Nilai Ekspor Sawit 2022 Capai Rp588,1 Triliun

| News
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Investor Daily Indonesia | Kamis, 26 Januari 2023

Nilai Ekspor Sawit 2022 Capai Rp588,1 Triliun

Nilai ekspor minyak sawit dan produk turunannya pada 2022 mencapai USD39.28 miliar atau setara Rp588,l triliun (kursUSDl = Rpl4.972). Capaian inilebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai ekspor 2021 yang USD35,5 miliar atau setara Rp531,5 triliun. “Capaian nilai eksporini merupakan tertinggi dalam sejarah ekspor minyak sawit dan turunannya. Ini membuktikan bahwa sawitmerupakan komoditas yang sangat penting bagi Indonesia,” ujar Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono dalam konferensi pers di Jakarta kemarin. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Desember 2022 secara keseluruhan mencatat surplus USD54.46 miliar dolar AS, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama 2021 sebesar USD35,42miliar. “Surplus perdagangan di 2022 ini salah satunya ditopang dari devisa ekspor sawit. Ini membuktikan bahwa sawit merupakan komoditas yang sangat penting bagi Indone-sia,”kataJokoSupriyono. Sepuluh negara tujuan ekspor minyak sawit Indonesia berturut-turut adalah China, india, Amerika, Pakistan, Malaysia, Belanda, Bangladesh, Mesir, Rusia, dan Italia. Peringkat Amerika naik dari peringkat kelima pada 2020 menjadi peringkat ketiga sebagai negara pengimpor utama produk sawit Indonesia pada 2022. Kendati secara nilai ekspor mengalami pertumbuhan, namun secara volume ekspor mengalami penurunan. Ekspor 2022 tercatat sebesar 30,803 juta ton lebih rendah dari 2021 sebesar 33,674 juta ton. “Ini merupakan tahun ke empat secara berturut-turut di mana ekspor turun dari tahun ke tahun,” kata Joko. Penurunan volume ekspor ini disebabkan ada kebijakan pemerintah yang melarang ekspor minyak sawit pada 28 April 2022hingga 22 Mei 2022. Pelarangan ekspor ini tidak hanya menyebabkan penurunan volume ekspor, namun juga menyebabkan buah sawit tidak dipanen. “Ironisnya buah sawit yang tidak dipanen tersebut tidak hanya terjadi pada periode pelarangan, tetapi juga beberapabulansesudahnyaka-rena stok CPO masih sangat tinggi,”kata Joko Supriyono. Secara umum, kata Joko Supriyono, pada 2022 di Indonesia diwarnai dengan kejadian-kejadian tidak biasa antara lain cuaca yang ekstrem basah, lonjakan kasusCovid-19padaFeb-ruari, dan dimulainya perang Ukraina-Rusia pada Februari. Selain itu, harga minyak nabati juga termasuk minyak sawit yang sangat tinggi, harga minyak bumi yang sangat tinggi, harga pupuk yang tinggi, dan sangat rendahnya pencapaian program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Secara teknis cuaca ekstrem basah mengganggu aktivitas serangga penyerbuk dan kegiatan panen. Pupuk yang mahal dan sulit diperoleh juga mengganggu kegiatan pemeliharaan tanaman. Program PSR yang tidak mencapai target dan pertambahan luas areal yang secara total hanya 600.000 hektare (ha) dalam lima tahun terakhir akibat moratorium perijinan berusaha untuk kelapa sawit menyebabkan hilangnya harapan kenaikan produksi dari tanaman-tanaman baru. Harga yang sangat tinggi juga menyebabkan penundaan replanting oleh banyak pekebun sehingga porsi tanaman tua yang produktivitasnya lebih rendah menjadi lebihbanyak. Situasi ini berkontribusi terhadap pencapaian produksi CPOpada2022sebesar 46,729 juta ton yang lebih rendah dari produksi 2021 sebesar 46,888 juta ton. “Ini merupakan tahun keempat berturut-turut di mana produksi cenderung terus turun/stagnan sejak kelapa sawit diusahakan secara komersial di Indonesia,” katanya. Konsumsi dalam negeri pada 2022 secara total mencapai 20,968 juta ton, lebih tinggi dari 2021 sebesar 18,422 juta ton. Konsumsi didominasi untuk industri pangan sebesar 9,941 juta ton yang lebih tinggi dari 2021 sebesar 8,954 juta ton dan lebih tinggi dari 2019 sebelum pandemi sebesar 9,860 juta ton. Konsumsi untuk industri oleokimia mencapai 2,185 juta ton yang hanya 2,8%, sedikit lebih tinggi pada 2021 sebesar 2,126 juta ton dan jauh lebih rendah dari kenaikankonsumsi 2019-2020 sebesar 25,4% dan 2018-2019 sebesar 60% yang diduga berhubungan dengan situasi pandemi Covid-19. Konsumsi untuk biodiesel 2022 mencapai 8,842 juta ton yanglebih tinggi dari konsumsi 2021sebesar 7,342 juta ton. Dengan pencapaian produksi, konsumsi dalam negeri, dan ekspor tersebut, stok minyak sawit di dalam negeri pada 2022diperkirakan mencapai 3,658jutaton. Dalam kesempatan yang sama, Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Suwandi Winardi mengatakan, produsen biosolar yang tergabung dalam Aprobi siap mendukung bauran energi yang menjadi program pemerintah. Dalam program ini pemerintah menargetkan bisa melakukan bauran energi 25% pada 2025 dan pada 2021 telah tercapai 21%. Menurut Suwandi, Aprobi siap melaksanakan penerapan bauran energi 40% (B40) pada tahun ini. Sejak Januari ini, produsen fatty acid methyl ester (FAME)ataubiosolarjuga telah menyalurkan produknya. “Jadi, secara prinsip kami siap menjalankan Mandatory B40. Tinggal tunggu regulasi pemerintah saja,” katanya. Namun, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) baru akan menerapkan Mandatory B35 terlebih dahulu pada Februari mendatang. “Saat ini kapasitas produksi dari industri FAME dalam negeri mencapai 18,9 juta kilo liter (KL). Sementara untuk B35 membutuhkan 13 juta KL. Jadi secara prinsip kami siap,” ujarnya. Sementaraitu, Ketua Umum Asosiasi Produsen Oleoche-micallndonesia (Apolin) Rapolo Hutabarat mengatakan, total produksi oleokimia pada 2022 mencapai 11,7 jutatonataulebih tinggi jika dibandingkan 2021 yang tercatat 11,4 juta ton. “Sementara untuk volume ekspor mencapai 4,2 juta ton atau sama dengan 2021. Namun, secara nilai ekspor mengalami peningkatan. Jikadi2021nilai ekspor USD4.4 miliar, pada 2022 naik menjadi USD5.6 miliar,” kata Rapolo.

Katadata.co.id | Kamis, 26 Januari 2023

Biodiesel B35 Diterapkan Mulai 1 Februari, Ekspor CPO Diprediksi Turun

Program B35 diperkirakan akan berdampak pada penurunan ekspor CPO karena pasokan akan terserap lebih banyak untuk domestik. Penerapan program B35 diperkirakan akan berdampak pada penurunan ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) . Pasalnya program yang akan diterapkan mulai 1 Februari 2023 tersebut akan menyedot pasokan CPO. Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia, Joko Supriyono, mengatakan bahwa jatah CPO untuk ekspor akan berkurang karena penggunaan domestik bertambah. Kebutuhan untuk Biodiesel diperkirakan mencapai 13 juta kiloliter atau naik 1,5 juta kl. “Jadi jatah ekspor akan terkurangi karena domestik naik besar,” ujar Joko di Jakarta, Rabu (25/1). Adapun B35 adalah mencampur biodiesel dari fatty acid methyl ester atau FAME minyak kelapa sawit sebesar 35% ke dalam komposisi BBM solar. Selain faktor B35, Joko mengatakan, penurunan ekspor CPO juga dipengaruhi oleh produksi yang anjlok. Kondisi tersebut salah satunya dipengaruhi oleh harga pupuk yang naik hingga 400%. Pada 2022, Gapki mencatat ekspor sawit 2022 sebesar 30,8 juta ton. Angka tersebut lebih rendah dari tahun 2021 sebesar 33,674 juta ton. Ini merupakan tahun ke-4 berturut-turut dimana ekspor turun dari tahun ke tahun. Nilai ekspor tahun 2022 mencapai US$ 39,28 miliar lebih tinggi dari tahun 2021 sebesar US$ 35,5 miliar. Ini terjadi karena harga produk sawit 2022 relatif lebih tinggi dari tahunsebelumnya. Kapasitas Pasokan 18,9 Juta Kl Sementara itu, Asosiasi Produsen Biofuel atau Aprobi menyampaikan pihaknya siap menjalankan program B35. Aprobi menyatakan akan terus mendukung pemerintah dalam meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan. “Untuk rencana program B35 akan dilakukan secara penuh di bulan Februari 2023. Dari bulan Januari anggota kami sudah mengeluarkan biodiesel atau Fame dengan spesifikasi B35 yang sudah diperbarui,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal Aprobi, Suwandi Winardi, dalam acara Konferensi Pers Kinerja Industri Sawit 2022, di Jakarta, Rabu (25/1/2023).   Aprobi memiliki kapasitas sekitar 18,9 juta kl untuk memasok program biofuel. Menurutnya, kapasitas tersebut melebihi dari alokasi yang telah ditetapkan pemerintah untuk B35 yang hanya sebanyak 13 juta kl. Suwandi mengatakan, Aprobi akan selalu berkomitmen untuk Indonesia agar bisa mencapai target dari energi terbarukan. Target tersebut adalah untuk mencapai pengurangan energi di sekitar 23% pada tahun 2025 mendatang. Sementara itu, dia mengatakan, kajian program bahan bakar biodiesel 40% atau B40 telah rampung sejak pertengahan 2022. Dengan demikian, B40 pun telah siap diimplementasikan. Menurut laporan Gapki, konsumsi minyak sawit dalam negeri naik sekitar 13% dibanding 2021 (year-on-year/yoy) sekaligus menjadi rekor tertinggi sejak 2018. Peningkatan konsumsi paling signifikan adalah untuk biodiesel. Pada 2021 volume minyak sawit yang dipakai untuk produksi biodiesel masih 7,34 juta ton. Lantas pada 2022 jumlahnya naik 20,4% (yoy) menjadi 8,8 juta ton. Konsumsi minyak sawit untuk biodiesel juga konsisten meningkat tiap tahun selama 2018-2022

https://katadata.co.id/tiakomalasari/berita/63d2754a44d41/biodiesel-b35-diterapkan-mulai-1-februari-ekspor-cpo-diprediksi-turun

 

BERITA BIOFUEL

CNNIndonesia.com | Kamis, 26 Januari 2023

Isuzu Klaim Uji Mesin Diesel B40 Tak Ada Masalah Berarti

PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) menyebut hasil uji coba bahan bakar B40 atau campuran biodiesel 40 persen pada BBM jenis solar belum menemukan masalah berarti. Dalam pengujian ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melibatkan delapan kendaraan, termasuk dari merk Isuzu. “Unit yang sudah dicoba sampai 40 ribu km kita sudah pelajari kira-kira ini ada dampak apa sih. Tapi yang pasti, itu pakai B40 ya, kami yang paling penting sebenarnya pada saat dicoba itu tidak ada masalah berarti,” kata Attias Asril, Division Head of Business Strategy Divison PT IAMI di Jakarta, Rabu (25/1). Asril mengatakan dari hasi uji coba itu saran IAMI tidak berbeda dari B30, yang terpenting customer bisa memastikan kualitas dari bahan bakar tersebut. Kemudian, sebisa mungkin melakukan perawatan, pergantian filter sesuai yang direkomendasikan. “Jika kita terpaksa menggunakan bahan bakar yang kualitasnya kurang baik, segera melakukan pengurasan tangki bahan bakar, jadi selama itu dilakukan rasanya tidak ada kendala-kendala,” ujarnya. Rian Erlangga, Deputy Division Head of Business Strategy Division IAMI, menambahkan pihaknya tetap bakal berpartisipasi jika diminta melakukan berbagai uji coba lebih lanjut terkait hal ini. Menurut Rian pihaknya mendukung berbagai penelitian untuk menemukan potensi penggunaan bahan bakar alternatif seperti biodiesel. “ESDM telah melakukan research atau pengetesan dalam hal ini diikuti beberapa mobil, salah satunya Isuzu sampai dengan 40 ribu km, tidak ada isu yang berarti. Menurut saya dasarnya kita siap,” ujar Rian. Uji coba B40 telah memasuki tahap berikutnya, yakni mencari efek bahan bakar ke mesin. Dalam pengujian ini Kementerian ESDM melibatkan delapan kendaraan dengan bobot berbeda, yaitu empat kendaraan dengan Gross Vehicle Weight (GVW) kurang dari 3,5 ton menempuh jarak 50 ribu km dan empat kendaraan dengan GVW lebih dari 3,5 ton menempuh jarak 40 ribu km. Tenaga Ahli Teknik Mesin dari Akademisi ITB Iman K. Reksowardojo mengatakan terdapat kelebihan dan kekurangan berdasarkan sifat dari hasil pengujiannya. “Kelebihannya yaitu memiliki sifat biodegradable yang dapat berubah kembali ke alam dengan cepat, namun hal tersebut sebuah tantangan karena bahan bakar mudah berubah, jadi jika tidak dilakukan handling dengan baik kemungkinan tidak sesuai dengan spesifikasi. Hal itu yang perlu disosialisasikan,” kata Iman beberapa waktu lalu. Iman juga bilang tantangan pada bahan bakar B40 salah satunya penambahan campuran biodiesel. Oleh karena itu, ia menilai perlu memperketat spesifikasi bahan bakar seperti parameter stabilitas oksidasi bahan bakar yang akan berhubungan dengan injektor, kemudian kandungan monogliserida yang berkaitan dengan kekhawatiran filter blocking pada suhu dingin. “Namun saat ini kandungan monogliserida sudah ditekan sekecil mungkin. Tantangannya adalah kandungan air yang mana biodiesel memiliki sifat higroskopis, tetapi dalam spesifikasi sudah diperketat sehingga harapannya pada B40 problem korosif dan lain-lain bisa dihindari,” lanjut Iman.

https://www.cnnindonesia.com/otomotif/20230126105226-579-905061/isuzu-klaim-uji-mesin-diesel-b40-tak-ada-masalah-berarti

Sawitindonesia.com | Kamis, 26 Januari 2023

Biodiesel Menjadi Solusi Krisis Energi

Transisi energi yang tengah dilakukan Indonesia menjadi salah satu upaya menjaga ketahanan energi dan mewujudkan ekonomi hijau di Indonesia. Dalam perhelatan Presidensi G20 tahun lalu, Pemerintah juga telah menghasilkan sejumlah kerja sama pembiayaan dan investasi di sektor energi. Hal ini terlihat dari kerja sama Partnership for Global Infrastructure and Investment, Asia Zero Emission Community (AZEC), Just Energy Transition Partnership (JETP), dan Millennium Challenge Corporation (MCC) Compact. “Transisi energi menjadi upaya sekaligus komitmen Pemerintah untuk mengantisipasi krisis energi ke depan, dan Pemerintah telah meningkatkan bauran sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% di tahun 2025, hingga 31% di tahun 2030,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual dari Kantor Kemenko Perekonomian dalam acara Ruang Diskusi Harian Kompas, Selasa (24/01). Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Pemerintah terus mendorong berbagai kebijakan di sektor energi, salah satunya biodiesel B35 yang akan diimplementasikan di bulan Februari nanti. Hingga pertengahan tahun 2022, tercatat kapasitas pembangkit listrik EBT telah mencapai 2.576 megawatt, atau meningkat sekitar 5% per tahunnya dalam lima tahun terakhir. Upaya tersebut masih perlu diakselerasi bersamaan dengan upaya lain dalam transisi energi, seperti transisi PLTU menjadi PLT non-fosil. Banyaknya danau dan laut di Indonesia juga menjadi keuntungan Indonesia dalam transisi energi berbasis hydro karena cost pembebasan lahan di danau dan laut jauh lebih murah daripada membebaskan lahan di daratan. “Transisi kita yang paling immediate itu adalah penguatan teknologi,” tegas Menko Airlangga. Dalam sesi tanya jawab, Menko Airlangga menyampaikan bahwa kemandirian Indonesia di sektor energi bergantung pada ketergantungan energi di sektor otomotif yakni BBM. “Nah, selama BBM bisa kita konversikan sebagian melalui biodiesel, dan yang lain kombinasi dengan electric vehicle, nah tentu tujuan untuk kemandirian energi ini bisa dicapai,” kata Menko Airlangga. Selanjutnya, Menko Airlangga menjelaskan bahwa tantangan yang ada dalam upaya transisi energi adalah tantangan bersama antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Momentum Keketuaan Indonesia pada ASEAN tahun ini juga perlu dimanfaatkan untuk bersama-sama mendorong peluang-peluang dalam sektor energi untuk penguatan ekonomi kawasan yang tumbuh cepat, inklusif, serta berkelanjutan.

https://sawitindonesia.com/biodiesel-menjadi-solusi-krisis-energi/