Indonesia Ajukan Kembali Menjadi Anggota Dewan IMO 2024-2045

| News
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Kumparan.com | Sabtu, 22 Juli 2023

Indonesia Ajukan Kembali Menjadi Anggota Dewan IMO 2024-2045

Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk menggalang dukungan negara-negara anggota International Maritime Organization (IMO) atau organisasi maritim internasional dalam rangka pencalonan kembali Indonesia sebagai Anggota Dewan IMO Kategori C Periode 2024-2045. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Lollan Panjaitan, mengatakan keanggotaan Indonesia dalam IMO sangat penting untuk mencapai target Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030, seperti Sustainable Development Goals (SDG) 14 yaitu pelestarian dan pemanfaatan sumber daya kelautan secara berkelanjutan. “Saat ini Indonesia tengah berupaya meningkatkan jumlah pelabuhan yang cerdas dan berkelanjutan untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan operasi kapal dan pelabuhan serta industri maritim nasional secara keseluruhan,” pungkas Lollan dalam Media Briefing di Kantor Kemenhub, Jumat (21/7). Indonesia  juga mengembangkan INAPORTNET, administrasi sistem manajemen kepala yang sepenuhnya digital untuk kedatangan dan keberangkatan kapal, guna memfasilitasi transportasi laut domestik dan internasional dengan cara menyederhanakan dan menyelaraskan proses terkait secara sistematis. Lollan juga menekankan saat ini Indonesia tengah mengajak negara-negara anggota IMO untuk memperkuat kerja sama dalam penerapan efisiensi energi dan energi terbarukan untuk mempercepat penurunan emisi GRK dari kapal. “Indonesia telah mengamanatkan penerapan langkah-langkah efisiensi energi, program peremajaan kapal, wajib melaporkan konsumsi bahan bakar untuk kapal berbendera Indonesia, pemasangan alat bantu navigasi tenaga surya, dan elektrifikasi pelabuhan,” tuturnya. Indonesia juga akan terus mendorong penggunaan energi terbarukan dengan menerapkan program biodiesel wajib, yaitu B-35 untuk industri perkapalan dalam negeri. Kemenhub mencatat, dalam 3 tahun terakhir, penggunaan bahan bakar biodiesel telah mencapai 22,7 persen dari total konsumsi bahan bakar laut di Indonesia.

https://kumparan.com/kumparanbisnis/indonesia-ajukan-kembali-menjadi-anggota-dewan-imo-2024-2045-20puZuryR3A/full

 

Liputan6.com | Sabtu, 22 Juli 2023

Intip Spesifikasi Produk BBM Baru Campuran Bioetanol

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor 252.K/HK.02/DJM/2023 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin (Gasoline) RON 95 dengan Campuran Bioetanol 5% (E5) yang dipasarkan di dalam negeri. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi menegaskan bahwa Keputusan Dirjen Migas tersebut menetapkan dan memberlakukan ketentuan standar dan mutu (spesifikasi) minyak bensin dengan angka oktan (RON) 95 (E0) dan 5% bahan bakar nabati jenis bioetanol (E100). “Kepdirjen ini menetapkan dan memberlakukan ketentuan standar dan mutu bensin dengan RON 95 dan campuran 5% Bioetanol. Spesifikasinya ditetapkan sesuai dengan yang tercantum pada lampiran Kepdirjen tersebut. Salah satunya diatur angka oktana (RON) minimal 95,” ujar Agung dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (22/7/2023). Sesuai yang ditetapkan pada Kepdirjen tersebut, standar dan mutu (spesifikasi) bahan bakar minyak jenis bensin murni (E0) dengan angka oktan (RON) 95 mengacu pada Lampiran II Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor 110.K/MG.01/DJM/2022 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin (Gasoline) RON 91 dan RON 95 yang Dipasarkan di Dalam Negeri. Sementara standar dan mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Nabati jenis Bioetanol (E100) mengacu pada Keputusan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Nomor 95.K/EK.05/DJE/2023 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Nabati Jenis Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Lain yang Dipasarkan di Dalam Negeri.

BBM RON 95

Sejalan dengan Keputusan Dirjen tersebut, PT Pertamina (Persero) pada akhir bulan Juli akan meluncurkan produk Bahan Bakar Minyak (BBM) baru RON 95 dengan campuran Bioetanol yang berasal dari molases tebu singkong. Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana menyebutkan uji coba produk BBM baru tersebut akan mulai diberlakukan di bulan Juli tahun ini. Dadan juga mengatakan bahwa Kementerian ESDM sudah melakukan kajian sejak 2008 lalu, untuk memastikan pencampuran antara BBM dengan Bioetanol bisa berjalan. “Kita sudah lama supaya itu bisa berjalan, dari tahun 2008 sudah mulai ada kajian uji coba, dan sempat berjalan namun keekonomian tidak masuk, kemudian berhenti. Nah sekarang karena Presiden meminta untuk berjalan, kan Perpres sudah ditandatangani, untuk itu mudah-mudahan ini di awal Juli kita bisa melaksanakan (komersialisasi) untuk wilayah yang terbatas,” tutur Dadan pada Pertamina Research & Innovation Day pada Kamis (22/6) bulan Juni lalu.

https://www.liputan6.com/bisnis/read/5350955/intip-spesifikasi-produk-bbm-baru-campuran-bioetanol

Tribunnews.com | Minggu, 23 Juli 2023

Pengembangan Biofuel Terus Didorong Agar Jadi Alternatif Pengganti Bahan Bakar Fosil

Pengembangan biofuel sebagai alternatif energi terbarukan terus didorong di Indonesia. Chairman Indonesia Palm Oil Strategic Studies (IPOSS) Sofyan Djalil menyatakan, biofuel dapat menjadi alternatif pengganti bahan bakar fosil, serta sebagai energi terbarukan. “Biofuel menawarkan pengganti bahan bakar fosil konvensional yang lebih bersih dan lebih hijau yang mengarah pada pengurangan emisi gas rumah kaca dan polusi udara yang signifikan,” ujar Sofyan di seminar internasional Integrating Biofuels as the Main Pillar of ASEAN Renewable Energy Development for a Resilient and Sustainable Just Energy Transition di Jakarta, ditulis Minggu (23/7/2023). Dengan mengembangkan biofuel, Indonesia bisa aktif berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim dan meningkatkan kualitas udara. “Ini membuka jalan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan,” ucap Sofyan. Biofuel juga dapat dihasilkan dari limbah organik, termasuk residu pertanian, limbah makanan, dan sumber organik lain yang tersedia. “Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya memiliki cadangan limbah organik yang besar, peluang untuk pengembangan biofuel sangat besar,” tuturnya. Perwakilan chool of Business and Management – Institut Teknologi Bandung (SBM – ITB), Yudo Anggoro yang hadir dalam seminar tersebut menyampaikan, produksi biofuel yang bergantung pada bahan baku seperti tebu, kelapa sawit, dan berbagai biji minyak, memiliki potensi yang sangat besar untuk merangsang pembangunan pertanian dan memberdayakan ekonomi pedesaan. Menurutnya, di Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya, pertanian memainkan peran penting dalam perekonomian dan akhirnya pengembangan biofuel menciptakan peluang baru bagi petani dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat pedesaan, serta mempercepat pengentasan kemiskinan. “Dari sudut pandang ekonomi, pengembangan sektor biofuel dan rantai pasok terkait memiliki potensi yang sangat besar untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan menciptakan banyak kesempatan kerja,” paparnya. Ketua IPOSS Dono Boestami menambahkan, dengan mempromosikan biofuel sebagai alternatif energi terbarukan ASEAN, maka hal ini dapat mendorong kerja sama dan kolaborasi regional. “Pertukaran pengetahuan, praktik terbaik, dan teknologi dalam produksi biofuel memfasilitasi upaya bersama untuk mencapai target energi terbarukan,” paparnya. “Melalui prakarsa dan kemitraan regional, negara-negara ASEAN dapat secara efektif dan memanfaatkan potensi biofuel dan mengembangkan pengembangan energi berkelanjutan, sehingga mendorong kawasan ini menuju masa depan yang lebih hijau dan sejahtera,” sambungnya.

https://www.tribunnews.com/bisnis/2023/07/23/pengembangan-biofuel-terus-didorong-agar-jadi-alternatif-pengganti-bahan-bakar-fosil