Tingkatkan Kualitas Lingkungan: Pelaksanaan B35 di Indonesia Saat Ini

| Articles
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

B35 merupakan bahan bakar nabati yang telah menjadi fokus utama pemerintah Indonesia dalam upaya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menjaga lingkungan. B35 merupakan campuran biodiesel 35% dengan solar 65%. Dalam upaya mewujudkan program ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), seperti yang disampaikan dalam pernyataannya, telah mengambil berbagai tindakan strategis.

Menteri ESDM, dalam pidatonya yang terbaru, menegaskan bahwa, “Implementasi biodiesel 35 merupakan langkah penting dalam mendukung keberlanjutan energi di Indonesia. Hadirnya B35 sangat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, mengurangi ketergantungan pada impor minyak bumi, dan mendukung pertumbuhan industri biodiesel dalam negeri”, jelasnya.

Salah satu langkah penting dalam implementasinya adalah peningkatan kapasitas produksi biodiesel. Data terbaru menunjukkan bahwa kapasitas produksi biodiesel di Indonesia telah mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini merupakan hasil dari investasi yang lebih besar dalam sektor ini, baik dari pemerintah maupun sektor swasta. Dengan kapasitas produksi yang lebih besar, Indonesia dapat memenuhi permintaan B35 secara lebih efisien.

Berdasarkan data yang dapat dihimpun oleh Aprobi, kapasitas produksi biodiesel dari awal tahun terus meningkat. Hingga Juli 2023, total produksi biodiesel sebesar 6,6 juta kiloliter (KL). Dapat dilihat dari tahun ke tahun, hingga 2022, relaisasi implementasi biodiesel di Indonesia meningkat, disusul dengan distribusi domestiknya.

Realisasi Implementasi Biodiesel. Sumber: Aprobi

Tantangan Implementasi B35

Perkembangan Biodiesel di Indonesia. Sumber: PASPI

Namun, implementasi B35 juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah ketersediaan bahan baku untuk produksi biodiesel, seperti minyak kelapa sawit. Pemerintah sedang berupaya meningkatkan produksi minyak kelapa sawit secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan produksi biodiesel.

Selain itu, edukasi masyarakat tentang manfaat yang diterima juga menjadi prioritas. Pemerintah perlu meyakinkan masyarakat bahwa penggunaan biodiesel 35 aman dan ramah lingkungan serta dapat mengurangi biaya bahan bakar dalam jangka panjang.

Dalam kesimpulan, implementasi B35 di Indonesia merupakan langkah penting dalam upaya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menjaga lingkungan. Pernyataan Menteri ESDM menegaskan komitmen pemerintah untuk mendorong penggunaan biodiesel 35. Dengan peningkatan kapasitas produksi biodiesel dan insentif bagi pemangku kepentingan, Indonesia berada di jalur yang tepat menuju penggunaan biodiesel 35 yang lebih luas. Namun, tantangan seperti ketersediaan bahan baku dan edukasi masyarakat tetap perlu diatasi dalam perjalanan ini.