Biodiesel Sawit Berhasil Turunkan Emisi 400 Kali Lipat Sejak 2010

| Artikel
Bagikan Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp
Biodiesel Sawit Berhasil Turunkan Emisi 400 Kali Lipat Sejak 2010. Sumber: Sawit Setara

Biodiesel sawit telah mencatatkan peran yang sangat signifikan dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) nasional. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, pemanfaatan bahan bakar nabati ini sebagai pengganti solar fosil di sektor energi dan transportasi mengalami lonjakan kontribusi yang luar biasa.

Dilansir dari laman GAPKI (30/11/2025), penerapan mandatori biodiesel telah mengubahnya menjadi instrumen energi bersih. Dampaknya pengurangan emisi yang terukur, terutama sejak kebijakan B30 mulai diimplementasikan di seluruh wilayah Indonesia.

Capaian Luar Biasa Biodiesel Sawit

Angka penghematan emisi dari biodiesel sawit menunjukkan peningkatan yang dramatis:

  • Pada tahun 2010, penghematan emisi tercatat sekitar 592,3 ribu ton CO2 ekuivalen.
  • Pada tahun 2020, angka ini melonjak hingga mencapai 22,3 juta ton CO2 ekuivalen.

Lonjakan ini menandai peningkatan kontribusi sebesar 400 kali lipat sejak tahun 2010. Menjadikannya capaian terbesar dalam kontribusi energi berbasis sawit untuk iklim nasional.

Strategi Transisi Energi Rendah Emisi

Peningkatan signifikan ini menempatkan biodiesel sawit pada posisi strategis dalam mendukung target penurunan emisi GRK Indonesia. Khususnya pada sektor energi yang merupakan penyumbang emisi terbesar.

Karakteristik biodiesel sawit yang lebih bersih terbakar, tidak beracun, dan terbarukan dinilai sangat sesuai dengan kebutuhan transisi energi rendah emisi nasional.

  • Pencapaian NDC. Adopsi B30 pada tahun 2020 disebut mampu memenuhi sekitar 59% dari target penurunan emisi yang ditetapkan untuk sektor energi dan transportasi pada tahun tersebut (yaitu 0,038 Giga Ton CO2 ekuivalen).
  • Target Masa Depan. Kontribusi ini sangat vital dalam mendukung target Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia untuk mereduksi emisi GRK sebesar 29% secara mandiri (dan 41% dengan dukungan internasional) hingga tahun 2030.

Peluang Pengembangan Green Fuel Lanjutan

Transformasi industri sawit juga membuka peluang bagi pengembangan green fuel generasi berikutnya. Termasuk green diesel, green gasoline, dan green avtur (Sustainable Aviation Fuel), yang tengah dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan energi masa depan.

Selain itu, potensi pemanfaatan bioenergi generasi kedua (dari biomassa) dan generasi ketiga (berbasis POME) menjadi potensi lanjutan dalam pengembangan energi bersih nasional berbasis sawit. Dengan dinamika ini, biodiesel sawit adalah elemen penting dalam peta jalan Indonesia menuju ekonomi rendah karbon.