Indonesia Optimis Menuju Swasembada Energi

| Articles
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp
Indonesia Optimis Menuju Swasembada Energi. Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Indonesia optimis menuju swasembada energi. Dalam upaya mengatasi dampak perubahan iklim, Indonesia telah memperkuat komitmennya dengan meratifikasi Paris Agreement. Pemerintah telah menetapkan target ambisius untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 31,89% hingga 43,2% pada tahun 2030. Dengan dukungan dari komunitas internasional, Pemerintah optimis pada target ini. Salah satu strategi utama yang ditempuh adalah melalui transisi energi. Sistem energi saat ini akan mengalami transformasi signifikan untuk mengakomodasi penggunaan yang lebih luas dari Energi Baru Terbarukan (EBT). Harapannya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Pencapaian Indonesia pada tahun 2023 menunjukkan progres yang menggembirakan, dengan porsi energi terbarukan mencapai 14%. Namun, potensi pemanfaatan energi baru terbarukan, terutama untuk pembangkit listrik, masih jauh dari optimal. Dari total potensi pembangkit listrik sebesar 3.686 GW, hanya sekitar 12.557 MW yang berasal dari EBT, dengan kontribusi bioenergi mencapai 3.086 MW.

Menanggapi hal ini, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dida Gardera, mengungkapkan bahwa pemerintah telah menetapkan target peningkatan penggunaan biodiesel domestik dari 12,2 juta kilo liter pada tahun sebelumnya menjadi 12,5 juta kilo liter. Peningkatan ini diharapkan dapat mendukung pencapaian target dalam Nationally Determined Contribution (NDC). Target penggunaan biodiesel sebesar 18 juta kilo liter pada tahun 2030.

Acara Rembuk Nasional Transisi Energi yang diadakan baru-baru ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi. Pihak pemerintah, jurnalis, akademisi, praktisi, dan pemangku kepentingan lainnya punya peranan penting dalam mendorong transisi energi yang berkelanjutan. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan Kemenko Perekonomian, Haryo Limanseto, menyatakan harapannya bahwa acara ini akan menjadi platform penting untuk berbagi informasi dan gagasan terkait dengan transisi energi.

Swasembada Energi

Pemerintah terus mengembangkan alternatif energi terbarukan. Salah satunya, Sustainable Aviation Fuel atau bioavtur berkelanjutan yang berbasis pada bahan bakar nabati, dengan fokus pada campuran minyak kelapa sawit. Langkah ini sejalan dengan upaya untuk meningkatkan penggunaan kendaraan listrik. Sebanyak 1081 unit SPKLU milik PLN dan mitra swasta telah beroperasi hingga akhir tahun 2023.

Deputi Dida menekankan bahwa potensi energi terbarukan seperti biodiesel dan bioavtur dari kelapa sawit menawarkan prospek yang cerah. Dengan optimalisasi pasokan, Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai swasembada energi sebelum tahun 2045. Upaya ini juga diarahkan untuk mendukung kesejahteraan masyarakat, terutama melalui pemanfaatan biomassa.

Selain itu, pemerintah telah mengambil langkah konkret dalam mendorong investasi rendah karbon melalui regulasi Nilai Ekonomi Karbon (NEK) dan implementasi Emissions Trading System di sektor ketenagalistrikan. Peluncuran bursa karbon pada tahun sebelumnya juga menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengoptimalkan potensi pasar karbon.

Melalui berbagai inisiatif ini, pemerintah berharap dapat menyampaikan urgensi transisi energi, potensi energi terbarukan, dan skema pasar karbon kepada publik dengan jelas. Dengan demikian, kolaborasi lintas sektor dan penerapan kebijakan yang efektif diharapkan dapat mempercepat pembangunan energi berkelanjutan untuk masa depan Indonesia.