Bisnis.com | Sabtu, 1 Mei 2021

Bos PTBA Beberkan Rencana Pengembangan Biofuel

PT Bukit Asam Tbk. menyatakan fokusnya untuk pengembangan energi baru dan terbarukan guna mengantisipasi transisi energi bersih di masa depan. Perusahaan pelat merah itu bahkan melirik pengembangan bahan bakar nabati. Direktur Utama Bukit Asam Suryo Eko Hadianto mengatakan pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan biofuel seiring dengan potensi yang dimiliki perseroan. Suryo mengungkapkan emiten berkode saham PTBA itu memiliki potensi lahan perkebunan kelapa sawit yang cukup besar. “Kami masuk juga ke biofuel dan kami punya lahan luas perkebunan sawit yang bisa menghasilkan biofuel. Ini EBT kami akan pilih tanaman reboisasi yang hasilkan serapan pada karbon yang bagus kami mau masuk bisnis management karbon,” katanya dalam paparannya kepada media, Jumat (30/4/2021). Dalam pengembangan EBT, Suryo mengatakan PTBA akan memaksimalkan potensi yang ada di internal perseroan saat ini. Lahan-lahan bekas tambang dengan luas tanah yang besar juga akan dioptimalkan untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga surya. Menurut dia, dalam pengembangan PLTS, salah satu isu utamanya adalah mahalnya pembebasan lahan yang akan digunakan. Dengan potensi yang sudah dimiliki saat ini, pihaknya optimistis bisa bersaing dalam bisnis EBT. Suryo menjelaskan, dari masing-masing lahan pascatambang yang dimiliki akan terpasang PLTS dengan kapasitas 200 megawatt (MW). Adapun saat ini pihaknya tengah mengurus proses untuk mendapatkan independent power producer (IPP). “PTBA menguasai banyak lahan yang cukup luas dan sudah dibebaskan area bekas tambang ini harus dioptimalkan, biaya pembebasan lahan cukup besar bagi perusahaan lain di pembangkit PLTS, jadi kami yakin dengan lahan yang kami punya tidak menjadio bagian cost, sehingga kami bisa kompetitif dan diterima nantinya,” jelasnya.

https://ekonomi.bisnis.com/read/20210430/44/1388769/bos-ptba-beberkan-rencana-pengembangan-biofuel

 

Kontan.co.id | Sabtu, 1 Mei 2021

AKR Corporindo (AKRA) anggarkan belanja modal Rp 200 miliar di 2021

PT AKR Corporindo Tbk anggarakan belanja modal atawa capital expenditure (capex) Rp 200 miliar tahun ini. Direktur AKR Corporindo, Suresh Vembu menyebutkan anggaran capex tahun ini menurun dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 300 miliar. “Karena tahun lalu kami sudah selesai ekpansi di Jakarta tank terminal,” ujarnya kepada kontan.co.id, Jumat (30/4). Karenanya, emiten berkode saham AKRA di Bursa Efek Indoneia (BEI) tidak akan banyak mengeluarkan capex seperti tahun 2020. Secara konsolidasi, Suresh bilang perusahaan akan mengeluarkan capex sekitar Rp 150 miliar hingga Rp 200 miliar. Konstituen Kompas100 ini mengucurkan dana belanja modal untuk kebutuhan infrastruktur logistik. Capex AKRA di tahun ini rencananya akan dipakai untuk pengembangan SPBU BP-AKR lewat anak usahanya PT Aneka Petroindo Raya. Berdasarkan catatan kontan.co.id, dengan adanya belanja modal ini, volume perdagangan BBM perseroan bisa bertumbuh 10-12% tahun ini. Hal tersebut didukung oleh pertumbuhan BBM industri seiring peningkatan pelanggan baru AKRA di sektor industri smelter, perkebunan kelapa sawit, hingga pertambangan. Belum lagi, AKRA juga kembali mendapat jatah distribusi BBM jenis solar bersubsidi dari BPH Migas. AKRA juga fokus mengembangkan bisnis perdagangan dan distribusi pelumas lewat anak usahanya PT Anugerah Lubrindo Raya. Tahun ini, AKRA bakal memperluas pangsa pasarnya dengan menjual pelumas ke industri pertambangan. Tak ketinggalan, AKRA juga terus mengembangkan bisnis kawasan industri Java Integrated and Ports Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur. Selain didukung oleh meningkatnya permintaan akan lahan industri, peran JIIPE akan semakin penting karena diusulkan untuk menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Zona Teknologi dan Manufaktur.

https://investasi.kontan.co.id/news/akr-corporindo-akra-anggarkan-belanja-modal-rp-200-miliar-di-2021

 

Tribunnews.com | Minggu, 2 Mei 2021

Kalbar sebagai Pilot Project Pengembangan Biomassa Energi dari Limbah Batang Sawit

Kalimantan Barat terpilih sebagai daerah untuk melaksanakan Pilot Project Nasional pengembangan Biomassa Energi.  Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalbar, Adi Yani mengatakan Biomassa merupakan bahan organik yang berasal dari tumbuhan dan energi.  Biomassa juga merupakan jenis bahan bakar yang dibuat dengan mengkonversi bahan biologi dari tumbuhan, hewan dan mikrooragnisme menjadi sumber energi. Hal tersebut disampaikannya saat membuka secara resmi Rapat Koordinasi Teknis Pembahasan Rancangan di Gedung Rektorat Untan Pontianak, belum lama ini. Ia mengatakan bahwa Kalbar memiliki potensi yang sangat besar dalam memanfaatkan limbah batang sawit sebagai sumber energi biomasssa berupa biopellet. “Seperti pelet biomassa (biopellet) yang dapat berfungsi sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan karena keunggulannya yaitu bersifat mudah terdegradasi dan dapat diperbaharui,” ujarnya.  Meskipun prospektif, pemanfaatan limbah batang kelapa sawit sebagai pelet biomassa dari hasil peremajaan perkebunan sawit tersebut tidaklah mudah, dikarenakan biaya yang tidak murah. “Biaya yang dikeluarkan tidaklah sedikit untuk memperoleh batang sawit, membawanya keluar dari area perkebunan dan mengirim batang tersebut ke pabrik pengolahan, itu yang membuat limbah batang sawit tersebut menjadi sangat mahal,” ungkap Adi Yani. Dia menekankan agar energi alternatif melalui pengembangan biomassa dari limbah batang kelapa sawit harus menjadi perhatian semua pihak.  Inovasi pemanfaatan limbah batang kelapa sawit merupakan salah satu solusi dan wujud nyata dari pembangunan yang berwawasan lingkungan. “Inovasi pemanfaatan limbah batang kelapa sawit dapat merangsang pertumbuhan ekonomi di desa dan juga secara langsung akan membantu Pemerintah Nasional untuk memenuhi kekurangan pasokan listrik di desa, sehingga dapat terwujud kemandirian listrik ditingkat desa,” ucapnya. Sementara itu, Rektor Untan Pontianak Prof Garuda Wiko mengatakan pemanfaatan batang kelapa sawit sebagai sumber energi biomassa merupakan salah satu penerapan hasil penelitian yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. “Penelitian pemanfaatan batang kelapa sawit sebagai sumber energi biomassa merupakan salah satu sumbangsih keilmuan dari Universita Tanjungpura kepada masyarakat,” ujarnya. Dia juga mengatakan batang kelapa sawit yang berumur 25 tahun ataupun yang sudah tua, saat ini belum dapat dimanfaatkan dengan optimal. “Biasanya ditebang dan menjadi limbah ataupun disuntik bahan kimia sehingga menjadi pelapukan. Padahal sumber bahan baku batang kelapa sawit yang berlimpah merupakan potensi untuk menjadi sumber bahan baku energi,” pungkasnya.

https://pontianak.tribunnews.com/2021/05/02/kalbar-sebagai-pilot-project-pengembanganbiomassa-energi-dari-limbah-batang-sawit

 

Sindonews.com | Sabtu, 1 Mei 2021

Ridwan Kamil Dorong Pemuda Tangkap Peluang Energi Baru Terbarukan

Gubernur Jawa Barat yang juga Ketua Umum Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (ADPMET), Ridwan Kamil mendorong pemuda di Jabar menangkap peluang di bidang energi baru terbarukan (EBT). “Dengan semangat baru, kita harus memikirkan energi terbarukan demi masa yang akan datang,” ujar Ridwan Kamil saat membuka kegiatan Pelatihan Usaha Pemuda Sektor Energi di Era New Normal secara virtual yang digelar Dewan Energi Mahasiswa Indonesia di Depok, Jumat (30/4/2021). Kegiatan tersebut dihadiri langsung Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono, Kepala Bagian Penelaahan Hukum Sekjen Kementerian ESDM Safriansyah Yanwar, Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Hubungan Kelembagaan Hufran Asrofi, Koordinator BUMD Begin Troys yang juga Direktur Utama PT Migas Hulu Jabar (MUJ), dan Komite Investasi MUJ Ryan Alfian Noor. Dalam kesempatan itu, Ridwan Kamil mengemukakan bahwa energi masa depan adalah energi terbarukan di tempat ketersediaan cadangan akan bahan bakar fosil yang terus menurun dari tahun ke tahun. Di lain sisi, kebutuhan energi untuk pemenuhan kehidupan manusia di muka bumi terus meningkat. “Oleh karenanya, transisi energi mutlak dilakukan demi masa depan,” imbuhnya. Menurut Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu, peluang memanfaatkan EBT harus mulai dibangun mengingat ketersediaannya akan terus ada sepanjang masa selama masih ada matahari, angin, air, panas bumi, dan energi penggerak lainnya.

Kang Emil juga mengungkapkan, hasil study dari Standford University menyatakan bahwa kemandirian energi dengan memulai transisi energi dari tidak terbarukan menjadi energi terbarukan bisa terwujud pada 2050 mendatang.Dia menjelaskan, yang dimaksud memanfaatkan peluang energi terbarukan adalah memaksimalkan proses alam yang berkelanjutan seperti energi air, matahari, angin, dan sumber energi bergerak lainnya. “Saya optimis kemandirian energi dengan energi terbarukan bisa dicapai. Saat ini, masih dalam proses transisi sehingga kita harus melakukan langkah awal karena di situlah peluang bisnis untuk pemuda ini banyak sekali. Mari kita bersemangat memanfaatkan peluang tersebut, bahkan bisa menjadi sumber profesi atau sumber karir baru,” tuturnya. Kang Emil menyatakan, ADPMET bisa menjadi wadah bagi mereka yang ingin mulai menangkap peluang untuk kemandirian energi di masa yang akan datang, baik untuk skala kecil atau besar. Dia mencontohkan, Kampung adat di Desa Sinaresmi, Cisolok, Kabupaten Sukabumi sudah bisa menikmati listrik melalui tenaga air sungai yang dikembangkan secara mandiri sejak 2017 lalu. “Kami punya organisasi ADPMET. Itu kita punya komitmen untuk meningkatkan sumber daya manusia. Jadi, nanti bikin mobil listrik, solar cell ya pemuda-pemuda indonesia. Seperti adanya kampung adat di Jawa Barat karena bisa memanfaatkan aliran sungai, desanya dengan mikrohidro bisa mandiri secara energi. Itu yang harus kita hadirkan kepada Jawa Barat kepada Anda semua pemuda untuk masa depan,” tegas Kang Emil. Sementara itu, Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono menyampaikan, wilayah administratifnya sedang menatap proses energi yang berkelanjutan, di antaranya sampah dan minyak jelantah.Menurutnya, sampah sejatinya bukan musibah melainkan berkah. Dia menuturkan, sampah bisa digunakan sebagai energi pengganti batu bara dengan cara dikeringkan, dicacah kemudian dipadatkan sebelum digunakan sebagai energi pengganti batu bara.

Sedangkan, energi yang kedua yakni minyak jelantah. Dia menyebutkan, minyak jelantah jika diolah dengan baik dapat digunakan untuk biosolar. Selain itu, pemanfaatan minyak jelantah juga dapat mengurangi pencemaran lingkungan. “Mudah-mudahan, dalam waktu dekat kita dapat menjadikan batu bara dan minyak jelantah sebagai energi terbarukan yang menghasilkan. Karena energi (tidak terbarukan) akan habis di tahun tahun yang akan datang. Dengan adanya energi terbarukan bisa menambah kekuatan kita dalam menggunakan energi,” tandasnya. Direktur Utama MUJ Begin Troys mengakui, pemahaman generasi muda terhadap sektor energi harus terus dilakukan. Terlebih, mereka merupakan penerima tongkat estafet sektor strategis ini. Meski begitu, kata Begin, sebelum terjun di sektor energi, para muda harus dibekali aspek regulasi dan komersial. Pasalnya, meskipun secara teknikal dapat dilakukan, namun jika tidak memenuhi unsur regulasi dan komersial, program pengelolaan energi tidak akan berjalan. “Maka, masih banyak PR pengelolaan energi yang terdapat di setiap daerah. Sehingga, sangat penting percepatan transfer pemahaman dalam pengelolaan, tidak hanya dilakukan secara dini kepada pemuda, namun juga secara merata di setiap daerah dan melibatkan banyak pihak,” terangnya. Dalam kegiatan tersebut, Begin juga memberikan pemahaman kepada peserta tentang urgensi ketahanan, kedaulatan, dan kemandirian sektor energi di daerah, terutama potensi usaha sektor energi migas dan energi terbarukan di Indonesia dari aspek peraturan. “Kita juga mendorong peserta untuk menjalin interaksi dan melakukan sinergi dengan pemerintah daerah atau BUMD dalam menjalankan program usaha,” tandas Begin.

https://daerah.sindonews.com/read/414614/701/ridwan-kamil-dorong-pemuda-tangkap-peluang-energi-baru-terbarukan-1619827502