Bangun Pembangkit EBT 10 GW, Pertamina Investasi Rp174 T

| News
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

CNBCIndonesia.com | Kamis, 1 Juli 2021

Bangun Pembangkit EBT 10 GW, Pertamina Investasi Rp174 T

PT Pertamina Power Indonesia, Subholding Power & Renewable Energy Pertamina, memperkirakan bakal mengeluarkan belanja modal sekitar US$ 12 miliar atau sekitar Rp 174 triliun (asumsi kurs Rp 14.500 per US$) untuk berinvestasi di sektor energi baru terbarukan (EBT). Hal tersebut disampaikan oleh Corporate Secretary PT Pertamina Power Indonesia Dicky Septriadi. Dalam acara diskusi bersama media, Kamis (01/07/2021), dia mengatakan investasi US$ 12 miliar tersebut untuk mencapai target pembangkit listrik 10 Giga Watt (GW). “Untuk yang belanja modal dengan target 10 GW, kita ada proyeksi di sekitaran US$ 12 billion,” ungkapnya kepada media dalam diskusi secara daring, Kamis (01/07/2021). Dia mengatakan, dalam beberapa waktu ke depan, salah satu proyek yang bakal didorong adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di mana listrik yang dihasilkan akan digunakan untuk kebutuhan internal Pertamina. Berdasarkan mandat dari Holding (Pertamina), imbuhnya, transisi energi dimulai dari halaman sendiri. “Kita ada beberapa proyeksi bisnis untuk PNRE sebagai subholding, ada beberapa opsi proyeksi bisnis yang kita siapkan tahun ini, ada pengembangan tenaga surya atau PLTS untuk internal Pertamina,” jelasnya. Beberapa PLTS akan dipasang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina. Dia menegaskan, ini menjadi salah satu upaya Pertamina dan komitmen membantu pemerintah dalam program menurunkan emisi. “Kita ada beberapa proyeksi proyek, ada pengembangan PLTS di SPBU Pertamina. Sempat diresmikan pak Menteri ESDM langsung terkait dengan pemasangan PLTS,” ujarnya.

Sebelumnya, PT Pertamina Power Indonesia menyebut bahwa target pembangunan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan dengan kapasitas hingga 10 GW itu akan tuntas pada 2026. Untuk mewujudkan targetnya tersebut, Pertamina mengidentifikasi tiga tantangan utama yang perlu dicarikan solusinya bersama-sama seluruh pihak, yaitu komersialisasi, lahan dan pembiayaan investasi. Ernie D Ginting, saat menjabat sebagai Director of Strategic Planning and Business Development PPI, pada akhir 2020 lalu mengatakan bahwa Pertamina berkomitmen untuk terus meningkatkan kontribusinya dalam mendukung Pemerintah mencapai target NRE dalam bauran energi. Pertama, pengembangan geothermal. Pertamina sebagai pengelola Wilayah Kerja Panas Bumi terbesar di Indonesia akan terus mengupayakan pengembangan geothermal melalui skema IPP (Independent Power Producer/ IPP). Kedua, pengembangan PLTS. Pertamina juga akan membangun PLTS di area yang memiliki iradiasi matahari yang tinggi dan menjalin kemitraan untuk membangun solar cell manufacture. Menurut Ernie, salah satu isu dalam membangun PLTS adalah persyaratan TKDN sehingga rencana membangun solar cell manufacture, diharapkan akan menurunkan harga jual listrik dari PLTS dan meningkatkan TKDN tersebut. Ketiga, pengembangan biofuel. Pertamina juga mendukung pemerintah untuk memproduksi biodiesel, bahkan lebih dari B30 dan menuju B100 melalui green refinery dan CPO processing. “Kami juga akan membangun battery manufacturing dengan partnership bersama battery technology provider dan BUMN lain. Kami akan gunakan distribusi Pertamina yang sangat ekstensif ini untuk membangun battery swapping and charging infrastruktur mengingat ke depannya EV akan bertumbuh,” kata Ernie.

 

https://www.cnbcindonesia.com/news/20210701164427-4-257515/bangun-pembangkit-ebt-10-gw-pertamina-investasi-rp174-t