Peningkatan Subsitusi Impor Solar Fosil Mendorong Penghematan Devisa Negara

| Articles
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp
Penghematan Devisa Negara. Sumber: Aprobi

Penghematan devisa negara adalah salah satu faktor kunci dalam memperkuat ekonomi suatu negara. Salah satu langkah penting dalam upaya ini adalah dengan meningkatkan subsitusi impor solar fosil. Tahun 2020 mencatat impor solar fosil mencapai sekitar USD 3.3 miliar, tetapi angka tersebut meningkat secara signifikan menjadi sekitar USD 9.5 miliar pada tahun 2022.

Peningkatan yang pesat ini mencerminkan upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan meningkatkan produksi biodiesel domestik. Pada tahun yang sama, konsumsi biodiesel domestik meningkat dari 8.43 juta ton menjadi 10.43 juta ton.

Biodiesel Meningkat, Impor Berkurang

Peningkatan konsumsi biodiesel domestik merupakan indikasi jelas dari keberhasilan program substitusi impor solar. Dengan meningkatnya penggunaan biodiesel, negara dapat mengurangi impor solar fosil, yang pada gilirannya menghemat devisa negara. Selain itu, langkah ini juga memiliki dampak positif terhadap lingkungan, karena biodiesel lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan solar fosil.

Pemerintah terus mendorong program substitusi impor solar sebagai bagian dari strategi untuk mengurangi ketergantungan pada impor energi. Keberhasilan program ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga mengurangi risiko volatilitas harga minyak dunia. Dengan demikian, penghematan devisa negara melalui substitusi impor solar adalah langkah penting dalam mengamankan masa depan ekonomi dan lingkungan Indonesia.