan lahan yang mungkin diusahakan. Sekretaris Perusahaan Pertamina Subholding Power Renewable Energy (Pertamina New Renewable Energy/ NRE) Dicky Septriadi mengatakan, Pertamina NRE berencana mengembangkan pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) yang sudah dimulai melalui kerja sama dengan PT Perkebunan Nusantara III. PLTBg mampu mengurangi emisi gas metana yang berasal dari limbah cair kelapa sawit atau palm oil mill effluent (POME) yang diproses, kemudian menghasilkan listrik. Pembangkit ini diharapkan dapat menyerap hingga 288.350 meter kubik POME dan mereduksi emisi gas metana sekitar 2.500 ton CH4 atau setara 70.000 ton CO2 dalam setahun. Gas metana diketahui sebagai salah satu penyebab pemanasan global.
BERITA BIOFUEL
Kontan.co.id | Jum’at, 10 Desember 2021
Green Diesel Pertamina di Cilacap raih sertifikat ISCC
Strategi PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) dalam mengelola roadmap green refinery direalisasikan melalui pengembangan green diesel berstandar internasional. Salah satu unit PT KPI di Cilacap memproduksi green diesel (D100) telah resmi meraih Sertifikat International Sustainability and Carbon Certification melalui Badan Sertifikasi Independen yaitu Intertex pada Desember 2021. Green diesel produksi unit TDHT PT KPI Refinery Unit Cilacap merupakan produk bernilai dan berkualitas tinggi berbahan dasar minyak kelapa sawit sebesar 100%. Tahapan sertifikasi internasional tersebut melengkapi milestones komitmen pengembangan diesel ramah lingkungan di Cilacap yang saat ini tengah melakukan revamping dengan target selesai pada bulan Desember 2021. Direktur Utama PT KPI, Djoko Priyono, lulusnya PT KPI dalam sertifikasi karbon berkelanjutan tingkat internasional membuktikan keandalan performa unit kilang dan produk yang berstandar global. “Kualifikasi sertifikasi internasional ini sangat ketat, mulai dari keandalan unit proses hingga penghitungan emisi GHG (gas rumah kaca). Maka, hal ini membuktikan keandalan PT KPI Unit Cilacap melalui Treated Distillate Hydro Treating (TDHT) dalam memproduksi green diesel berstandar internasional,” jelas Djoko Priyono dalam keterangan resmi, Jumat (10/12). Sementara, Corporate Secretary PT KPI, Ifki Sukarya mengungkapkan pentingnya rekognisi internasional melalui audit lembaga-lembaga kredibel untuk menguji kualitas produk Pertamina. ISCC merupakan salah satu organisasi terbesar yang mengatur sertifikasi karbon berkelanjutan dan berlaku secara global. Sertifikasi karbon berkelanjutan ISCC diinisiasi oleh adanya kebijakan “Renewable Energy Directive” (RED) serta Fuel Quality Directive (FQD) yang diimplementasikan di Uni Eropa. Di luar UE, negara-negara lain telah mengadopsi standarisasi ISCC termasuk PT KPI di Indonesia. Ifki mengatakan, PT KPI memiliki persiapan matang dalam proses sertifikasi internasional serta untuk mendukung target onstream akhir 2021. “Guna meningkatkan performa kilang, PT KPI Refinery Unit Cilacap melakukan revamping di unit TDHT, yang memproduksi green diesel secara kontinyu. Fokus revamping meliputi modifikasi internal reactor, line produksi THDT, line lifting tangki produk, modifikasi line feeding dan penambahan jumper line ke salt drier,” ungkap Ifki. Milestone pengembangan green diesel PT KPI Refinery Unit Cilacap dilaksanakan dalam dua tahapan besar. Pada tahap 1 yang ditargetkan rampung bulan Desember 2021 ini dengan kemampuan produksi 3.000 barrel per hari. Sementara, tahap 2 dari pengembangan green diesel ditargetkan on stream pada akhir 2023 dengan target produksi 6.000 barrel per hari. Sebelum proses on stream, telah dilakukan persiapan sarana dan fasilitas uji coba produk termasuk sarana penerimaan minyak sawit melalui dermaga Jetty 67 serta sarana feedstock (tangki) yang dekat dengan lokasi unit TDHT.
https://industri.kontan.co.id/news/green-diesel-pertamina-di-cilacap-raih-sertifikat-iscc