Dr. Tatang Hernas Soerawidjaja: Arsitek Kemurgi Indonesia dan Penggerak Energi Masa Depan

| Artikel
Bagikan Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

APROBI Ungkap Rahasia Sawit Jadi Kunci Indonesia Emas 2045. Sumber: APROBI

Hanya sedikit ilmuwan yang memikirkan hal di luar riset. Namun tidak bagi Dr. Ir. Tatang Hernas Soerawidjaja, sosok yang lebih dari tiga dekade mendedikasikan hidupnya untuk membangun fondasi energi terbarukan Indonesia. Di tengah dunia yang masih bergantung pada energi fosil, Dr. Tatang justru melangkah lebih dulu, menyuarakan pentingnya bioenergi jauh sebelum topik ini menjadi arus utama. Berkat dedikasi panjang dan kontribusinya yang nyata, Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) menganugerahkan gelar “Bapak Kemurgi Indonesia” kepada Ketua Umum Ikatan Ahli Bioenergi Indonesia (IKABI) itu.

 

Sumber: Doc.APROBI

Penghargaan ini diberikan dalam acara Seminar Nasional “Peluang dan Tantangan Industri Bioenergi Menyongsong Indonesia Emas 2045”, yang diselenggarakan di Jakarta pada 17 Juli 2025. Tak hanya menjadi simbol apresiasi, gelar tersebut juga menegaskan posisi Dr. Tatang sebagai pelopor dalam membangun ekosistem bioenergi di Tanah Air, sekaligus pemikir visioner dalam energi masa depan Indonesia.

Kiprah Dr. Tatang dimulai sejak era 1990-an ketika ia menjabat sebagai Ketua Jurusan Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB). Di masa itu, isu energi terbarukan belum banyak dibicarakan. Namun, Dr. Tatang telah melihat bahwa ketergantungan dunia pada energi fosil tidak akan bertahan lama. Ia mulai mempresentasikan gagasannya tentang pentingnya biodiesel sebagai bagian dari bauran bahan bakar cair nasional. Tak hanya berhenti di tataran ide, ia menggandeng tim dari ITB untuk melakukan pengembangan biodiesel berbahan baku kelapa sawit, bahkan jauh sebelum biofuel menjadi kebijakan nasional. Pendekatannya tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga strategis dan berorientasi pada kemandirian energi bangsa.

Dr. Tatang juga menjadi pemrakarsa Program Studi Teknik Bioenergi dan Kemurgi di Fakultas Teknik Industri ITB. Program ini mengajarkan pentingnya memanfaatkan sumber daya alam terbarukan untuk menghasilkan energi dan produk non-pangan, termasuk dari minyak nabati dan biomassa. Dari situlah istilah “kemurgi”, ilmu tentang pemrosesan bahan hayati non-pangan menjadi pijakan ilmiah dan industri. Konsep ini kemudian berkembang, diadopsi pemerintah, dan kini menjadi dasar lahirnya Direktorat Industri Kemurgi, Oleokimia dan Pakan (IKOP) di bawah Kementerian Perindustrian. Menariknya, direktur pertama IKOP adalah anak didik langsung Dr. Tatang di ITB. Hal itu menjadi bukti bahwa pengaruhnya melampaui ruang kelas dan menyebar ke lingkaran pengambil kebijakan.

Menerima penghargaan dari APROBI, Dr. Tatang mengaku terharu. Ia menyebut, semua langkah yang diambilnya sejak awal adalah untuk masa depan Indonesia yang lebih mandiri secara energi. Ia menyoroti tantangan ke depan, terkait bagaimana Indonesia bisa memproduksi hidrokarbon dari sumber daya non-fosil, seperti kelapa sawit, inti sawit, dan limbah organik. Menurutnya, solusi ini bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal kebijakan dan kesadaran kolektif. Di samping itu, seminar yang digelar juga menjadi ruang kolaborasi strategis antara ilmuwan, pelaku industri, dan pemerintah. Tujuannya jelas: memperkuat ketahanan energi berbasis sumber daya domestik dan mempercepat transisi menuju net zero emission. Kiprah Dr. Tatang menjadi contoh nyata bagaimana riset ilmiah bisa menjelma menjadi kebijakan dan industri strategis nasional.

Dengan jabatan sebagai Ketua IKABI dan anggota Komite Teknis Bioenergi Cair di Kementerian ESDM, Dr. Tatang aktif memengaruhi arah kebijakan energi nasional. Ia juga masih menjadi dosen aktif di Kelompok Keahlian Energi dan Sistem Proses Teknik Kimia ITB, terus membimbing mahasiswa dan mendorong riset yang aplikatif. Lebih dari gelar atau penghargaan, yang membuat Dr. Tatang istimewa adalah konsistensi dan keteguhan visi. Ia tetap berada di jalur yang sama selama puluhan tahun mewujudkan energi terbarukan sebagai tulang punggung masa depan Indonesia.

Penghargaan sebagai “Bapak Kemurgi Indonesia” bukan hanya pengakuan atas pencapaian masa lalu, tetapi juga undangan bagi generasi muda untuk meneruskan jejaknya. Di tengah krisis iklim dan tantangan energi global, sosok seperti Dr. Tatang menjadi pengingat bahwa perubahan besar bisa dimulai dari satu gagasan, yang diperjuangkan terus menerus, dengan konsistensi dan semangat untuk negeri.

Dr. Tatang Hernas Soerawidjaja bukan hanya ilmuwan. Ia adalah arsitek masa depan energi Indonesia.