Biometana dan Biogas: Apa Bedanya?

| Articles
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp
Biometana dan Biogas: Apa Bedanya? Sumber: Shell

Dekarbonisasi sistem energi adalah langkah penting dalam mengurangi dampak pemanasan global. Uni Eropa dan banyak negara lainnya telah mengidentifikasi biogas dan biometana sebagai sumber energi terbarukan yang sangat penting dan netral karbon.

Pada tahun 2023, Uni Eropa diproyeksikan memproduksi 18,4 miliar meter kubik (bcm) biometana dan biogas. Produksi ini diperkirakan akan meningkat hampir lima kali lipat pada tahun 2050 menjadi 167 bcm. Bersama-sama, biogas dan biometana memiliki potensi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca global sebesar 10 hingga 13 persen.

Biometana dan Biogas: Apa Bedanya?

Biogas dan biometana keduanya berasal dari limbah organik dan diproduksi melalui proses fermentasi yang disebut pencernaan anaerobik (AD). Namun, penggunaannya berbeda. Mari kita lihat lebih dekat apa yang membuat biometana lebih serbaguna dibandingkan biogas.

Biogas: Produk Mentah untuk Aplikasi Lokal

Biogas adalah produk mentah dari proses AD. Produksinya melibatkan pemecahan bahan organik seperti limbah pertanian, lumpur limbah, dan limbah makanan dengan menggunakan bakteri dalam lingkungan yang bebas oksigen. Proses ini menghasilkan gas seperti metana dan karbon dioksida, serta sedikit hidrogen sulfida dan uap air.

Gas mentah ini dapat digunakan untuk aplikasi gabungan panas dan tenaga (CHP) lokal, seperti pembangkit energi dan pemanas. Pada tahun 2021, Uni Eropa memproduksi 14,9 bcm energi dari biogas.

Meskipun biogas merupakan sumber energi netral karbon yang berharga, kandungan metana yang rendah (antara 45 hingga 75 persen) mengurangi efisiensi energinya. Nilai kalor bawah (LHV) biogas berkisar antara 16 hingga 28 megajoule per meter kubik (MJ/m3).

Inefisiensi ini, ditambah dengan fakta bahwa biogas hanya bisa digunakan di dekat tempat produksinya, membuatnya kurang cocok untuk aplikasi yang lebih luas. Sebaliknya, biogas dapat diolah lebih lanjut menjadi biometana.

Biometana: Bahan Bakar Serbaguna untuk Transisi Energi Bersih

Biometana diproduksi dengan menyaring biogas untuk menghilangkan kotoran seperti karbon dioksida, hidrogen sulfida, dan air. Proses ini menghasilkan gas dengan kandungan metana minimal 95 persen, yang dikenal sebagai biometana atau gas alam terbarukan (RNG).

RNG sangat serbaguna karena dapat digunakan sebagai pengganti langsung gas alam berbasis fosil. RNG dapat langsung disuntikkan ke dalam jaringan gas, atau digunakan untuk mendekarbonisasi industri transportasi.

Efisiensi Energi yang Lebih Tinggi

Karena kandungan metananya yang lebih tinggi, RNG memiliki kepadatan energi yang lebih besar, membuatnya lebih efisien dibandingkan biogas. Biometana memiliki LHV sekitar 36 MJ/m3, yang membuatnya cocok untuk aplikasi industri dan transportasi berat.

Penyimpanan dan Transportasi Jangka Panjang

Biometana dapat diubah menjadi bentuk cair (Bio-LNG) atau dikompresi menjadi trailer tabung (Bio-CNG). Dalam format ini, biometana dapat disimpan dan diangkut dengan mudah ke lokasi mana pun, di mana ia dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk kendaraan bertenaga LNG atau CNG. Bio-CNG juga dapat disuntikkan langsung ke jaringan gas yang ada dan digunakan secara bergantian dengan gas alam fosil.

Keamanan dan Kemandirian Energi

Karena diproduksi secara domestik, biometana mengurangi ketergantungan pada bahan bakar impor. Biometana dapat dicairkan, disimpan, dan digunakan untuk menyediakan sumber energi yang konsisten dan tidak tergantung pada cuaca seperti tenaga angin atau surya.

Mendukung Transisi Energi Bersih

Biogas dan biometana akan memainkan peran penting dalam membantu dunia mendekarbonisasi sistem energi, mencapai tujuan net-zero, dan mengurangi perubahan iklim. Pada tahun 2021, Uni Eropa hanya memproduksi 3,5 bcm biometana, tetapi Asosiasi Biogas Eropa memperkirakan produksi biometana bisa mencapai 41 bcm pada tahun 2030 dan 151 bcm pada tahun 2050.

Penting untuk dicatat bahwa kedua biofuel ini mengurangi jumlah metana yang dilepaskan ke atmosfer. Metana adalah gas rumah kaca yang memiliki potensi pemanasan 80 kali lebih besar daripada karbon dioksida. Mengurangi emisi ini adalah langkah penting untuk memperlambat perubahan iklim.

Biogas menawarkan peluang untuk menyediakan sumber bahan bakar pemanas lokal yang bersih dan pembangkit listrik untuk memasok jaringan tenaga. Karena versatilitas, efisiensi, dan potensi penyimpanannya, biometana adalah teknologi yang tersedia yang mewakili salah satu peluang terbesar untuk mendekarbonisasi sistem energi saat ini.