Aprobi Sosialisasikan Manfaat Biodiesel ke Ribuan Peserta Pramuka

| Articles
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

BERITA APROBI

Sindonews.com | Selasa, 14 Desember 2021

Aprobi Sosialisasikan Manfaat Biodiesel ke Ribuan Peserta Pramuka

Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) memperkenalkan pemanfaatan biodiesel sebagai bagian energi baru terbarukan berbasis kelapa sawit kepada anggota pramuka peserta Perkemahan Wirakarya Nasional (PWN) Jambi tahun 2021. Kegiatan tersebut diikuti 1.047 peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Dalam kegiatan ini, Aprobi memberikan beragam informasi mengenai perkembangan dan manfaat biodiesel bagi negara serta masyarakat Indonesia. Ketua Harian Aprobi Paulus Tjakrawan, menjelaskan bahwa kampanye positif penggunaan biodiesel sangat penting untuk disosialisasikan kepada anggota Pramuka. Mengingat, anggota Pramuka ini adalah generasi milenial dengan rentang usia dari 15-20 tahun. “Biodiesel bagian energi baru terbarukan untuk mendukung ketahanan energi negara. Manfaat lainnya adalah mengurangi emisi karbon dan menekan defisit neraca perdagangan serta meningkatkan kesejahteraan petani,” kata Paulus yang juga Pengurus Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Paulus Tjakrawan, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (14/12/2021). Sosialisasi biodiesel kepada peserta Perkemahan Wirakarya Nasional dilakukan dari 4 hingga 9 Desember 2021. Paulus menjelaskan bahwa peserta menerima sesi khusus pengenalan Biodiesel dari bahan minyak nabati kelapa sawit. Kegiatan ini sangat tepat untuk menyampaikan informasi biodiesel apalagi saat ini industri sawit kerap dituding isu negatif. Maka, perlu dikonter dengan fakta positif industri sawit. “Mereka (anak-anak milenial) harus mendapatkan informasi yang benar tentang kelapa sawit. Sosialisasi ini mendapatkan dukungan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang memiliki program promosi sawit,” jelasnya. Selain sosialisasi, Aprobi membagikan buku tentang kelapa sawit sebagai rujukan pengetahuan mengenai pemanfaatan energi baru terbarukan yaitu biodiesel. Irma Rachmania, Ketua Bidang Marketing dan Promosi Aprobi menjelaskan bahwa biodiesel dari kelapa sawit merupakan sumber energi yang paling banyak diproduksi di Indonesia. “Kita semestinya bangga karena Indonesia menempati urutan pertama satu di dunia untuk penggunaan biodisel,” papar Irma. Kegiatan sosialisasi energi baru terbarukan kepada masyarakat menjadi salah satu agenda kegiatan PWN 2021 dengan mengusung tema “Berbakti tanpa Henti, Berinovasi dan Berkarya Nyata untuk Indonesia”. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Budi Waseso menjelaskan bahwa penggunaan energi fosil bersifat non terbarukan yang berpeluang akan habis. Untuk itu, pemerintah aktif mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan. “Energi baru terbarukan mutlak harus dikembangkan. Kami mendukung program energi baru terbarukan yang dari kelapa sawit seperti biodiesel dari minyak nabati (sawit) karena ramah lingkungan,” jelasnya. Perkemahan Wirakarya Nasional (PWN) Jambi Tahun 2021 berlangsung dari 3 – 10 Desember 2021 dan berlangsung di dua lokasi, yakni di Bumi Perkemahan Abdurrahman Sayoeti, Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi sebagai Main Camp. Selain itu juga dilaksanakan di lima desa di Kabupaten Batanghari, seperti di Desa Bajubang Laut, Sungai Baung, Aro, Muaro Singoan dan Desa Olak sebagai lokasi kegiatan di luar perkemahan induk.

https://ekbis.sindonews.com/read/628073/34/aprobi-sosialisasikan-manfaat-biodiesel-ke-ribuan-peserta-pramuka-1639476757?showpage=all

Sawitindonesia.com | Selasa, 14 Desember 2021

Borneo Forum IV Dimulai Rabu Besok, Inilah Beragam Topik dan Pembicaranya

Setelah sempat tertunda setahun, Borneo Forum kembali hadir untuk keempat kalinya yang bertemakan “Meningkatkan Kolaborasi Pemerintah dan Pelaku Usaha Dalam Rangka Mewujudkan Industri Berkelanjutan Dalam Kondisi Pandemi Covid-10” yang berlangsung pada 15-16 Desember 2021. Menko Perekonomian RI, Dr. Airlanggar Hartarto dijadwalkan akan menjadi Keynote Speaker acara yang berlangsung di Hottel Rattan Inn, Banjarmasin, Kalimantan Selatan dan berjalan virtual. Hadir pula DR. (H.C) H. Sahbirin Noor, Gubernur Kalimantan Selatan dan Joko Supriyono, Ketua Umum GAPKI. Totok Dewanto, Ketua Pelaksana Borneo Forum IV, menjelaskan kegiatan Borneo Forum IV akan berjalan menarik karena kelapa sawit menjadi bagian sektor ekonomi yang sangat Tangguh di kala pandemi. Itu sebabnya, Borneo Forum IV akan terfokus membahas kiat pengelolaan industri sawit di masa pandemi Covid-19. “Selama ini, komoditas sawit dinilai memberikan kontribusi tinggi kepada devisa negara dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak. Padahal, industri non sawit mengalami banyak tindakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK),” urainya. Dalam Borneo Forum IV, dikatakan Totok, akan ada sejumlah topik menarik yang membahas pengembangan produk turunan sawit untuk sumber energi terbarukan dan pemanfaatan produk turunan “limbah kelapa sawit”. Topik lainnya adalah percepatan program PSR & kendalanya. Selain itu, sejumlah pembicara akan membahas rencana aksi daerah atas permasalahan ketelanjuran kebun sawit dalam kawasan hutan dan kontribusi perkebunan sawit dlm upaya pelestarian hutan. Totok menuturkan akan ada pembicara yang mengulas peran sektor perkebunan dalam pengaturan ketenagakerjaan, pelaksanaan PPKM di masa pandemi Covid-19 serta penerapan aspek sustainability industri perkebunan. Sejumlah pembicara yang akan hadir antara lain Indah Anggoro Putri (Dirjen PHI dan JSK Kementerian Ketenagakerjaan RI), Ali Jamil (Plt. Dirjen Perkebunan Kementan RI), Sunari (Direktur Penghimpunan Dana BPDPKS), Hanif Faisol Nurofiq (KLHK), Roy Rizali (Sekda Provinsi Kalsel), Tatang Hernas (Ketua Umum IKABI), Paulus Tjakrawan (Ketua Harian APROBI), Dr. Tungkot Sipayung (Direktur Eksekutif PASPI), Dr. Bandung Sahari (SVP Sustainability Astra Agro), dan Mohamad Risal Wasal (Direktur Sarana Transportasi Darat Kemenhub RI).

Borneo Forum IV Dimulai Rabu Besok, Inilah Beragam Topik dan Pembicaranya

BERITA BIOFUEL

Infosawit.com | Selasa, 14 Desember 2021

Malaysia Gandeng China, Produksi Biodiesel dan Biojet Berbasis Minyak Sawit

Kementerian Perkebunan dan Komoditas Malaysia melaporkan, Malaysian Palm Oil Board (MPOB) telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk produksi biodiesel berbasis sawit generasi kedua dan bahan bakar biojet di Pengerang Maritime Industrial Park (PMIP) di Johor. Kerjasama itu, MPOB bakal bermitra dengan Pengerang Maritime Industries Sdn Bhd, Shanxi Construction Investment Group Co Ltd (SCIG) dan Chinese Academy of Sciences’ Institute of Coal Chemistry untuk memproduksi biodiesel dan bahan bakar biojet berbasis minyak sawit di Malaysia. Harapannya kerjasama bilateral ini bia mempererat hubungan kedua negara, terlebih China termasuk negara pengimpor minyak sawit terbesar Malaysia,” catat Kementerian Perkebunan dan Komoditas Malaysia dalam keterangan tertulisnya. Pihak Kementerian Perkebunan dan Komoditas Mayalsia mengatakan, kolaborasi tersebut bisa mendorong produk sawit bersertifikat Malaysia Sustainable Palm Oil (MSPO) di China, sebagai bahan baku untuk produksi biofuel yang akan meningkatkan pengakuan MSPO di pasar global. “Investasi ini dapat dilihat sebagai komitmen antara Malaysia dan China dalam mengeksplorasi teknologi canggih baru yang melibatkan produk minyak sawit sesuai komitmen dalam Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP26), dalam upaya mengurangi emisi karbon (terhadap PDB) sebesar 45% pada tahun 2030 untuk Malaysia, dan komitmen Karbon untuk China yang menargetkan netral karbon pada tahun 2060,” catat Kementerian. Dalam kerjasama tersebut akan dilakukan oleh SCIG adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sepenuhnya dimiliki dan dioperasikan oleh Pemerintah Rakyat Provinsi Shanxi di Tiongkok. Perusahaan milik pemerintah China ini berencana berinvestasi di pabrik minyak nabati terhidrogenasi (HVO) di Malaysia. HVO juga dikenal sebagai biofuel generasi kedua di mana minyak sawit dipecah dan dihidrogenasi menjadi bahan bakar hidrokarbon. Proyek pengembangan untuk setiap pabrik HVO diharapkan membawa investasi asing langsung senilai RM 3 miliar dengan penciptaan lapangan kerja sekitar 800 pekerja untuk Malaysia. Proyek ini menyediakan platform bagi kedua negara untuk lebih memperkuat kerjasama teknis dalam memproduksi biofuel generasi kedua di masa depan. Pembangkit HVO memiliki potensi untuk menghasilkan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (sustainable avturtion fuel/SAF) yang juga dikenal sebagai bahan bakar biojet.

https://www.infosawit.com/news/11703/malaysia-gandeng-china–produksi-biodiesel-dan-biojet-berbasis-minyak-sawit

Wartaekonomi.co.id | Selasa, 14 Desember 2021

Wujudkan Indonesia Net Zero Emission 2060, Pemerintah Sebut Swasta Miliki Peran Penting

Indonesia telah berkomitmen untuk berkontribusi dalam mewujudkan net zero emission 2060. Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Laksmi Dhewanti mengungkapkan, Indonesia menargetkan akan menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 29% pada 2030 dengan kondisi unconditional target atau target tanpa syarat. Target sebesar 29% tersebut didistribusikan oleh pemerintah kepada lima sektor prioritas yang terdapat dalam updated NDC (Nationally Determined Contribution) Indonesia, yaitu sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya, sektor energi, sektor limbah, sektor industri, dan sektor pertanian. “Dari lima, ada dua yang menjadi kontributor utama penurunan emisi gas rumah kaca, yaitu sektor kehutanan sebesar 17,2% dari 29% dan sektor energi yang menyumbang 11% dari 20%,” ujar Laksmi dalam webinar Towards Net-Zero Emission: What Net Zero Emission Means for the Private Sector?, Selasa (14/12/2021). Laksmi menambahkan, target net zero emission 2060 ini akan bisa dicapai dengan dukungan dan kontribusi bersama dari seluruh pihak. “Paris Agreement itu menggarisbawahi peran stakeholders, termasuk pemerintah pusat dan peran-peran kelompok dunia usaha, akademisi, pemerintah daerah, dan sebagainya. Untuk itu, dalam implementasinya kami akan selalu mendorong peran-peran dari berbagai macam pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta,” ujar Laksmi. Sejalan dengan Laksmi, Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas Medrilzam berharap akan ada aksi konkret kolaborasi antara pemerintah dengan swasta yang dilakukan secara bersama-sama. Pemerintah tengah berupaya untuk menciptakan enabling condition yang dapat meningkatkan confidence pihak swasta untuk berinvestasi pada sektor dan produk usaha yang mendukung transisi ekonomi hijau, seperti energi baru terbarukan dan teknologi kendaraan listrik. Selanjutnya, Medrilzam berharap pihak swasta dapat mendukung proses transisi dengan meningkatkan kapasitas tenaga kerja sehingga siap menanggapi transisi hijau. Sektor swasta juga diharapkan dapat lebih proaktif dan meningkatkan upayanya dalam menerapkan pola bisnis yang berkelanjutan, seperti penerapan energi efisiensi, penggunaan sumber-sumber energi terbarukan, Extended Producer Responsibility (EPR), dan penerapan ekonomi sirkular. “Kolaborasi ini menjadi sebuah kunci. Harapannya, tidak hanya sekadar kolaborasi, tetapi juga ada aksi konkret yang kita lakukan bersama,” tutur Medrilzam. Sebagai wujud kontribusi dalam mewujudkan target pemerintah, APRIL Group selaku salah satu pelaku sektor swasta turut berkomitmen dalam upaya mencapai net zero emission. Komitmen ini diwujudkan oleh APRIL Group melalui APRIL2030. “Target untuk mencapai net zero emission ini banyak termasuk dalam pilar climate positive dari empat pilar utama APRIL2030. Kami memiliki target untuk mencapai 50% penggunaan EBT dalam fiber operation kami di kehutanan. Kemudian, kami akan menurunkan emisi karbon di dalam keseluruhan hasil produk kami sebanyak 25%,” jelas Deputy Director of Sustainability and Stakeholder Engagement APRIL Group, Dian Novarina. Hingga saat ini, APRIL Group telah melakukan beberapa langkah nyata dalam upaya mewujudkan komitmennya. Misal, APRIL Group telah menggunakan 80% renewable energy dalam operasional bisnisnya dan akan ditingkatkan menjadi 90% di 2030. APRIL Group juga telah mengoperasikan dua bus listrik produk PT Mobil Anak Bangsa untuk digunakan oleh para karyawan pada perusahaannya di Riau, Sumatra. Langkah ini tak hanya untuk menekan emisi di lingkungan perusahaan, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran para karyawan APRIL Group agar berpartisipasi nyata dalam aksi penurunan emisi gas rumah kaca dalam keseharian hidup mereka. Selain itu, APRIL Group juga memasang panel surya atau solar panel yang ditargetkan akan mencapai 20 megawatt pada 2025. Perusahaan penghasil pulp dan kertas ini juga turut berkontribusi dalam sequestering carbon melalui proyek restorasi ekosistem Riau (RER), yaitu ekosistem gambut dengan luas lahan sekitar 150 ribu hektare (ha).

https://wartaekonomi.co.id/read380460/pemerintah-sebut-sektor-swasta-miliki-peran-penting-dalam-wujudkan-indonesia-net-zero-emission-2060