Kontribusi Industri Kelapa Sawit terhadap Perekonomian Indonesia

Industri kelapa sawit Indonesia masih menjadi pilar utama dalam ketahanan ekonomi negara, bahkan pada masa pandemi yang kerap membuat banyak sektor industri lainnya mengalami penurunan, bahkan gulung tikar. Menurut data, industri kelapa sawit masih menjadi penyumbang utama dalam menghasilkan devisa negara dan tidak mengalami penurunan signifikan terhadap nilai ekspor minyak sawit. Terhitung pada bulan September 2020, nilai ekspor minyak sawit masih cukup tinggi, yaitu sekitar 13,48 miliar USD.
Pemerintah terus melakukan langkah-langkah untuk mewujudkan iklim industri kelapa sawit yang kondusif dengan menyediakan fasilitas usaha dan mengesahkan beberapa kebijakan penting yang mengatur pengelolaan lahan, perizinan, dan kemitraan dalam industri kelapa sawit. Sektor kelapa sawit juga memiliki peran penting dalam hal penyerapan tenaga kerja karena merupakan sektor padat karya. Berkembangnya sektor kelapa sawit ini tidak hanya akan menguntungkan tenaga kerja di lingkungan pertanian dan kepentingan domestik para pekerja ini saja, tetapi juga akan berdampak positif bagi tenaga kerja nonpertanian di perkotaan karena sektor ini erat kaitannya dengan sektor keuangan. Maka dari itu, tujuan kebijakan yang diterapkan pada industri kelapa sawit akan membantu para petani ini menjadi pemilik lahan perkebunan kelapa sawit, bukan sebagai pekerjanya saja.
Adanya dana bantuan berupa kucuran investasi di sektor industri kelapa sawit ini diharapkan dapat meningkatkan kontribusi industri kelapa sawit terhadap perekonomian nasional secara menyeluruh dan membantu upaya menciptakan lebih banyak lagi lapangan kerja, terutama di luar pulau Jawa. Dengan demikian, kontribusi industri kelapa sawit terhadap perekonomian Indonesia bertambah secara signifikan.
Menurut prediksi, produksi minyak sawit Indonesia pada tahun 2021 akan meningkat drastis karena upaya implementasi teknik pertanian yang lebih baik, kondisi cuaca yang sesuai, serta paket harga yang menarik. Produksi minyak sawit Indonesia sendiri diprediksi mencapai sekitar 49 juta ton CPO (Crude Palm Oil) dan 4,65 juta ton PKO (Palm Kernel Oil). Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah dengan melanjutkan program B30 yang diprediksi akan meningkatkan konsumsi biodiesel hingga mencapai 9,2 juta KL atau setara dengan 8 juta ton CPO.
Sumber :