Minyak Sawit Bisa Dijadikan Bensin, Diklaim Lebih Hemat dan Higienis

| News
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Detik.com | Kamis, 20 Oktober 2022

Minyak Sawit Bisa Dijadikan Bensin, Diklaim Lebih Hemat dan Higienis

Tim riset dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan PT Kemurgi Indonesia memperkenalkan bensin dari sawit pada ajang Pekan Riset Sawit Indonesia (Perisai) di Medan, Sumatera Utara (Sumut). Bensin sawit (bensa) diklaim lebih hemat dan efisien. “Bensin sawit ini persis dengan bensin yang kita pakai pada umumnya,” kata anggota tim riset ITB-Kemurgi Indonesia, Muhammad Ferian dalam acara itu, Kamis (20/10/2022). Dia menyebut, inovasi tersebut diharapkan bisa mendongkrak citra positif kelapa sawit di masyarakat. Sebab, selama ini masih banyak stigma negatif yang menyebut tanaman sawit selalu merusak. “Ini perlu diketahui masyarakat, mengenalkan bensin ini gampang tapi yang susah itu mengenalkan sawitnya. Banyak stigma kalau ada tanaman sawit ini pasti merusak,” ungkapnya. Bensin sawit, katanya, memiliki RON 110, lebih tinggi dibanding RON dari bahan bakar pada umumnya yang biasa digunakan untuk bekendara sebesar 90-98. Untuk membuktikan bahwa bensa bisa digunakan, tim ITB melakukan test drive sejauh 2.000 km dari Bogor ke Medan. “Sawit ternyata mampu mengantarkan 2.000 km dan Alhamdulillah (motor) tidak rusak. Kita sudah membuktikan bahwa sawit ini membawa kita lebih bahagia,” ujarnya. Saat berkendara menuju Medan, Ferian mencampur 20 persen Pertamax Turbo dengan 80 persen bensin sawit. Bahan bakar ini lebih efisien dan bisa menembuh jarak 33 km per liter. “Kalau mencampur ini supaya kita lihat, rusak tidak motornya. Ketika kita isi bensin sawit dengan Pertalite atau Pertamax, jalan tidak ada masalah dan konsumsi bensinnya efisien,” jelas Ferian. Sementara itu, Guru Besar ITB Subagjo menyebutkan, bensin sawit lebih higienis dan menghasilkan oktan yang lebih tinggi. “Bensin sawit ini lebih bersih karena bensin yang dari minyak bumi itu, kan ada kandungan sulfur yang kadarnya tinggi. Nah kalau minyak sawit baru diproses sedikit, dipotong-potong molekulnya, nah itu sudah bersih, tidak ada sulfur dan menghasilkan oktan yang tinggi,” jelas Subagjo. “Kalau bensin biasa untuk menaikkan RON, ditambah timbal. Kalau minyak sawit tidak ditambahkan apa-apa, memang murni sawit. Jadi aman sekali,” tambah Dirut PT Kemurgi Indonesia Sapto Tranggono. Untuk memaksimalkan inovasi ini, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) juga telah melakukan penandatangan kerja sama penelitian dengan Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) Institut Teknologi Bandung.Adapun Lingkup kerja sama penelitian yang akan dilakukan antara BPDPKS dengan LPIK ITB, diantaranya optimasi teknologi produksi bensin sawit (bensa) dan penggunaan ragam umpan yang lebih fleksibel untuk mendapatkan bensa dengan harga yang lebih kompetitif. “Urgensi dari penelitian ini adalah untuk hilirisasi hasil kebun sawit rakyat untuk pemenuhan ketahanan pangan dan energi melalui sinergi dan penerapan konsep ekonomi sirkular produksi minyak sawit premium, minyak makan dan bensin sawit pada skala teknologi yang dapat diterapkan pada kebun sawit rakyat,” ungkap Dirut BPDPKS Eddy Abdurrachman. Dengan adanya Pekan Riset Sawit Indonesia (Perisai) 2022 di Medan ini, Eddy juga antusias untuk memperkenalkan hasil riset seperti bensin sawit, minyak makan sawit dan lainnya kepada stakeholders sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan sawit. “Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan beberapa riset kepada stakeholders sehingga hasil ataupun output yang diperoleh dari kegiatan riset ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk kepentingan pengembangan sawit,” pungkasnya.

https://www.detik.com/sumut/bisnis/d-6359810/minyak-sawit-bisa-dijadikan-bensin-diklaim-lebih-hemat-dan-higienis?single=1

Liputan6.com | Kamis, 20 Oktober 2022

Bensin Sawit, Salah Satu Inovasi Terbaru Diperkenalkan pada IPOS Forum di Medan

Bensin Sawit menjadi salah satu inovasi terbaru yang diperkenalkan pada Pekan Riset Sawit Indonesia (PERISAI) ajang Indonesia Palm Oil Stakeholders Forum (IPOS-Forum) di Convention Hotel Santika Dyandra Medan pada 20-21 Oktober 2022. Bensin Sawit merupakan Bahan Bakar Minyak (BBM) dari kelapa sawit, dengan kadar RON atau angka oktan 110 ini merupakan hasil penelitian Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) Institut Teknologi Bandung dibiayai Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan PT Kemurgi Indonesia. Salah satu tim riset Institut Teknologi Bandung dan PT Kemurgi Indonesia, Muhammad Ferian mengatakan, Bensin Sawit telah digunakan pada kendaraan sepeda motor KTM 390 CC Adventure dengan menempuh jarak 2.000 Kilometer (Km) dari Bogor-Medan. Selama perjalanan, membawa 20 liter Bensin Sawit. Kemudian dicampur 20 persen dengan Pertamax, Pertamax Turbo, dan Pertalite. Tujuannya untuk mengetahui apakah dicampurnya Bensin Sawit dengan jenis-jenis BBM itu dapat merusak atau tidak sepeda motor yang digunakan. “Alhamdulillah, penggunaan BBM-nya sangat hemat. Per liter bisa untuk menempuh jarak 33 Km. Selama perjalanan Bogor-Medan tidak ada mengalami kendala,” kata Ferian, Kamis (20/10/2022).

Bisa Digunakan 100 Persen

Diterangkan Ferian, Bensin Sawit bisa digunakan 100 persen tanpa harus dicampur dengan BBM lain. Pihaknya ingin menunjukan bahwa, kalau dicampur saja dengan bensin lain tidak mengalami masalah, apalagi kalau murni tanpa dicampur. “Tentunya sudah pasti bisa. Karena, Bensin Sawit ini memang bensin berbahan baku dari sawit, dan secara kimia sama persis dengan bensin yang dipakai selama ini,” terangnya. Kehadiran Bensin Sawit ini bukan sekadar untuk diperkenalkan, tetapi juga untuk menepis isu yang menyebutkan produk sawit merusak lingkungan. Menurut Ferian, mengenalkan bensinnya gampang, namun yang sulit mengenalkan sawitnya. “Namanya Bensin Sawit. Nah, sawit ini sering dituduh merusak, misalnya tanahnya rusak. PR-nya menjelaskan bahwa sawit jika diolah dengan cara dan teknologi yang benar, memberikan manfaat,” ucapnya.

Produksi 1.000 Liter

Peneliti dari Institut Teknologi Bandung, Prof. DR. Subagjo, yang mengembangkan Bensin Sawit ini menjelaskan, pihaknya telah memproduksi sebanyak 1.000 liter. Diharapkan bisa dikembangkan lagi ke depan, karena Indonesia memiliki perkebunan sawit cukup luas. Diungkapkan Subgko, awalnya mereka berhasil memproduksi 250 ml per jam, kemudian 10 liter per hari, dan sekarang sudah memproduksi sebanyak 1.000 liter. Jika mengembangkan untuk skala besar, masih menemui beberapa kendala. “Seperti pengoperasian sehari-hari membutuhkan dana cukup besar. Mudah-mudahan, keinginan saya pada 2024, Bensin Sawit ini bisa dikembangkan lebih besar lagi,” harapnya. BPDPKS telah melakukan penandatangan kerja sama penelitian dengan LPIK Institut Teknologi Bandung terkait pelaksanaan penelitian Inovasi Lanjut Katalis & Teknologi Bensin Sawit dan Pengembangan Teknologi Produksi Percontohan Industrial Vegetable Oil (IVO) dan Minyak Makan Sehat dari Kelapa Sawit. Seremoni dilakukan bersamaan dengan penandatangan 46 perjanjian kerja sama penelitian dengan 24 lembaga penelitian dan pengembangan, serta Lembaga Pendidikan oleh Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurrachman, 21 September 2022 di Bogor.

Lingkup Kerja Sama

Lingkup kerja sama penelitian yang akan dilakukan antara BPDPKS dengan LPIK Institut Teknologi Bandung antara lain: Optimasi teknologi produksi bensin sawit (Bensa) dan penggunaan ragam umpan yang lebih fleksibel untuk mendapatkan bensa dengan harga yang lebih kompetitif; Pengembangan teknologi percontohan IIVO dan minyak makan sehat kapasitas 5 ton TBS/jam; Evaluasi Keekonomian dan Model Bisnis Produk Pangan Bernutrisi Tinggi; Pengujian karakteristik dan organoleptik Minyak Makan Sehat. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama waktu 18 bulan, dilakukan melalui konsorsium peneliti dari LPIK Institut Teknologi Bandung, PT Kemurgi Indonesia, dan Seafast Institut Pertanian Bogor. Urgensi dari penelitian ini hilirisasi hasil kebun sawit rakyat untuk pemenuhan ketahanan pangan dan energi melalui sinergi dan penerapan konsep ekonomi sirkular produksi minyak sawit premium, minyak makan, dan bensin sawit pada skala teknologi yang dapat diterapkan pada kebun sawit rakyat. Teknologi yang dikengembangkan adalahproses produksi pengolahan TBS di kebun sawit rakyat dapat berjalan pada skala ekonomis yang membutuhkan investasi lebih murah, sehingga memungkinkan petani untuk memilikinya melalui koperasi.

https://www.liputan6.com/regional/read/5102865/bensin-sawit-salah-satu-inovasi-terbaru-diperkenalkan-pada-ipos-forum-di-medan