B40 Berbasis Sawit Akan Segera Road Test, Berikut Informasinya

| News
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Wartaekonomi.co.id | Selasa, 18 Januari 2022

B40 Berbasis Sawit Akan Segera Road Test, Berikut Informasinya

Pemerintah Indonesia berencana akan melakukan road test B40 pada awal Februari 2022 ini. Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, mengatakan bahwa pengujian laboratorium untuk penggunaan B40 sudah dilakukan pada tahun 2020 dan 2021 lalu. Dari hasil pengujian tersebut, jelas Dadan, pihaknya sudah mengantongi informasi spesifikasi yang diperlukan untuk pemanfaatan B40. “Untuk implementasi kita tunggu hasil dari road test ini. Kami siapkan juga rekomendasi terkait dengan sisi produksi karena hasil utama dari pemanfaatan dari B40 ini harus diikuti dengan peningkatan kualitas, baik peningkatan kualitas dari biodiesel-nya, dan juga peningkatan kualitas dari minyak solarnya,” kata Dadan di Jakarta, Senin (17/1/2022). Perlu diketahui, sepanjang tahun 2021, realisasi pemanfaatan B30 mencapai 9,3 juta kiloliter. Sementara itu, penghematan devisa dari pemanfaatan B30 tersebut mencapai Rp66,54 triliun. “Tentunya ini banyak manfaat yang lain, baik dari sisi bahwa ini meningkatkan porsi EBT, ini meningkatkan pemanfaatan sawit di dalam negeri, memperbaiki tingkat harga untuk petani, dan juga secara langsung ini mengurangi emisi gas rumah kaca,” ungkap Dadan.

https://wartaekonomi.co.id/read387448/b40-berbasis-sawit-akan-segera-road-test-berikut-informasinya

Infosawit.com | Rabu, 19 Januari 2022

Uji Jalan Biodiesel Sawit 40% (B40) Bakal Dilakukan Awal Februari 2022

Setelah sukses dalam menerapkan program mandatori campuran biodiesel sawit 30% ke minyak solar berbasis fosil tahun 2021 lalu, kini pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumberdaya Alam Mineral (ESDM) bakal meningkatkan campuran biodiesel sawit menjadi 40% atau tren dikenal B40. Untuk menerapkan program mandatori B40 tersebut, kini ESDM sedang melakukan persiapan untuk uji jalan Biodiesel sawit 40%. Rencananya uji jalan ini ini akan dilakukan pada awal Februari 2022 mendatang. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan, uji jalan ini akan menggandeng semua pemangku kepentingan mulai dari swasta hingga lembaga pemerintah. “Langkah demikain untuk memastikan secara pasti di lapangan, dengan didukung pihak-pihak terkait dari Gaikindo, BPPT, Kementerian Perindustrian juga BPDPKS dan juga pertamina akan dilakukan uji jalan sama halnya yang dilakukan pada B20 dan B30,” ujar Dadan dalam konferensi virtual, Senin (17/1/2022). Lebih lanjut tutur Dadan, uji jalan B40 ini diperkirakan membutuhkan waktu sekitar lima bulan mendatang. Sampai dipastikan penerapan B40 tidak terkendala teknis, sebab itu pemerintah bakal menunggu hasil dari uji jalan sebelum pada akhirnya B40 layak untuk di implementasi ke masyarakat luas. “Untuk implementasi kita tunggu hasil dari roadtrip ini kita siapkan sisi rekomendasi terkait dengan sisi produksi,” katanya. Harapan Dadan, dengan adanya uji jalan ini bisa mendapatkan hasil yang baik bagi kendaraan, begitu juga guna melihat tingkat kualitas dari BBM tersebut. “Berharap ini dari dua-duanya, peningkatan dari biodieselnya, dan peningkatan dari minyak solarnya,” ucap dia. Sementara itu kata Dadan, untuk pemanfaatan biodiesel sawit untuk domestik selama 2021 telah mencapai 9,3 juta KL dengan devisa yang berhasil dihemat sebesar Rp 66,54 Triliun Rupiah. “Peningkatan kebijakan mandatori biodiesel kami terus tingkatkan untuk mengurangi impor dan menghemat devisa,” tandas dia.

https://www.infosawit.com/news/11855/uji-jalan-biodiesel-sawit-40—b40–bakal-dilakukan-awal-februari-2022

The Jakarta Post | Rabu, 19 Januari 2022

Govt to conduct B40 road test in February

The government will conduct a B4O biodiesel road test in February as it pushes ahead with its plan to use more palm oil-derived fuel in transportation. The Energy and Mineral Resources Ministry said on Monday that the test would involve numerous producers and government institutions, namely the Indonesian Automotive Industry\’ Association, the Indonesian biofuel Producers Association (Aprobi), state-owned oil and gas company Pertamina, the Indonesian Oil Palm Plantations Fund Management Agency (BPDPKS) and the Industry Ministry. “The test will take up to five months,” the ministry\’s New and Renewable Energy and Energy Conservation Director General Dadan Kusdiana told reporters during a virtual press conference on Monday. The B40 biodiesel program had been slated to be implemented in July 2021. following the success of the earlier B30 program in 2019, but it was postponed by a year. The government is hoping that increasing the portion of processed crude Palm Oil in biodiesel will help cut oil imports. Indonesia has long been known as one of the largest fuel importers, be it in the form of crude oil or gasoline. The ministry finished an initial test on the B40 last year, which granted the government knowledge on specifications it needed to prepare for this year\’s test. So far, the ministry has two kinds of formulas to be tested further. One is a B40 that mainly uses crude Palm Oil in the form of fatty acid methyl esters (FAME), similar to the method the government has used in previous stages of its biofuel program, including forB30. The other B40 type fuel would include at least 10 percent green diesel, which would come from crude Palm Oil too, but in the form of processed hydrocarbons. “Which can be done? All could be done,” Dadan said, adding that, since both fuels involved the use of diesel oil, there was no significant difference. He said the government was confident it had the required technology for either type.

Kumparan.com | Selasa, 18 Januari 2022

Apa Itu Biodiesel? Kenalan dengan Bahan Bakar Nabati Ini, yuk

Apa itu biodiesel? Mungkin menjadi pertanyaan berbagai pihak. Program penggantian bahan bakar minyak khususnya solar menggunakan biodiesel kini menjadi fokus pemerintah untuk mengurangi ketergantungan impor bahan bakar diesel di Indonesia. Dilansir dari Kementerian ESDM, Program Mandatori Biodiesel sudah mulai diimplementasikan pada tahun 2008 dengan kadar campuran biodiesel sebesar 2,5%. Kadar Biodiesel kemudian ditingkatkan secara bertahap hingga 20% (B20) pada tahun 2016. Program ini berjalan baik hingga akhirnya Kementerian ESDM menerbitkan penggunaan biodiesel dengan kadar 30% pada tahun 2019 dengan uji jalan menggunakan alat berat, alutsista, mobil bus, hingga kereta api. Pada bulan Januari 2020, Pemerintah meresmikan penggunaan biodiesel dengan kadar 30%. Lalu apa itu biodisel? Dilansir dari Kementerian ESDM, biodiesel adalah bahan bakar nabati untuk aplikasi pada mesin atau motor diesel berupa ester metil asal lemak (fatty acid methyl ester/FAME) yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani melalui proses esterifikasi atau transesterifikasi. Dilansir dari BPPT/BRIN pula, biodiesel adalah bahan bakar nabati yang memiliki sifat fisis yang sama seperti dengan minyak solar sehingga dapat digunakan untuk pengganti bahan bakar pengganti untuk kendaraan bermesin diesel. Biodiesel mudah digunakan, dapat diuraikan secara alami, dan tidak beracun.

Kandungan dan Bahan Baku Biodiesel

Bahan baku pembuatan Biodiesel di Indonesia didapatkan dari Minyak Sawit (CPO). Selain CPO, tanaman lain yang berpotensi untuk bahan baku biodiesel, antara lain tanaman jarak, jarak pagar, kemiri, cina, dan nyamplung. Minyak sawit dipilih sebab pembudidayaannya sudah mapan di Indonesia. Biodiesel juga dapat dibuat dari minyak sawit bekas atau dikenal dengan minyak jelantah.

Proses Pembuatan Biodiesel

Dilansir dari BPPT/BRIN, proses pembuatan biodiesel dapat dilakukan dengan tiga cara, yakni transesterifikasi, esterifikasi, dan konversi enzimatis.Namun, cara yang umum digunakan untuk pembuatan Biodiesel adalah menggunakan proses transesterifikasi dan esterifikasi. Proses transesterifikasi digunakan untuk bahan baku berupa trigliserida seperti minyak jelantah. Sedangkan, esterifikasi digunakan untuk bahan baku berupa asam lemak. Dalam proses pembuatannya, biodiesel membutuhkan katalis untuk mempercepat reaksi pembentukan bahan bakar nabati dari bahan baku yang tersedia.

Efek Lingkungan Pengunaan Biodiesel B30 di Indonesia

Penggunaan Bahan Bakar Biodiesel dengan kadar Biodiesel 30% (B30) menunjukkan penurunan emisi. Dilansir dari BPPT/BRIN, penggunaan B30 menurunkan emisi rata-rata CO 25.35%, NOx + THC 10.82%, partikulat 42.02%, dan opasitas 23.5% dibandingkan dengan solar biasa. Kadar sulfur B30 juga lebih rendah dibandingkan dengan solar, sehingga kandungan Sox pada pembuangan emisi juga lebih rendah. Alasan ini yang membuat Pemerintah Indonesia menggalakkan penggunaan bahan bakar B30 sebagai komitmen Indonesia dalam pengurangan emisi gas rumah kaca. Biodiesel dapat digunakan pada mesin diesel secara langsung maupun dengan penyesuaian. Penyesuaian dibutuhkan jika tempat penyimpanan atau wadah biodiesel terbuat dari bahan yang sensitif. Dengan Biodiesel. Bahan bahan tersebut antara lain seal, gasket, dan perekat terutama pada mobil produksi lama yang terbuat dari karet alam dan karet nitril.

https://kumparan.com/info-otomotif/apa-itu-biodiesel-kenalan-dengan-bahan-bakar-nabati-ini-yuk-1xKBPmy5CfK/4