Pandemi Covid-19, Apa Kabar Program Biodiesel RI?
CNBCIndonesia.com | Senin, 27 April 2020
Dampak pandemi Covid-19 menyasar semua lini, termasuk program biodiesel. Program ini digadang-gadang pemerintah bisa menekan impor BBM demi memperbaiki defisit neraca perdagangan. Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Andriah Feby Misnah mengatakan penurunan permintaan solar berdampak pada serapan fatty acid methyl ester (FAME). Sehingga dilakukan koreksi pada target yang sudah ditentukan. “Penurunan sementara 13%. Serapan FAME sampai dengan 22 April 2,58 juta kiloliter atau sekitar 26,9% dari target awal,” ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Senin, (27/04/2020). Seperti diketahui, berdasarkan hitungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), diperlukan setidaknya 9,6 juta kiloliter FAME untuk mendukung B30 di 2020. Artinya jika dilakukan koreksi 13% penyerapan FAME tahun ini, akan terjadi penurunan menjadi sekitar 8,3 juta kiloliter.
Lebih lanjut ia mengatakan, sisa dari FAME yang tidak terserap akan diekspor. Akan tetapi besaran dari ekspor belum diputuskan, hal ini dikarenakan masih mengutamakan pemenuhan pasokan dalam negeri. Menurut Andriah, permintaan impor saat ini sudah ada dari China dan Spanyol. “Karena kemarin kan ekspor kita tutup, tergantung permintaan. Kita masih lihat situasi dan kondisi. Jangan sampai di akhir tahun permintaan melonjak, tapi kita nggak punya stock FAME,” jelasnya. Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform Fabby Tumiwa mengatakan pandemi Covid-19 membuat konsumsi bahan bakar minyak berkurang, termasuk konsumsi bahan bakar diesel/solar. Seiring dengan berkurangnya permintaan bahan bakar minyak maka penyerapan biodiesel juga menurun. “Berapa banyak turunnya? tergantung pada berapa besar dampak virus corona ini pada aktivitas ekonomi. Saya saya perkirakan sekitar 10-12% pada akhir 2020,” paparnya kepada CNBC Indonesia. Menanggapi rencana ekspor FAME, Fabby mengatakan dalam kondisi seperti ini ekspor sangatlah sulit. Pasalnya konsumsi BBM juga turun drastis. “Khususnya di negara target ekspor FAME Indonesia antara lain India, Jepang, dan China,” paparnya.