Pewarta Pertanian Bersama Asosiasi Kampanyekan Nilai Positif Sawit

| News
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

KabarBisnis.com | Rabu, 17 April 2024

Pewarta Pertanian Bersama Asosiasi Kampanyekan Nilai Positif Sawit

Insan pers yang tergabung dalam Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (APROBI), Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) dan Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN) mengadakan promosi sawit dan bakti sosial selama bulan Ramadan 2024 lalu. Melalui kegiatan ini, ratusan santri dan anak yatim piatu mendapatkan pemahaman manfaat positif sawit bagi perekonomian, sosial, dan lingkungan. “Saat ini minyak sawit menghadapi persoalan imej dan citranya di mata masyarakat. Padahal, komoditas ini juga melibatkan petani dan koperasi di dalamnya, jadi tidak benar apabila kelapa sawit diidentikkan dengan konglomerasi,” ujar Sahat Sinaga, Direktur Eksekutif GIMNI (Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia) dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (17/4/2024). Sahat Sinaga mengatakan, produk hilir sawit telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia baik untuk memenuhi kebutuhan pangan, energi, dan oleokimia. Terutama di bulan Ramadan dan Idul Fitri, kelapa sawit banyak digunakan dan posisinya sulit digantikan oleh minyak nabati lain. Banyak produk sawit yang membantu santri untuk menjaga kebersihan seperti sabun, shampoo, dan deterjen pakaian. Termasuk juga digunakan dalam mengolah makanan antara lain minyak goreng dan margarin. Dijelaskan Sahat, keunggulan sawit tidak terlepas dari kebijakan hilirisasi yang meningkatkan  jumlah produk turunan dari  54 jenis di tahun 2007 meningkat ke 179 jenis pada 2023, bahkan kesempatan produk turunan sawit masih terbuka luas untuk dikembangkan. Dalam rangka mempromosikan kebaikan sawit di bulan Ramadhan, Forwatan telah mendistribusikan ratusan bantuan kepada Pesantren, Masjid, dan Yayasan Yatim Piatu di wilayah Jakarta, Bogor, dan Depok. Ketua Forwatan Yuwono Nugroho menjelaskan, aksi sosial ini dapat terlaksana berkat dukungan tiga asosiasi hilir sawit yaitu APROBI, GIMNI, dan APOLIN. Kerjasama ini telah terjalin baik semenjak 4 tahun lalu yang ditujukan membantu masyarakat kurang mampu, santri, dan anak yatim piatu. “Harapan kami, kerjasama yang berjalan baik ini antara GIMNI, APROBI, dan APOLIN bersama Forum Wartawan Pertanian dapat terus berlanjut ke depannya. Karena kegiatan ini juga disertakan mempromosikan aspek positif sawit kepada masyarakat,” urai Yuwono. Pengurus Yayasan Al Mukhlisin Cibubur, Ustad Bambang Sundawa memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung kegiatan bakti sosial Forwatan. Pasalnya, bantuan dari pihak Forwatan sudah rutin diberikan kepada pihak Yayasan sejak 3 tahun lalu. “Kami ucapkan terima kasih kepada Forum Wartawan Pertanian yang berkenan hadir dan memberikan bantuan bagi kegiatan anak-anak yatim. Begitu pula apresiasi setinggi-tingginya kepada asosiasi sawit lain seperti GIMNI, APOLIN, dan APROBI yang turut mendukung kegiatan sosial ini. Harapan kami industri sawit memberikan keberkahan bagi masyarakat Indonesia,” ujarnya. Ketua Umum Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN) Norman Wibowo mengatakan, kolaborasi antara asosiasi hilir sawit dengan media sangatlah penting supaya sawit tidak dipojokkan dengan isu dan informasi negatif di dalam negeri. Apalagi selama pandemi Covid-19, kelapa sawit digunakan sebagai salah satu bahan baku produk sanitasi dan farmasi yang sangat membantu masyarakat Indonesia. Sekjen Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) Ernest Gunawan mendukung kegiatan bakti sosial Forwatan yang telah berlangsung  setiap tahunnya untuk membantu santri dan masyarakat kurang mampu. Melalui kegiatan ini, pemangku kepentingan sawit dapat melakukan promosi sisi positif sawit termasuk peranan biodiesel untuk mewujudkan kemandirian energi nasional.

https://www.kabarbisnis.com/read/28124031/pewarta-pertanian-bersama-asosiasi-kampanyekan-nilai-positif-sawit

 

Investor.id | Rabu, 17 April 2024

Tiga Asosiasi Hilir Masifkan Promosi Nilai Positif Sawit

Tiga asosiasi, yaitu Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi), dan Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin), terus memasifkan promosi nilai positif sawit, terutama produk-produk hilir yang banyak digunakan masyarakat. Keunggulan atau nilai positif sawit tidak terlepas dari kebijakan hilirisasi yang digulirkan pemerintah sehingga produk turunan komoditas itu meningkat dari 54 jenis di 2007 menjadi 179 jenis pada 2023. Kesempatan mengembangkan produk turunan sawit pun masih terbuka luas. Direktur Eksekutif GIMNI Sahat Sinaga mengatakan, produk hilir sawit telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia, baik untuk memenuhi kebutuhan pangan, energi, maupun oleokimia. Pada momentum Ramadan-Idul Fitri misalnya, produk sawit, seperti sabun, sampo, detergen, minyak goreng, dan margarin, banyak digunakan dan posisinya sulit digantikan oleh minyak nabati lain. “Hanya saja, saat ini, minyak sawit menghadapi persoalan citra di mata masyarakat. Padahal, komoditas sawit melibatkan petani dan koperasi di dalamnya, tidak benar apabila sawit diidentikkan dengan konglomerasi. Karena itu, promosi nilai positif sawit harus terus dilakukan,” ujar Sahat di Jakarta, baru-baru ini. Dalam rangka mempromosikan kebaikan sawit, tiga asosiasi hilir, yakni GIMNI, Aprobi, dan Apolin, menggandeng Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) menggelar promosi sawit dan bakti sosial pada momentum Ramadan 2024. Melalui kegiatan itu, ratusan santri dan anak yatim piatu mendapatkan pemahaman manfaat positif sawit bagi perekonomian, sosial, dan lingkungan. Di sisi lain, didistribusikan bantuan bagi pesantren, masjid, dan yayasan yatim piatu di Jakarta, Bogor, dan Depok. “Ini karena banyak produk sawit yang membantu santri menjaga kebersihan, seperti sabun, sampo, dan detergen pakaian. Juga minyak goreng dan margarin untuk mengolah makanan,” papar Sahat. Menurut Ketua Forwatan Yuwono Nugroho, aksi sosial tersebut dapat terlaksana berkat dukungan tiga asosiasi hilir sawit, yaitu GIMNI, Aprobi, dan Apolin. Kerja sama itu telah terjalin baik sejak empat tahun lalu yang ditujukan membantu masyarakat kurang mampu, santri, dan anak yatim piatu. “Harapan kami, kerja sama yang sudah berjalan baik ini, antara GIMNI, Aprobi, dan Apolin bersama Forwatan dapat terus berlanjut ke depannya. Karena kegiatan ini juga disertai upaya mempromosikan aspek positif sawit kepada masyarakat,” jelas Yuwono. Sedangkan Ustaz Bambang Sundawa, pengurus Yayasan Al Mukhlisin Cibubur, mengapresiasi dan berterima kasih kepada semua pihak yang mendukung kegiatan bakti sosial tersebut. Bantuan dari Forwatan sudah rutin diberikan kepada yayasan itu sejak tiga tahun lalu. “Terima kasih kepada Forwatan yang berkenan hadir dan memberikan bantuan bagi kegiatan anak-anak yatim. Apresiasi setinggi-tingginya kepada GIMNI, Aprobi, dan Apolin yang turut mendukung kegiatan sosial ini. Harapan kami, industri sawit memberi keberkahan bagi masyarakat Indonesia,” ujar dia. Ustaz Yusuf, pengurus Yayasan Nurul Huda, juga mengapresiasi dan mengakui bahwa bantuan dari Forwatan sangat bermanfaat untuk membantu anak-anak yatim piatu di yayasannya. “Semoga sawit membawa manfaat dan keberkahan bagi bangsa Indonesia, karena produk-produknya digunakan seluruh lapisan masyarakat,” jelas Yusuf. Sementara itu, Sekjen Aprobi Ernest Gunawan sangat mendukung kegiatan bakti sosial Forwatan yang berlangsung tiap tahun gunamembantu santri dan masyarakat kurang mampu. Melalui kegiatan itu, pemangku kepentingan sawit dapat melakukan promosi sisi positif sawit termasuk peranan biodiesel dalam mewujudkan kemandirian energi nasional. Senada, Ketua Umum Apolin Norman Wibowo mengatakan, kolaborasi antara asosiasi hilir sawit dengan media sangat penting agar sawit tidak dipojokkan dengan isu dan informasi negatif di dalam negeri. Apalagi, selama pandemi Covid-19, sawit digunakan sebagai salah satu bahan baku produk sanitasi dan farmasi yang sangat membantu masyarakat.

https://investor.id/business/359318/tiga-asosiasi-hilir-masifkan-promosi-nilai-positif-sawit

Indopos.co.id | Rabu, 17 April 2024

Menengok Aksi Sosial Forwatan dan Tiga Asosiasi Hilir Sawit di Bulan Ramadan

Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit, yaitu Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (APROBI), Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) dan Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN) selama Ramadan 2024. Melalui kegiatan ini, ratusan santri dan anak yatim piatu mendapatkan pemahaman manfaat positif sawit bagi perekonomian, sosial, dan lingkungan. “Saat ini minyak sawit menghadapi persoalan imej dan citranya di mata masyarakat. Padahal, komoditas ini juga melibatkan petani dan koperasi di dalamnya, jadi tidak benar apabila kelapa sawit diidentikkan dengan konglomerasi,” ujar Sahat Sinaga, direktur eksekutif GIMNI (Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia). Dia menambahkan, produk hilir sawit telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia baik untuk memenuhi kebutuhan pangan, energi, dan oleokimia. Terutama di bulan Ramadhan dan Idulfitri, kelapa sawit banyak digunakan dan posisinya sulit digantikan oleh minyak nabati lain. Banyak produk sawit yang membantu santri untuk menjaga kebersihan seperti sabun, shampoo, dan deterjen pakaian. Termasuk juga digunakan dalam mengolah makanan antara lain minyak goreng dan margarin. Dijelaskan Sahat, keunggulan sawit tidak terlepas dari kebijakan hilirisasi yang meningkatkan jumlah produk turunan dari 54 jenis pada 2007 meningkat ke 179 jenis pada 2023, bahkan kesempatan produk turunan sawit masih terbuka luas untuk dikembangkan. Dalam rangka mempromosikan kebaikan sawit di bulan Ramadhan, Forwatan telah mendistribusikan ratusan bantuan kepada Pesantren, Masjid, dan Yayasan Yatim Piatu di wilayah Jakarta, Bogor, dan Depok. Ketua Forwatan Yuwono Nugroho menjelaskan, aksi sosial ini dapat terlaksana berkat dukungan tiga asosiasi hilir sawit antara lain APROBI, GIMNI, dan APOLIN. Kerjasama ini telah terjalin baik semenjak 4 tahun lalu yang ditujukan membantu masyarakat kurang mampu, santri, dan anak yatim piatu. “Harapan kami, kerja sama yang berjalan baik ini antara GIMNI, APROBI, dan APOLIN bersama Forum Wartawan Pertanian dapat terus berlanjut ke depannya. Karena kegiatan ini juga disertakan mempromosikan aspek positif sawit kepada masyarakat,” ujar pria yang akrab dipanggil Ibnu. Dalam kesempatan tersebut, Pengurus Yayasan Al Mukhlisin Cibubur Ustaz Bambang Sundawa memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung kegiatan bakti sosial Forwatan. Pasalnya, bantuan dari pihak Forwatan sudah rutin diberikan kepada pihak Yayasan semenjak tiga tahun lalu. “Kami ucapkan terima kasih kepada Forum Wartawan Pertanian yang berkenan hadir dan memberikan bantuan bagi kegiatan anak-anak yatim. Begitu pula apresiasi setinggi-tingginya kepada asosiasi sawit lain seperti GIMNI, APOLIN, dan APROBI yang turut mendukung kegiatan sosial ini. Harapan kami industri sawit memberikan keberkahan bagi masyarakat Indonesia,” ujarnya. Apresiasi juga disampaikan Pengurus Yayasan Nurul Huda Ustaz Yusuf yang mengakui bahwa bantuan ini sangat bermanfaat untuk membantu anak-anak yatim piatu yang bernaung di yayasannya. ”Harapan kami bahwa kelapa sawit membawa manfaat dan keberkahan bagi bangsa Indonesia, karena produk-produknya digunakan seluruh lapisan masyarakat,” imbuhnya. Sekjen Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) Ernest Gunawan sangat mendukung kegiatan bakti sosial Forwatan yang telah berlangsung setiap tahunnya untuk membantu santri dan masyarakat kurang mampu. Melalui kegiatan ini, pemangku kepentingan sawit dapat melakukan promosi sisi positif sawit termasuk peranan biodiesel untuk mewujudkan kemandirian energi nasional. Ketua Umum Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN) Norman Wibowo mengatakan, kolaborasi antara asosiasi hilir sawit dengan media sangatlah penting supaya sawit tidak dipojokkan dengan isu dan informasi negatif di dalam negeri. Apalagi selama pandemi covid, kelapa sawit digunakan sebagai salah satu bahan baku produk sanitasi dan farmasi yang sangat membantu masyarakat Indonesia.

https://www.indopos.co.id/megapolitan/2024/04/17/menengok-aksi-sosial-forwatan-dan-tiga-asosiasi-hilir-sawit-di-bulan-ramadan/

 

BERITA BIOFUEL

 

 

Sawitindonesia.com | Rabu, 17 April 2024

Apa Sih Manfaat Biodiesel Buat Kita

Indonesia saat ini adalah negara yang mencampurkan Biodiesel kedalam solar dengan persentase tertinggi di dunia. Pada tahun 2015 Indonesia mencampurkan sebesar 15% biodiesel dan pada tahun 2023 pencampurannya sudah mencapai 35%. Negara lain yang telah berhasil mengimplementasikan campuran Biodiesel adalah Minnesota, Amerika Serikat sebesar 20% pada 2018, Kolombia sebesar 10% sejak tahun 2011 dan Malaysia besar 10% pada tahun 2019.

Apa itu Biodiesel?

Biodiesel adalah bahan bakar nabati yang dapat diaplikasi pad mesin/motor diesel berupa ester metil asam lemak (fatty acid methyl ester/FAME) yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani melalui proses esterifikasi/transesterifikasi. Saat ini terdapat 34  perusahaan produsen Biodiesel dengan total kapasitas terpasang sebesar 19,96 juta KL/tahun. Dalam menerapkan campuran biodiesel sebesar 35% atau yang lebih dikenal dengan B35 pada tahun 2023 Indonesia membutuhkan sebanyak 13,2 juta KL. Sampai dengan November 2023 ini realisasi penggunaan campuran B35 mencapai 11 juta KL. Untuk memproduksi biodiesel Indonesia menggunakan Minyak kelapa sawit sebagai bahan bakunya. Pada tahun 2024 diperkirakan produksi dan stok CPO Indonesia mencapai lebih dari 57 juta ton, dengan alokasi masing – masing yaitu untuk Ekspor CPO dan turunannya sebesar 29,5 juta ton, Pangan (Food) sebesar 11,1 juta ton, Biodiesel sebesar12 juta ton, olekimia sebesar 1,3 juta ton dan stock sebesar 3,3 juta ton. Walaupun sebagai negara produsen tertinggi kelapa sawit di dunia, penetapan harga CPO ditetapkan oleh pasar dunia mengikuti CIF Rotterdam, sehingga harga CPO selalu berfluktuasi dipengaruhi harga minyak nabati lainnya seperti minyak kedelai, minyak rapeseed, dan minyak sunflower, sehingga untuk dapat mempengaruhi harga dunia Indonesia perlu mengatur keseimbangan antara produksi dalam negeri dan permintaan CPO dunia. Saat ini Program pencampuran Biodiesel B35 adalah satu – satunya program yang dapat menyerap produksi CPO Indonesia di pasar dalam negeri.

Apa manfaat pelaksanaan Program Biodiesel?

Pada sektor ekonomi pemanfaatan biodiesel sampai dengan tahun 2023 sebesar 54,52 juta KL dalam negeri telah berhasil menurunkan impor solar sehingga menghemat devisa sebesar Rp404,32 Triliun. Produksi Biodiesel juga meningkatkan nilai tambah CPO di dalam negeri sebesar Rp 79,1 Triliun . Program Biodiesel juga menambah pendapatan negara melalui pajak sebesar Rp14,83 Triliun. Adanya pengolahan Biodiesel di Indonesia telah menyerap 6,8 juta pekerja pada lahan perkebunan dan 51.428 pekerja pada indutri. Penggunaan biodiesel juga dapat meningkatkan kualitas lingkungan karena bersifat degradable (mudah terurai) dan emisi yang dikeluarkan lebih rendah dari emisi hasil pembakaran bahan bakar fosil. Berdasarkan hasil Laporan Kajian dan Uji Pemanfaatan Biodiesel 30% (B20) yang dilakukan oleh PT. Lemigas bekerja sama dengan BPDPKS pada tahun 2021, kendaraan berbahan bakar B30 menghasilkan emisi CO2 yang lebih rendah dibandingkan kendaraan yang menggunakan 100% solar. Hal ini dipengaruhi oleh lebih tingginya angka cetane dan kandungan oksigen dalam B30 sehingga mendorong terjadinya pembakaran yang lebih sempurna. Penggunaan campuran Biodiesel B35 sampai dengan tahun 2023 telah menurunan Emisi CO2 sebesar 81,52 juta ton CO2e. CO2 atau karbon dioksida adalah salah satu Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) pemicu terjadinya peningkatan suhu bumi yang menyebabkan pemanasan global dan berakibat pada perubahan iklim. Pemerintah akan menurunkan emisi karbon 41% dengan dukungan internasional pada tahun 2030.

Siapa saja penerima manfaat Biodiesel?

Penggunaan Biodiesel di Indonesia tidak hanya digunakan untuk sektor transportasi. Hampir di semua mesin diesel telah menggunakan campuran B35, yaitu pada sektor alat dan mesin pertanian, kereta api, kapal laut serta alat dan mesin pertambangan. Biodiesel dicampurkan pada tangki milik Pertamina dan didistribusikan keseluruh SPBU yang ada di Indonesia. Jadi kita telah menerima manfaat biodiesel ini melalui kendaraan yang kita kendarai, kereta api yang kita tumpangi, transportasi kapal untuk menyeberang, alat dan mesin yang digunakan oleh petani sampai dengan mesin dan peralatan yang digunakan pada pertambangan. Walaupun sangat bermanfaat baik untuk perekonomian, sosial dan lingkungan, biodiesel kelapa sawit harus diproduksi dengan harga yang lebih mahal dibandingkan dengan solar dari minyak bumi. Perbedaan harga ini ditentukan oleh besaran HIP biodiesel dan HIP solar. HIP biodiesel ditentukan oleh perubahan harga CPO sedangkan HIP solar ditentukan oleh perubahan harga minyak bumi. Pada saat harga solar turun makan selisih harga Biodiesel dengan harga solar akan besar, namun jika harga solar sedang naik maka selisih harga biodiesel dengan harga solah juga kecil, bahkan kita pernah dalam kondisi harga solar lebih tinggi dari harga biodiesel. Pemerintah tidak membebankan kepada masyarakat untuk membayar perbedaan/selisih harga tersebut. Masyarakat tetap membeli solar yang sudah dicampur dengan 35% biodiesel sesuai dengan harga solar yang ditetapkan. Untuk membayar selisih harga tersebut Pemerintah menugaskan kepada BPDPKS melalui program pendanaan Biodiesel, menggunakan dana yang dihimpun dari masyarakat sawit yaitu pungutan setiap ekspor kelapa sawit dan turunannya.

https://sawitindonesia.com/apa-sih-manfaat-biodiesel-buat-kita/