Biodiesel B40 Indonesia: Penyaluran Capai 77,8%, Sumbang Penghematan Devisa Rp107 Triliun

| Articles, News
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp
Biodiesel B40 Indonesia: Penyaluran Capai 77,8%, Sumbang Penghematan Devisa Rp107 Triliun. Sumber: Kementrian ESDM

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan kemajuan signifikan dalam implementasi program mandatori biodiesel (B40). Hingga November 2025, penyaluran biodiesel nasional telah mencapai 12,11 juta kiloliter (KL), merealisasikan 77,8% dari target tahunan sebesar 15,6 juta KL.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) ESDM, Laode Sulaiman, menegaskan bahwa ini adalah bagian dari komitmen pemerintah untuk memastikan implementasi bioenergi berjalan konsisten, terukur, dan berkelanjutan. Pemerintah juga terus menyempurnakan regulasi untuk mengoptimalkan manfaat program bagi industri, masyarakat, dan lingkungan.

Kapasitas Produksi dan Manfaat Ekonomi Fantastis

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) ESDM, Eniya Listiani Dewi, menyoroti potensi besar Indonesia. Saat ini, total kapasitas nasional untuk produksi biodiesel mencapai 22 juta KL per tahun. Didukung oleh 28 pabrik dan 24 badan usaha bahan bakar nabati yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.

Pelaksanaan program biodiesel B40 pada tahun 2025 telah menghasilkan manfaat ekonomi dan lingkungan yang substansial bagi negara. Dari sisi ekonomi, program ini diperkirakan berpotensi menghasilkan penghematan devisa yang sangat besar, mencapai sekitar Rp 107,2 triliun hingga November 2025. Penghematan ini berasal dari penurunan impor bahan bakar fosil yang disubstitusi oleh biodiesel sawit domestik.

Selain itu, program ini juga sukses meningkatkan nilai tambah dari pengolahan Crude Palm Oil (CPO) hingga mencapai Rp 16,89 triliun. Dampak sosialnya juga signifikan. Dengan penyerapan tenaga kerja yang telah terlaksana sekitar 1,5 juta orang, mencakup sektor on-farm (perkebunan) maupun off-farm (industri pengolahan).

Di sisi lingkungan, komitmen Indonesia terhadap penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) terwujud nyata. Hingga November 2025, program biodiesel B40 telah berhasil menurunkan emisi sebesar 32,2 juta ton CO2 ekuivalen. Menjadikannya kontributor utama dalam pencapaian target iklim nasional.

Mekanisme Distribusi dan Pengawasan

Program B40 melibatkan 28 badan usaha bahan bakar minyak (BBM) sebagai penyalur dan 24 badan usaha bahan bakar nabati sebagai produsen FAME. Total alokasi 15,6 juta KL didistribusikan melalui 83 titik serah di seluruh Indonesia, menjamin ketersediaan logistik di pasar domestik.

Menteri ESDM memastikan pengawasan program B40 terus diperketat. Hal ini guna menjamin pelaksanaan berjalan sesuai target hingga akhir tahun, mengukuhkan posisi Indonesia sebagai pemimpin global dalam pemanfaatan biodiesel berbasis sawit.