Jhonlin Agro Raya (JARR) Optimis Penjualan Biodiesel Meningkat Tahun Ini

| News
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

 

Kontan.co.id | Rabu, 24 Januari 2024

Jhonlin Agro Raya (JARR) Optimis Penjualan Biodiesel Meningkat Tahun Ini

PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) optimistis penjualan biodiesel atau Fatty Acid Methyl Ester (FAME) akan meningkat di tahun 2024.  Corporate Secretary JARR Irena Cyntia mengatakan, target penjualan FAME diproyeksikan bakal tumbuh menjadi 318.754 kilo liter (kl) di tahun 2024 atau meningkat 0,73% dibanding tahun lalu sebesar 316.444 kl. “JARR optimis ini akan tercapai mengingat estimasi produksi bahan baku crude palm oil (CPO) juga diproyeksikan meningkat. Target penjualan FAME tahun ini sebesar 318.754 kl dan target penjualan minyak goreng sebesar 18.000 MT,” kata Irene kepada Kontan, Rabu (24/1). Irene mengatakan, semua produksi turunan CPO milik JARR yang diolah menjadi FAME dan minyak goreng akan fokus dijual untuk pasar dalam negeri.  “Semua penjualan FAME dialokasikan untuk dalam negeri khususnya wilayah Kalimantan dan Indonesia Timur. Sementara penjualan minyak goreng akan dialokasikan juga di dalam negeri khususnya wilayah Kalimantan,” ucapnya. Disisi lain, Irene menyebutkan produksi tandan buah segar (TBS) dan CPO JARR diprediksi meningkat 10% jika dibandingkan tahun lalu.  Peningkatan ini karena semakin naiknya umur tanaman sawit yang sudah menghasilkan dan semakin luasnya tanaman menghasilkan dibanding tahun lalu. “Di samping itu terkait hasil merger PT Jhonlin Agro Raya (JARR) dengan PT Jhonlin Agro Lestari (JAL) juga akan berpengaruh terhadap proyeksi pertumbuhan TBS dan CPO JARR,” jelasnya. Irene menambahkan, tahun ini JARR belum berencana melakukan perluasan lahan kebun dan penambahan pabrik sawit baru. Mengingat pabrik sawit baru yang dibangun JARR baru beroperasi di akhir tahun 2023. “Saat ini terus dilakukan optimasi agar utilisasi pabrik bisa meningkat. Pabrik yang baru beroperasi ini terletak ditengah-tengah kebun sawit milik JARR dan memiliki kapasitas 60 ton per jam,” imbuhnya.

https://industri.kontan.co.id/news/jhonlin-agro-raya-jarr-optimis-penjualan-biodiesel-meningkat-tahun-ini

 

Sawitindonesia.com | Rabu, 24 Januari 2024

Pabrik Biogas Sawit Menghasilkan 300 MMBTU Biogas/Hari

Pabrik biogas terkompresi terbesar di Asia mulai beroperasi di sentra sawit di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Senin (22/1/2024). Pabrik itu menghasilkan 300 MMBTU biogas per hari dari limbah sawit. Dengan potensi 16,8 juta hektar kebun sawit nasional, biogas dari limbah sawit dapat menggantikan sebagian kebutuhan elpiji nasional. ”Biogas terkompresi ini akan meningkatkan bauran energi baru terbarukan dalam bauran energi nasional. Pembangunan ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk menurunkan gas rumah kaca,” kata Direktur Bioenergi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Edi Wibowo saat acara peresmian operasi pabrik. Pabrik biogas terkompresi itu dikembangkan dan dibangun oleh Knowledge Integration Services (KIS) Group dengan merek dagang Biomethane Compressed Natural Gas (BioCNG). Biogas terkompresi disebut juga gas biometana terkompresi (CBG). KIS membangun pabrik biogas terkompresi komersial pertama di pabrik kelapa sawit milik PT United Kingdom Indonesia Plantations di Kabupaten Langkat. Pabrik itu merupakan yang pertama dari rencana pembangunan 25 pabrik serupa di Sumut dan Riau. Edi menyebut, sebagai negara dengan perkebunan sawit terluas di dunia, Indonesia mempunyai potensi pengembangan biogas yang sangat besar. Sekitar 60 persen dari tandan buah segar sawit menjadi limbah, tetapi bisa dimanfaatkan menjadi sumber energi hijau. Potensi bioenergi dari limbah sawit ini setara 57.000 megawatt energi listrik. Sebagai perbandingan, kapasitas terpasang PLN saat ini sekitar 73.000 megawatt. Peluang ini sebenarnya sudah dibaca perusahaan sawit. Sudah banyak yang mengolah limbah menjadi biogas. Limbah sawit difermentasi pada tangki anaerob sehingga menghasilkan gas metan berkadar 40-60 persen. Dengan konsentrasi gas metan rendah dan tidak terkompresi, biogas jenis ini hanya bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Biogas ini tidak efisien dikirim ke tempat lain karena volumenya besar. Teknologi biogas terkompresi pun dapat meningkatkan konsentrasi gas metan hingga 96 persen dan volumenya ditekan cukup signifikan. Biogas terkompresi membuat pengangkutan biogas dalam tabung truk menjadi ekonomis. Dalam waktu dekat, biogas terkompresi juga dapat menggantikan atau dicampurkan untuk elpiji nonsubsidi untuk sektor industri dan komersial, yakni tabung 12 kilogram dan 50 kilogram. Saat ini, sebanyak 74 persen elpiji bersumber dari gas alam cair yang diimpor. Biogas terkompresi juga menjadi bagian penting dari target produksi 490 juta meter kubik biogas nasional pada 2025. Saat ini, produksi biogas nasional sudah mencapai sekitar 100 juta meter kubik. CEO KIS Group KR Raghunath mengatakan, pabrik yang mereka bangun di Langkat adalah pabrik komersial BioCNG yang terbesar di Asia. Pabrik itu menghasilkan 300 MMBTU (juta metrik british thermal unit) BioCNG per hari. Gas itu setiap hari diangkut dengan dua truk khusus untuk memasuk kebutuhan energi pabrik oleokimia milik di PT Unilever Oleochemical Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei di Kabupaten Simalungun. Kis Group optimistis bisa membangun total 25 pabrik biogas terkompresi dengan investasi 110 juta dollar AS. Pabrik BioCNG ini akan mengurangi emisi karbon 3,7 juta ton CO2 per tahun, menciptakan lapangan kerja hijau, dan memberikan efek ganda untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan. Managing Director PT Unilever Oleochemical Indonesia Sai Krishna mengatakan, unilever menggunakan BioCNG sebagai bagian dari komitmen mereka untuk tidak menghasilkan emisi karbon dari bahan bakar fosil pada 2030. ”Semua orang tahu bahwa industri oleokimia membutuhkan energi yang sangat besar. Penggunaan BioCNG untuk pabrik adalah bagian dari komitmen kami pada ekonomi sirkular,” kata Krishna. Pelaksana Tugas Bupati Langkat Syah Afandin mengatakan, pemanfaatan limbah sawit menjadi energi hijau juga menjadi peluang ekonomi baru bagi daerah sentra sawit seperti Langkat. Pembangunan pabrik juga dapat menyerap tenaga kerja yang lebih banyak. Dengan pabrik biogas terkompresi terbesar di Asia, dia berharap ke depan industri nasional bisa menjadi contoh ekonomi sirkular.

https://sawitindonesia.com/pabrik-biogas-sawit-menghasilkan-300-mmbtu-biogas-hari/

 

CNBCIndonesia.com | Rabu, 24 Januari 2024

Brasil Rayu Jokowi Pakai Bioetanol, Ini Keuntungannya

Negara Brasil dinilai berhasil dalam mengembangkan bioetanol atau bahan bakar nabati (BBN) membeberkan keuntungan dalam pemanfaatan bioetanol di Brasil. Executive Director Brazillian Ethanol Cluster (APLA), Flavio Castellari mengungkapkan setidaknya ada tiga manfaat dari penggunaan bioetanol di Brasil. Pertama, Castellari mengungkapkan bahwa Indonesia bisa mengikuti jejak sukses Brasil dalam mengembangkan bahan bakar ramah lingkungan bioetanol. Dia menilai bioetanol di Brasil membuat negara memproduksi bahan bakar secara mandiri jika tidak memiliki cadangan minyak yang besar. “Nah, manfaat menggunakan dan memproduksi biofuel bioenergi, terutama etanol adalah Anda mulai memproduksi bahan bakar sendiri. Itu sangat baik untukmu. Jika Anda tidak memiliki cadangan bahan bakar fosil yang besar,” ujar Castellari kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Rabu (24/1/2024). Adapun kedua, manfaat yang bisa didapatkan dari pemanfaatan bioetanol adalah menghasilkan bahan bakar yang rendah emisi sehingga menurunkan sumbangan emisi karbon ke udara. “Anda menghindari banyak emisi karbon dioksida, dan jenis partikulat lainnya yang tidak baik bagi kesehatan,” tambahnya. Terakhir, Castellari meyebutkan manfaat lainnya adalah mengembangkan pembangunan pedesaan yang menanam tumbuhan untuk diproduksi menjadi bioetanol. “Anda juga dapat menambahkan pembangunan pedesaan yang Anda lakukan dengan memproduksi etanol dan tebu,” tandasnya. Saat ini Brasil memanfaatkan tebu sebagai salah satu bahan dasar biooetanol yang diproduksi di sana. Volume produksi bioetanol dari tebu di brasil sebesar 32 miliar liter di tahun 2023 lalu. Namun, tidak hanya tebu, Brasil juga memanfaatkan jagung sebagai bahan dasar bioetanol yang mana pada tahun 2023 lalu Brasil memproduksi bioetanol dari jagung dengan volume 6 miliar liter. Dengan begitu, Brasil memproduksi total 38 miliar liter bioetanol dengan bahan baku tebu dan jagung sepanjang 2023 lalu.

https://www.cnbcindonesia.com/news/20240124182533-4-508729/brasil-rayu-jokowi-pakai-bioetanol-ini-keuntungannya

 

Kontan.co.id | Rabu, 24 Januari 2024

Pabrik Bio CNG Komersial Pertama di Indonesia Diresmikan

Pabrik BioCNG/Biomethane komersial pertama di Indonesia yang berlokasi di Blankahan POM, Desa Blankahan, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatra Utara, diresmikan pada Senin (22/1). Pabrik yang dibangun oleh PT KIS Biofuel Indonesia tersebut sebelumnya telah melewati proses pembangunan selama kurang lebih setahun tiga bulan. Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Edi Wibowo mengatakan, dirinya berharap pabrik BioCNG KIS Biofuel dapat berjalan dengan baik dan memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung transisi energi di Indonesia, khususnya dalam rangka pemanfaatan biogas menjadi energi. “Kami sangat mengapresiasi atas keberhasilan proyek pembangunan BioCNG Plant pertama yang telah dilaksanakan oleh KIS Group di Langkat ini,” ungkap Edi dalam siaran pers, Selasa (23/1). Pabrik Bio CNG KIS Biofuel Indonesia merupakan bagian dari rencana pembangunan 25 pabrik Bio-CNG dengan kapasitas masing-masing 15.500 M3 BioCNG per hari. dengan total volume 387.500 M3 Bio-CNG per hari, produksi BIO-CNG diperkirakan mampu menghasilkan pengurangan 3,7 Juta ton Co2 per tahun dan menghasilkan 3,7 juta kredit karbon per tahun.  Edi bilang, Pemerintah Indonesia melalui berbagai dokumen dan kebijakan telah menyusun target, strategi dan program pemanfaatan energi baru terbarukan secara bertahap, terukur, dan cepat dalam mendukung program transisi energi.  Salah satu di antaranya adalah dengan menetapkan target pemanfaatan EBT sebesar 23% pada tahun 2025 sebagaimana tertuang dalam Kebijakan Energi Nasional. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM, lanjut Edi, juga telah menyusun Grand Strategi Energi Nasional (GSEN) untuk mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi energi fosil. Salah satu terobosan yang sedang dalam tahap kajian di antaranya pemanfaatan biogas skala besar atau industri sebagai pengganti LPG yakni Bio-CNG atau CBG (Compressed Biomethane Gas). Menurut Edi, Kementerian ESDM melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan BioCNG. Beberapa di antaranya seperti menerbitkan SNI 9164 Biometana untuk Bahan Bakar di tahun 2023 lalu bersama BSN, serta melakukan go live dan launching Perizinan Berusaha KBLI 35203 pengadaan gas bio yang mengampu perizinan bahan bakar biogas sebagai bahan bakar bersama Kementerian BKPM.   “Selain itu, Kementerian ESDM melakukan kerja sama dengan beberapa mitra dalam rangka mengembangkan Proyek BioCNG melalui proyek pembangunan plant, pengerjaan pre-feasibility study, kajian keekonomian, kajian kebijakan tata niaga dan kajian industri serta bahan baku BioCNG,” tandasnya. Edi berharap, BioCNG dapat dimanfaatkan untuk menggantikan LPG non-subsidi untuk sektor industri dan komersial (12 dan 50 kg) dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Dengan begitu, Bio-CNG  dapat menjadi salah satu opsi solusi dalam usaha Pemerintah menurunkan impor LPG. Plt Bupati Langkat, Syah Afandin, berharap agar pengoperasian pabrik BioCNG yang berlokasi di PT United Kingdom Indonesia Plantation, Langkat, ini dapat menjadi role model bagi perusahaan lainnya di Indonesia untuk melakukan inovasi-inovasi serupa. “Saya berharap yang lain juga bisa mencontoh dari pabrik ini. Saya mengucapkan terima kasih karena begitu banyak penyerapan tenaga kerja yang sangat membantu perekonomian bagi masyarakat Kabupaten Langkat,” ujar Afandin. CEO PT KIS Biofuel Indonesia, Ragunath, menyampaikan harapan Indonesia akan menjadi penghasil BioCNG terbesar di Asia. “Saya ingin mengucapkan terima kasih terhadap Unilever, AEP dan KIS Group untuk dukungan yang luar biasa,” kata Ragunath.

https://industri.kontan.co.id/news/pabrik-bio-cng-komersial-pertama-di-indonesia-diresmikan