Menuju Energi Terbarukan dan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia

| Articles
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp
Pilar Penting Menuju Energi Terbarukan dan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia. Sumber: Unsplash

Menuju energi terbarukan dan pembangunan berkelanjutan bukanlah sesuatu yang mudah dicapai bagi suatu negara di dunia. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa bioenergi, termasuk biofuel atau bahan bakar nabati (BBN) yang dikembangkan di dalam negeri, memiliki peran yang signifikan. Keduanya berkontribusi terhadap bauran energi terbarukan di Indonesia.

Menurut Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, pada tahun sebelumnya, total kontribusi energi terbarukan di Indonesia telah mencapai 13,2% dari total bauran energi nasional. Dari pencapaian tersebut, bioenergi berhasil menyumbang sekitar 7,7%, setara dengan 60% dari target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT).

“Kehadiran bioenergi memiliki peranan yang signifikan,” ungkap Jisman dalam seminar APROBI di Hotel Mulia, Jakarta, pada hari Selasa, 27 Februari 2024.

Jisman menjelaskan bahwa salah satu kontribusi besar dari bioenergi berasal dari pemanfaatan biodiesel. Pemerintah telah berhasil mendistribusikan biodiesel untuk konsumsi dalam negeri sebanyak 12,3 juta kilo liter (kl).

Distribusi ini berhasil menghemat devisa negara lebih dari Rp 122 triliun. Tidak hanya itu, dia juga menyatakan bahwa adanya penurunan emisi gas rumah kaca. Penurunan hingga 132 juta ton CO2 berkat penggunaan bauran bioenergi dalam negeri. Hasil tersebut tentunya membuat Indonesia bangga.

NZE: Energi Terbarukan dan Pembangunan Berkelanjutan

Lebih lanjut, Jisman menyatakan bahwa bioenergi merupakan salah satu sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) yang menjadi fokus pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission (NZE). Target ini diharapkan tercapai pada tahun 2060 atau bahkan lebih cepat. Bioenergi tidak hanya berperan sebagai sumber energi terbarukan. Bioenergi menjadi bagian integral dari strategi pemerintah untuk mengurangi emisi karbon, meningkatkan keberlanjutan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Oleh karena itu, Jisman menyatakan bahwa bioenergi, yang mencakup biomassa, biogas, dan bahan bakar nabati, juga memiliki potensi untuk menggantikan bahan bakar fosil yang saat ini menjadi tulang punggung energi di Indonesia. Dengan adanya upaya ini, Indonesia diharapkan dapat melangkah menuju energi terbarukan dan pembangunan berkelanjutan.