Dukung Pemerintah, PLN Indonesia Power Gelar Uji Coba, Penggunaan Bahan Bakar B40 di PLTD Keledang
Prokal.co | Sabtu, 31 Agustus 2024
Dukung Pemerintah, PLN Indonesia Power Gelar Uji Coba, Penggunaan Bahan Bakar B40 di PLTD Keledang
Menindaklanjuti instruksi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), PLN Indonesia Power UBP Mahakam melakukan uji coba penggunaan bahan bakar (biodiesel) B40 di PLTD Kaledang, Kecamatan Samarinda Seberang, Kamis (29/8). Acara dihadiri langsung perwakilan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), PT Pertamina Patra Niaga, Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), dan PT PLN (Persero). Penggunaan biodesel B40 merupakan campuran solar sebanyak 60 persen dan bahan bakar nabati (BBN) dari kelapa sawit sebanyak 40 persen. Manager PLN Indonesia Power UBP Mahakam, Firman Ramdan menjelaskan penggunaan biodiesel B40 ini akan diterapkan di industri pembangkit listrik salah satunya di seluruh sektor pembangkit mesin diesel yang ada di PLN UBP Mahakam. Dikatakan Firman, uji kinerja terbatas ini bertujuan untuk menguji ketahanan mesin diesel saat digunakan. ‘Saya optimistis penggunaan B40 ini bisa meningkatkan penghematan devisa negara dari pengurangan impor solar dibandingkan biodiesel sebelumnya, yakni B35. “Peningkatan pemakaian biodiesel juga akan makin menurunkan emisi karbon di Indonesia,” katanya. Dalam kesempatan itu, pihaknya akan terus men-support pengujian tersebut dan juga mengharapkan seluruh parameter yang akan diukur dan seluruh uji yang dilaksanakan itu berhasil sehingga penerapan B40 ini bisa berjalan di Indonesia dan ini juga mendukung program pemerintah dalam konversi energi dari pembangkit fosil dan direduksi komposisinya menjadi biomassa. Adapun penggunaan B40, kata Firman, dipastikan sangat ramah lingkungan dan menguntungkan masyarakat. Ini justru mendorong pertumbuhan ekonomi di masyarakat ketika komposisi ini semakin besar maka ekonomi terutama rantai pasok untuk biomassa tersebut semakin membesar meningkat. “Ini adalah peluang bisnis yang bagus untuk masyarakat, dan ini yang pertama di Indonesia,” pungkas Firman. Diketahui, pemerintah melalui Kementerian ESDM telah menjalankan program pemanfaatan bahan bakar nabati sejak 2006. Dengan pencampuran biodiesel yang terus meningkat dari B20 pada 2016, B30 pada 2020, hingga B35 sejak Februari 2023. Rencana peningkatan ke B40 telah disampaikan oleh Presiden dan kini sedang diujicobakan. Sebelum implementasi penuh, data teknis yang komprehensif diperlukan. Uji Jalan (Road Test) B40 telah dilakukan pada 2022 untuk sektor otomotif, sementara pengujian untuk sektor non-otomotif seperti PLTD saat ini sedang berlangsung.
Biofuels-news.com | Sabtu, 31 Agustus 2024
Indonesia aiming to accelerate to B50 next year
Indonesia president-elect Prabowo Subianto is aiming to implement mandatory 50% palm oil-based biodiesel blending by early 2025, which he said would cut fuel imports by $20 billion (€17.9 billion) per year. Indonesia said it planned to raise the blending to 40% in January 2025, from 35% now, in an effort to reduce fuel imports and lower emission from fossil fuels. Prabowo takes over in October from incumbent Joko Widodo, whose administration has ordered the palm oil industry to prepare for B50. “We are at B35 now and we will accelerate to B40, B50,” Prabowo said. “With B50, 50% biodiesel made of palm oil, once we reach B50, that God willing by end of this year or early next year, we will save $20 billion a year, we do not need to send this money overseas.” Indonesia biofuel producer association APROBI said producers would need time to tests the B50 fuel and increase their production capacity to meet the demand.
https://biofuels-news.com/news/indonesia-aiming-to-accelerate-to-b50-next-year/
Kaltimkece.id | Sabtu, 31 Agustus 2024
PLN Indonesia Power Gelar Uji Coba Penggunaan Bahan Bakar B40 di PLTD Keledang
Manager PLN Indonesia Power UBP Mahakam, Firman Ramdan, penggunaan B40 dipastikan sangat ramah lingkungan dan menguntungkan masyarakat. Menindaklanjuti instruksi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indoensia, PLN Indonesia Power UBP Mahakam melaksanakan uji coba penggunaan bahan bakar biodiesel B40 di PLTD Keledang, Kecamatan Samarinda Seberang pada Kamis, 29 Agustus 2024. Hadiri perwakilan dari ESDM, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), PT Pertamina Patra Niaga, Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), dan PT PLN (Persero). Biodiesel B40 adalah campuran solar sebanyak 60 persen dan bahan bakar nabati (BBN) dari kelapa sawit sebanyak 40 persen. Manager PLN Indonesia Power UBP Mahakam, Firman Ramdan, menjelaskan bahwa penggunaan biodiesel B40 ini akan diterapkan di industri pembangkit listrik, termasuk seluruh sektor pembangkit mesin diesel di PLN UBP Mahakam. Uji kinerja terbatas ini bertujuan menguji ketahanan mesin diesel saat digunakan. “Saya optimistis penggunaan B40 ini bisa meningkatkan penghematan devisa negara dari pengurangan impor solar dibandingkan biodiesel sebelumnya, yakni B35. Peningkatan pemakaian biodiesel juga akan makin menurunkan emisi karbon di Indonesia,” kata Firman. Dalam kesempatan tersebut, PLN Indonesia Power UBP Mahakam berkomitmen terus mendukung pengujian ini dan mengharapkan seluruh parameter yang diukur, serta seluruh uji yang dilaksanakan berhasil. Sehingga penerapan B40 ini bisa berjalan di Indonesia dan mendukung program pemerintah dalam konversi energi dari pembangkit fosil ke biomassa. Firman menambahkan, penggunaan B40 dipastikan sangat ramah lingkungan dan menguntungkan masyarakat. “Ini justru mendorong pertumbuhan ekonomi di masyarakat. Ketika komposisi ini semakin besar, maka ekonomi, terutama rantai pasok untuk biomassa tersebut, semakin meningkat. Ini adalah peluang bisnis yang bagus untuk masyarakat, dan ini yang pertama di Indonesia,” pungkas Firman. Pemerintah melalui Kementerian ESDM telah menjalankan program pemanfaatan bahan bakar nabati sejak 2006, dengan pencampuran biodiesel yang terus meningkat dari B20 pada 2016, B30 pada 2020, hingga B35 sejak Februari 2023. Rencana peningkatan ke B40 telah disampaikan Presiden RI dan kini sedang diujicobakan. Sebelum implementasi penuh, data teknis yang komprehensif diperlukan. Uji jalan (road test) B40 telah dilakukan pada 2022 untuk sektor otomotif. Sementara pengujian untuk sektor non-otomotif seperti PLTD saat ini sedang berlangsung.
BERITA BIOFUEL
Detik.com | Sabtu, 31 Agustus 2024
Mimpi Prabowo Terapkan B50, Namun Pengusaha Pesimistis Tercapai
Presiden terpilih Prabowo Subianto berencana menyalurkan solar campur sawit 50% atau B50 paling lambat tahun depan. Target ambisius tersebut dinilai sulit tercapai lantaran masih ada beberapa kendala. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Eddy Martono menilai target tersebut tidak mungkin tercapai. Apalagi sebelum disalurkan harus membutuhkan uji coba terdahulu. Dia menyebut paling tidak awal 2026 baru dapat berjalan. “Rasanya tidak mungkin kalau awal tahun depan, kenapa? Itu kan butuh uji coba. Nggak mungkin uji coba di 4 bulan itu. Jadi harus, paling tidak 2025 itu udah mulai uji coba. Ya paling memungkinkan ya mungkin di awal tahun 2026 baru bisa,” kata Eddy kepada detikcom, Jumat (30/8/2024). Meski begitu, dia menilai program tersebut dapat memicu pemerintah untuk segera meningkatkan produktivitas, terutama sawit rakyat. Percepatan peremajaan sawit rakyat sangat lambat dan tidak pernah mencapai target. Hal ini dikarenakan masih ada banyak kendala, seperti lahan sawit masih masuk kawasan hutan hingga dana peremajaan sawit rakyat. Untuk dana peremajaan sawit rakyat, pemerintah memang telah menaikkan menjadi Rp 60 juta per hektare (ha) dari sebelumnya Rp 30 juta per ha. “Masalahnya kan ada hambatan-hambatan di kebijakan, seperti kawasan hutan dan lain-lain. Ini kan sekarang pemerintah akan menaikkan hibah untuk sawit rakyat untuk peremajaan dari Rp 30 juta menjadi Rp 60 juta, yang kemungkinan akan direalisasikan di bulan September,” jelasnya. Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), Gulat Manurung mengatakan apabila program B50 dipaksakan, produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) bisa kekurangan. Hal ini dapat memicu Indonesia menjadi importir CPO. “Karena dengan memaksakan B50 itu justru Indonesia akan menjadi importir CPO Karena kita minus 1,2 juta ton di tahun 2025 nanti,” katanya kepada detikcom. Dia mengimbau agar memperbaiki sektor hulu industri sawit sembari memenuhi kebutuhan CPO dalam negeri. Menurutnya, program tersebut dapat berjalan tidak sampai tiga tahun ke depan asalkan pemerintah membenahi sektor hulu industri sawit, seperti penanaman kembali (replanting) pohon sawit di petani. “Jadi, cukup saja kita di B40 sambil kita memperbaiki sektor hulu gitu. Yang pasti kita harus pastikan dulu kecukupan CPO kita di domestik. Nah, sampai yang CPO domestik ini bisa tercapai, tercukupi dari replanting,” jelasnya. Dia menegaskan permasalahan saat ini produktivitas di sawit rakyat belum maksimal. Pasalnya, masih ada 2,8-3 juta ha dari total 6,87 juta ha lahan yang harus replanting. Apabila replanting tersebut dapat berjalan dengan baik, dapat menaikkan produktivitas sawit rakyat mencapai 5-6 ton per ha per tahun setara CPO. Apabila ditotalkan dengan produktivitas perusahaan sawit dapat mencapai 65-70 juta ton CPO per tahun. “Saat ini rata-rata kan antara 2,5 sampai 3 ton per hektare per tahun produksi CPO-nya. Jadi dengan meningkatnya produktivitas kebun sawit rakyat yang hari ini cuma 2,5 sampai 3 ton CPO per hektare per tahun menjadi 5 sampai 6 ton. Saat ini kita kan 50-54 juta nih, akan mencapai 65 sampai 70 juta ton CPO per tahun,” terangnya. Sebelumnya, presiden terpilih sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyatakan Indonesia sedang mengebut pengembangan biodiesel, campuran solar dengan sawit B50. Dia mengatakan targetnya B50 bisa disalurkan di seluruh Indonesia paling cepat akhir tahun ini, atau paling lambat tahun depan. Hal ini bisa mengurangi ketergantungan impor minyak untuk membuat solar, ujungnya Prabowo menilai Indonesia bisa hemat US$ 20 miliar atau sekitar Rp 309,7 triliun untuk impor minyak. “Kita sebentar lagi tak perlu impor solar lagi, solar kita akan datang dari yang namanya kelapa sawit, namanya biodiesel. Sekarang kan B35, kita akan percepat jadi B40, B50 minimal. Dengan capai B50, biodiesel 50% dari kelapa sawit, begitu capai itu Insyaallah akhir tahun ini atau awal tahun depan, kita akan hemat US$ 20 miliar,” ujar Prabowo saat memberikan sambutan dalam Penutupan Kongres PAN 2024, dikutip Minggu (25/8/2024).
Mediaindonesia.com | Sabtu, 31 Agustus 2024
Bahan Bakar B100 Diprediksi Mampu Geser Biodiesel
PEMERINTAH terus mendorong pemakaian bioenergi atau energi terbarukan yang berasal dari bahan baku organik. Indonesia digadang-gadang mampu menghasilkan BBM yang sepenuhnya berasal dari minyak sawit alias B100. Direktur PT Fumin Kingdo Bersaudara, Yudhi Fu mengatakan, pihaknya menggandeng Henan Hi-tech Kingdo Industrial untuk membangun pabrik B100 di Bangka. Pabrik ini dapat memanfaatkan limbah kelapa sawit dengan lebih baik untuk menghasilkan produk yang lebih kompetitif. “B100 kami tidak hanya dapat digunakan di dalam negeri, tetapi juga diekspor ke Amerika dan Eropa, karena sejalan dengan peraturan energi terbarukan mereka,” kata Yudhi dalam keterangannya, Jumat (30/8). Henan Hi-tech Kingdo Industrial adalah salah satu perusahaan biodiesel di Tiongkok yang menguasai teknologi canggih dan matang dalam mengubah limbah minyak kelapasawit menjadi biodiesel energi baru. Yudhi menjelaskan, Indonesia memiliki sumber daya limbah kelapa sawit yang cukup. Pasalnya, Indonesia memproduksi minyak kelapa sawit sebanyak 55,8 juta ton per tahun, terdapat 2,2 juta ton minyak kelapa sawit yang terbuang. Kondisi ini tidak hanya menyebabkan pencemaran lingkungan, tetapi juga pemborosan sumber daya. “Dalam beberapa tahun terakhir pabrik-pabrik di Cina mengimpor banyak limbah minyak kelapa sawit dari Indonesia sebagai bahan baku produksi biodiesel. Karena biodiesel dari limbah minyak kelapa sawit diakui sebagai produk yang dapat mengurangi emisi karbon, sehingga lebih dari 90% biodiesel Cina diekspor ke Amerika dan Eropa,” tuturnya. Yudhi menjelaskan, penggunaan B100 memiliki efek pengurangan emisi karbon yang signifikan. Indonesia, salah satu penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia menargetkan pengurangan emisi sebesar 31,89 persen dengan upaya sendiri, atau 43,2 persen dengan dukungan internasional pada 2030. “B100 akan berkontribusi dalam mewujudkan target pengurangan emisi,” tandasnya Yudhi menambahkan, pabrik biodiesel di Bangka akan menggunakan limbah minyak sawit (POME) dari pabrik CPO untuk memproduksi biodiesel. Menurutnya, harga minyak sawit ini jauh lebih murah daripada minyak sawit olahan. “Diperkirakan B100 kami memiliki keunggulan harga dibandingkan dengan biodiesel yang sudah ada,” katanya. Yudhi menegaskan, penggunaan B100 dapat membantu mengurangi impor minyak mentah. “Dengan demikian, B100 merupakan energi terbarukan yang bermanfaat bagi keamanan energi kita di masa depan,” ujarnya. Yudhi pun yakin pemerintahan Prabowo-Gibran akan mendukung program B100 tersebut. Apalagi, penggunaan B100 diyakini dapat menghemat finansial negara sebesar Rp309 triliun. “Karena Prabowo telah menyatakan di berbagai kesempatan dan memiliki program penghematan hingga Rp 309 triliun. Jadi ini akan mengurangi beban anggaran negara serta meningkatkan lapangan kerja dan industri dalam negeri,” imbuhnya.
https://mediaindonesia.com/ekonomi/697119/bahan-bakar-b100-diprediksi-mampu-geser-biodiesel
JPNN.com | Sabtu, 31 Agustus 2024
Kiamat bagi Biodiesel, Indonesia Bakal Mampu B100 Berkat Pengusaha Bangka
Penggunaan bioenergi atau energi terbarukan yang berasal dari bahan baku organik terus digaungkan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Indonesia digadang-gadang mampu menghasilkan BBM yang 100 persen berasal dari minyak sawit alias B100. Direktur PT Fumin Kingdo Bersaudara Yudhi Fu mengatakan pihaknya menggandeng Henan Hi-tech Kingdo Industrial untuk membangun pabrik B100 di Bangka yang dapat memanfaatkan limbah kelapa sawit dengan lebih baik untuk menghasilkan produk yang lebih kompetitif Henan Hi-tech Kingdo Industrial adalah salah satu perusahaan biodiesel di China. Tidak hanya menjalankan pabrik biodiesel di China, tetapi juga menguasai teknologi canggih dan matang dalam mengubah limbah minyak kelapasawit menjadi biodiesel energi baru. “B100 kami tidak hanya dapat digunakan di dalam negeri, tetapi juga diekspor ke Amerika dan Eropa, karena sejalan dengan peraturan energi terbarukan mereka,” kata Yudhi dalam keterangannya, Jumat (30/8). Yudhi menjelaskan bahwa Indonesia memiliki sumber daya limbah kelapa sawit yang cukup. Pasalnya, Indonesia memproduksi minyak kelapa sawit sebanyak 55,8 juta ton per tahun, terdapat 2,2 juta ton minyak kelapa sawit yang terbuang. Sebelum pabrik-pabrik CPO di Indonesia membuangnya sebagai sampah. Hal ini tidak hanya menyebabkan pencemaran lingkungan, tetapi juga pemborosan sumber daya. “Dalam beberapa tahun terakhir pabrik-pabrik di Cina mengimpor banyak limbah minyak kelapa sawit dari Indonesia sebagai bahan baku produksi biodiesel, karena biodiesel dari limbah minyak kelapa sawit diakui sebagai produk yang dapat mengurangi emisi karbon, sehingga lebih dari 90% biodiesel Cina diekspor ke Amerika dan Eropa,” tuturnya. Yudhi menjelaskan penggunaan B100 memiliki efek pengurangan emisi karbon yang signifikan. Indonesia, salah satu penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia, telah menetapkan target pengurangan emisi sebesar 31,89 persen dengan upaya sendiri, atau 43,2 persen dengan dukungan internasional pada 2030. “B100 akan berkontribusi dalam mewujudkan target pengurangan emisi,” ujarnya. Pabrik biodiesel lainnya di Indonesia menggunakan minyak sawit olahan sebagai bahan baku untuk memproduksi biodiesel. Namun, dikatakan Yudhi, pabrik biodieselnya di Bangka akan menggunakan limbah minyak sawit (POME) dari pabrik CPO untuk memproduksi biodiesel. Menurutnya, harga minyak sawit ini jauh lebih murah daripada minyak sawit olahan. “Selain itu, kami menggunakan teknologi yang jauh lebih maju dari Cina untuk lebih menurunkan biaya produksi. Oleh karena itu, diperkirakan B100 kami memiliki keunggulan harga dibandingkan dengan biodiesel yang sudah ada,” katanya. “Saat ini, pabrik-pabrik di Indonesia menggunakan minyak kelapa sawit yang telah dimurnikan untuk memproduksi biodiesel. Pabrik kami akan menggunakan limbah minyak kelapa sawit dari pabrik CPO dan bahkan minyak goreng bekas dari restoran. B100 kami akan lebih murah daripada biodiesel dari pabrik-pabrik lain di Indonesia, setidaknya tidak lebih mahal dari petro-diesel,” tambahnya. Yudhi menegaskan bahwa penggunaan B100 dapat membantu mengurangi impor minyak mentah. Ditegaskannya, minyak kelapa sawit adalah sumber daya terbarukan. “Dengan demikian, B100 merupakan energi terbarukan yang bermanfaat bagi keamanan energi kita di masa depan,” ujarnya. Yudhi pun yakin pemerintahan Prabowo-Gibran akan mendukung program B100 tersebut. Apalagi, penggunaan B100 diyakini dapat menghemat finansial negara sebesar Rp 309 triliun. “Saya sangat yakin (pemerintah mendatang mendukung), karena Prabowo telah menyatakan di berbagai kesempatan dan memiliki program penghematan hingga Rp 309 triliun. Jadi ini akan mengurangi beban anggaran negara serta meningkatkan lapangan kerja dan industri dalam negeri,” pungkasnya.
https://www.jpnn.com/news/kiamat-bagi-biodiesel-indonesia-bakal-mampu-b100-berkat-pengusaha-bangka
Bisnis Indonesia | Sabtu, 31 Agustus 2024
BERBURU CUAN PROGRAM BIODIESEL
Arah kebijakan industri sawit pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka periode 2024- 2029 yang akan memprioritaskan pasar dalam negeri untuk menggenjot produksi biodiesel menjadi angin segar emiten yang berkaitan dengan komoditas tersebut. Analis PT Ciptadana Sekuritas Asia Yasmin Soulisa memprediksi Hari Raya Deepavali pada kuartal IV/2024 dan keberhasilan uji coba pencampuran biodiesel 40% (B40) di Indonesia yang sedang berlangsung akan meningkatkan harga minyak Kelapa Sawit {crude palm oil/CPO). Dalam Biset yang dipublikasikan melalui Bloomberg pada akhirJuli 2024, Yasmin mengufesvkinerja keuangan PT AstraAgro Lestari Tbk. (AALI) per akhir Juni 2024. Dari situ, dia mencatat pertumbuhan pendapatan 14,9% secara kuartalan dan 19,1% secara tahunan terutama disebabkan oleh rata-rata harga jual [average selling price/ASP) yang lebih tinggi. Secara kumulatif, AALI membukukan pertumbuhan pendapatan 9,8% year-on-year (YoY) menjadi Rp 10,31 triliun. Pencapaian itu sejalan dengan kenaikan rata-rata jual di tengah rendahnya produksi. Lewat laporan pertengahan Juli 2024, Ciptadana Sekuritas Asia baru saja merevisi naik peringkat rekomendasi sektor perkebunan dari netral menjadi overweight dengan saham pilihan atau top picks AALI, DSNG, TAPG, dan TBLA. “TBLA sebagai salah satu produ- sen FAME [fatty acid methyl ester] di Indonesia juga turut merasakan manfaatnya meningkatnya program pencampuran biodiesel,” tulis Tim Analis Ciptadana Sekuritas dalam riset yang dikutip, Jumat (30/8). Dalam catatan Bisnis, sejumlan emiten menyampaikan ketertarikan untuk berburu pundi-pundi cuan tambahan dari biodiesel pada awal 2024. PT Tunas Baru Lampung Tbk. (TBLA) misalnya, menargetkan produksi biodiesel pada 2024 mencapai 390.000 kiloliter (kl) atau tidak berubah dibandingkan dengan tahun 2023. “Target produksi kurang lebih 390.000 untuk 2024,” ujar Corporate Secretary Tunas Baru Lampung Hardy Phan, pada awal tahun ini. Apabila mengacu pada laporan tahunan TBLA 2022, produksi biodiesel TBLA di tahun 2023 meningkat 15,7% dibandingkan dengan realisasi tahun 2022 sebesar 337.000 kl. Lebih lanjut, TBLA melihat terdapat sejumlah peluang bagi bisnis biodiesel di tahun ini. Menurut Hardy, biodiesel merupakan salah satu pintu atau peluang untuk membantu perekonomian negara. “Biodiesel juga bisa menghemat devisa, yakni menghemat impor solar,” katanya. Peluang lain dari bisnis biodiesel di tahun ini menurut Hardy adalah tambahan permintaan CPO. Menurutnya hal ini akan membuat harga tandan buah segar (TBS) di petani bisa tetap terjaga harganya. Sementara itu, Tirta Hidayat, Direktur Utama PT Humpuss Maritim Internasional Tbk. (HUMI), menyampaikan perseroan telah menargetkan untuk menambah 9 kapal ke dalam aset armada baru, yang terdiri dari 3 Oil Chemical Tanker, 1 LNG Vessel, dan 5 Tugboat. Pembelian Oil Chemical Tanker tersebut merupakan bentuk strategi ekspansi perseroan dalam memenuhi kebutuhan metanol sebagai bahan bakar nabati yang terus meningkat. “Namun, sayangnya dengan meningkatnya kebutuhan metanol pada saat ini, ketersediaan kapal pengangkut methanol di Indonesia masih terbatas. Ini menjadi peluang usaha besar bagi HUMI untuk memonetisasi kelangkaan tersebut,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (15/1). Untuk melakukan akuisisi terhadap 9 kapal, HUMI telah menyiapkan dana anggaran se- besar Rp802,50 miliar. Selain mengangkut methanol, kapal tanker yang ditargetkan rseroan ini juga bertujuan untuk mengangkut caustic soda dan asam sulfat yang belakangan ini mengalami lonjakan kebutuhan seiring dengan pertumbuhan industri nikel di Indonesia. Pembelian kapal armada ini juga bertujuan untuk mendukung program pemerintah terutama terkait konservasi energi, di mana pemerintah akan meningkatkan persentase pencampuran bahan bakar nabati dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis minyak solar dari 30% (B30) menjadi 35% (B35). Di lain pihak, emiten sawit milik crazy rich asal Kalimantan Haji Isam misalnya, PT Jhonlin Agro Raya Tbk. (JARR) telah meraih kontrak biodiesel Rpl,65 triliun dari PT Pertamina Patra Niaga. Direktur Keuangan Jhonlin Agro Raya Temmy Iskandar mengatakan perusahaan telah mendapatkan kontrak pengadaan biodiesel FAME. Penandatangan kontrak antara perseroan dan Pertamina Patra Niaga terjadi pada 11 Januari 2024. Produksi biodiesel di Indonesia (Jan-Jun 2024) Pemerintah akan meningkatkan implementasi penggunaan bahan bakar campuran biodiesel 35% (B35) menjadi 50% (B50). Dengan arah kebijakan tersebut maka kebutuhan sawit di dalam negeri akan meningkat sehingga tidak perlu khawatir apabila pasar ekspor sawit seperti Uni eropa menutup akses terhadap produk-produk sawit Indonesia.
Bisnis Indonesia | Sabtu, 31 Agustus 2024
RI Butuh Bioavtur Cukup Besar
Kementerian Perdagangan memprediksi kebutuhan minyak sawit mentah sebagai campuran avtur atau bioavtur di Indonesia cukup besar. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan bahwa pemerintah akan meningkatkan komposisi biodiesel dari 35% menjadi 50%, sehingga Indonesia tidak perlu khawatir jika Uni Eropa tidak membeli kelapa sawit milik Indonesia. “Kita enggak usah khawatir, itu sebagian besar soal palm oil. Kita nanti kurang, karena nanti Pak Prabowo akan nation dari B20 sekarang B35, naik ke B40, naik B60,” katanya seusai acara Strategi Optimisme Kebijakan Perdagangan Luar Negeri hingga tantangan di WTO di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (29/8). Mendag menuturkan Indonesia akan berinvestasi un- tuk membuat bahan bakar bioavtur untuk pesawat di dalam negeri. Dalam prosesnya, imbuhnya, pesawat itu membutuhkan jutaan kelapa sawit. “Sebentar lagi investasi untuk pesawat avtur, kalau avtur itu bikin lagi 3 juta [kelapa sawit] lagi kesedot, justru kita sekarang akan perlu banyak dari CPO [crude palm oil],” jelasnya. Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Perdagangan Internasional Kemendag Bara Khrisna Hasibuan mengatakan ada pergeseran dari pengembangan industri CPO yang selama ini berorientasi pada kegiatan ekspor kelapa sawit. Skenarionya, dia menjelaskan pemerintah akan memprioritaskan komoditas kelapa sawit untuk kebutuhan pasar dalam negeri yang dikembangkan untuk biodiesel. “Tetapi juga pada saat yang sama kita tetap akan ekspor karena tentu saja kebutuhan CPO di luar itu masih sangat besar dan Indonesia sebagai produser CPO terbesar di dunia,” katanya. Untuk itu, dia menyampaikan bahwa ekspor kelapa sawit tidak akan dihentikan kendati dikurangi karena memprioritaskan pemenuhan pasar domestik. Presiden Terpilih Prabowo Subianto juga menyatakan bersyukur jika Uni Eropa tidak ingin membeli kelapa sawit Indonesia. Terlebih, Menteri Pertahanan itu mengungkap kini Indonesia menjadi produsen kelapa sawit terbesar di dunia. “Kami merasa justru kalau Eropa tidak mau beli kelapa sawit kita,” kata Prabowo dalam acara Penutupan Kongres PAN 2024, dikutip pada Minggu (28/8).