Ini Capaian Produksi Minyak Sawit Nasional

| Articles
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Borneonews.co.id | Minggu, 24 Oktober 2021

Ini Capaian Produksi Minyak Sawit Nasional

Kementerian Perindustrian menilai sektor industri sawit menjadi salah satu prioritas nasional yang patut untuk diperhatikan. Salah satunya yakni dengan menjaga kualitas keberlanjutan pertumbuhan industri sawit. Data Kementerian Perindustrian mencatat, pada 2020, total produksi minyak sawit nasional mencapai 52,14 juta ton. Dengan capaian produksi tersebut, sektor industri sawit mampu menyumbang devisa ekspor lebih dari Rp300 triliun. “Selain itu mampu menyerap tenaga kerja 5,2 juta, menghidupi 22 juta orang. Capaian kualitatif sektor ini menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi di luar jawa, menggerakan aktivitas produktif di daerah terluar, terpencil dan tertinggal. Serta menjaga kedautalan ekonomi dan teritorial di perbatasan,” kata Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika pada webinar Kontribusi Industri Hilir Sawit dalam Mendukung Pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang diselenggarakan Warta Ekonomi pada Selasa, 19 Oktober 2021. Putu menyebut, sektor pengolahan sawit di Indonesia berpredikat unggul pada tahun 2020 dengan rasio volume ekspor produk hilir jadi dengan baku CPO dan CPKO mencapai 85 persen. Persentase tersebut terdiri dari lebih 160 jenis produk hilir yang telah mampu diproduksi di dalam negeri untuk kebutuhan pangan, nutrisi, bahan komia, oleokimia, dan bahan bakar terbarukan (biodiesel) yang diserap dalam negeri dengan orientasi ekspor. Adapun nilai ekonomi sektor sawit mencapai Rp750 triliun per tahun. Direktur Penghimpunan Dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit atau BPDPKS, Sunari mencatat kinerja sektor industri sawit terhadap perekonomian memiliki peranan dan sumbangsih besar sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan perolehan Produk Domestik Bruto atau PDB Indonesia pada triwulan kedua mencapai 7,07 atau mengalami kondisi lonjakan akibat low based effect. PDB sektor pertanian berperan besar dalam peningkatan PDB, khususnya sektor perkebunan, dengan spesifikasi kelapa sawit. “Nilai ekspor rata-rata per tahun itu mencapai USD21,4 miliar yang artinya peran kelapa sawit ini sudah sekitar 14,9 persen terhadap ekspor non migas,” ujarnya. Sunari menerangkan, industri sawit memiliki estimasi kontribusi penerimaan pajak dalam kisaran Rp14 triliun sampai Rp20 triliun. Selain itu, sektor sawit dianggap memiliki peran penting dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). “Kalau dilihat 190 kabupaten/kota yang didominasi sektor sawit telah memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional. Ini memberikan pengaruh positif dan signifikan terahdap PDRB daerah,” pungkasnya. Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (APROBI), Paulus Tjakrawan menyampaikan bahwa program biodiesel sudah dimulai risetnya sejak tahun 1980-an dan memiliki manfaat yang luar biasa. Dijelaskan Paulus, pada aspek lingkungan hidup, biodiesel memiliki sifat biodegradable yang tidak beracun dan diproduksi dari tanaman yang berkesinambungan. Tidak hanya itu, emisi gas rumah kaca yang dihasilkan juga lebih kecil. “Kita akan mengalami masalah ketahanan energi kalau kita tergantung impor (fosil) yang besar sekali,” tegas Paulus. Dari aspek keekonomian, implementasi program biodiesel dapat menghemat devisa dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Dalam 20 tahun terakhir, pertumbuhan penggunaan bahan bakar nabati dunia meningkat 10x lipat. Produksi bahan bakar nabati di Asia Pasifik cukup besar yang didorong oleh kebutuhan hidup manusia. Di Indonesia, produksi biodiesel sudah dimulai sejak tahun 2006, hingga akhir tahun 2020, kapasitas produksi industri biodiesel Indonesia sudah mencapai 12,4 juta kiloliter. Sementara itu, sepanjang Januari – Oktober 2021, kapasitas produksi biodiesel sudah mencapai 14 juta kiloliter. Pembicara yang hadir dalam acara tersebut, Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian RI, Putu Juli Ardika, Direktur Penghimpunan Dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Sunari, Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (APROBI), Paulus Tjakrawan, Wakil Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Agam Fatchurrochman.

https://www.borneonews.co.id/berita/240783-ini-capaian-produksi-minyak-sawit-nasional

 

BERITA BIOFUEL

 

 

CNBCIndonesia.com | Sabtu, 23 Oktober 2021

Produsen Biodiesel Siap Produksi 15,4 Juta KL, Kuota 2022?

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut produsen biodiesel untuk tahun depan siap memasok 15,4 juta kilo liter (kl) Fatty Acid Methyl Esters (FAME) untuk kebutuhan biodiesel. Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dalam konferensi pers secara daring, Jumat (22/10/2021). Dia mengatakan, itu merupakan kapasitas terpasang pabrik biodiesel. Namun untuk spesifik kuota biodiesel (B30) di dalam negeri di 2022, dia mengatakan saat ini belum ditentukan karena masih dalam proses persiapan. “Untuk tahun 2022 masih siapkan ya, jadi sekarang proses pengadaan sudah dimulai,” ungkapnya. Dia mengatakan, saat ini sudah banyak badan usaha penyalur bahan bakar nabati (BBN) yang mendaftar untuk mengikuti proses pengadaan dan pemerintah pun sudah mencatat, termasuk juga kapasitasnya. Lebih lanjut dia mengatakan, dari sisi produsen pada tahun ini kesiapannya jauh lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. “Jadi dari pemegang usaha niaga BBN sudah daftar, kita sudah umumkan siapa yang akan ikut, termasuk kapasitasnya. Jadi total yang siap ikuti 15,4 juta KL,” paparnya. Dia mengatakan, alokasi FAME tahun depan ditargetkan akan rampung pada pertengahan November 2021. “Dan sekarang dalam proses susun alokasi kuota 2022, target kami selesai di pertengahan November jadi ada waktu minggu pertengahan November umumkan,” lanjutnya. Pemerintah tahun ini menetapkan alokasi penyerapan biodiesel (B30) sebesar 9,2 juta kl. Adapun realisasi sampai Kuartal III mencapai 6,64 juta kl atau 72,17%. “Implementasi biodiesel 30%, 9,2 juta kl dan realisasi sampai Triwulan III adalah 6,64 juta kl,” paparnya. Dadan mengaku optimistis target alokasi 9,2 juta kl tahun ini akan terserap. Berdasarkan pantauan 3-5 bulan ke belakang, imbuhnya, rata-rata konsumsi biodiesel meningkat. “Optimis capai 9,2 juta kl tahun 2021, lihat dari apa yang kami pantau 3,4,5 bulan, sampai akhir tahun rata-rata naik per bulan, sehingga selintas melihat angka tersebut potensi untuk lebih besar dari 9,2 juta kl sangat tinggi,” tuturnya.

https://www.cnbcindonesia.com/news/20211022191505-4-285951/produsen-biodiesel-siap-produksi-154-juta-kl-kuota-2022

 

Kontan.co.id | Sabtu, 23 Oktober 2021

Hingga September 2021, realisasi distribusi B30 capai 72,17% dari target tahun ini

Realisasi distribusi biodiesel 30% atau B30 di sembilan bulan pertama mencapai 6,64 juta kiloliter. Angka tersebut setara kurang lebih 72,17% dari target distribusi tahun ini yang dicanangkan sebesar 9,2 juta kiloliter. Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan, realisasi distribusi tersebut menjangkau berbagai sektor. “Tahun ini kan kita terus menjalankan program B30 untuk seluruh sektor, memang ada beberapa yang dikecualikan, misalkan untuk peralatan di TNI, kemudian penggunaan di daerah dataran tinggi yang secara spek memang tidak masuk di situ,” kata Dadan  Konferensi Pers Capaian Kinerja Triwulan III 2021 dan Isu-Isu Terkini Subsektor EBTKE yang disiarkan virtual, Jumat (22/10). Meski baru mencapai 72,17%, Dadan menilai bahwa realisasi distribusi biodiesel bisa mencapai target pada akhir tahun nanti. Optimisme ini berdasar pada kecenderungan realisasi distribusi yang umumnya meningkat di bulan-bulan September hingga akhir tahun. Di samping itu, ia juga mencatat bahwa realisasi distribusi biodiesel pada bulan ketiga dan bulan-bulan seterusnya di tahun ini cenderung meningkat dari bulan ke bulan. “Kalau selintas kalau melihat angka tersebut, potensi untuk lebih besar dari 9,2 juta kl ini sangat tinggi,” imbuh Dadan. Lebih lanjut, Dadan menyampaikan bahwa Kementerian ESDM ke depannya akan mendorong program-program biofuel lain seperti bensin sawit, bioavtur, dan bio CNG. Kementerian ESDM mencatat, saat ini telah terbangun demo plant bensin sawit dengan kapasitas produksi 1.000 liter per hari. Proyek tersebut merupakan proyek kerja sama ITB, PT Pura Barutama, dan BPDPKS.  Di sisi ain pada program bioavtur, telah dilakukan uji statik produk bahan bakar J2,4 di test-cell milik Garuda Maintenance Facility (GMF) pada Mei 2021. Hasilnya, performa engine yang menggunakan bioavtur (J2,0 dan J2,4) memberikan korelasi yang sama dengan Jet A1.  Uji terbang juga sudah dilakukan pada bulan September 2021 selama 9 hari kalender menggunakan pesawat CN-235-220 milik PT Dirgantara Indonesia. “Kita juga mendorong untuk pemanfaatan bio CNG, sudah ada beberapa project di lapangan yang berjalan, di skala perusahaan, dan kami melihat ini bisa menjadi salah satu potensi ke depan,” tambah Dadan.

https://industri.kontan.co.id/news/hingga-september-2021-realisasi-distribusi-b30-capai-7217-dari-target-tahun-ini

 

Kontan.co.id | Minggu, 24 Oktober 2021

Pemerintah masih fokus ke B30

Pemerintah masih fokus dalam upaya produksi biodiesel 30% atau B30. Butuh kajian komprehensif untuk meningkatkan program B30. Terlebih saat ini harga minyak sawit mentah (CPO) sebagai bahan baku biodiesel melonjak naik. “Secara teknis memungkinkan, tapi secara finansial untuk mendukung insentifnya juga perlu dipertimbangkan,” ujar Direktur Bioenergi Kementerian ESDM, Andriah Feby Misna saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (24/10). Meski begitu, pengembangan terus juga dilakukan oleh Kementerian ESDM. Salah satunya adalah pengembangan B40 yang telah menyelesaikan uji teknis. “Selanjutnya kita perlu sosialisasi dan roadtest untuk memastikan keberterimaan semua pihak,” terang Andriah. Sebelumnya Presiden Joko Widodo produksi biodiesel akan berdampak pada ketahanan energi Indonesia. Produksi biodiesel akan mampu menghemat devisa negara. “Catatan saya di tahun 2020 menghemat devisa sebesar Rp 38 triliun. Diperkirakan di tahun 2021 akan menghemat devisa Rp 56 triliun,” ujar Jokowi saat peresmian pabrik biodiesel, Kamis (21/10). Jokowi bilang dengan hadirnya pabrik biodiesel maka akan menurunkan impor solar Indonesia. Sehingga Indonesia juga akan mampu menekan defisit neraca dagang. Produksi biodiesel juga sejalan dengan upaya Indonesia mengurangi emisi dari penggunaan energi fosil. Jokowi mendorong produksi biodiesel tahun 2021 dapat mencapai 9,2 juta kiloliter.

https://industri.kontan.co.id/news/pemerintah-masih-fokus-ke-b30