Industri Hilir Hadapi Tantangan Berat di Pasar Eropa

| News
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Sawitindonesia.com | Sabtu, 17 Juni 2023

Industri Hilir Hadapi Tantangan Berat di Pasar Eropa

Industri hilir sawit menghadapi tantangan berat di pasar Eropa.Strategi diplomasi pemerintah harus diperkuat. Terakhir, Otoritas Uni  Eropa telah menghentikan penyelidikan anti subsidi terhadap fatty acidasal Indonesia. Update perkembangan bisnis hilir sawit ini disampaikan dalam buka puasa bersama antara Forum Wartawan Pertanian dengan Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN), dan Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) di Jakarta, Senin (27 Maret 2023). Ia menjelaskan bahwa program biodiesel telah mencapai bauran 35% yang diharapkan akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang. Pada 2023, target penggunaan biodiesel akan mencapai 13,15 Juta Kiloliter yang mampu mengurangi impor minyak solar hinggaRp 140 triliun. “Program biodiesel merupakan bagian dari upaya mencapai target nolemisi pada 2060. Karena itulah, perlu didorong program bioenergy lainnya seperti bioavtur, bioethanol, dan bensin sawit,” ujarnya. Rapolo Hutabarat, Ketua Umum APOLIN, mengapresiasi sikap pemerintah Indonesia dalam mengantisipasi pandemi karena perlu kehati-hatian dalam penetapan kebijakan. Indonesia perlu bersyukur dianugerahi kelapa sawit sebagai sumber bahan baku utama dari produk oleokimia yang membantu daya saing industri. “Indonesia telah menjadi produsen terbesar dari produk oleokimia di dunia. Saat ini, kapasitas produksi oleokimia Indonesia mencapai 11,38 juta ton di mana lebih tinggi dari Malaysia sebesar 2,5 juta sampai 3 juta ton yang berbasis minyak sawit,” ujar Rapolo. Menurutnya Indonesia sangat beruntung memiliki sentra produksi oleokimia di dalam negeri karena sangat bermanfaat di masa pandemic kemarin terutama bagi produk disinfektan dan kebersihan tubuh seperti sabun. Seiring pemulihan ekonomi, volume ekspor oleokimia mencapai 4,2 juta ton pada 2022. Negara tujuan utama ekspor adalah India, Tiongkok, dan Eropa. “Tahun lalu nilai ekspor oleokimia mencapai 5,4 miliar dolar atau rerataRp 83 triliun lebih. Ini sebuah pencapaian bersama terutama keberpihakan pemerintah yang mendukung hilirisasi di Indonesia,” ujarnya. Kinerja positif oleokimia, diakui Rapolo, juga ditopang keberpihakan pemerintah melalui kebijakan gas murah. Jadi, industri oleokimia mendapatkan insentif gas murah sampai 2024. ”Semoga kebijakan ini terus bergulir dan kami lihat Kementerian ESDM, Perindustrian sangat mendukung implementasi harga gas 6 dolar per mmbtu bagi oleokimia. Hingga sekarang, tidak ada PHK di sektor oleokimia bahkan terus bertambah penyerapan tenagakerja,” jelasnya. Sahat Sinaga, Direktur Eksekutif GIMNI, menjelaskan bahwa di kuartal pertama tahun ini tren masih di bawah tren periode sama tahun lalu. Di pasar global, terjadi penurunan tren produksi 17 minyak nabati sebesar 2% menjadi sekitar 58 juta ton dari target awal 61 juta ton. Begitu pula di dalam negeri, harga sawit tidak seperti tahun lalu di atas US$ 1000/ton. “Saat ini ekspor sawit menurun akibat dampak resesi global. Imbasnya, target Domestic Market Obligation sulit dicapai. Lemahnya ekspor ini mulai terjadi di akhir 2022 di mana hak ekspor sawit sebesar 6,1 juta ton tidak sepenuhnya terealisasi. Dampak berikutnya, pasokan minyakita berkurang lantaran dana subsidi minyakita itu dari ekspor,” ujarnya. Sahat mengusulkan DMO tidak lagi tepat menggerakkan pemenuhan kebutuhan minyak goreng. Sebaiknya pemerintah fokus membantu masyarakat kurang mampu sekitar 33 juta orang di mana kebutuhan minyak goreng murah sekitar 42 juta kiloliter. Syaratnya, pemerintah melalui Bulog yang memegang distribusi minyak goreng kepada masyarakat kurang mampu. Untuk itulah, Sahat mengusulkan kebijakan penundaan BK CPO ini perlu dilakukan untuk menjaga daya saing industri sawit nasional di pasar global. Apa bila bea keluar tetap dijalankan, maka stok minyak sawit di dalam bakalan over suplai dan tanki penuh. “Kalau bea keluar tetap jalan, diperkirakan ekspor sawit akan macet total. Harga tahun ini lebih rendah dari pada tahun lalu. Pasar ekspor juga lesu. Makanya, ekspor butuh insentif supaya daya saing kuat di pasar global,” ucap Sahat. Ketiga asosiasi sawit ini mengakui masih adanya hambatan dagang kepada produk hilir sawit. Paulus Tjakrawan mengakui  Indonesia masih menunggu hasil gugatan kebijakan RED II kepada Organisasi Perdagangan Internasional (WTO) yang ditangani oleh Dispute Settlement Body WTO melalui pendaftaran dengan kode WT/DS 593. Proses penyelesaian sengketa DS 593 menghadapi sejumlah kendala antara lain kekosongan hakim juri/arbitrator di appellate body atau badan banding. Minimnya hakim juri ini akibat  blokade penunjukkan arbitrator oleh Amerika Serikat semenjak 2017. Di sektor oleokimia,  diakui Rapolo, bahwa produk oleokimia ke Uni Eropa dikenakan bea masuk anti dumping dengan kisaran 15%-46%. Tarif ini sudah mulai diberlakukan pada Desember 2022 akibatnya anggota APOLIN kesulitan menembus pasar Eropa. “Tahun lalu, ekspor oleokimia ke Eropa sebesar 1 miliar dolar. Dari jumlah tadi, produk fatty acid menyumbang 330 juta dolar. Dengan hambatan tarif ini, kami sudah sampaikan kepada kementerian terkait memang saat ini langkah paling soft interim review. Untuk langkah ke WTO, ini harus dikaji bersama antara pelaku usaha dengan pemerintah,” ujarnya.

https://sawitindonesia.com/industri-hilir-hadapi-tantangan-berat-di-pasar-eropa/

 

BERITA BIOFUEL

 

Sawitindonesia.com | Minggu, 18 Juni 2023

HIP Biodiesel Juni Turun 10,9% Menjadi Rp10.234/Liter

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) menetapkan Harga Indeks Pasar (HIP) Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis biodiesel untuk Juni 2023 sebesar Rp10.234 per liter. Harga tersebut menurun 10,9 persen dari HIP biodiesel bulan lalu, yaitu Rp11.493 per liter. “Ketetapan ini mulai efektif berlaku sejak 1 Juni 2023 sesuai yang tertera pada Surat Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Nomor T-2240/EK.05/DJE.B/2023,” ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agung Pribadi di Jakarta, Jumat (9/6). Agung menambahkan, Harga rata-rata Crude Palm Oil (CPO) Kharisma Pemasaran Bersama (KPB) periode 25 April hingga 24 Mei 2023 mencapai Rp 10.507/kg selisih Rp 1.432/kg dari bulan periode sebelumnya. Besaran harga HIP BBN untuk jenis Biodiesel tersebut dihitung menggunakan formula HIP = (Rata-rata CPO KPB + 100 USD/ton) x 870 Kg/m3 + Ongkos Angkut. “Besaran ongkos angkut pada formula perhitungan harga biodiesel mengikuti ketentuan dalam Keputusan Menteri ESDM No. 21.K/HK.02/DJE/2023,” jelas Agung. Sebagai informasi, HIP BBN sendiri ditetapkan setiap bulan dan dilakukan evaluasi paling sedikit 6 bulan sekali oleh Direktur Jenderal EBTKE. Untuk konversi nilai kurs menggunakan referensi rata-rata kurs tengah Bank Indonesia periode 25 April sampai dengan 24 Mei 2023 sebesar Rp14.777,-.

 

https://sawitindonesia.com/hip-biodiesel-juni-turun-109-menjadi-rp10-234-liter/

 

Tribunnews.com | Sabtu, 17 Juni 2023

Cara Kerja Isuzu Strainer, Filter Solar B30 hingga B35 Mesin Diesel

Sejak 1 Februari 2023 Pemerintah resmi menerapkan program biodiesel B35. Hal itu Sesuai Edaran Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 10.E/EK.05/DJE/2022, Tentang Implementasi Penahapan Pemanfaatan BBN Jenis Biodiesel Sebagai Campuran Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar. Namun bukan berarti semua mobil diesel boleh mengkonsumsinya. Oleh sebab itu Solar B35 termasuk B30 membutuhkan penanganan tersendiri.

Isuzu Strainer

Di Isuzu, penggunaan filter ganda berperan untuk memaksimalkan penyaringan atau filtrasi solar tersebut hingga akhirnya sampai di ruang bakar dan terjadilah pembakaran sempurna. Filter ganda secara peran terdiri dari pra-filtrasi dan filtrasi utama akan mendapati tumpukan sisa elemen B35, sehingga butuh penggantian yang rutin untuk kedua filter itu. Keadaan tersebut tentu akan berbeda hasilnya jika pemasangan strainer dilakukan. Strainer atau saringan adalah sebuah penampung serupa kerucut yang pertama kali akan dilewati solar sebelum masuk ke 2 filter solar. Fungsi dari strainer ini adalah untuk memisahkan air (water), partikular padat serta menangkap glycerin yang ada dalam biodiesel sehingga diharapkan dapat menghambat kandungan tersebut berlanjut ke pre filter dan main filter. Dengan begitu, kita bisa meningkatkan umur operasional filter yang di sebabkan oleh penggunaan biodiesel. Cara kerjanya strainer itu sendiri cukup menarik. Saat solar dari tangki bahan bakar masuk ke strainer, endapan disaring dan akan diuraikan sesuai berat jenis hingga terkumpul atau mengendap di bawah strainer. Karena strainer berbahan tembus pandang apabila endapan cukup banyak, maka bisa dipantau dan dibersihkan (drain) dengan cara memutar drain plug di bawah untuk membuang endapan kandungan air dll. Setelah terfilter dari endapan di strainer, solar akan dialirkan ke pre filter dan main filter untuk penyaringan selanjutnya sesuai dengan partikel mikron. Dengan begitu, kondisi solar yang keluar dari strainer, pre filter dan main filter sudah lebih baik dan bersih untuk kemudian solar diteruskan ke supply pump dan injector lalu ke mesin.

https://jogja.tribunnews.com/2023/06/16/cara-kerja-isuzu-strainer-filter-solar-b30-hingga-b35-mesin-diesel

CNNIndonesia.com | Sabtu, 17 Juni 2023

Dirut Pertamina Klaim Harga Bioetanol bakal Dijual Seharga BBM RON 95

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan harga BBM Jenis baru bioetanol bakal dijual dengan harga yang sama dengan BBM beroktan 95. Bioetanol merupakan campuran antara pertamax beroktan 92 dan nabati etanol. Bioetanol adalah salah satu bentuk energi terbarukan yang dapat diproduksi dari tumbuhan melalui proses fermentasi. “Jadi itu RON 95. Nanti kisaran harganya sama dengan RON 95,” ucapnya di Lippo Mal Kemang, Jakarta, Sabtu (17/6). Meski demikian, ia tidak merinci harga BBM RON 95 mana yang dimaksud. Pertamina sendiri pernah memiliki produk BBM beroktan 95, yakni pertamax plus. Namun, BBM tersebut sudah tak dijual di SPBU sejak 2016 lalu. Hal itu dikarenakan pada tahun yang sama Pertamina mengeluarkan produk BBM baru dengan oktan yang lebih tinggi. Adapun saat ini yang menjual produk BBM beroktan 95 adalah Shell dengan Shell V Power, Vivo dengan Revvo 95, dan BP dengan BP Ultimate. Tercatat, Shell V Power saat ini dijual seharga Rp13.400 per liter, Revvo 95 Rp13.200 per liter, dan BP Ultimate Rp13.400 per liter. Dengan kata lain, harga BBM bioetanol besutan Pertamina tadi tidak akan jauh berbeda dari ketiga jenis bahan bakar di atas. Nicke menegaskan bio bakal dirilis Juni ini. Namun, ia tidak membocorkan pada tanggal berapa tepatnya BBM tersebut akan diluncurkan. Nicke menyebut pada tahap awal, bioetanol bakal diuji coba di Surabaya kemudian disusul Jakarta. “Surabaya dulu baru Jakarta,” ucapnya. Secara terpisah, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengklaim uji coba bioetanol bakal dilaksanakan di 15 SPBU Surabaya akhir Juni ini. “Yang saya tahu di Surabaya mestinya akhir bulan ini sudah ada 15 (SPBU),” ucap Erick. Upaya Pertamina merilis BBM baru dari dari bioetanol ini kian menambah portofolio produk bahan bakar nabati. Perusahaan pelat merah itu sebelumnya juga telah mengedarkan BBM yang dicampur dengan minyak nabati, yakni biodiesel 35 persen (B35). Sama seperti biodiesel, bioetanol juga menjadi bahan bakar alternatif yang dicampur dengan energi yang bersumber dari nabati. Bedanya, bahan bakar ini biasa digunakan untuk kendaraan bermesin bensin. Sebelum Indonesia, sudah banyak negara di dunia yang memakai bahan bakar jenis ini. Sebagai contoh China yang sudah merilis kebijakan untuk mewajibkan penggunaan etanol di seluruh wilayah pemerintahannya pada Januari 2020, namun ada kendala akibat penolakan dari pengusaha lokal, ongkos produksi etanol yang tinggi, dan terbatasnya bahan baku. Berbeda dengan China, Amerika Serikat (AS) dan Brazil merupakan negara yang sukses menerapkan etanol sebagai komponen wajib dalam campuran bahan bakar kendaraan. Keduanya juga merupakan negara dengan tingkat produksi etanol tertinggi di dunia. Contohnya, sepanjang periode 2018 AS berhasil memproduksi 16,1 miliar gallon sedangkan Brazil berada di posisi kedua dengan jumlah produksi sebesar 7,95 miliar gallon. Mayoritas kendaraan di Brazil kerap disebut sebagai flexible-fuel vehicle atau kendaraan mampu beradaptasi dengan bioetanol.

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20230617154658-85-963191/dirut-pertamina-klaim-harga-bioetanol-bakal-dijual-seharga-bbm-ron-95

Kontan.co.id | Sabtu, 17 Juni 2023

Genjot Swasembada Gula dan Bioetanol, Pemerintah Akan Tambah 700.000 Ha Kebun Baru

Dalam rangka percepatan swasembada gula nasional dan penyediaan bioetanol sebagai bahan bakar nabati (biofuel) pemerintah telah menyiapkan peta jalan. Peta jalan tersebut tersusun dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 40 Tahun 2023 mengenai Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel). Beleid yang diteken Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 16 Juni 2023 tersebut, dalam rangka mewujudkan swasembada gula nasional guna menjamin ketahanan pangan nasional. Serta menjamin ketersediaan bahan baku dan bahan penolong industri, mendorong perbaikan kesejahteraan petani tebu, serta meningkatkan ketahanan energi dan pelaksanaan energi bersih. Adapun percepatan swasembada gula nasional dan penyediaan bioetanol sebagai bahan bakar nabati (biofuel) mencakup, pemenuhan kebutuhan gula konsumsi dan industri, serta peningkatan produksi bioetanol yang berasal dari tebu sebagai bahan bakar nabati (biofuel). Atas hal tersebut, Pemerintah akan melakukan perluasan areal lahan baru perkebunan tebu seluas 700.000 hektare (ha). “Penambahan areal lahan baru perkebunan tebu seluas 700.000 ha yang bersumber dari lahan perkebunan, lahan tebu rakyat, dan lahan kawasan hutan,” dikutip dari salinan Perpres No 40/2023, pada Minggu (18/6). Adapun, sumber lahan kawasan hutan diperoleh melalui perubahan peruntukan kawasan hutan, penggunaan kawasan hutan, dan/atau pemanfaatan kawasan hutan dengan perhutanan sosial dan sistem multi usaha. Selain itu, juga akan dilakukan peningkatan produktivitas tebu sebesar 93 ton per hektar melalui perbaikan praktik agrikultur berupa pembibitan, penanaman, pemeliharaan tanaman, dan tebang muat angkut. Selanjutnya, dalam peta jalan juga akan dilakukan peningkatan efisiensi, utilisasi, dan kapasitas pabrik gula untuk mencapai rendemen sebesar 11,2%. Tak lupa dilakukan peningkatan kesejahteraan petani tebu. Ditargetkan juga peningkatan produksi bioetanol yang berasal dari tanaman tebu paling sedikit sebesar 1,2 juta KL. Pencapaian swasembada gula untuk kebutuhan konsumsi diwujudkan paling lambat pada tahun 2028. Sedangkan, pencapaian swasembada gula untuk kebutuhan industri diwujudkan paling lambat pada tahun 2030. Untuk pencapaian peningkatan produksi bioetanol pemerintah menargetkan dapat diwujudkan paling lambat pada tahun 2030. Peta jalan swasembada gula nasional ditetapkan paling lambat 6 bulan terhitung sejak berlakunya Peraturan Presiden tersebut.

https://nasional.kontan.co.id/news/genjot-swasembada-gula-dan-bioetanol-pemerintah-akan-tambah-700000-ha-kebun-baru