Potensi Bensin Sawit dan Pemanfaatannya Bagi Kendaraan dan Lingkungan

| News
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Wartaekonomi.co.id | Selasa, 6 September 2022

Potensi Bensin Sawit dan Pemanfaatannya Bagi Kendaraan dan Lingkungan

Kelapa sawit merupakan komoditas pohon ajaib dikarenakan pemanfaatannya yang sangat luas. Salah satu keajaiban yang dimiliki kelapa sawit ialah kandungan minyaknya yang mengandung elemen karbon yang menyerupai minyak fosil.  Melansir laman Palm Oil Indonesia pada Selasa (6/9), asam lemak yang terkandung dalam minyak sawit memiliki karakter yang sangat mirip dengan susunan hidrokarbon pada minyak fosil. Perbedaan susunan hidrokarbon minyak sawit dengan minyak fosil terletak pada rantai sedang hidrokarbon asam lemak minyak sawit yang “terkontaminasi” dengan karbondioksida pada salah satu ujung molekulnya.  “Untuk menghasilkan biofuel yang menyerupai susunan hidrokarbon bahan bakar fosil, maka perlu dilakukan proses penghilangan karbondioksida pada ujung molekulnya,” catat laman Palm Oil Indonesia.  Untuk memanfaatkan besarnya potensi tersebut, para peneliti dari ITB telah menciptakan Katalis Merah Putih. Katalis tersebut digunakan dalam proses kimiawi sehingga dapat diperoleh produk biofuel berbasis minyak sawit seperti bensin sawit (green gasoline), diesel sawit (green diesel), dan avtur sawit (green avtur). Selain sebagai sumber energi baru terbarukan yang rendah emisi, produk green fuel sawit juga memiliki keunggulan dibandingkan minyak fosil.  “Misalnya, bilangan oktan pada bensin sawit lebih tinggi sehingga dinilai lebih berkualitas. Hasil uji coba bensin sawit menunjukkan bahwa Research Octane Number (RON) sebesar 115. Dengan RON tersebut, kualitas dan mutu bensa di atas Pertamax Turbo yang hanya memiliki angka RON 98 bahkan di atas bahan bakar kendaraan racing yaitu Pertamax Racing,” catat laman Palm Oil Indonesia. Bensin dengan oktan tinggi seperti pada bensin sawit, sangat cocok untuk kendaraan yang memiliki kompresi tinggi seperti yang banyak dikembangkan saat ini. Selain itu, penggunaan bensin dengan RON tinggi juga dinilai lebih ramah lingkungan, ramah mesin karena kinerja mesin jadi enteng, dan memperpanjang umur mesin dan juga lebih ramah kantong.

https://wartaekonomi.co.id/read441877/potensi-bensin-sawit-dan-pemanfaatannya-bagi-kendaraan-dan-lingkungan

Harian Seputar Indonesia | Rabu, 7 September 2022

Kolaborasi Turunkan Emisi Karbon

PT Pertamina (Persero) menjajaki kerja sama dengan beberapa perusahaan internasional dalam bidang transisi energi. Kerja sama ini merupakan wujud komitmen Pertamina dalam upaya mendukung program transisi energi bersih dan target penurun emisi 29% pada 2030. Pemerintah mendorong lebih banyak kemitraan global tjn tuk menekan emisi karbon, tidakha-nya antarsektor swasta, tetapi juga dengan sektor publik. Beberapa kerja sama yang dilakukan, yakni penandatanganan memorandum ofunderstanding (MoU) antara PT Pertamina (Persero) dan PT Astra Agro Lestari Tbk tentang kerja sama dalam potensi hubungan bisnis dan pertukaran data untuk pengembangan proyek-proyek rendah emisi. Kena sama inibertujuan un-tukpengembanganproyekren-dah emisi dengan utilisasi limbah Kelapa Sawit (untuk menjadi produk bioetanol dan biometan yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti (substitusi) bahanba-karfosil dan mendukung kemandirian energi nasional. Selanjutnya penandatanganan perjanjian kerja sama pengembangan Green Industrial Cluster di Jababeka antara Pertamina Power New and Renewable Energy (NRE) Pertamina Power Indo-nesia (PPI) dengan PT Jababeka Infrastruktur melalui pemanfaatan PLTSAtapdigedungper-kantoran Jababeka. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, kerja sama ini dilandaskan akan tingginya permintaan energi terbarukan dan bahan bakar rendah karbon yang diperkirakan akan meningkat untukmemera-ngj peningkatan emisi gas rumah kaca dari bahan bakar fosil. Industri minyak gas menyumbangle-bih dari 40% dari total emisi gas ru- mah kaca (GRK) global, sehingga memainkan peran penting untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. “Akibatnya, ada kebutuhan untuk mempercepat transisi energi dari bahanbakar fosil ke energi terbarukan dan bahan bakar ren- dah karbon. Penggerak pendukung diperlukan untukmenja wab tantangan dalam mempercepat transisi energi,” kata Nicke dalam keterangan tertulisnya. Dia menambahkan, Pertamina sebagai salah satu BUMNenergi terbesar di Indonesia menunjukkan kontribusinya dalam men-dukungkomitmen pemerintah un tuk menurunkan emisiGRK sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian Paris. Untuk itu kolaborasi yang terbentuk di bawah payung B20 antara Pertamina dengan negara-negara mitra anggota G-20 dalam pengembangan bersama beberapa teknologi rendah karbon akan memainkan peran kunci dalam transisi energi. Ini termasuk PVsoIarpanel untuk kluster industri hijau, pemanfaatan limbah Kelapa Sawit untukbio-energi, serta pemanfaatan dan penyimpanan penangkapan karbon. Adapun Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memaparkan, Presi-densi G-20 Indonesia mendorong tindakan percepatan transisi energi bersih sebagai kunci dalam mencapai nol emisi karbon atau karbon netral. Presidensijuga memperhatikan berbagai pendekatan dan kerangka waktu yang berbeda yang disampaikan oleh berbagai negara dalam proses transisi energi.