Kelebihan dan Kekurangan Bahan Bakar Diesel B40 ke Mesin

| News
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

CNNIndonesia.com | Rabu, 30 November 2022

Kelebihan dan Kekurangan Bahan Bakar Diesel B40 ke Mesin

Uji coba bahan bakar B40 atau campuran biodiesel 40 persen pada BBM jenis solar memasuki tahap berikutnya yaitu mencari efek bahan bakar ke mesin. Dalam pengujian ini, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) melibatkan delapan kendaraan dengan bobot berbeda yang dilibatkan dalam uji coba tersebut, yaitu empat kendaraan dengan Gross Vehicle Weight(GVW) kurang dari 3,5 ton menempuh jarak 50 ribu km dan empat kendaraan dengan GVW lebih dari 3,5 ton menempuh jarak 40 ribu km. Tenaga Ahli Teknik Mesin dari Akademisi ITB, Iman K. Reksowardojo mengatakan terdapat kelebihan dan kekurangan berdasarkan sifat dan hasil pengujiannya. “Kelebihannya yaitu memiliki sifat biodegradable yang dapat berubah kembali ke alam dengan cepat, namun hal tersebut sebuah tantangan karena bahan bakar mudah berubah jadi jika tidak dilakukan handling dengan baik kemungkinan akan tidak sesuai dengan spesifikasi. Hal itu yang perlu disosialisasikan,” kata Iman mengutip situs resmi ESDM, Rabu (30/11). Ia juga bilang tantangan pada bahan bakar B40 salah satunya penambahan campuran biodiesel. “Maka perlu memperketat spesifikasi bahan bakar seperti parameter stabilitas oksidasi bahan bakar yang akan berhubungan dengan injektor, kemudian kandungan monogliserida yang berkaitan dengan kekhawatiran filter blocking pada suhu dingin,” ucap dia. “Namun saat ini kandungan monogliserida sudah ditekan sekecil mungkin. Tantangannya adalah kandungan air yang mana biodiesel memiliki sifat higroskopis, tetapi dalam spesifikasi sudah diperketat sehingga harapannya pada B40 problem korosif dan lain-lain itu bisa dihindari,” lanjut Iman. Saat ini uji coba B40 berlanjut kepada pengukuran kondisi komponen mesin pasca penggunaan bahan bakar tersebut, mesin lantas dibongkar. Menurut ESDM selama pengukuran tidak ditemukan keausan komponen mesin yang teridentifikasi pada kendaraan uji P1 yang menggunakan bahan bakar B40 dan B30D10 setelah uji jalan hingga 50 ribu km. Hasil pengukuran komponen mesin seperti ring gap, side ring clearence dan cylinder bore liner secara keseluruhan memenuhi spesifikasi limit batasan maksimal sesuai dengan buku manual mesin pabrikan. Dari pengamatan visual dapat diambil kesimpulan scratch yang terjadi pada skirt piston mesin kendaraan uji P1 bahan bakar B40 dan B30D10 dianggap sebagai hal yang normal dalam proses pembakaran di ruang bakar mesin dan scratch tersebut bukan disebabkan bahan bakar. Setelah peninjauan semua hasil pengujian, bahan bakar B40 dan B30D10 tidak memberikan dampak signifikan terhadap komponen mesin kendaraan uji P1 dan tidak berdampak negatif pada performa kendaraan uji sampai dengan akhir uji jalan 50 ribu km.

https://www.cnnindonesia.com/otomotif/20221130072825-579-880643/kelebihan-dan-kekurangan-bahan-bakar-diesel-b40-ke-mesin

Inews.id | Rabu, 30 November 2022

Pertamina Uji Coba Full Journey Biosolar di Tiga Kabupaten Wilayah Jateng

Uji coba implementasi full journey untuk pembelian BBM biosolar dilakukan di Jawa Tengah per 1 Desember 2022. Uji coba dilakukan di 10 SPBU Kabupaten Cilacap, 14 SPBU Kabupaten Wonogiri, dan 21 SPBU Kabupaten Jepara.  Kebijakan uji coba full journey program subsidi tepat merupakan program uji coba kewajiban transaksi pembelian BBM subsidi, yaitu biosolar secara penuh menggunakan kode QR yang sudah didaftarkan oleh pelanggan melalui www.subsiditepat.mupertamina.id.  Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho mengungkapkan, tujuan dilakukan uji coba full journey adalah untuk menyalurkan BBM subsidi khususnya biosolar tepat sasaran secara real time dan online sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (SK Kepala BPH Migas) nomor 4 tahun 2020. “Pelaksanaan uji coba full journey hanya dilakukan bagi konsumen biosolar yang menggunakan kendaraan roda empat atau roda lebih dari empat,” tutur Brasto, Rabu (30/11/2022).  Dalam SK Kepala BPH Migas nomor 04 tahun 2020, volume pembelian biosolar untuk kendaraan pribadi roda empat dibatasi maksimal 60 liter per hari per kendaraan.  Sedangkan untuk kendaraan penumpang atau barang roda empat atau lebih dibatasi maksimal 80 liter per hari per kendaraan.  Untuk kendaraan penumpang atau barang roda enam atau lebih dibatasi maksimal 200 liter per hari per kendaraan. “QR code diuji cobakan full journey agar penyaluran BBM biosolar bisa dimonitor secara real time sesuai dengan SK Kepala BPH Migas tersebut,” katanya.  Untuk mendapat kode QR code, pelanggan Biosolar bisa mendaftarkan kendarannya pada website www.subsiditepat.mypertamina.id. “Kami mengimbau untuk pengguna kendaraan di Jawa Tengah untuk segera mendaftarkan kendaraannya pada program subsidi tepat BBM subsidi,” ucapnya.

https://jateng.inews.id/berita/pertamina-uji-coba-full-journey-biosolar-di-tiga-kabupaten-wilayah-jateng/all

Kompas.com | Rabu, 30 November 2022

Ketika Rumah Sosial Kutub Ubah Limbah Minyak Jelantah Jadi Penyumbang Devisa Negara

Tren transisi energi dari bahan bakar fosil beralih ke sumber terbarui seperti minyak sayur atau lemak hewan (biodiesel) membuat minyak jelantah dari Rumah Sosial Kutub diminati negara-negara Eropa. Seperti diketahui biodiesel dinilai mampu mengurangi pencemaran lingkungan karena rendah polusi dan berbahan baku dari sumber yang berlanjutan. Hal ini membuat gerakan sedekah minyak jelantah lewat program Terima Sedekah Minyak Jelantah untuk Mereka (Tersenyum) yang diinisiasi oleh Rumah Sosial Kutub cukup diminati pasar ekspor, terutama dari Finlandia. “Sebagian besar minyak jelantah yang kami kumpulkan memang untuk diekspor, untuk pemanfaatan minyak jelantah dalam negeri saat ini masih dalam skala kecil,” ujar Manajer Program Tersenyum Nanang Ardiansyah, kepada Kompas.com, Selasa (29/11/2022). Nanang menyebutkan porsi penyaluran minyak jelantah untuk diekspor saat ini cukup besar, 90 persen. Adapun untuk pemanfaatan dalam negeri hanya 10 persen, biasanya digunakan untuk pembuatan sabun hingga lilin. Nanang menyebutkan rata-rata minyak jelantah yang berhasil dikumpulkan itu sebanyak 27-30 ribu liter per bulan. Dari situ, minyak akan dikonversi untuk produksi biodiesel dengan harga jual fluktuatif seharga Rp7.000-10.000 per liter. “Dana hasil konversi itu akan dikembalikan ke wilayah yang mengumpulkan dan dikelola kader dalam bentuk program sosial masyarakat dan pemberdayaan lingkungannya,” tutur Nanang.

Gerakan Sedekah dari Limbah

Sejak 2018, Rumah Sosial Kutub menginisiasi gerakan sedekah minyak jelantah lewat program Terima Sedekah Minyak Jelantah untuk Mereka (Tersenyum). Manajer Program Tersenyum Nanang Ardiansyah berujar, dengan adanya sedekah minyak jelantah ini bisa mengubah persepsi masyarakat bahwa berbagi itu tak perlu berupa harta. “Kami terpikirkan menggunakan barang yang sudah tidak dipakai lagi. Bahkan kalau dibuang justru menyebabkan pencemaran lingkungan,” ujar Nanang. Dari pemikiran itu, kata Nanang, Rumah Sosial Kutub terpikir untuk menginisiasi gerakan minyak jelatah dengan mengusung konsep bahwa sedekah ini mudah, murah, dan berkelanjutan. Nanang menjelaskan, sedekah minyak jelantah dianggap mudah karena barang yang disedekahkan itu ada dalam kehidupan sehari-hari, yaitu berupa limbah dari dapur. Kemudian, masyarakat bisa sedekah tanpa harus mengeluarkan uang mereka sendiri. Bisa dikatakan, ujar Nanang, sedekah ini murah dan bisa dijangkau hampir seluruh rumah tangga. Terakhir, sedekah ini diyakini akan berkelanjutan. Menurut Nanang, selama ibu rumah tangga masih memasak di dapur, limbah minyak goreng itu akan selalu ada.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/30/08150011/ketika-rumah-sosial-kutub-ubah-limbah-minyak-jelantah-jadi-penyumbang?page=all#page3