Genjot Program B35, PTK Sewakan Kapal Storage FAME ke APROBI

| News
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

CNBCIndonesia.com | Jum’at, 24 Mei 2024

 

Genjot Program B35, PTK Sewakan Kapal Storage FAME ke APROBI

 

Dalam rangka mendukung program pemerintah dalam penggunaan BBM ramah lingkungan, PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) melakukan penandatanganan pekerjaan jasa penyewaan kapal dan pengelolaan Ship to Ship (STS) dalam mendistribusikan penyaluran bahan bakar nabati (fatty acid methyl ester/FAME) ke 22 perusahaan Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI). Direktur Utama PTK, I Ketut Laba mengatakan, kerja sama ini adalah bagian dari komitmen PTK untuk mendukung inisiatif Pemerintah dalam transisi energi. “Kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan APROBI. Tentunya PTK sangat berkomitmen untuk tetap menjaga service excellence dengan mengutamakan aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE),” ujar Ketut dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (24/5/2024). Dia berharap, PTK tetap mendapat kepercayaan APROBI pada tahun-tahun berikutnya dalam mendukung program bauran energi Pemerintah, baik B35 maupun peningkatan komponen FAME ke depannya. Hal ini merupakan langkah PTK dalam mendukung implementasi program B35, yang bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan penggunaan bahan bakar nabati dan mengurangi kebutuhan bahan bakar fosil, terutama di wilayah Kalimantan Timur. B35 sendiri merupakan campuran bahan bakar diesel dengan 35% biodiesel yang dihasilkan dari minyak kelapa sawit. Sementara itu, Perwakilan APROBI selaku Sekretaris Jenderal APROBI Ernest Gunawan mengungkapkan optimismenya terhadap kemitraan ini. Kerja sama dengan PTK menunjukkan sinergi positif antara produsen biofuel dan sektor logistik. “Ini akan memperkuat rantai pasok biodiesel nasional dan memastikan distribusi yang efisien. Kami percaya bahwa langkah ini akan mendukung target pemerintah dalam mencapai bauran energi yang lebih hijau,” kata Ernest. Lebih lanjut, kerja sama ini juga mencakup peningkatan kapasitas infrastruktur dan fasilitas penyimpanan biodiesel di pelabuhan-pelabuhan utama. Hal ini penting untuk memastikan bahwa biodiesel B35 dapat disalurkan dengan cepat dan tepat waktu, mendukung kelancaran operasional transportasi laut yang merupakan tulang punggung distribusi barang di Indonesia. Di samping itu, Perwakilan BPDPKS, Fajar Wahyudi menambahkan bahwa kerja sama ini merupakan bentuk nyata dari dukungan industri terhadap program B35. Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan distribusi biodiesel akan lebih optimal dan tepat sasaran, mendukung pembangunan berkelanjutan dan ketahanan energi nasional. Sebagai catatan, perjanjian ini secara simbolis ditandatangani oleh Direktur Pemasaran PTK, Andy Arvianto dengan perwakilan APROBI Ernest Gunawan selaku Sekretaris Jenderal APROBI sekaligus Kuasa Direksi PT Musim Mas dan Rowan Arifin selaku Direktur Utama PT Energi Unggul Persada. Kegiatan penandatanganan juga turut disaksikan oleh Direktur Utama PTK, I Ketut Laba, Kepala Divisi Penyaluran Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Fajar Wahyudi, perwakilan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Junaedi, dan Wakil Ketua Umum Bidang Rantai Pasok APROBI Suwandi Winardi.

https://www.cnbcindonesia.com/news/20240524094445-4-540865/genjot-program-b35-ptk-sewakan-kapal-storage-fame-ke-aprobi

Dukung Pelaksanaan Program B35, PTK Sewakan Kapal Storage FAME kepada APROBI

 

https://indoposco.id/ekonomi/2024/05/24/dukung-pelaksanaan-program-b35-ptk-sewakan-kapal-storage-fame-kepada-aprobi

Pertamina Trans Kontinental Sewakan Kapal Storage FAME untuk 22 Anggota APROBI

https://www.theiconomics.com/market-expansion/pertamina-trans-kontinental-sewakan-kapal-storage-fame-untuk-22-anggota-aprobi/

Pertamina Trans Kontinental Sewakan Kapal Storage FAME Untuk APROBI

https://validnews.id/ekonomi/pertamina-trans-kontinental-sewakan-kapal-storage-fame-untuk-aprobi

Pertamina Trans Kontinental Sewakan Kapal Storage FAME kepada Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia

https://www.liputan6.com/bisnis/read/5603387/pertamina-trans-kontinental-sewakan-kapal-storage-fame-kepada-asosiasi-produsen-biofuel-indonesia

Dukung Program B35, PTK Sewakan Kapal Storage FAME

https://petrominer.com/dukung-program-b35-ptk-sewakan-kapal-storage-fame/

 

BERITA BIOFUEL

 

Bisnis.com | Kamis, 23 Mei 2024

 

Program Biodiesel B40 Diterapkan 2025, Industri Otomotif Bilang Begini

 

Para pelaku industri otomotif menanggapi rencana pemerintah memberlakukan program Biodiesel B40, bauran solar dengan 40% bahan bakar nabati (BBN) berbasis minyak sawit pada 2025. Menanggapi hal tersebut, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie Sugiarto, mengatakan pemerintah perlu memastikan distribusi B40 secara menyeluruh sampai ke pelosok Indonesia. Selain itu, para pelaku industri otomotif juga harus diberikan waktu yang cukup untuk bisa menyiapkan mesin sesuai dengan kriteria dari B40. Terlebih lagi, setiap pabrikan yang sudah menerapkan B35 membutuhkan waktunya masing-masing untuk mempersiapkan produknya, sehingga tidak bisa disamaratakan. “Target untuk ke B40 baik-baik saja, tapi pemerintah harus memberikan waktu yang cukup bagi produsen agar bisa menyiapkan produksi mesin-mesin yang bisa memakai B40 tersebut,” kata Jongkie kepada Bisnis, Kamis (23/5/2024). Sementara itu, PT Isuzu Astra Motor Indonesia atau IAMI menyebut penyebaran bahan bakar biodiesel dengan campuran nabati 35% atau B35 masih terkendala penyebarannya yang tidak menyeluruh. Business Operation & Strategy Division Head IAMI, Attias Asril mengatakan kualitas yang tidak merata tersebut meliputi campuran kadar air dalam bahan bakar, maupun adanya kontaminasi dari biodiesel. “Bahan bakar murni ataupun biosolar akan sama-sama baik jika kualitasnya bisa terjaga dengan baik terutama dalam distribusinya,” katanya kepada Bisnis, Kamis (23/5/2024). Menurutnya, implementasi dari biodiesel perlu memperhatikan masa kadaluwarsa dari bahan bakar yang kualitasnya rentan tergerus dalam kurun waktu relatif singkat. Terlebih lagi sifat dari biodiesel yang menyerap air menjadi tantangan dalam implementasinya lantaran adanya potensi munculnya karat pada komponen yang dilewati bahan bakar. “Prinsipal Isuzu mendukung penuh biodiesel dengan melakukan research bersama untuk mencari kombinasi spesifikasi yang paling aman untuk kondisi biofuel di Indonesia,” tuturnya. Secara terpisah, Chief Operating Officer Hino Motors Sales Indonesia, Santiko Wardoyo mengatakan bahan bakar B35 memiliki kandungan air tinggi, serta lubrikasi yang terbilang buruk. Hal ini lantas menyebabkan terjadinya korosi yang berdampak buruk terhadap mesin. Beberapa dampak buruk tersebut adalah mesin yang cepat panas, lebih cepat terjadinya korosi, dan mesin lebih cepat aus. Hal-hal tersebut juga berpengaruh terhadap performa yang secara teknis membuat mesin lebih mudah turun.  “Kondisi-kondisi negatif ini akan semakin berdampak lebih lagi kalau konten biodiesel semakin tinggi misalnya 35% menjadi 40% bahkan sampai 50%,” katanya, Kamis (23/5/2024). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya menargetkan program biodiesel B40, bauran solar dengan 40% bahan bakar nabati (BBN) berbasis minyak sawit, dapat dieksekusi pada 2025. Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi mengatakan pertimbangan untuk implementasi B40 meliputi kemampuan dana insentif biodiesel serta pasokan bahan baku minyak sawit mentah (CPO). Penerapan B40 tahap pertama nantinya akan diberlakukan untuk industri otomotif. Namun, pemerintah masih perlu mengonfirmasi terkait insentif, dan pasokan dari CPO. “Kita telah melaksanakan program biodiesel 35% tertinggi untuk persentase bauran biofuel di sektor transportasi, kita ingin meningkatkannya mungkin tahun ini atau tahun depan kita ingin capai [biodiesel] 40%,” kata Eniya dalam acara Jakarta Futures Forum, Jakarta, Jumat (3/5/2024).

https://otomotif.bisnis.com/read/20240523/275/1767902/program-biodiesel-b40-diterapkan-2025-industri-otomotif-bilang-begini

Bisnis.com | Kamis, 23 Mei 2024

 

Isuzu Sebut Kualitas Bahan Bakar Tidak Merata Menjadi Kendala Implementasi B35

 

PT Isuzu Astra Motor Indonesia atau IAMI menyebut penyebaran bahan bakar biodiesel dengan campuran nabati 35% atau B35 masih terkendala penyebarannya yang tidak menyeluruh. Business Operation & Strategy Division Head IAMI, Attias Asril mengatakan kualitas yang tidak merata tersebut meliputi campuran kadar air dalam bahan bakar, maupun adanya kontaminasi dari biodiesel. “Bahan bakar murni ataupun biosolar akan sama-sama baik jika kualitasnya bisa terjaga dengan baik terutama dalam distribusinya,” katanya kepada Bisnis, Kamis (23/5/2024). Menurutnya, implementasi dari biodiesel perlu memperhatikan masa kadaluarsa dari bahan bakar yang kualitasnya rentan tergerus dalam kurun waktu relatif singkat. Terlebih lagi sifat dari biodiesel yang menyerap air menjadi tantangan dalam implementasinya menjadi tantangan tersendiri lantaran adanya potensi menimbulkan karat pada komponen yang dilewati bahan bakar. “Prinsipal Isuzu mendukung penuh biodiesel dengan melakukan research bersama untuk mencari kombinasi spesifikasi yang paling aman untuk kondisi biofuel di Indonesia,” tuturnya. Sebagai informasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan kuota penyaluran biodiesel B35, bauran Solar dengan 35% bahan bakar nabati (BBN) berbasis minyak sawit, sebesar 13,41 juta kiloliter (KL) untuk 2024. Direktur Bioenergi Kementerian ESDM, Edi Wibowo mengatakan kuota itu ditetapkan berdasar pada keberhasilan penyaluran B35 sepanjang 2023.  “Alokasi penyaluran biodiesel 2024 sebesar 13,41 juta KL,” kata Edi saat dikonfirmasi, Sabtu (6/1/2024).  Edi mengatakan realisasi penyaluran B35 sepanjang 2023 mencapai 12,15 juta KL. Menurut dia, program mandatori itu berjalan cukup baik sepanjang tahun lalu.  “Volume penyaluran biodiesel untuk B35 sampai dengan Desember 2023 sebesar 12,15 juta KL, tidak ada kendala yang signifikan,” kata dia.

https://otomotif.bisnis.com/read/20240523/46/1767867/isuzu-sebut-kualitas-bahan-bakar-tidak-merata-menjadi-kendala-implementasi-b35

Republika.co.id | Kamis, 23 Mei 2024

 

Tingkatkan Penggunaan Biodiesel, Lemigas Uji Coba B40 pada Kereta Api

 

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada tahun 2024 ini menjalankan uji terap B40 untuk beberapa sektor di luar sektor otomotif. Uji terap campuran bahan bakar minyak jenis minyak solar dengan biodiesel 40 persen atau B40 ini dilakukan untuk kereta, kapal, alat mesin pertanian, alat berat hingga pembangkit. Kementerian ESDM merencanakan uji terap sektor non-otomotif ini dilaksanakan dengan rentang waktu hingga 8 bulan. Sebagai salah satu tahapan dalam uji terap ini, LEMIGAS sebagai Unit Pengujian di bawah Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi melaksanakan joint inspection dengan PT KAI, PT Pertamina Patra Logistik, dan KA Logistik di Depo Arjawinangun, Cirebon pada 14 Mei 2024 lalu. Kepala LEMIGAS Mustafid Gunawan menjelaskan pada tahap ini LEMIGAS melakukan survei pembangunan infrastruktur persiapan uji penggunaan B40 pada sektor kereta api. “Dengan berbekalkan tenaga ahli yang dimiliki survei berjalan dengan lancar,” kata Mustafid, Kamis (23/5/2024). Sebelumnya, Kementerian ESDM menetapkan kuota penyaluran biodiesel B35, bauran solar dengan 35 persen BBN berbasis minyak sawit, sebesar 13,41 juta kiloliter (kl) untuk 2024. Kuota itu ditetapkan berdasar pada keberhasilan penyaluran B35 sepanjang 2023. Pemerintah sebelumnya sempat melakukan uji terap B40 untuk kendaraan. Namun pada akhirnya pemerintah mengambil jalan tengah dengan akhirnya menerapkan B35. Sepanjang tahun lalu realisasi penyaluran B35 sepanjang 2023 mencapai 12,15 juta KL.

 

https://ekonomi.republika.co.id/berita/sdxe4h490/tingkatkan-penggunaan-biodiesel-lemigas-uji-coba-b40-pada-kereta-api

Kumparan.com | Jum’at, 24 Mei 2024

 

BPDPKS Catat Insentif Biodiesel 35 Persen Tembus Rp 1,3 T di Kuartal I 2024

 

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mencatat realisasi insentif biodiesel kepada produsen minyak sawit untuk bauran biodiesel 35 persen (B35) per kuartal I 2024 mencapai Rp 1,39 triliun. Pemerintah telah mengalokasikan 11,8 juta ton biodiesel seiring dengan peluncuran B35 sejak tahun 2023. Program ini dapat mengurangi emisi GRK sekitar 34,9 juta ton CO2. Adapun insentif biodiesel kepada produsen menggunakan pungutan ekspor, yakni dana yang dipungut BPDPKS dari perusahaan yang melakukan ekspor komoditas kelapa sawit. Kepala Divisi Perusahaan BPDPKS, Achmad Maulizal, mengatakan BPDPKS menargetkan pungutan ekspor bisa mencapai Rp 27,3 triliun di tahun 2024, dengan proyeksi kebutuhan dana insentif biodiesel sebesar Rp 28,5 triliun. “Realisasi pembayaran insentif biodiesel triwulan I 2024 Rp 1,39 triliun,” ungkap Achmad saat dihubungi kumparan, Jumat (24/5). Achmad memproyeksi rata-rata selisih Harga Indeks Pasar (HIP) biodiesel dengan HIP Solar mencapai Rp 2.516 per liter. Harga tersebut, kata dia, masih di luar ongkos angkut dan PPN.  Selama implementasi B35 di tahun 2023, Achmad mencatat pendapatan BPDPKS yang bersumber dari Pungutan Ekspor sebesar Rp 32,29 triliun, sementara pembayaran insentif biodiesel kepada produsen mencapai Rp 18,32 triliun. Sementara itu, Achmad mengatakan, pihaknya belum menetapkan target insentif biodiesel kepada produsen untuk tahun depan, meskipun pemerintah sudah menargetkan peningkatan bauran biodiesel menjadi 40 persen (B40) “Saat ini uji jalan B40 sedang berjalan. Menjawab pertanyaan itu (implementasi B40 tahun depan) lebih tepat ke KESDM ya karena terkait policy,” jelasnya. Saat ini, Kementerian ESDM baru memulai uji coba penerapan B40 di sektor selain otomotif, meliputi kereta api, kapal, alat mesin pertanian, alat berat, hingga pembangkit. Uji terap sektor non otomotif ini dilaksanakan dengan rentang waktu hingga 8 bulan Pengujian B40 sebelumnya sudah dilaksanakan pada 12 kendaraan roda empat alias mobil pada tahun 2022, serta enam kendaraan kelas berat di bawah 3,5 ton dengan target harian jarak tempuh 560 km dan total 50 ribu km.

https://kumparan.com/kumparanbisnis/bpdpks-catat-insentif-biodiesel-35-persen-tembus-rp-1-3-t-di-kuartal-i-2024-22nmU5TUdu2/full

The Jakarta Post | Sabtu, 25 Mei 2024

 

Biodiesel push leads to higher number of truck breakdowns (Fuel policy will gain more focus with incoming government)

The use of biodiesel in commercial vehicles has led to significant engine performance issues, shedding light on the practical consequences of the policy on the automotive sector. Hino Motors Sales Indonesia chief operating officer (COO) Santiko Wardoyo said the use of. biodiesel had led to rapid engine heating, increased corrosion and accelerated wear, making engines more prone to breakdowns. Currently, Indonesia mandates a biodiesel mixture consisting of 35 percent palm oil-derived fatty acid methyl ester (FAME) and the rest of conventional diesel oil, known as B35. “The negative conditions will be even more severe if the biodiesel content is further increased, for example from 35 to 40 or even 50 percent,” said Santiko on Thursday, as quoted from Bisnis. The biodiesel use has also re- sulted a jelly-like residue that can clog fuel filters and shorten engine lifespans, he added. “Implementing biodiesel with a higher plant-based content requires more advanced technology to minimize the residual jelly,” Santiko emphasized. Indonesia, the world\’s largest Palm Oil producer, has been looking to step up its biodiesel production and use it to cut costly fuel imports. In some cases, the government has also utilized the policy to maintain the price of its crude Palm Oil (CPO) products. The government kickstarted the biodiesel program in 2008 starting with a 2.S percent mixture of FAME and has been increasing the share over time. Last year, it mandated a 35 percent mixture of FAME and has been planning to increase it to 40 percent in the future, known as B40. President-elect Prabowo Subianto also plans to utilize the biodiesel program, along with other policies,\’to expand the agriculture sector as a means of achieving 8 percent economic growth over the next few years, exceeding the 6 percent minimum benchmark needed to propel the country\’s status to a developed nation by 2045. ln his campaign, Prabowo also advocates raising the blend to 50 percent FAME. Hino has responded to the bio-fuel problems by making several modifications to the engines, Santiko said, such as installing strainers to filter out water content and using diamond-like carbon-coated injectors to enhance engine durability. The high water content and poor lubrication properties of B35 biodiesel were the primary contributors to these issues, he noted. “Prolonged exposure to this residue can lead to filter blockages and reduced engine life. A more advanced process is needed to reduce the amount of jelly compared with previous meth- ods,” he explained. The government had been subsidizing the biodiesel industry to offset its high production costs, which are above conventional diesel due to the additional raw material expenses. The subsidy is funded through CPO product export levies collected by the Palm Oil Plantation Fund Management Agency (BPDPK.S). he Energy and Mineral Re sources Ministry has increased the quota for subsidized B35 biodiesel to 13.41 million kiloliters (kl) for B35 biodiesel distribution in 2Q24, given the relatively high absorption of biodiesel last year. The quota was increased by around 2 percent from last year\’s quota of 13.15 million kl, which was up 19 percent from the 2022 quota of 11.02 million kl. The ministry is already looking ahead to B40 biodiesel, with trials underway and a target implementation date of 2025

Bisnis Indonesia | Jum’at, 24 Mei 2024

 

Pekerjaan Rumah Implementasi B35

Keberhasilan penyaluran biodiesel dengan kadar bahan bakar nabati 35% atau B35 ternyata masih menyisakan masalah. Sejumlah pabrikan mobil mengaku harus memodifikasi mesin kendaraan yang diproduksinya agar bisa menggunakan Biosolar. Chief Operating Officer Hino Motors Sales Indonesia Sanu\’ko Wardoyo mengatakan, B35 memiliki kandungan air tinggi dan lubrikasi yang terbilang buruk. Hal itu kemudian menyebabkan terjadinya korosi yang berdampak buruk terhadap mesin. Beberapa impak dari penggunaan B35 dalam jangka panjang adalah mesin cepat panas, korosi, dan mesin menjadi lebih cepat aus. “Kondisi-kondisi negatif ini akan makin berdampak lebih lagi kalau konten bahan bakar nabati makin tinggi, misalnya 35% menjadi 40%, atau bahkan sampai 50%,” katanya, Kamis (23/5). Berdasarkan problem tersebut, Hino lantas melakukan beberapa penyesuaian dari segi mesin, seperti memasang strainer agar konten air dapat tersaring lebih cepat dan tidak masuk ke dalam mesin. Hino juga memasang injektor dengan lapisan diamond like carbon agar proses lubrikasi mesin menjadi lebih baik. Sementara itu, Business Operation Strategy Division Head Isuzu Astra Motor Indonesia Attias Asril mengatakan, pihaknya masih menemukan kualitas tidak merata pada B35, terutama campuran kadar air dalam bahan bakar hingga adanya kontaminasi dalam bahan bakar minyak (BBM) tersebut. “Bahan bakar murni ataupun Biosolar akan sama-sama baik jika kualitasnya bisa terjaga dengan baik, terutama dalam distribusinya,” katanya. Menurutnya, implementasi dari B35 perlu memperhatikan masa kedaluwarsa dari BBM yang kualitasnya rentan tergerus dalam kurun waktu relatif singkat. Terlebih, sifat biodiesel yang menyerap air menjadi tantangan dalam implementasinya, karena berpotensi menimbulkan karat. “Prinsipal Isuzu mendukung penuh biodiesel dengan melakukan research bersama untuk mencari kombinasi spesifikasi yang paling aman untuk kondisi biofuel di Indonesia,” Ujarnya.

Kumparan.com | Kamis, 23 Mei 2024

 

Biodiesel 40% (B40) Ditargetkan Berlaku Tahun Depan, BPDPKS Buka Suara

 

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) buka suara terkait target peningkatan bauran bahan bakar nabati (BBN) Solar dengan 40 persen minyak kelapa sawit atau biodiesel 40 (B40) di tahun 2025. Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurrachman, mengaku belum mendapatkan arahan terkait implementasi B40 tahun depan. Saat ini, pemerintah baru menerapkan program B35 sejak tahun 2023. “Sampai saat ini belum ada keputusan untuk itu,” kata Eddy saat dihubungi kumparan, Jumat (24/5). Sementara itu, Kepala Divisi Perusahaan BPDPKS, Achmad Maulizal menyebutkan, saat ini pemerintah masih melaksanakan uji jalan B40. Kepastian terkait implementasinya, kata dia, merupakan ranah Kementerian ESDM. “Saat ini uji jalan B40 sedang berjalan. Menjawab pertanyaan itu (implementasi B40 tahun depan) lebih tepat ke KESDM ya karena terkait policy,” jelasnya. Achmad mengatakan, pihaknya juga belum menetapkan target insentif biodiesel kepada produsen CPO untuk tahun depan. Insentif tersebut berasal dari pungutan ekspor yang dibebankan kepada produsen. Selama implementasi B35 di tahun 2023, Achmad mencatat pendapatan BPDPKS yang bersumber dari Pungutan Ekspor sebesar Rp 32,29 triliun, sementara pembayaran insentif biodiesel kepada produsen mencapai Rp 18,32 triliun. Sementara di tahun 2024, BPDPKS menargetkan pungutan ekspor bisa mencapai Rp 27,3 triliun, dengan proyeksi kebutuhan dana insentif biodiesel sebesar Rp 28,5 triliun. “Realisasi pembayaran insentif biodiesel triwulan I 2024 Rp 1,39 triliun,” pungkas Achmad. Adapun Kementerian ESDM saat ini baru memulai uji coba penerapan B40 di sektor selain otomotif, meliputi kereta api, kapal, alat mesin pertanian, alat berat, hingga pembangkit. Uji terap sektor non otomotif ini dilaksanakan dengan rentang waktu hingga 8 bulan. Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi, menargetkan peningkatan bauran biodiesel menjadi 40 persen atau B40 dilakukan tahun depan. “Kita ingin untuk menambahkan lebih banyak mungkin tahun ini atau tahun depan, kami ingin mencapai 40 persen dan kami ingin memiliki 5 persen etanol, sekarang sudah ada dalam rencana percontohan,” ujarnya saat Jakarta Futures Forum, Jumat (4/5). Ditemui setelah acara, Eniya menjelaskan pemerintah sudah berdiskusi dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk persiapan produksi kelapa sawit untuk biodiesel tanpa pembukaan lahan “Kapasitas produksi kita sekarang ini lebih dari B40, jadi kalau mau diberlakukan B40 itu masih sisa sekitar 4 juta ton, jadi masih banyak potensi,” jelasnya.

https://kumparan.com/kumparanbisnis/biodiesel-40-b40-ditargetkan-berlaku-tahun-depan-bpdpks-buka-suara-22nn1tVNrzg/full

Investor Daily Indonesia | Rabu, 22 Mei 2024

 

ESDM Uji Coba B40 di Kereta Api

Ke menterian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjalankan uji terap B40 untuk beberapa sektor di luar sektor otomotif. B40 merupakan biodiesel yang didalamnya berisi 40% bahari bakar nabati dan 60% bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar. Saat ini yang sudah dipasarkan yakni B35. Uji terap B40 ini dilakukan untuk kereta, kapal, alat mesin pertanian, alat berat hingga pembangkit listrik. Pelaksanaan uji terap sektor non-otomotif ini dengan rentang waktu hingga 8 bulan. Sebagai salah satu tahapan dalam uji terap ini, Lemigas sebagai Unit Pengujian di bawah Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi giat melaksanakan joint inspection dengan PT KAI, PT Pertamina Patra Logistik, dan KA Logistik di Depo Arjaw-inangun, Cirebon pada 14 Mei 2024. “Pada tahap ini Lemigas melakukan survei pembangunan infrastruktur persiapan uji penggunaan B40 pada sektor kereta api. Dengan berbekalkan tenaga ahli yang dimiliki survey berjalan dengan lancar,” kata Kepala Lemigas Mustafid Gunawan dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (21/5/2024). Biodiesel merupakan program yang untuk menekan impor BBM serta emisi karbon. Program ini sudah bergulir 2006. Kala itu tingkat pencampuran bahan bakar nabati dari sawit sekitar 5%. Pencampuran itu terus dinaikkan secara bertahap. Sebelumnya, Kementerian ESDM menetapkan kuota penyaluran biodiesel B35, bauran Solar dengan 35% BBN berbasis minyak sawit, sebesar 13,41 juta kiloliter (KL) untuk 2024. Kuota itu ditetapkan berdasar pada keberhasilan penyaluran B35 sepanjang 2023

Investor Daily Indonesia | Jum’at, 24 Mei 2024

LPR Kembangkan Energi Sirkular dari Bahan Bekas

PT Lima Pilar Resources (LPR), perusahaan induk yang berfokus pada sektor energi dan logistik, mendorong pengembangan industri energi sirkular di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan diakuisisinya 52% saham PT Arkad Niaga Indonesia (ARKAD), perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan minyak jelantah (Used Cooking Oil/ UCO) dan produsen minyak yang berasal berbasis limbah ban bekas (Tire Pyrolysis Oil/TPO) serta limbah plastik bekas (Plastic Pyrolysis Oil/PPO) “Energi sirkuler adalah dua kunci masa depan energi, dimana kami meyakini akan memperbesar peluang bagi energi alternatif untuk nantinya menggantikan energi tradisional yang berbasis fosil. Aksi korporasi ini dilakukan untuk memperkuat posisi LPR sebagai penyedia solusi energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan energi yang semakin berkembang,” jelas Direktur Utama LPR Hanny Hendarso di Jakarta.Menurut Hanny, pihaknnya ingin meningkatkan kapasitas energi terbarukan yang berbasis material yang sudah tidak layak pakai, mengingat Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam sektor ini. Dijelaskan bahwa minyak goreng bekas (UCO) atau yang lebih dikenal dikenal dengan sebutan minyak jelantah dapat diolah menjadi biodiesel sebagai campuran subtitusi minyak solar untuk mesin diesel sektor transportasi maupun berbagai industri. Pemanfaatan UCO sebagai feedstock biodiesel akan mengurangi jumlah timbulan limbah cair UCO yang menjadi polutan bagi air permukaan (sungai, danau, dan laut) serta air tanah yang merupakan sumber air bersih bagi masyarakat. “Dari satu liter minyak jelantah yang dibuang ke saluran drainase akan mencemari setidaknya 1.000 liter perairan. Pemanfaatan UCO sebagai feedstock biodiesel akan mengurangi jumlah timbulan limbah cair UCO yang menjadi polutan bagi air permukaan (sungai, danau, dan laut) serta air tanah yang merupakan sumber air bersih bagi masyarakat, selain itu tentu saja hasilnya bisa diserap pasar energi di dalam negeri maupun luar negeri,” imbuh Hanny. Sementara minyak pirolisis ban (TPO) dan minyak pirolisis plastic (PPO) yang dihasilkan melalui proses pirolisis limbah ban bekas b\’sa diolah menjadi bahan bakar yang mirip dengan solar. TPO dan PPO dapat digunakan sebagai bahan bakar pada mesin penyalaan kompresi (Compression Ignition), tungku industri dan pembangkit listrik. Sebagai sumber energi alternatif, TPO dan PPO dapat mengurangi konsumsi bahan bakar minyak dan tren kenaikan harga. “Dipandang dari aspek lingkungan, pemanfaatan TPO diikuti dengan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK), berkurangnya polusi lingkungan dibandingkan dengan pembakaran limbah ban di udara terbuka, dimana ada nilai tambah bahan kimia disana,” jelas Hanny. Dia yakin, akuisisi ini adalah langkah strategis untuk memperkuat posisi perusahaan dalam menyediakan energi alternatif yang dapat mendatangkan devisa serta ramah lingkungan. Apalagi permintaan terhadap produk ini dari negara luar khususnya Eropa cukup tinggi. “Saat ini permintaan ekspor tinggi dan tren-nya meningkat, dalam waktu dekat ini kami akan membangun pusat penelitian dan pengembangan energi alternatif di kawasan Marunda, Jakarta.