Penerbangan Komersil Pertama Menggunakan SAF J2.4

| Articles
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp
Penerbangan Komersil Pertama Menggunakan SAF J2.4. Sumber: Koran Jakarta

Penerbangan komersil perdana dengan SAF telah dilangsungkan. PT Pertamina (Persero) telah mengenalkan produk bioavtur terbaru mereka dengan nama Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF). Produk bahan bakar inovatif ini adalah hasil dari campuran antara avtur konvensional dengan minyak inti sawit. Garuda Indonesia, maskapai penerbangan terkemuka di Indonesia, telah resmi mengadopsi SAF ini untuk digunakan pada pesawat Boeing 737-800 NG dengan nomor registrasi PK-GFX.

Penerbangan komersil perdana dengan SAF dilakukan pada Jumat, 27 Oktober 2023. Rute yang dimulai dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, menuju Bandara Internasional Adi Soemarmo, Solo, dan kembali. Ini menandai langkah monumental bagi Garuda Indonesia sebagai maskapai pertama di Indonesia dan di seluruh dunia yang menggunakan bahan bakar bioavtur, terutama yang mengandung minyak inti sawit.

Bioavtur ini merupakan inovasi yang ramah lingkungan karena penggunaannya dapat mengurangi emisi gas buang pesawat terbang. Ini merupakan langkah serius dalam mendukung transisi energi yang lebih berkelanjutan. Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, menyatakan bahwa ini adalah bagian dari komitmen perusahaan untuk mendukung keberlanjutan dan masa depan generasi mendatang.

Sebelum penerbangan komersil, SAF telah melewati serangkaian pengujian yang ketat, termasuk pengujian pada mesin dan unit pesawat. Pertamina dan Garuda Indonesia telah bekerja sama dalam uji coba ini, termasuk uji terbang pada pesawat Boeing 737-800 NG pada tanggal 4 Oktober 2023. Hasil pengujian menunjukkan bahwa SAF menghasilkan emisi yang lebih rendah dibandingkan dengan avtur fosil.

Penerbangan Komersil Perdana dengan SAF

Penggunaan SAF ini diharapkan akan menjadi tonggak sejarah dalam industri penerbangan yang berkelanjutan. Garuda Indonesia berencana untuk berdiskusi dengan Pertamina dan pihak terkait lainnya untuk memastikan bahwa penggunaan SAF ini dapat dilakukan secara komersial.

SAF adalah hasil dari inovasi dan kerjasama antara subholding Pertamina. Fasilitas Green Refinery PT Kilang Pertamina Internasional di Kilang Cilacap digunakan untuk memproduksi SAF menggunakan metode co-processing Hydrotreated Esters and Fatty Acids (HEFA), yang memenuhi standar internasional. SAF akan dipasarkan melalui PT Pertamina Patra Niaga untuk industri penerbangan di Indonesia dan mungkin juga ke pasar internasional.

Pertamina sedang mempersiapkan Kilang Plaju dan Kilang Dumai untuk meningkatkan produksi SAF. Meskipun harga SAF merupakan kesepakatan antara Garuda Indonesia dan Pertamina, diharapakn ada patokan harga yang dapat diterima semua pihak. Hal ini untuk mendorong penggunaan lebih luas dari bahan bakar ramah lingkungan ini. Harga SAF mungkin lebih tinggi daripada avtur konvensional. Namun, langkah ini diharapkan akan mendorong lebih banyak maskapai di Indonesia untuk mengikuti mendukung keberlanjutan dan lingkungan.