Kejar Target Salurkan Biodiesel B30 8,38 Juta Kiloliter, Pertamina Buka 3 Storage
IndeksNews.com | Minggu, 10 Mei 2020
Ada kabar baik dari PT Pertamina terkait upaya Indonesia dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak (BBM) dari fosil. Pada tahun 2020 ini, Pertamina berencana mengembangkan depo (storage) di tiga lokasi guna kejar target penyaluran BBM biodisel B30 sebesar 8,38 juta kiloliter. Vice President Corporate Communication PT Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan, pengembangan storage di tiga lokasi itu dilakukan di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Tanjung Uban, TBBM Teluk Kabung dan TBBM Tanjung Gerem. Langkah ini sejalan dengan peningkatan penyaluran program campuran biodiesel 30% pada BBM atau B30 yang ditargetkan mencapai 8,38 juta kiloliter (kl) pada tahun ini. Berdasarkan data PT Pertamina, penyaluran biodiesel pada 2018 tercatat sebanyak 3,20 juta kl. Angka ini kemudian meningkat menjadi 5,59 juta kl pada tahun lalu. Seperti diketahui, PT Pertamina (Persero) memproyeksikan terjadi penghematan impor minyak sebesar Rp 63,4 triliun lewat implementasi biodiesel 30% (B30) berbahan palm oil (sawit) pada tahun 2020 ini. Sepanjang 2019 lalu, penghematan impor minyak akibat implementasi B20 terhitung sebesar Rp 43,8 triliun. Menurut Presiden Jokowi, jika penggunaan biodiesel 30% (B30) ini terus ditingkatkan secara optimal akan dapat menghemat anggaran negara sebesar Rp 110 triliun. Namun bila rencana pengembangan BBM berbahan palm oil (sawit) bisa dinaikkan lagi hingga biodiesel 100% (B100), maka Indonesia tidak akan repot-repot mengimpor minyak bumi lagi karena semua kebutuhan dapat ditutup melalu green energy.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, penurunan volume impor telah terjadi pada medio 2018 hingga 2019. “Dari volume turun drastis dari semula (2018) sebesar 15,3 juta barel menjadi 10,8 juta barel pada 2019. Selain itu, dari semula impor di 2018 senilai US$ 1,4 miliar turun menjadi US$ 54 juta. Ini memberi kontribusi terhadap defisit neraca perdagangan,” jelas Nicke. Tak hanya itu, Nicke memaparkan implementasi biodiesel juga berhasil menurunkan volume impor solar dari tahun 2018 sebesar 15,2 juta barel menjadi 6,28 juta barel pada tahun lalu. Di sisi lain, implementasi B30 juga mampu mendorong serapan tenaga kerja hingga 1,29 juta orang. Terkait pengembangan storage untuk pencampuran B30, sepanjang 2019 lalu Pertamina telah menyiapkan 29 titik storage. Hasil pengolahan B30 itu kemudian disalurkan ke TBBM di seluruh Indonesia. Sementara ini Pertamina baru memiliki 114 TBBM yang telahh memiliki storage untuk pencampuran B30. Yang menarik, menurut Fajriyah, di tengah sejumlah upaya pengembangan penampung biodiesel, Pertamina juga akan mengembangkan kilang hijau pada Kilang Plaju. “Nilai investasi sekitar US$ 600 juta dan ini terbuka kerjasama investasi dengan perusahaan lokal,” jelas Fajriyah. Menurut Fajriyah, selain lewat Crude Palm Oil (CPO) Pertamina juga berkomitmen untuk mengembangkan Bahan Bakar Nabati (BBN) lain untuk dikembangkan pada kilang hijau Pertamina.