Integrasi Biofuel dalam Rencana Strategis Energi Terbarukan ASEAN

| Articles
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp
Integrasi Biofuel dalam Rencana Strategis Energi Terbarukan ASEAN. Sumber: Kementrian ESDM

Tidak hanya sekedar ambisi, integrasi Biofuel menjadi rencana strategis energi terbarukan oleh ASEAN dalam peta jalan energi terbarukan. Langkah ini diharapkan dapat mengatasi kesenjangan antara target dan realisasi energi baru terbarukan (EBT) di kawasan tersebut. Menurut ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC), target peningkatan pangsa EBT hingga 23% pada tahun 2025, sedangkan realisasi saat ini baru mencapai 14,4%.

Pada seminar internasional yang diadakan sebagai bagian dari event series untuk ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) ke-41, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Jisman Hutajulu, menyatakan urgensi integrasi biofuel. Acara ini menjadi panggung untuk membahas pendekatan komprehensif melibatkan kolaborasi antara pemerintah dan nonpemerintah guna memastikan peran vital Biofuel dalam solusi energi terbarukan jangka panjang.

Visi Indonesia sebagai Ketua ASEAN pada tahun 2023 memperkuat fokus pada transisi energi berkelanjutan, kemandirian energi, dan ketahanan energi di kawasan ini. Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Yudo Dwinanda Priaadi menekankan peran Biofuel dalam dekarbonisasi transportasi, memberikan solusi rendah karbon untuk kendaraan, kapal, dan pesawat terbang.

Langkah Konkret dalam Intergrasi Biofuel oleh ASEAN

Biofuel di Indonesia mengalami perkembangan positif, terutama dengan implementasi program mandatori Biodiesel. Pada Februari 2023, pencapaian signifikan dalam menerapkan B35 (35%) secara nasional, sebagai bukti nyata terhadap energi terbarukan.

Semangat ini juga tercermin dalam kontribusi ASEAN secara global. Berdasarkan BP Statistical Review of World Energy 2022, Indonesia dan beberapa negara ASEAN lainnya menjadi penghasil Biofuel terbesar. Sehingga memberikan kontribusi signifikan terhadap pasokan global.

Ketua Indonesia Palm Oil Strategic Studies (IPOSS), Darmin Nasution, mendukung pembentukan “ASEAN Biofuel Network”. Hal ini sebagai langkah konkret untuk mendukung transisi energi di kawasan ini. Forum ini diharapkan menjadi platform pemerintah dan nonpemerintah untuk bekerja sama dalam pengembangan Biofuel. Keduanya diharapkan dapat berkolaborasi untuk promosi peluang bisnis, pertukaran pengetahuan, dan kolaborasi penelitian.

Pembuat kebijakan, pelaku bisnis, dan ahli internasional, berperan dalam menjadikan Biofuel sebagai sumber energi alternatif yang berkelanjutan. Dengan pengalaman luas negara ASEAN, Biofuel muncul sebagai solusi yang menjanjikan untuk mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil. Selain itu, juga meningkatkan ketahanan energi, dan mendukung pembangunan ekonomi.