Penerapan Biosolar B35 Beri Efek Berganda

| News
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Media Indonesia | Senin, 16 Januari 2023

Penerapan Biosolar B35 Beri Efek Berganda

LANGKAH pemerintah dengan meningkatkan persentase pencampuran bahan bakar nabati (BBN) ke dalam bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dari 30 (B30) menjadi 35 (B35) diyakini dapat memberikan multiplier effect atau efek berganda bagi ekonomi Indonesia. Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) Tungkot Sipayung menilai ekspansi B30 ke B35 merupakan langkah tepat dengan memberi manfaat yakni menstabilkan harga crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit sekaligus menghemat devisa impor solar. “Ini merupakan langkah jitu yang harus dilakukan Indonesia di tengah ancaman resesi. Negara-negara importir sawit diperkirakan mengalami resesi sehingga permintaan minyak sawit global akan melambat,” ungkapnya kepada wartawan, Jumat (13/1). Seiring adanya perlambatan ekonomi global, diperkirakan ada penurunan harga minyak sawit mentah dunia hingga ke level US$700 per ton. Hal itu pun dapat berdampak pada anjloknya harga tandan buah segar (TBS). Untuk mencegah penurunan harga CPO dunia, Indonesia harus meningkatkan penyerapan domestik melalui ekspansi B30 ke B35. “Langkah ini juga sekaligus mengurangi impor solar fosil yang saat ini masih mahal di pasar dunia,” kata Tungkot. Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan, kebijakan mandatori biodiesel 30% atau B30 dapat mengurangi impor BBM jenis solar lewat penghematan devisa mencapai Rp66,S4 triliun di 2021 dengan realisasi pemanfaatan biodiesel sebanyak 9,3 juta kiloliter (kl). Untuk program B35 yang diterapkan 1 Februari 2023, dengan target penyaluran biodiesel sebesar 13,15 juta kl, akan menghemat devisa sekitar US$10,75 miliar atau setara Rpl61 triliun. Dari segi ketersediaan biodiesel sawit, Tungkot menjamin tidak ada masalah. Saat ini kapasitas pabrik biodiesel Indonesia diperkirakan mencapai 17 juta kiloliter (kl), sedangkan kebutuhan B35 atau B40 diproyeksikan sekitar 13 juta kl. “Kebutuhan bahan baku biodiesel yakni CPO juga cukup. Selain itu, harga indeks pasar (HIP) biodiesel domestik lebih murah dari HIP solar fosil sehingga tak perlu subsidi,” lanjutnya. Terkait dengan penerapan B35, ia mendorong komitmen kuat pemerintah. Pasalnya, rencana itu telah tertunda sejak tahun lalu. “Tarik-menarik kepentingan antara importir solar fosil dan biodiesel domestik tampaknya masih kuat dalam proses pengambilan keputusan,” tudingnya. Saat dihubungi secara terpisah, Guru Besar IPB University Hermanto Siregar berpandangan, implementasi B35 sebagai hal positif karena secara bertahap dapat mengurangi ketergantungan terhadap minyak solar yang berasal dari fosil (non-renewable). Namun, tegasnya, implementasi B35 harus dilakukan secara hati-hati. Jangan sampai menyebabkan pabrik minyak goreng jadi kekurangan bahan baku atau CPO sebab semakin banyak CPO yang disedot oleh pabrik biosolar. Pemerintah harus memastikan ketersediaan CPO dalam jumlah yang memadai sebagai bahan baku minyak goreng. “Kekurangan bahan baku pada pabrik minyak goreng dapat menyebabkan peningkatan harga CPO sehingga bisa memicu kenaikan harga minyak goreng,” ucapnya. Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan mendukung penuh program B35 karena diharapkan dapat meningkatkan hilirisasi sawit, di samping mengurangi impor solar. Ia menambahkan, diperlukan dukungan dari semua pemangku kepentingan agar program tersebut berjalan dengan baik. “Meskipun kami menyadari pasti akan ada beberapa kendala teknis, seperti ketersediaan kapal untuk penyaluran CPO dan cuaca buruk, kami yakin program B35 bisa teratasi dengan sinergi bersama,” jelasnya.

Kesiapan Industri

PT Toyota Astra Motor (TAM) menyatakan kesiapan merealisasikan program B35. Itu dimulai dari pengujian atau testing bahan bakar tersebut dan dampaknya terhadap mesin, lalu penyesuaian di berbagai area termasuk pelayanan. “Hal ini juga harus dilihat pengaruhnya pada saat nanti jika memang regulasi sudah berjalan. Kami selaku pelaku industri siap untuk dukung dan menyesuaikan diri dengan regulasi tersebut nantinya,” kata Head of Interactive Communication PT Toyota-Astra Motor, Dimas Aska, saat dihubungi. Ia menekankan persiapan menuju penggunaan campuran minyak sawit 35% terbilang kompleks karena harus menyiapkan layanan dari hulu ke hilir yang harus disesuaikan. Jenis mesin yang digunakan Toyota-Astra untuk kendaraan bertenaga diesel ialah Euro 4. Sekitar enam model kendaraan Toyota dikatakan sudah memenuhi standar emisi Euro 4. “Kami sudah punya kendaraan dengan pilihan bahan bakar diesel, hanya saja ada penyesuaian di material bahan bakarnya. Kami harus memastikan kompatibilitasnya, baik secara spesifikasi maupun layanan. Dan, ujungnya memastikan kenyamanan pengguna kendaraan kami khususnya Toyota,” jelas Aska. Direktur Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga berpendapat pelaksanaan B35 adalah hal yang positif bagi persawitan Indonesia, apalagi dalam suasana negara Barat membuat aturan-aturan yang mendiskreditkan sawit. “Maka, program B35 harus kita angkat jempol dan dari GIMNI mendukung penuh,” tuturnya. Perhitungan GIMNI, diberlakukannya B35 mulai bulan depan akan meningkatkan kebutuhan CPO untuk biodiesel atau fatty acid methyl ester (FAME) dari 8,9 juta ton di 2022 naik 23% menjadi 10,94 juta tonpada 2023. Dengan demikian, menurut perhitungan GIMNI, pemakaian CPO dan minyak inti sawit atau palm kernel oil (PKO) di dalam negeri turut melonjak, dari 21,06 juta ton di tahun lalu diproyeksikan menjadi 24,17 juta ton di tahun ini. “Hemat kami juga akan lebih baik bila para investor industri oleochemicals dan hilirnya banyak yang masuk ke Indonesia,” ungkap Sahat. Ia mendorong Kementerian Perindustrian dan Kementerian Investasi/ BKPM untuk membuat regulasi yang menarik bagi investor luar, terutama dalam industri hilir oleochemicals atau produk turunan dari CPO yang hasil olahannya berupa mentega, sabun, dan minyak goreng. “Agar lebih menarik minat mereka maka perlu ada insentif fiskal. Pemerintah harus menjaga iklim investasi lebih kondusif dengan menjaga regulasi di bidang usaha persawitan lebih konsisten, dan hindari hal-hal yang menakutkan bagi para investor,” sebutnya.

Serap tenaga kerja

Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Edi Wibowo dalam keterangan resminya mengatakan, selain menurunkan impor minyak solar, program B35 dapat membuka lapangan kerja yang luas. Program ini diproyeksi akan menyerap tenaga kerja sekitar 1.653.974 orang serta pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) sekitar 34,9 juta ton CO2e. Lebih lanjut, Edi mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini masih merupakan negara yang paling terdepan dalam menerapkan pencampuran bahan bakar nabati (BBN) jenis biodiesel. Indonesia sudah memulai di 2006 dengan B2,5, kemudian di 2010 sebesar 7,5%, lanjut di 2015 dengan campuran sawit sebanyak 15% dan 20% di 2016. Terakhir mencapai program B30 pada 2020 secara nasional. Dalam berbagai kesempatan, Presiden Joko Widodo menyampaikan harapannya agar ke depan pemanfaatan BBN dapat berlanjut ke B40, B50, bahkan B100. Pada sidang kabinet 6 Desember 2022, Presiden Jokowi menginstruksikan agar dilaksanakan implementasi B35 pada 2023 “Dengan implementasi B35 yang akan kita mulai per 1 Februari 2023, Indonesia akan menjadi yang terdepan dalam pemanfaatan BBN jenis biodiesel,” kata Edi. Sebelum dilaksanakannya peningkatan persentase pencampuran biodiesel, telah dilakukan beberapa persiapan teknis oleh pemerintah untuk memastikan performa penggunaan campuran BBN. Di antaranya pengujian pengaruh penggunaan campuran biodiesel 35% (B35) terhadap sistem filtrasi mesin diesel, hasilnya tidak terjadi indikasi pemblokiran filter pada pengujian filter blocking tendency (FBT) maupun pengujian filter rig test. Hasil rekomendasi menyebutkan tidak ada pengaruh signifikan atas penggunaan B35, dengan telah dilakukannya perbaikan pada spesifikasi biodiesel yang digunakan untuk campuran tersebut. Sementara itu, sebagai persiapan implementasi B40, telah dilaksanakan uji jalan (road test) B40 yang telah diluncurkan Menteri ESDM pada 27 Juli 2022 sebagai rangkaian akhir dari pengujian. Hasil uji itu digunakan sebagai dasar pertimbangan sebelum implementasi B40.

 

BERITA BIOFUEL

 

Republika.co.id | Jum’at, 13 Januari 2023

Implementasi Biodiesel Dorong Bisnis Sawit Berkelanjutan

Pemerintah Indonesia menjalankan program bahan bakar nabati jenis biodiesel sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi sekaligus membawa sawit Indonesia menjadi lebih baik dan berkelanjutan. “Program biodiesel ini bukan semata-mata program Kementerian ESDM untuk menggunakannya sebagai bahan bakar, tapi juga bagaimana mendorong sawit di Indonesia dapat memberikan manfaat secara luas untuk perekonomian nasional maupun secara khusus untuk petani,” kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dalam keterangan di Jakarta, Jumat (13/1/2023). Dadan menuturkan, saat mendesain program implementasi biodiesel, harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) berada pada kisaran 275 dolar AS per ton. Nilai itu terus meningkat seiring dengan peningkatan permintaan sawit karena implementasi biodiesel. “Indonesia masih impor solar meskipun grafiknya makin menurun. Ini menjadi salah satu terobosan dan bukti hasil penelitian dan pengembangan dapat diimplementasikan dan memberikan manfaat yang demikian luas,” ujar Dadan. Selain mendorong permintaan terhadap sawit, pemerintah juga mendorong penyebaran pembangunan pabrik pengolahan minyak sawit mentah menjadi biodiesel. Kementerian ESDM menyebutkan sekarang banyak pabrik yang didirikan untuk mengolah minyak sawit mentah menjadi biodiesel di wilayah Sumatra hingga Sulawesi. “Saat ini kami sedang mendorong pembangunan pabrik di Papua untuk mendorong permintaan dan penyebaran di wilayah Papua,” kata Dadan. Pada 1 Februari 2023, Indonesia mulai melaksanakan implementasi peningkatan persentase pencampuran bahan bakar nabati jenis biodiesel ke dalam bahan bakar minyak jenis minyak solar dari sebelumnya sebesar 30 persen (B-30) menjadi sebesar 35 persen (B-35). Melalui program implementasi biodiesel, lanjut Dadan, Indonesia dapat mengendalikan impor solar. Pemerintah menargetkan penyaluran biodiesel mencapai 13,5 juta kiloliter atau 226 ribu barel per hari untuk implementasi program B-35 pada 2023. Nilai devisa yang bisa dihemat mencapai sekitar 10,75 miliar dolar AS setara Rp 161 triliun, penyerapan tenaga kerja sebanyak 1,65 juta orang, dan penurunan emisi gas rumah kaca sebanyak 34,9 juta ton ekuivalen.

 

https://www.republika.co.id/berita/rof8ba457/implementasi-biodiesel-dorong-bisnis-sawit-berkelanjutan

 

Tempo.co | Jum’at, 13 Januari 2023

Mulai Pekan Depan Pengiriman Biodiesel Menggunakan Spek B35

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan seluruh pengiriman bahan bakar jenis biodiesel bakalan memakai spesifikasi biodiesel 35 persen atau B35 mulai pekan depan. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan Indonesia bersiap melaksanakan implementasi bahan bakar B35 pada 1 Februari tahun ini. “Mulai minggu depan seluruh pengiriman dari biodiesel ini menggunakan spek B35,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Jumat, 13 Januari 2023. Dadan meminta pengguna biodiesel tidak perlu khawatir dengan peningkatan spesifikasi dari B30 ke B35 karena Kementerian ESDM memastikan kualitas produksi dan penanganan mulai dari transportasi sampai pencampuran ditangani baik. “Selama kita menaikkan campuran, selalu diikuti dengan peningkatan spek. Kita tekankan moto biodiesel jangan sampai menjadi pengotor,” kata Dadan. Pemerintah menargetkan penyaluran biodiesel mencapai 13,5 juta kiloliter atau 226 ribu barel per hari untuk implementasi Program B35 pada tahun 2023. Nilai devisa yang bisa dihemat mencapai sekitar 10,75 miliar dolar AS setara Rp161 triliun, penyerapan tenaga kerja sebanyak 1,65 juta orang, dan emisi gas rumah kaca sebanyak 34,9 juta ton ekuivalen. Sebelum melaksanakan peningkatan persentase pencampuran biodiesel, pemerintah telah melakukan beberapa persiapan teknis untuk memastikan performa penggunaan campuran bahan bakar nabati, di antaranya pengujian pengaruh penggunaan campuran Biodiesel 35 persen terhadap sistem filtrasi mesin diesel dengan hasil tidak terjadi indikasi pemblokiran filter pada pengujian Filter Blocking Tendency (FBT) maupun pengujian Filter Rig Test (FRT). Rekomendasinya tidak ada pengaruh signifikan atas penggunaan B35, dimana telah dilakukan perbaikan pada spesifikasi biodiesel yang digunakan untuk campuran tersebut. Sementara sebagai persiapan implementasi B40, pemerintah juga telah melaksanakan uji jalan B40 pada 27 Juli 2022 lalu. Hasil uji itu digunakan sebagai dasar pertimbangan sebelum implementasi B40. “Dalam sidang kabinet tanggal 6 Desember 2022, diputuskan kami lakukan dengan B35. Meskipun kami sebetulnya menyiapkan untuk B40, kami sudah siap kalau nanti diminta untuk menaikkan menjadi B40,” kata Dadan.

 

https://bisnis.tempo.co/read/1679217/mulai-pekan-depan-pengiriman-biodiesel-menggunakan-spek-b35

 

Medcom.id | Jum’at, 13 Januari 2023

Selangkah Menuju Pemakaian Energi Bersih B35, Pengguna B30 Jangan Khawatir

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) selangkah demi selangkan menyiapkan penggunaan biodiesel 35 persen atau B35 yang mulai diimplementasikan pada 1 Februari 2023. “Bulan ini kita masih tetap B30. Mulai minggu depan seluruh pengiriman dari biodiesel ini menggunakan spek B35,” kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dalam keterangan tertulis, Jumat, 13 Januari 2023. Dadan meminta pengguna biodiesel tidak perlu khawatir dengan peningkatan spesifikasi dari B30 persen ke B35 persen karena Kementerian ESDM memastikan kualitas produksi dan penanganan mulai dari transportasi sampai pencampuran ditangani baik. “Selama kita menaikkan campuran, selalu diikuti dengan peningkatan spek. Kita tekankan moto biodiesel jangan sampai menjadi pengotor,” jelas Dadan.

B35 beri manfaat dari lingkungan ke keuangan negara

Pemerintah menargetkan penyaluran biodiesel mencapai 13,5 juta kiloliter atau 226 ribu barel per hari untuk implementasi Program B35 pada 2023. Di sisi lain, implementasi B35 mampu memberikan dampak positif terhadap ekonomi domestik. Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Edi Wibowo mengatakan pemanfaatan B35 adalah langkah strategis untuk menghemat devisa melalui penurunan impor solar. “Untuk program B35 di 2023, target penyaluran biodiesel sebesar lebih dari 13,15 juta kiloliter yang akan menghemat devisa sekitar USD10,75 miliar atau setara Rp161 triliun,” kata Edi. Selain menghemat devisa, implementasi B35 juga bertujuan meningkatkan nilai tambah minyak sawit, membuka lapangan kerja, menurunkan emisi gas rumah kaca, dan meningkatkan bauran energi terbarukan di Indonesia. Edi menuturkan program B35 diproyeksikan mampu menyerap 1,65 juta tenaga kerja dan mengurangi emisi gas rumah kaca sekitar 34,9 juta ton ekuivalen.

https://www.medcom.id/ekonomi/bisnis/GbmBp4Lk-selangkah-menuju-pemakaian-energi-bersih-b35-pengguna-b30-jangan-khawatir

 

Media Indonesia | Senin, 16 Januari 2023

Implementasi Program B35 pada 1 Februari 2023

PEMERINTAH telah mengumumkan penerapan campuran bahan bakar minyak (BBM) solar dengan biodiesel sebanyak 35% (B35) dan mulai berlaku pada 1 Februari 2023. Mandatori itu mundur dari yang awalnya direncanakan mulai 1 Januari 2022. Pemerintah menargetkan penyaluran biodiesel mencapai 13,5 juta kiloliter atau 226 ribu barel per hari untuk implementasi Program B35 pada 2023, yang nantinya akan menghemat devisa sekitar US$10,75 miliar atau setara Rp161 triliun. Hal itu merupakan langkah yang tepat untuk mengantisipasi lonjakan minyak dunia dan menekan impor solar serta mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi dan membawa sawit Indonesia menjadi lebih baik dan berkelanjutan. Kebijakan tersebut sesuai dengan Surat Edaran Direktorat Jenderal EBTKE Nomor 10.E/EK.05/DJE/2022 untuk meningkatkan penyediaan energi bersih secara berkelanjutan, salah satunya dengan mandatori campuran biodiesel untuk BBM solar 35% atau B35.

Investor Daily Indonesia | Senin, 16 Januari 2023

Program B35 Hemat Devisa Rp 161 Triliun

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan penghematan devisa negara mencapai US$ 10,75 miliar atau setara dengan Rp 161 triliun dari program biodiesel 35 (B35). Program ini mulai bergulir pada 1 Februari nanti. Sebanyak 13,15 juta kilo liter (KL) biodiesel yang ditargetkan pada tahun ini. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan pemberlakuan program B35 membuat Indonesia semakin dapat mengendalikan impor Solar. biodiesel merupakan bahan bakar nabati yang dicampurkan ke Solar. Pada Februari pencampuran biodiesel ditingkatkan jadi 35% dengan rata-rata penyaluran 226 ribu barel per hari. “Penghematan devisa diperkirakan mencapai sekitar US$ 10,75 miliar atau setara dengan Rpl61 triliun, penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.653.974 orang dan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 34,9 juta ton CO2e,” kata Dadan di Jakarta, pekan lalu. Dadan menuturkan pada Januari ini masih berjalan pencampuran biodiesel 30% (B30). Sebelum dilaksanakannya peningkatan persentase pencampuran biodiesel, telah dilakukan beberapa persiapan teknis untuk memastikan performa penggunaan campuran BBN. Diantaranya pengujian pengaruh penggunaan campuran B35 terhadap sistem filtrasi mesin diesel, dengan hasil tidak terjadi indikasi pemblokiran filter pada pengujian Filter Blocking Tendency (FBT) maupun pengujian Filter Rig Test. Rekomendasinya tidak ada pengaruh signifikan atas penggunaan B35, dimana telah dilakukan perbaikan pada spesifikasi biodiesel yang digunakan untuk campuran tersebut. “Bulan ini kita masih tetap B30. Mulai minggu depan seluruh pengiriman dari biodiesel ini menggunakan spek B35. Jadi Bapak Ibu selaku pengguna nanti tidak perlu khawatir. Kita pastikan kualitas produksi dan penanganan dari mulai transportasi sampai pencampuran penanganan baik secara terus menerus. Selama kita menaikkan campuran, selalu diikuti dengan peningkatan spek. Kita tekankan moto biodiesel jangan sampai menjadi pengotor,” tuturnya. Dikatakannya dalam sidang kabinet pada 6 Desember 2022, diputuskan untuk melakukan program B35. Meskipun Kementerian ESDM sebetulnya sudah menyiapkan implementasi B40. Serangkaian uji telah diselesaikan pada tahun lalu. “Kami sudah siap kalau nanti diminta untuk menaikkan menjadi B40. Kita sudah tahu spesifikasi yang mana yang akan dipergunakan kecuali nanti tambahan-tambahan infrastruktur yang tetap harus kita lakukan,” terangnya Adapun persiapan implementasi B40, telah dilaksanakan uji jalan (Road Test) B40 yang telah dilaunching Menteri ESDM pada 27 Juli 2022, sebagai rangkaian akhir dari pengujian. Hasil uji ini digunakan sebagai dasar pertimbangan sebelum implementasi B40. Pada uji jalan B40 ini, dilakukan pengujian pada dua jenis campuran bahan bakar B40 yaitu B30D10 dengan formula campuran 30% biodiesel (B100) ditambah 10% Diesel Nabati/Diesel Biohidrokar-bon/HVO (D100) juga 60% Minyak Solar (BO), dan B40 dengan formula campuran 40% biodiesel (B100) ditambah 60% Minyak Solar (BO). “Kami memang melakukan uji B40 ini prinsipnya adalah keterbukaan dan objektif. Kami juga menggunakan pola mekanisme dan SOP yang sudah teruji. Tidak ada contohnya karena kita memang yang paling duluan. Terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam uji B40,” pungkas Dadan.

Kompas | Sabtu, 14 Januari 2023

Jaga Keseimbangan Pangan dan Energi

Era gerakan mengatasi dampak perubahan iklim telah melahirkan pertarungan pangan uersus energi baru terbarukan. Pertarungan itu diperkirakan bakal kian meruncing. Konferensi Perdagangan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCTAD) menyebutkan, populasi dunia telah melewati 8 miliar orang per 15 November 2022 dan akan mencapai 9,7 miliar orang pada 2050. Selama 25 tahun terakhir, populasi di bumi telah meningkat sepertiga atau 2,1 miliar orang. Populasi di Indonesia, yang mencapai 275 juta orang per semester 1-2022 menurut Badan Pusat Statistik, diperkirakan meningkat menjadi 288 juta orang pada 2050. Seiring bertambahnya populasi, kebutuhan dan penyediaan pangan dan energi setiap negara, termasuk Indonesia, akan terus meningkat Itu baru dari sisi kebutuhan domestik. Jika sudah memasok kebutuhan pasar internasional, beban penyediaan pangan dan energi akan bertambah besar. Tanpa diimbangi peningkatan produksi, pertarungan pangan dan energi bakal terjadi. Kondisi itu dikhawatirkan sejumlah kalangan tatkala Pemerintah Indonesia akan meningkatkan mandatori biodiesel dari B30 ke B35. Program B35 atau pencampuran 35 persen produk turunan minyak sawit, metil ester asam lemak (fatty acid methyl es-ters/FAME), dengan solar akan dimulai pada 1 Februari 2023. Dengan mandatori B35 itu, kebutuhan biodiesel tahun ini sebesar 13,14 juta kiloliter (4,640 juta ton) atau naik dari tahun lalu yang sebanyak 11 juta kiloliter (3,89 juta ton). Untuk memenuhi produksi biodiesel sebanyak itu, dibutuhkan minyak sawit mentah (CPO) sekitar 13,15 juta kiloliter (4,643 juta ton). Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono, Jumat (13/1/2023), mengatakan, sepanjang 2019-2022. produksi CPO dan minyak inti sawit (PKO) stagnan. Rata-rata produksi kedua komoditas itu dalam empat tahun terakhir sekitar 51 juta ton. Bersamaan dengan itu, konsumsi di dalam negeri terus meningkat dari 17,35 juta ton pada 2020 menjadi 19,5 juta ton pada 2022. Sementara itu, ekspornya relatif stagnan di kisaran 33,5 juta ton-34 juta ton akibat dampak pandemi Co-vid-19 dan larangan ekspor CPO dan sejumlah produk turunannya pada tahun lalu. “Ke depan, permintaan domestik dan ekspor diperkirakan akan semakin meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi, serta bertambahnya jumlah penduduk Indonesia dan dunia Jika produksi minyak sawit masih stagnan, persaingan mendapatkan bahari baku untuk pangan dan energi berpotensi terjadi,” kata Eddy. Peneliti Bidang Pangan, Energi, dan Pembangunan Berkelanjutan Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Rusli Abdullah, berpendapat senada. Ia mencatat, sepanjang 2017-2022, produksi CPO dan PKO meningkat 11,3 juta ton kendati pada 2019-2022 tidak ada peningkatan signifikan. Selain itu, konsumsi di dalam negeri bertambah 8,45 juta ton dan ekspornya relatif stagnan di kisaran 33 juta ton. Namun, pada 2019 atau sebelum pandemi, ekspor komoditas tersebut mencapai volume tertinggi, yakni sebanyak 37,43 juta ton. Lantaran pandemi dan larangan ekspor, pada 2020 hingga 2022 volume ekspornya turun. “Dalam kondisi tersebut, ditambah penerapan program B35 pada tahun ini, pertarungan pangan versus energi masih belum head to head Produksinya masih dapat mencukupi kebutuhan pangan dan energi, baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Namun, jika tidak dibarengi dengan peningkatan produksi, ke depan pertarungan pangan versus energi pasti bakal terjadi.” tuturnya.

Peremajaan sawit

Oleh karena itu, lanjut Rusli, peningkatan produksi CPO dan PKO diperlukan untuk menjaga keseimbangan kebutuhan pangan dan energi. Sa- , lah satunya dengan meningkatkan program peremajaan sawit rakyat. Langkah ini penting mengingat perkebunan sawit rakyat saat ini seluas 6,08 juta hektar atau sekitar 40,34 persen dari total lahan sawit di Indonesia. Hal itu perlu dibarengi dengan peningkatan penggunaan transportasi publik dan kendaraan listrik. Upaya itu dapat menekan peningkatan permintaan biodiesel ke depan. “Peta jalan pemanfaatan minyak sawit untuk kebutuhan pangan dan energi juga perlu dikaji kembali agar lebih komprehensif. Tidak sekadar menghitung kebutuhan CPO untuk biodiesel, tetapi juga untuk sektor-sektor lain,” katanya. Dalam penerapan kebijakan mandatori biodiesel, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengaku telah mempertimbangkan ketersediaan pasokan CPO serta kapasitas produksi badan usaha Italian bakar nabati. Sebelumnya, pemerintah telah menguji dan berencana menerapkan program B4O. Akan tetapi, kebijakan tersebut diganti dengan B35. Untuk meningkatkan produksi CPO serta menopang ketahanan pangan dan energi, Kementerian Badan Usaha Milik Negara telah meminta holding PT Perkebunan Nusantara (PTPN) untuk membentuk subholding PalmCo. Melalui PalmCo, PTPN berencana memperluas lahan sawit dari 525.000 hektar pada 2022 menjadi 626.000 hektar pada 2026. Dengan begitu, produksi CPO dapat meningkat dari 3,13 juta ton pada 2022 menjadi 3,26 juta ton pada 2026.