BBM Campur Sawit 35% Mulai Februari, Pengusaha Genjot Produksi

| News
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Detik.com | Rabu, 25 Januari 2023

BBM Campur Sawit 35% Mulai Februari, Pengusaha Genjot Produksi

Produsen biofuel menjalankan program BBM campur sawit alias biodiesel 35% (B35) mulai Februari 2023. Hal ini disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Biofuel (Aprobi), Suwandi Winardi. Sebagai informasi, B35 adalah campuran bahan bakar nabati berbasis CPO atau sawit, yaitu Fatty Acid Methyl Esters (FAME). Kadarnya adalah 35%, sementara 65% merupakan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar. “Rencananya program B35 akan dilakukan secara penuh di bulan depan, Februari 2023. Tapi anggota kami sudah salurkan biodiesel FAME sesuai spesifikasi B35 mulai Januari ini,” kata Suwandi Winardi, dalam konferensi pers Kinerja Industri Sawit 2022 di Grand Sahid Jaya Jakarta, Rabu (25/1/2023). Kesiapan itu disampaikan dalam mendukung langkah pemerintah untuk meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan. Adapun target penurunan emisi karbon Indonesia 25% pada 2025. Suwandi menjelaskan suplai pasokan biofuel tahun ini memiliki kapasitas sebesar 18,9 juta kiloliter. Menurutnya, kapasitas itu melebihi dari alokasi yang ditetapkan pemerintah untuk B35 sebanyak 13 juta kiloliter (kl). “Jadi secara kapasitas kami sangat memadai untuk program ini,” lanjutnya. Saat ini memang program B35 yang akan dijalankan. Namun, Suwandi mengungkap proses kajian untuk meningkatkan ke B40 terus dilakukan. “Untuk hasil uji jalan sendiri itu B40 sudah tahun lalu pertengahan di Desember sudah selesai hasil uji jalan dan sekarang dalam tahap untuk penyelesaian laporan. Secara prinsip teknis, B40 juga sudah bisa dijalankan dan sudah siap untuk diimplementasikan. Tinggal menunggu kepastian dari pemerintah untuk B40,” tutur Suwandi. Sebelumnya, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Eddy Abdurrachman menyatakan penerapan biodiesel akan makin maju mulai tahun depan. Pasalnya, per Januari 2023 mendatang pemerintah memutuskan untuk mengaplikasikan BBM campuran minyak sawit 35% alias B35. Menurutnya, informasi tersebut didapatkan langsung dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) selaku regulator utama sektor energi di Indonesia. “Mengenai B35 kewenangan memang ada di Kementerian ESDM. Yang saya tahu, mereka menyatakan mulai Januari tahun depan akan diterapkan B35. Artinya biosolar di masyarakat di dalamnya akan tercampur 35% biodiesel. Akan diterapkan mulai 1 Januari 2023,” ungkap Eddy dalam paparan kinerja BPDPKS di Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Kamis (22/12/2022).

https://finance.detik.com/energi/d-6534511/bbm-campur-sawit-35-mulai-februari-pengusaha-genjot-produksi

Republika.co.id | Rabu, 25 Januari 2023

Produsen Minyak Sawit Siap Jalankan Program B35 Mulai Februari

Produsen biofuel menyatakan siap menjalani program bahan bakar biodiesel 35 persen atau B35 mulai Februari 2023 mendatang. Pengusaha menyatakan akan mendukung langkah pemerintah untuk meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan. “Rencananya, program B35 akan dilakukan secara penuh di bulan depan, Februari 2023. Tapi anggota kami sudah salurkan biodiesel FAME sesuai spesifikasi B35 mulai Januari ini,” kata Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Biofuel (Aprobi), Suwandi Winardi, di Jakarta, Rabu (25/1/2023). Suwandi mengatakan, dari sisi suplai pasokan biofuel tahun ini, industri memiliki kapasitas sebesar 18,9 juta kiloliter. Kapasitas itu melebihi dari alokasi yang ditetpakan pemerintah untuk B35 sebanyak 13 juta kiloliter (kl). Adapun dalam program B30 di tahun lalu, pemerintah mengalokasikan sebanyak 10,15 juta kl Dengan kata lain, selain terdapat peningkatan alokasi, kebutuhan sawit juga meningkat karena meningkatnya bauran menjadi 35 persen. “Secara kapasitas kami sangat memadai untuk program ini,” katanya. Sementara B35 akan mulai dijalankan, Suwandi menuturkan, proses kajian untuk peningkatan ke B40 juga sembari dijalankan. Kajian B40 telah dirampungkan pada Desember 2022 lalu dan akan masuk dalam tahap penyelesaian laporan. “Secara prinsip teknis, B40 juga sudah bisa dijalankan dan sudah siap untuk diimplementasikan. Tinggal menunggu kepastian dari pemerintah untuk B40,” katanya.

 

https://www.republika.co.id/berita/rp1qwm502/produsen-minyak-sawit-siap-jalankan-program-b35-mulai-februari

 

BERITA BIOFUEL

 

Investor Daily Indonesia | Kamis, 26 Januari 2023

Antisipasi Krisis Energi, Pemerintah Tingkatkan Bauran Sumber EBT

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, transisi energi yang tengah dilakukan Indonesia menjadi salah satu upaya menjaga ketahanan energi dan mewujudkan ekonomi hijau di Indonesia. Dalam perhelatan Presidensi G20 di 2022, pemerintah juga telah menghasilkan sejumlah kerja sama pembiayaan dan investasi di sektor energi. Hal ini terlihat dari kerja sama Partnership for Global Infrastructure and Investment, Asia Zero Emission Community (AZEC), Just Energy Transition Partnership 0ETP), dan Millennium Challenge Corporation (MCC) Compact. “Transisi energi menjadi upaya sekaligus komitmen pemerintah untuk mengantisipasi krisis energi ke depan, dan pemerintah telah meningkatkan bauran sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% di 2025, hingga 31% di 2030,” ungkap Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangannya, Selasa (24/1/2023). Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa pemerintah terus mendorong berbagai kebijakan di sektor energi, salah satunya biodiesel B35 yang akan diimplementasikan di Februari 2023. Hingga pertengahan 2022, tercatat kapasitas pembangkit listrik EBT telah mencapai 2.576 megawatt, atau meningkat sekitar 5% per tahunnya dalam lima tahun terakhir. Upaya tersebut masih perlu diakselerasi bersamaan dengan upaya lain dalam transisi energi, seperti transisi PLTU menjadi PLT non-fosil. Banyaknya danau dan laut di Indonesia juga menjadi keuntungan Indonesia dalam transisi energi berbasis hydro karena cost pembebasan lahan di danau dan laut jauh lebih murah daripada membebaskan lahan di daratan. \’Transisi kita yang paling immediate itu adalah penguatan teknologi,” kata dia. Selanjutnya, ia mengatakan, kemandirian Indonesia di sektor energi bergantung pada ketergantungan energi di sektor otomotif yakni bahan bakar minyak (BBM). “Nah, selama BBM bisa kita konversikan sebagian melalui biodiesel, dan yang lain kombinasi dengan electric vehicle, nah tentu tujuan untuk kemandirian energi ini bisa dicapai,” ujarnya. Selanjutnya, Menko Airlangga menjelaskan bahwa tantangan yang ada dalam upaya transisi energi adalah tantangan bersama antara pemerintah pusat dan daerah. Momentum keketuaan Indonesia pada Asean tahun ini juga perlu dimanfaatkan untuk bersama-sama mendorong peluang-peluang dalam sektor energi untuk penguatan ekonomi kawasan yang tumbuh cepat, inklusif, serta berkelanjutan. “Renewable energy ini akan berhasil kalau kita kerjakan secara gotong royong,” kata dia.