Revitalisasi Energi: Mengubah Minyak Goreng Bekas Menjadi Biodiesel Ramah Lingkungan
Mengubah minyak goreng bekas menjadi biodiesel merupakan langkah serius dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Menurut Edi Wibowo, Direktur Bioenergi di Kementerian ESDM, inisiatif ini dilakukan karena konsumsi minyak goreng di rumah tangga pada tahun 2019 mencapai 13 juta ton per tahun atau sekitar 16,2 juta kilo liter (KL), dengan potensi minyak jelantah mencapai 3 juta KL per tahun di Indonesia. Edi menyatakan, “Jika dikelola dengan baik, pemanfaatan minyak jelantah ini dapat memenuhi 32% dari kebutuhan biodiesel nasional.”
Selain itu, minyak goreng bekas menjadi biodiesel punya potensi pasar yang baik baik di dalam negeri maupun untuk diekspor. Edi menekankan bahwa penggunaan biodiesel dari minyak jelantah dapat menghemat biaya produksi hingga 35% dibandingkan dengan biodiesel yang berasal dari minyak sawit mentah (CPO). Penggunaan minyak jelantah tidak hanya terbatas pada biodiesel. Minyak jelantah juga dapat digunakan sebagai bahan campuran untuk bioetanol, bioavtur, dan Biofuel yang terhidrogenasi (HVO).
Salah satu keunggulan penggunaan minyak jelantah adalah kemampuannya untuk mengurangi emisi CO2 hingga 91,7% dibandingkan dengan solar. Namun, meskipun terdapat potensi yang besar, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi dalam pengembangan minyak jelantah sebagai bahan bakar nabati.
Salah satu tantangan utama adalah fluktuasi harga minyak jelantah yang relatif tinggi, mencapai Rp 6.000 per liter. Selain itu, masih terdapat kendala dalam mekanisme pengumpulan minyak jelantah dari rantai pasok. Terutama dalam melibatkan partisipasi komunitas masyarakat serta pemetaan potensi yang belum sempurna.
Edi menyoroti pentingnya untuk meningkatkan sosialisasi tentang bahaya penggunaan minyak jelantah dalam memasak. Hal ini untuk mempromosikan pemanfaatan minyak jelantah sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Dengan langkah-langkah yang tepat, potensi pemanfaatan minyak jelantah ini dapat menjadi salah satu solusi yang signifikan dalam mendukung keberlanjutan energi di Indonesia.