Mobil Mazda Seluruh Model Bisa Tenggak Bioetanol 5 Persen

| News
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Bisnis.com | Rabu, 26 Juli 2023

Mobil Mazda Seluruh Model Bisa Tenggak Bioetanol 5 Persen

PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) selaku Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) dan distributor kendaraan Mazda di Indonesia menyebut seluruh model kendaraan Mazda dapat menenggak bahan bakar bensin bauran bioetanol 5 persen (E5). Assistant Manager Technical Trainer Eureka Motor Indonesia Ardhi Nurhamzah mengatakan produk Mazda sudah memenuhi nilai kompresi dan oktan dari Pertamax Green 95. Secara umum Mazda memiliki kompresi pada rentang 12-13. “Kami tinggal trial untuk jarak tertentu, tapi secara spesifikasi bisa dipakai,” ujar Ardhi di Jakarta, Rabu (26/7/2023). Menurutnya langkah pemerintah yang menetapkan dan memberlakukan ketentuan standar dan mutu (spesifikasi) bioetanol sudah melalui beberapa uji lembaga sebelum dinyatakan dapat digunakan oleh publik. Setelah ditetapkan oleh pemerintah, pihak Mazda hanya perlu menyesuaikan nilai Research Octane Number (RON) dan juga berapa nilai kompresi yang ideal. Adapun nilai kompresi yang terlalu rendah jika diberikan bahan bakar tinggi dapat menimbulkan penumpukkan karbon. Sementara tingginya nilai RON dan kompresi akan membuat terjadinya proses pembakaran yang sempurna sehingga menurunkan nilai emisi. Akan tetapi, dia tidak menjelaskan secara detail mengenai potensi Mazda untuk menenggak lebih dari 10 persen bioetanol lantaran regulasi tersebut merupakan ranah pemerintah. Sebagai informasi, Mazda baru saja meluncurkan All-New Mazda CX-60 yang menggunakan teknologi Mild Hybrid System. Model baru ini pun disebut juga dapat menenggak bioetanol 5 persen. All-New Mazda CX-60 dibekali mesin 3.3L Inline 6-silinder, e-Skyactiv-G, Turbocharged yang mampu menghasilkan tenaga 280 horsepower (hp) dan torsi 450 newton meter (Nm) yang dapat mencapai 3.500 rpm. Harga on the road (OTR) yang dipatok All-New Mazda CX-60 mencapai Rp1,18 miliar dengan adanya dua edisi, yakni Kuro Edition dan Elite Edition. Pilihan harga dengan warna premium nantinya mendapatkan harga tambahan Rp4 juta.

https://otomotif.bisnis.com/read/20230726/46/1678437/mobil-mazda-seluruh-model-bisa-tenggak-bioetanol-5-persen

CNNIndonesia.com | Rabu, 26 Juli 2023

Motor Suzuki Bisa Minum Bioetanol, Belum Diuji Pakai Pertamax Green

Suzuki Indomobil Sales (SIS) divisi roda dua menyatakan sepeda motor yang ditawarkan di Indonesia saat ini bisa menggunakan bahan bakar minyak (BBM) mengandung bioetanol hingga kadar 10 persen. Meski begitu SIS dikatakan belum pernah menguji produknya memakai BBM terbaru Pertamina, bioetanol Pertamax Green 95. “Sesuai keterangan yang terdapat pada buku pedoman pengguna sepeda motor Suzuki, mesin yang digunakan sanggup menggunakan BBM jenis E10 (bioetanol 10 persen),” kata Asst. to Dept. Head Service SIS Hariadi saat dihubungi, Selasa (25/7). Pertamina telah meluncurkan Pertamax Green pada Senin (24/7). BBM ini adalah campuran bioetanol 5 persen (E5) yang dicampur Pertamax 92, kualitas RON yang dihasilkan diklaim Pertamina sebesar 95. Hariadi mengurai pengujian secara khusus untuk Pertamax Green belum pernah dilakukan. Pengujian untuk BBM baru ini diperlukan untuk mendapatkan kepastian kecocokan. “Suzuki belum pernah melakukan pengujian secara khusus terhadap bahan bakar merek tersebut di Indonesia. Pengujian memerlukan waktu dan riset yang lebih agar dapat memperoleh hasil akurat,” kata Hariadi. Pertamax Green sudah didistribusikan namun masih terbatas hanya ditawarkan di dua kota yaitu Jakarta dan Surabaya. Pertamina Patra Niaga menyediakan Pertamax Green di 5 SPBU di Jakarta dan 10 di Surabaya. Harga Pertamax Green sebesar Rp13.500 per liter, ini lebih murah dibanding BBM RON 95 merek lain yakni Vivo Revvo 95 dijual Rp13.580 per liter serta Shell V Power dan BP Ultimate yang masing-masing banderolnya Rp13.780 per liter. Pertamina Patra Niaga mengklaim Pertamax Green bisa digunakan semua jenis kendaraan roda dua dan empat di Indonesia. “Jadi semua jenis kendaraan yang mengonsumsi gasoline, baik kendaraan roda dua atau empat, ini dapat mengonsumsi Pertamax Green 95,” ujar Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan, Senin (24/7).

https://www.cnnindonesia.com/otomotif/20230725111202-595-977442/motor-suzuki-bisa-minum-bioetanol-belum-diuji-pakai-pertamax-green

CNBCIndonesia.com | Rabu, 26 Juli 2023

Menteri Australia Temui Wamenlu RI Bahas EV Hingga Pangan

Menteri Industri dan Sains Australia, Ed Husic, menemui Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Pahala Nugraha Mansury, di Jakarta, Selasa (25/7/2023). Keduanya membahas peluang kerjasama antara RI dan Australia. Pertemuan dengan Menteri Industri dan Sains Australia ini merupakan pertemuan pertama di tingkat Menteri yang dilakukan oleh Wamenlu RI sejak menjabat. Sejalan dengan fokus tugas yang diberikan kepada Wamenlu RI, pertemuan banyak membahas mengenai peningkatan kerja sama ekonomi strategis. Dalam pertemuan dengan Husic, keduanya secara spesifik membahas penguatan kerja sama Indonesia dan Australia di sektor hilirisasi dan rantai pasok industri, produksi bersama (joint production) baterai kendaraan listrik (EV), perubahan iklim dan ketahanan pangan. Terkait EV, Wamenlu menyampaikan kedua negara memiliki potensi dalam kerja sama produksi baterai kendaraan listrik (EV) dengan memanfaatkan cadangan nikel Indonesia dan lithium yang dimiliki Australia. Pahala juga mendorong implementasi kerja sama antara Kadin dengan Pemerintah Australia Barat yang ditandatangani saat Annual Leaders Meeting di Sydney pada 4 Juli 2023 lalu. “Kesepakatan tersebut dimaksudkan untuk membangun industri mineral kritis dan baterai kendaraan listrik yang bernilai tambah tinggi,” tulis rilis Kementerian Luar Negeri. Wamenlu juga menyampaikan bahwa kerja sama tersebut sejalan dengan prioritas hilirisasi untuk menjadikan Indonesia sebagai bagian penting dari rantai pasok global. Beberapa BUMN Indonesia juga telah melakukan investasi di Australia, termasuk kerja sama antara Mind ID dengan BCI Minerals yang ditandatangani juga saat Kunjungan Presiden Joko Widodo dalam rangka Annual Leaders’ Meeting awal Juli lalu. “Saya berharap, Indonesia juga dapat menjadi hub yang menghubungkan Australia dengan negara lain, agar Indonesia dapat menjadi bagian dari supply chain industri masa depan,” jelas Wamenlu. Pertemuan ini juga membahas implementasi proyek kerja sama iklim dan ketahanan pangan antar kedua negara. Di bidang perubahan iklim, Wamenlu RI mendorong realisasi kerja sama carbon capture and storage di Arun, Aceh, sekaligus produksi dan distribusi blue hydrogen. “Lebih lanjut, Wamenlu RI juga mendorong kerja sama di bidang ketahanan pangan, termasuk ternak dan gula. Salah satu kerja sama yang dapat dikembangkan adalah riset pengembangan bioethanol.” Sementara itu, Menteri Industri dan Sains Australia menyampaikan bahwa Australia dan Indonesia memiliki ambisi yang sama, yaitu menurunkan emisi, meningkatkan lapangan kerja, dan menjadi powerhouse dalam manufaktur baterai. “Australia juga tengah menjajaki teknologi baterai lainnya yang lebih efisien, bukan hanya untuk kendaraan listrik namun juga untuk industri komersial jangka panjang,” tambah keterangan itu.

https://www.cnbcindonesia.com/news/20230725185741-4-457279/menteri-australia-temui-wamenlu-ri-bahas-ev-hingga-pangan