Katalis Peningkatan Harga CPO dan Penyelamat Ekonomi Petani Sawit

| Articles
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp
Peningkatan Harga CPO, Sumber: CNBC

Pemerintah Indonesia dengan tegas menyatakan bahwa program pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan harga CPO (Crude Palm Oil). Saat ini, Indonesia telah meningkatkan persentase pencampuran dari 30% (B30) menjadi 35% (B35).

Menurut Musdhalifah Machmud, yang saat itu menjabat sebagai Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada 02 Maret 2023, menyatakan bahwa banyak orang awalnya skeptis terhadap program ini, menganggapnya dapat menyebabkan penurunan harga CPO. Namun, kenyataannya terjadi peningkatan harga CPO setelah penerapan B35 (Sumber: Detik).

“Biodiesel atau B35 banyak yang ingin harga (CPO) Indonesia turun, bilang ‘rasain Indonesia harga kamu jatuh’. Kami tetap bersatu dalam upaya Biodiesel untuk menjaga harga sawit, stabilitas bisa terwujud, ini bisa ditunjukan dengan adanya B35. Ini menjadi tools, kebijakan menjaga stabilitas harga kelapa sawit”, ungkapnya dalam diskusi mengenai Strategi Indonesia Menjadi Barometer Harga Sawit Dunia.

B35 Dorong Kenaikan Harga CPO

Harga CPO saat ini telah mencapai US$ 889/Metrik Ton (MT), mengalami kenaikan dari sebelumnya US$ 779/MT setelah penerapan B35. Meskipun faktor lain seperti musim panen dan cuaca mempengaruhi harga CPO, biodiesel tetap dianggap sebagai pendorong harga yang signifikan.

Petani sawit merespon positif terhadap program B35, menyebutnya sebagai penyelamat ekonomi petani karena harga sawit mengalami peningkatan sejak awal Februari. Gulat ME Manurung, Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), menyatakan bahwa B35 membawa dampak positif bagi ekonomi petani, terutama setelah terjadi penurunan ekspor CPO sejak November 2022.

Pemerintah telah resmi mengimplementasikan biodiesel B35 sejak 1 Februari 2023. Target peningkatan realisasi biodiesel dari 10,45 juta KL pada tahun 2022 menjadi 13 juta KL pada tahun 2023. Keberhasilan program ini membuktikan peran strategis biodiesel dalam mendukung kestabilan harga CPO dan ekonomi petani kelapa sawit di Indonesia.