Menuju COP30 Brasil: Indonesia Makin Serius Terapkan Energi Baru dan Terbarukan

| Articles
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp
Menuju COP30 Brasil. Sumber: COP30

Setahun setelah perhelatan COP29 di Azerbaijan, Indonesia mengukuhkan posisinya sebagai salah satu negara yang paling serius dalam menjalankan komitmen iklim. Langkah ini ditandai dengan kenaikan target Nationally Determined Contribution (NDC) menjadi 31,89% secara unconditional dan 53,2% conditional hingga tahun 2030. Implementasi janji iklim ini diwujudkan melalui berbagai kebijakan nyata, bukan sekadar retorika diplomasi.

COP30: Akselerasi EBT dan Bioenergi sebagai Pilar Utama Transisi Energi

Pemerintah Indonesia fokus pada percepatan implementasi Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN 2025-2034 menunjukkan orientasi yang jelas: 76% pembangkit baru akan bersumber dari EBT. Target ini akan didukung oleh pembangunan Green Super Grid sepanjang 48.000 kilometer, yang akan mengalirkan listrik hijau dari luar Jawa ke pusat-pusat konsumsi.

Di sektor transportasi, transisi energi berjalan pesat melalui kebijakan B40 yang sudah berjalan. Kebijakan ini merupakan langkah konkret untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menekan emisi. Biodiesel menjadi tulang punggung dalam upaya ini, di mana Indonesia menjadi salah satu pelopor di dunia.

Keseriusan ini juga terlihat dari kenaikan produksi kendaraan listrik yang melonjak 180% pada semester pertama 2025, didorong oleh berbagai insentif fiskal. Tak hanya itu, pemerintah juga sedang menyusun rencana penghapusan PPnBM untuk kendaraan berbasis hidrogen, menunjukkan komitmen kuat dalam diversifikasi bahan bakar.

Komitmen dan Hasil Nyata: Bukan Sekadar Janji

Indonesia telah membuktikan diri dengan implementasi regulasi dan proyek-proyek strategis:

  • Pengurangan PLTU Batu Bara: Sebanyak 5,5 GW pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara akan dikurangi secara bertahap.
  • Percepatan Pembangkit EBT: Pemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit EBT minimal 74 GW.
  • Bursa Karbon Nasional: Bursa karbon telah aktif dengan lebih dari 130 emiten dan satu juta ton CO₂e yang diperdagangkan, menciptakan mekanisme pasar untuk mendorong pengurangan emisi.
  • Ekosistem Bioenergi: Kebijakan B35, kemudian B40 yang menunjukkan keberhasilan dalam mengintegrasikan biodiesel sawit ke dalam pasokan energi nasional.

Pada COP30 mendatang di Brasil, Indonesia tidak lagi akan datang hanya dengan janji, tetapi dengan rekam jejak yang terbukti. Dunia sedang mencari model transisi energi yang adil, cepat, dan tetap mendukung pertumbuhan ekonomi. Indonesia hadir sebagai bukti nyata bahwa transisi energi bukan hanya mungkin, tetapi juga dapat dieksekusi dengan efektif. Kini saatnya pemerintah memperluas kolaborasi internasional untuk mempercepat transfer teknologi dan menarik investasi baru, agar keberhasilan ini terus menciptakan efek berganda yang positif.