Program Pencampuran Biodiesel 35% atau B35 Berjalan Akhir Bulan Ini

| Berita
Bagikan Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Kontan.co.id | Sabtu, 9 Juli 2022

Program Pencampuran Biodiesel 35% atau B35 Berjalan Akhir Bulan Ini

Demi meningkatkan serapan produksi sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dalam negeri, Pemerintah akan memulai menjalankan program pencampuran biodiesel 35% (B35) pada akhir bulan ini. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana mengatakan, sejumlah penyesuaian pun dilakukan. Selain itu, implementasi B35 diharapkan ikut meningkatkan serapan sawit. “Ya ini konteksnya dalam industri sawit nasional, konteksnya dari situ sekarang kan harga sawit turun. Jadi dalam konteks itu kalau dinaikkan permintaan dan harganya naik ini dalam rangka menolong harga tandan buah segar (TBS) semakin bagus, sekarang kan turun,” terang Dadan ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Kamis malam (7/7). Dadan menambahkan, sebelumnya uji lab telah dilakukan untuk program B40. Selanjutnya uji jalan ditargetkan juga dapat dilakukan. Kendati demikian, hingga sisa tahun ini implementasi akan dilakukan bertahap dengan memulai program B35 terlebih dahulu. Sebelumnya, pemerintah memastikan belum akan memulai implementasi B40 tahun ini. Namun, sejumlah uji coba dan kajian untuk penerapan B40 terus berlangsung. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, saat ini pemerintah terus berupaya agar harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit bisa naik. Luhut mengakui, permasalahan masih terjadi di sisi hulu. Yakni realisasi ekspor CPO masih membutuhkan waktu. Ia bilang, realisasi ekspor akan lancar mulai pekan depan. Luhut berharap, harga TBS akan kembali naik ketika nantinya proses ekspor lancar. “Tapi enggak cukup itu saja. Tadi malam saya bicara sama menteri keuangan, TPE (tarif pungutan ekspor) mungkin kita bawa sampai ke bawah sehingga orang dikasih insentif untuk ekspor,” ujar Luhut dalam rapat koordinasi Asosiasi Kabupaten Penghasil Sawit Indonesia di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (7/7). Luhut bilang, jika ekspor CPO lancar, maka tangki pabrik kelapa sawit akan kembali menyerap TBS. Dengan demikian, diharapkan harga TBS dapat kembali naik. “Kemudian kita bikin B30 menjadi B40 itu juga ada 2,5 juta ton masuk ke sana, itu juga nanti berarti permintaan naik,” terang Luhut.

https://nasional.kontan.co.id/news/program-pencampuran-biodiesel-35-atau-b35-berjalan-akhir-bulan-ini

 

Kontan.co.id | Jum’at, 8 Juli 2022

Program Biodiesel 35% atau B35 Bergulir Akhir Bulan Ini, Akan Bantu Serap CPO

Rencana pemerintah menerapkan program campuran biodiesel 35% atau B35 dinilai bakal berdampak positif untuk industri kelapa sawit. Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono menilai, kebijakan ini berpotensi membantu penyerapan crude palm oil (CPO) dalam negeri. Terlebih saat ini pasokan dalam negeri masih melimpah akibat ekspor yang belum lancar. “(Juga) dapat membantu menaikkan harga tandan buah segar (TBS) petani,” kata Eddy kepada Kontan.co.id, Jumat (8/7). Eddy melanjutkan, kebijakan ini setidaknya bisa memberikan sentimen positif karena akan mendorong permintaan CPO. Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana mengatakan, implementasi B35 diharapkan ikut meningkatkan serapan sawit. “Ya ini konteksnya dalam industri sawit nasional, konteksnya dari situ sekarang kan harga sawit turun. Jadi dalam konteks itu kalau dinaikkan permintaan dan harganya naik ini dalam rangka menolong harga tandan buah segar (TBS) semakin bagus, sekarang kan turun,” terang Dadan ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Kamis malam (7/7). Dadan menambahkan, sebetulnya uji lab telah dilakukan untuk program B40. Kendati demikian, hingga sisa tahun ini implementasi akan dilakukan bertahap dengan memulai program B35 terlebih dahulu. Pemerintah memastikan belum akan memulai implementasi B40 tahun ini. Namun, sejumlah uji coba dan kajian untuk penerapan B40 terus berlangsung.

https://industri.kontan.co.id/news/program-biodiesel-35-atau-b35-bergulir-akhir-bulan-ini-akan-bantu-serap-cpo

 

Swa.co.id | Jum’at, 8 Juli 2022

PTPN Kembangkan Minyak Makan Merah dan Biodiesel B50

Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) sebagai unit usaha dari PT Riset Perkebunan Nusantara – anak usaha dari Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melakukan sejumlah inovasi untuk mendukung ketahanan energi nasional, khususnya penelitian dan pengembangan terkait bahan bakar biodiesel 50% (B50). Presiden Joko Widodo dalam salah satu rangkaian kunjungan kerja di Medan, Sumatera Utara, juga melakukan kunjungan ke PPKS Medan, (7/7/2022 dalam acara ‘Inovasi Pusat Penelitian Kelapa Sawit dalam Penguatan Koperasi dan UKM untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional.’ Presiden meninjau langsung kegiatan riset dan inovasi khususnya uji coba B50 dan minyak makan merah yang menjadi produk unggulan PPKS Medan. Pada kesempatan tersebut, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani menyatakan, PKS menjadi backbone (tulang punggung) riset dan inovasi kelapa sawit nasional.  Demi meraih cita-cita tersebut, Holding Perkebunan Nusantara siap membantu dan mendukung PPKS. Inovasi Bahan Bakar B50 telah berlangsung semenjak tahun 2019 lalu. Mobil dengan bahan bakar B50 berhasil menjalani uji coba (road test) dengan rute Medan – Jakarta, pulang pergi, pada 25 hingga 31 Januari 2019 lalu.  Uji coba tersebut, sukses dan menambah kepercayaan diri para peneliti dan inovator PPKS untuk mematangkan riset dan aplikasi B50 secara luas di masyarakat. Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dalam perannya menjaga ketahanan pangan (food security), melalui PPKS turut mengembangkan teknologi sederhana produksi minyak makan merah, dengan kandungan senyawa fitonutrien berkadar tinggi. Hasil inovasi minyak makan merah yang diketuai oleh Dr. Frida R. Panjaitan ini memiliki kandungan fitonutrien  antara lain karoten (sebagai pro-vitamin A), tokoferol dan tokotrienol (sebagai vitamin E), dan squalene. Kepala PPKS M. Edwin S. Lubis, menyatakan, minyak makan merah berpotensi digunakan sebagai pangan fungsional, salah satunya sebagai bahan pangan untuk anti stunting. Lebih lanjut, Edwin menjelaskan, selain sebagai sumber lemak (zat gizi dasar), minyak makan merah, mengandung senyawa fitonutrien yang memiliki sifat sebagai antioksidan dan bioaktivitas lainnya.  Kandungan asam oleat dan asam linoleat dalam Minyak Makan Merah, berfungsi untuk pembentukan dan perkembangan otak, transportasi dan metabolisme pada anak. Minyak Makan Merah juga sesuai digunakan untuk menumis bahan pangan, salad dressing, serta bahan baku margarin dan shortening. Minyak makan merah memiliki beberapa keunggulan antara lain: proses pengolahan yang sederhana dan murah; instalasi pengolahan dapat dibangun di remote area sehingga distribusi dan biaya logistik menjadi lebih murah; memiliki kandungan nutrisi yang lebih baik sehingga dapat menjadi solusi untuk pemenuhan zat gizi bagi masyarakat Indonesia serta dapat dikembangkan pada skala Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) atau koperasi sehingga berpotensi meningkatkan nilai tambah dan peningkatan kesejahteraan pekebun. Edukasi dan sosialisasi tentang manfaat dari minyak makan merah perlu dilakukan agar minyak makan merah dan produk diversifikasinya dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.

https://swa.co.id/swa/trends/economic-issues/ptpn-kembangkan-minyak-makan-merah-dan-biodiesel-b50

 

Katadata.co.id | Sabtu, 9 Juli 2022

Kementerian ESDM Targetkan Penerapan Biodiesel B35 Akhir Juli

Pemerintah, melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan implementasi campuran minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) 35% dalam biodiesel, yang dikenal sebagai B35, pada akhir bulan ini. Mengutip The Business Times, Jumat (8/7), Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, implementasi B35 ini, diharapkan dapat membantu menyerap kelebihan pasokan minyak sawit. Indonesia, yang merupakan produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia saat ini, telah memiliki campuran wajib 30% bahan bakar berbasis minyak sawit dalam biodieselnya. Pemerintah telah mempertimbangkan untuk menaikkannya menjadi 35% atau 40% untuk mendukung harga buah kelapa sawit lokal. Indonesia saat ini tengah berjuang memangkas persediaan minyak sawit, setelah larangan ekspor selama tiga minggu yang berakhir pada Mei 2022, yang bertujuan untuk mengendalikan harga minyak goreng domestik. Seperti diketahui, larangan ekspor CPO yang diterapkan pemerintah sebelumnya telah meningkatkan stok, dan membebani harga buah sawit di tengah puncak musim panen. Dadan menjelaskan, bahwa Kementerian ESDM telah menjalankan pengujian laboratorium untuk biodiesel yang mengandung hingga 40% bahan bakar minyak sawit dalam biodiesel (B40). “Kami akan melakukan uji jalan untuk campuran biodiesel 40% atau B40. Untuk saat ini, B35 yang akan diterapkan,” kata Dadan. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan pada Kamis (7/7) mengatakan, pihak berwenang perlu melakukan upaya ekstra untuk memotong persediaan dan tambahan 2,5 juta ton minyak kelapa sawit dapat diserap jika Indonesia menerapkan B40. Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Sahat Sinaga mengatakan, stok minyak sawit Indonesia telah naik menjadi 6,2 juta ton setelah larangan ekspor. Menaikkan campuran biodiesel dari 30% menjadi 35-40% memang merupakan salah satu opsi untuk meningkatkan harga minyak kelapa sawit. Opsi ini dipertimbangkan untuk dijalankan pada semester II-2022, yang diterapkan secara fleksibel tergantung pasokan dan harga CPO. Menko Luhut pun meminta Kementerian ESDM, BPDP-KS, dan Pertamina untuk dapat segera mengkaji terkait rencana tersebut agar harga dapat terkendali.

https://katadata.co.id/agungjatmiko/berita/62c911d61a7e3/kementerian-esdm-targetkan-penerapan-biodiesel-b35-akhir-juli

Merdeka.com | Jum’at, 8 Juli 2022

PTPN Group Kembangkan Bahan Bakar B50, Sukses Uji Cobab Medan – Jakarta

Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melalui Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) melakukan sejumlah inovasi, khususnya penelitian dan pengembangan (Litbang) terkait Bahan Bakar Biodiesel 50 persen (B50) dan Minyak Makan Merah. Pemerintah bahkan berharap, PPKS mampu menjadi lokomotif pengembangan inovasi dan riset sawit nasional. Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani mengatakan, PPKS menjadi backbone atau tulang punggung riset dan inovasi kelapa sawit nasional. Demi meraih cita-cita tersebut, Holding Perkebunan Nusantara siap membantu dan mendukung PPKS. Inovasi ini telah berlangsung semenjak tahun 2019 lalu. Mobil dengan bahan bakar B50 berhasil menjalani uji coba (road test) dengan rute Medan – Jakarta, pulang pergi, pada 25 hingga 31 Januari 2019 lalu. “Uji coba tersebut, sukses dan menambah kepercayaan diri para peneliti dan inovator PPKS untuk mematangkan riset dan aplikasi B50 secara luas di masyarakat,” ucap Abdul Ghani di Jakarta, Jumat (8/7).  PPKS turut mengembangkan teknologi sederhana produksi Minyak Makan Merah, dengan kandungan senyawa fitonutrien berkadar tinggi. Hasil inovasi Minyak Makan Merah yang diketuai oleh Dr. Frida R. Panjaitan ini memiliki kandungan fitonutrien antara lain karoten (sebagai pro-vitamin A), tokoferol dan tokotrienol (sebagai vitamin E), dan squalene. “Minyak Makan Merah berpotensi digunakan sebagai pangan fungsional, salah satunya sebagai bahan pangan untuk anti stunting,” ucap Kepala PPKS, M. Edwin S. Lubis, menyatakan, Edwin menjelaskan, selain sebagai sumber lemak (zat gizi dasar), Minyak Makan Merah, mengandung senyawa fitonutrien yang memiliki sifat sebagai antioksidan dan bioaktivitas lainnya. Kandungan asam oleat dan asam linoleat dalam Minyak Makan Merah, berfungsi untuk pembentukan dan perkembangan otak, transportasi dan metabolisme pada anak. “Minyak Makan Merah juga sesuai digunakan untuk menumis bahan pangan, salad dressing, serta bahan baku margarin dan shortening.”

Teknologi Buat Minyak Makan Merah

Teknologi produksi Minyak Makan Merah ini dapat dikembangkan pada skala Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). UMKM berpotensi meningkatkan nilai tambah dan peningkatan kesejahteraan pekebun, melalui proses pengembangan usaha berbasis produk turunan kelapa sawit berbasis pemberdayaan koperasi. Produk inovasi ini dapat menjadi solusi untuk pemenuhan zat gizi bagi masyarakat Indonesia. Edukasi dan sosialisasi tentang manfaat dari Minyak Makan Merah perlu dilakukan agar Minyak Makan Merah dan produk diversifikasinya dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. “Ke depannya kami berharap pabrik pengolahan Minyak Makan Merah dapat diintegrasikan dengan Pabrik Kelapa Sawit yang ada di wilayah kerja PTPN, sehingga kebutuhan minyak makan yang bergizi dan murah bagi karyawan dan masyarakat sekitar dapat dipenuhi,” ujar Ghani. Selain inovasi tersebut, PPKS menjadi Center of Excellence di bidang penelitian kelapa sawit telah berperan penting dalam perkembangan industri sawit di Indonesia. PPKS merupakan produsen benih kelapa sawit terbesar di Indonesia yang telah menghasilkan berbagai varietas benih kelapa sawit unggul yang digunakan di perkebunan kelapa sawit, baik perkebunan negara, swasta, maupun perkebunan rakyat.

https://www.merdeka.com/uang/ptpn-group-kembangkan-bahan-bakar-b50-sukses-uji-cobab-medan-jakarta.html

 

Kontan.co.id | Sabtu, 9 Juli 2022

Program Biodiesel 35% atau B35 Akan Dongkrak Harga TBS Sawit

Pemerintah akan mulai menjalankan program campuran biodiesel 35% atau B35 akhir bulan Juli ini. Program ini diyakini akan membantu mengerek harga tandan buah segar (TBS) sawit. Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono menilai, kebijakan ini berpotensi membantu penyerapan crude palm oil (CPO) dalam negeri. Terlebih saat ini pasokan dalam negeri masih melimpah akibat ekspor yang belum lancar. “(Juga) dapat membantu menaikkan harga tandan buah segar (TBS) petani,” kata Eddy kepada Kontan.co.id, Jumat (8/7). Eddy melanjutkan, kebijakan ini setidaknya bisa memberikan sentimen positif karena akan mendorong permintaan CPO. Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana mengatakan, implementasi B35 diharapkan ikut meningkatkan serapan sawit. “Ya ini konteksnya dalam industri sawit nasional, konteksnya dari situ sekarang kan harga sawit turun. Jadi dalam konteks itu kalau dinaikkan permintaan dan harganya naik ini dalam rangka menolong harga tandan buah segar (TBS) semakin bagus, sekarang kan turun,” terang Dadan ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Kamis malam (7/7). Dadan menambahkan, sebetulnya uji lab telah dilakukan untuk program B40. Kendati demikian, hingga sisa tahun ini implementasi akan dilakukan bertahap dengan memulai program B35 terlebih dahulu. Pemerintah memastikan belum akan memulai implementasi B40 tahun ini. Namun, sejumlah uji coba dan kajian untuk penerapan B40 terus berlangsung.

https://industri.kontan.co.id/news/program-biodiesel-35-atau-b35-akan-dongkrak-harga-tbs-sawit

 

Medcom.id | Sabtu, 9 Juli 2022

Maskapai Singapura Mulai Gunakan Bahan Bakar Ramah Lingkungan

Otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS), Singapore Airlines (SIA), dan GenZero, sebuah platform investasi yang sepenuhnya dimiliki oleh Temasek melakukan pengiriman campuran Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (SAF) ke Bandara Changi melalui sistem bahan bakar hidran bandara pada Kamis, 7 Juli 2022. SAF adalah istilah untuk bahan bakar campuran yang menggunakan bahan baku berkelanjutan. SAF kadang diganti dengan istilah bio-jet, bio-minyak tanah, jet alternatif, dan bahan bakar jet non-konvensional. Bahan bakar ini merupakan campuran biomassa atau karbon daur ulang dengan bahan bakar jet. Hal ini merupakan pertama kalinya SAF campuran diisi ke penerbangan SIA dan Scoot yang akan berangkat dari Changi Airport sebagai bagian dari proyek percontohan di Singapura. Pada proyek percontohan ini, sebanyak 1.000 ton SAF murni akan disediakan oleh Neste dan dicampur dengan bahan bakar jet yang disempurnakan di fasilitas ExxonMobil di Singapura. Hal ini diharapkan dapat menurunkan emisi karbon dioksida sebesar 2.500 ton. Proyek percontohan di Singapura yang diumumkan pada November 2021 ini bertujuan mempercepat penggunaan SAF di Singapura. Proyek ini merupakan tindak lanjut dari studi yang dilakukan Pemerintah Singapura dan para pelaku industri tentang kelayakan operasional dan komersial penggunaan SAF di Bandara Changi. Proyek percontohan ini akan menggabungkan campuran SAF murni di fasilitas lokal, sertifikasi SAF campuran, dan pengiriman ke Bandara Changi untuk memvalidasi opsi integrasi SAF secara operasional di Singapura. Director-General CAAS Han Kok Juan  mengatakan ada konsensus di antara pemerintah dan para pemimpin industri di seluruh dunia bahwa dekarbonisasi sektor penerbangan akan membutuhkan penggunaan SAF dengan skala besar. “Keberhasilan pengisian SAF campuran yang pertama adalah tonggak penting dalam perjalanan Singapura menuju penerbangan yang berkelanjutan. Ini menunjukkan Bandara Changi Singapura sudah siap akan penggunaan SAF,” ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 8 Juli 2022.  Senior Vice President Corporate Planning Singapore Airlines Lee Wen Fen mengatakan pengiriman ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan dekarbonisasi Grup perusahaan SIA. “Bahan bakar penerbangan berkelanjutan adalah kunci utama dari dekarbonisasi, dan proyek percontohan ini menegaskan komitmen kami mencapai nol emisi karbon pada 2050. Bekerja sama dengan para mitra SIA, kami akan terus mendukung penggunaan SAF di Singapura,” jelas dia. Chief Executive Officer GenZero Frederick Teo mengatakan senang melihat bahan bakar penerbangan berkelanjutan digunakan pada penerbangan SIA dan Scoot yang berangkat dari Bandara Changi. Chairman and Managing Director ExxonMobil Asia Pacific Pte. Ltd., Geraldine Chin mengaku bangga dapat menyediakan SAF yang tersertifikasi kepada Singapore Airlines dalam uji coba perdana ini. ExxonMobil memanfaatkan keahliannya dalam manufaktur bahan bakar dan logistik untuk membantu pelanggan seperti SIA mencapai target nol emisi karbon mereka. “Kami fokus untuk mengembangkan bisnis bahan bakar rendah emisi dengan memanfaatkan teknologi dan infrastruktur, serta melanjutkan penelitian mengenai biofuel yang dapat memberikan solusi jangka panjang lebih baik,” jelas dia. Vice President Renewable Aviation for the Asia-Pacific Region Neste Sami Jauhiainen mengatakan sangat senang melihat Singapore Airlines mengisi Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste MY dalam operasional penerbangan mereka. Kolaborasi dengan ExxonMobil, Singapore Airlines, Temasek, dan CAAS membuktikan potensi SAF mengurangi emisi penerbangan dan membantu mempercepat penggunaannya di Singapura dan global. Neste berkomitmen menjalankan perannya ketika kami memulai produksi SAF di Singapura pada kuartal pertama 2023 dengan kapasitas produksi sebanyak satu juta ton per tahun.

https://m.medcom.id/amp/nbwD8qmk-maskapai-singapura-mulai-gunakan-bahan-bakar-ramah-lingkungan