Produksi Biodiesel Tahun Depan Ditarget Capai 10,15 Kiloliter

| Articles
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Bisnis.com | Selasa, 28 Desember 2021

Produksi Biodiesel Tahun Depan Ditarget Capai 10,15 Kiloliter

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menargetkan produksi biodiesel pada 2022 mencapai 10,15 juta kiloliter, atau naik dari tahun ini yang sekitar 9,4 juta kiloliter. Selain itu, produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) ditargetkan mencapai 51,01 juta ton. Kepala BPDPKS Eddy Abdurrachman mengatakan bahwa produksi biodiesel B30 akan mengalami kenaikan pada tahun depan hingga 10,15 juta kiloliter atau 8,83 juta metrik ton. Adapun, realisasi penggunaan biodiesel pada 2021 berada pada kisaran 9,3 juta hingga 9,4 juta kiloliter hingga akhir tahun, atau setara dengan 8,18 juta metrik ton. “Ada kenaikan dibandingkan dengan penggunaan produksi biodiesel 2021,” katanya saat konferensi pers virtual, Selasa (28/12/2021). Lebih lanjut, dia menerangkan bahwa produksi CPO 2021 sebesar 49,71 juta ton. Sementara itu, pada 2022 diproyeksikan angka produksi naik menjadi 51,01 juta ton. BPDPKS juta memproyeksikan permintaan CPO untuk pasar ekspor tembus 27,08 juta ton dengan konsumsi domestik 11,10 juta ton. Eddy memproyeksikan, ekspor akan meningkat menjadi 28,9 juta ton metrik ton dengan konsumsi domestik 11,4 juta metrik ton. “Konsumsi domestik diproyeksikan mencapai 11,4 juta ton dibandingkan dengan 2021 yang sebanyak 11,1 juta ton. Jadi tidak terjadi suatu kenaikan yang signifikan,” terangnya. Di sisi lain, BPDPKS turut terlibat dalam pengembangan bioavtur. Teranyar, pemerintah dan kalangan industri sawit telah menghasilkan avtur dengan campuran minyak sawit sebesar 2,4 persen. Saat ini, mereka terlibat dalam pendanaan riset pengembangan bioavtur. Ke depan, badan tersebut masih menunggu kebijakan pemerintah selanjutnya terkait pengembangan ini. “Sampai saat ini belum ada ketentuan apakah gap [selisih harga avtur dengan bioavtur] ini nanti akan diberikan insentif, apakah juga akan ditutup oleh BPDPKS sebagaimana yang diperlakukan kepada biodiesel,” tuturnya. Adapun, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan, perkiraan kebutuhan itu berdasarkan pada realisasi impor minyak solar dan realisasi penyaluran biodiesel pada 2021. Selain itu, asumsi pertumbuhan demand sebesar 5,5 persen dan estimasi permintaan solar sebesar 33,84 juta kiloliter pada tahun depan. Alokasi tersebut ditetapkan dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 150.K/EK.05/DJE/2021, pada 30 November 2021 tentang Penetapan Badan Usaha Bahan Bakar Minyak dan Badan Usaha Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel serta Alokasi Besaran Volume untuk Pencampuran Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar Periode Januari–Desember 2022. “Hal ini juga berdampak pada peningkatan kebutuhan atau demand BBM, termasuk solar yang mulai menunjukkan tren meningkat sejak September 2021,” kata Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana dalam keterangan resmi dikutip Rabu (1/12/2021). Selain itu, kenaikan itu juga ditengarai dengan kondisi ekonomi dalam negeri yang berangsur pulih. Situasi tersebut memberi angin segar bagi industri untuk kembali menjalankan operasinya. Penyaluran program biodiesel pada 2022 akan didukung oleh 22 BU BBM dengan kapasitas terpasang sebesar 15,49 juta kiloliter, dan kemampuan produksi tahunan sebesar 13,52 juta kiloliter. Pemerintah berharap penyaluran biodiesel 2022 dapat dilakukan dengan lebih efisien dan meminimalkan terjadinya keterlambatan atau gagal supply (B0). Pemerintah turut melakukan perbaikan pembagian alokasi dengan memperhitungkan kinerja BU BBN dalam melakukan penyaluran biodiesel periode 1 November 2020 hingga 31 Oktober 2021.

https://ekonomi.bisnis.com/read/20211228/44/1482570/produksi-biodiesel-tahun-depan-ditarget-capai-1015-kiloliter

Investor Daily Indonesia | Rabu, 29 Desember 2021

Dongkrak B30, Pemerintah Percepat Pengadaan Biodiesel

Pemerintah menggelar pengadaan biodiesel untuk program mandatori pencampuran 30% atau B30 lebih awal menyusul proyeksi penghematan devisa yang dihasilkan mencapai US$ 4,54 miliar. Hal ini untuk meningkatkan persentase penyaluran biodiesel dan meminimalkan distribusi solar murni (BO) untuk sektor-sektor yang tidak memperoleh relaksasi B30. Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) So-erjaningsih menuturkan, pemerintah telah menetapkan 18 badan usaha BBM yang mendapatkan alokasi biodiesel dengan total alokasi sebesar 10,15 juta kiloliter (KL) pada tahun depan. Alokasi tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan tahun ini yang sebesar 9,21 juta KL. “Kami harapkan ke-18 badan usaha BBM tersebut telah berkontrak dengan badan usaha bahan bakar nabati (BBN) dan dapat memaksimalkan pemanfaatan alokasi BBN sesuai dengan volume alokasi yang ditetapkan,” kata Soerjaningsih dalam keterangan resminya, akhir pekan lalu. Dia berharap penyaluran minyak solar BO non-relaksasi dapat diminimalkan agar tidak menimbulkan potensi sanksi denda administratif kepada badan usaha BBM. Pihaknya juga berharap pelaksanaan mandatori B30 di tahun-tahun mendatang berjalan lancar dan persentase pemanfaatan, serta penyalurannya semakin meningkat Dijelaskannya, pada 2021, tingkat kepatuhan badan usaha BBM dalam menyalurkan biodiesel semakin membaik dengan presentase mencapai 94,17% terhadap total penyaluran minyak solar. Sementara presentase pemanfaatan biodiesel sebesar 97,89% dari total alokasi yang ditetapkan sebanyak 9,21 juta KL. “Kalau ada hal-hal yang belum berjalan sesuai harapan, harus kita lakukan evaluasi untuk perbaikan,” tutur Soerjaningsih. Sementara itu, Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Andriah Feby Misna mengapresiasi upaya yang dilakukan Direktorat Jenderal Migas yang berinisiatif melakukan proses pengadaan BBN lebih awal sehingga penetapan alokasi di tahun-tahun mendatang akan lebih baik dan memberikan waktu yang cukup bagi badan usaha BBM dan BBN untuk menyiapkan kontrak dan proses penyaluran. Hal ini agar tidak terjadi penyaluran BO atau solar murni. Direktur Penyaluran Dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Edi Wibowo menambahkan, dana yang disalurkan untuk program B30 pada tahun ini tercatat mencapai Rp 51,86 triliun, naik dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar Rp 28 triliun. Angka tersebut merupakan realisasi penyaluran dana per November dan carry over 2020. Meski ada penyaluran dana untuk program ini, pemerintah juga memperoleh manfaat penghematan devisa. Sepanjang tahun ini, mandatori B30 berpotensi memberikan penghematan devisa negara hingga US$ 4,54 miliar atau Rp 64,92 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.300 per dolar Amerika Serikat. Mandatori B30 merupakan upaya Pemerintah untuk meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan dan mengurangi defisit neraca perdagangan.

Medcom.id | Selasa, 28 Desember 2021

Wow! Penggunaan Biodiesel Sejak 2015 Bisa Hemat Devisa Rp209 Triliun

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mencatat penggunaan berbagai produk biodiesel dengan volume 33,07 juta kiloliter (KL) berhasil menghemat devisa negara hingga Rp209,62 triliun sejak 2015. Penghematan tersebut berasal dari penurunan impor solar yang digantikan oleh pencampuran bahan bakar nabati berupa minyak kelapa sawit mulai dari B10 hingga B30. “Penyaluran biodiesel sebesar 33,07 juta KL dengan penghematan devisa akibat tidak perlu impor bahan bakar minyak jenis minyak Solar sebesar Rp209,62 triliun,” ujar Kepala BPDPKS Eddy Abdurrahman, dalam konferensi pers yang dipantau secara virtual, Selasa, 28 Desember 2021. Dari penyaluran 33,07 juta KL tersebut, BPDPKS mengguyur insentif sebesar Rp110,05 triliun untuk menutupi selisih harga biodiesel dengan solar sejak lima tahun terakhir. Khusus 2021, lembaga tersebut mengeluarkan insentif sebesar Rp51,86 triliun untuk mendanai 9,18 juta KL biosolar “BPDPKS dalam kaitan untuk insentif biodiesel menyalurkan dana Rp51,86 triliun untuk menutup selisih harga biodiesel untuk mendanai biodiesel sejumlah 9,18 juta kiloliter, khusus 2021,” ungkap dia. Di sisi lain, program insentif biodiesel yang diimplementasikan tersebut demi menjaga stabilitas harga CPO, mendorong kemandirian dan ketahanan energi nasional, pengurangan emisi gas rumah kaca, serta penghematan devisa. “Pemanfaatan biodiesel tersebut dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sekitar 49,45 juta ton CO2e,” pungkas dia.

https://www.medcom.id/ekonomi/bisnis/lKYq7Y3K-wow-penggunaan-biodiesel-sejak-2015-bisa-hemat-devisa-rp209-triliun

Wartaekonomi.co.id | Selasa, 28 Desember 2021

Penghematan Devisa B30 Capai Lebih dari Rp64 Triliun

Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM, Soerjaningsih, mengatakan, implementasi mandatori B30 sepanjang tahun 2021 berpotensi memberikan penghematan devisa negara hingga US$4,54 miliar atau Rp64,92 triliun (asumsi kurs Rp14.300 per Dolar AS). Sorjaningsih menjelaskan, tingkat kepatuhan Badan Usaha Bahan Bakar Minyak (BU BBM) dalam menyalurkan BBN jenis Biodiesel semakin membaik dengan presentase sebesar 94,17 persen terhadap total penyaluran minyak Solar. Sementara persentase pemanfaatan BBN jenis Biodiesel sebesar 97,89 persen dari total alokasi yang ditetapkan sebanyak 9,21 juta KL. Soerja mengharapkan penyaluran minyak Solar B0 non relaksasi dapat diminimalkan di tahun 2022 agar tidak menimbulkan potensi sanksi denda administratif kepada BU BBM. Pada tahun 2022, telah ditetapkan dalam Kepmen ESDM sebanyak 18 BU BBM yang mendapatkan alokasi BBN jenis Biodiesel dengan total alokasi sebesar 10,151 juta KL. Sementara Direktur Bioenergi Ditjen EBTKE Andriah Feby Misna, mengapresiasi upaya yang dilakukan Ditjen Migas yang berinisiatif melakukan proses pengadaan BBN lebih awal, sehingga proses penetapan alokasi di tahun-tahun mendatang akan lebih baik dan memberikan waktu yang cukup bagi BU BBM dan BU BBN untuk mempersiapkan kontrak dan proses penyaluran agar tidak terjadi B0. Apresiasi terhadap pelaksanaan B30 tahun 2021 juga dikemukakan Direktur Penyaluran Dana BPDPKS, Edi Wibowo. Disampaikan Edi, dana yang disalurkan tahun 2021 mencapai Rp51,86 triliun, meningkat dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp28 triliun. Angka ini merupakan carry over tahun 2020 dan pembayaran hingga November tahun 2021. “Kami mencatat rekor yang dibayarkan untuk biodiesel dengan volume 9,7 juta KL dengan dana sebesar Rp51,86 triliun yang merupakan carry over tahun 2020 dan hingga November 2021,” ungkap Edi, dilansir dari laman esdm.go.id. Berdasarkan data BPDPKS, dalam kurun waktu 2015 hingga 2021, total volume BBN jenis biodiesel yang dibayarkan mencapai 29,14 juta KL dengan dana sebesar Rp110 triliun. Sementara total volume penyaluran mencapai 33,07 juta KL. Mandatori B30 merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan dan untuk mengurangi defisit neraca perdagangan. Sesuai dengan Permen ESDM Nomor 32/2008 sebagaimana diubah dengan Permen ESDM Nomor 12/2012, telah diatur pentahapan mandatori pencampuran BBN jenis Biodiesel ke dalam BBM jenis Minyak Solar yang wajib dilaksanakan oleh BU BBM.

https://wartaekonomi.co.id/read383167/penghematan-devisa-b30-capai-lebih-dari-rp64-triliun

Bisnis.com | Selasa, 28 Desember 2021

Insentif Biodiesel Capai Rp51,86 Triliun Sepanjang 2021

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menyalurkan dana Rp51,86 triliun untuk mendanai 9,18 juta kiloliter biosolar seiring dengan upaya pemerintah memperbesar konsumsi bahan bakar nabati. Dana tersebut digunakan untuk menutupi selisih harga biodiesel dengan solar. Biosolar saat ini dihargai Rp5.150 per liter. Harga tersebut sejatinya telah disubsidi dengan nominal aslinya yang mencapai Rp13.746 per liter, sedangkan solar berada di kisaran 8.263 per liter. “BPDPKS dalam kaitan untuk insentif biodiesel menyalurkan dana Rp51,86 triliun untuk menutup selisih harga biodiesel untuk mendanai biodiesel sejumlah 9,18 juta kiloliter, khusus 2021,” kata Kepala Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDKS) Eddy Abdurrachman saat konferensi pers virtual, Selasa (28/12/2021). Sepanjang 2015–2021, badan tersebut mencatat penyaluran biodiesel mulai B10 hingga B30 mencapai 33,07 juta kiloliter. Dari penyaluran tersebut, daya yang disalurkan BPDPKS untuk menutupi selisih harga ini sejak 5 tahun terakhir mencapai Rp110,05 triliun. “Dana yang harus disiapkan disalurkan ke BPDPKS untuk pengembangan biodiesel cukup besar dibandingkan dengan program lain,” ujarnya. Dia menjelaskan bahwa program insentif biodiesel itu dilakukan untuk menjaga stabilitas harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO). Kemudian menjaga ketahanan energi, serta mengurangi emisi dan penghematan devisa negara. Sebelum program biodiesel itu berjalan, minyak sawit dalam negeri hanya digunakan untuk industri makanan serta oleochemical. Sedikitnya serapan dalam negeri berpotensi menurunkan harga jual akibat stok berlimpah. Sebab itu, pemerintah memperbesar serapan CPO pada 2015 dengan menerbitkan kebijakan mandatori biodiesel. Tujuannya untuk memperbesar serapan domestik, sekaligus menjaga stabilitas harga sawit. Selain itu, pengembangan tersebut dilakukan untuk menciptakan bahan bakar ramah lingkungan. Keberadaan bahan bakar nabati juga dapat memberikan kepastian bagi ketahanan energi dalam negeri. Di sisi lain, mandatori biodiesel diyakini dapat mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari kendaraan bermotor dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Biodiesel yang kini bernama biosolar juga ditargetkan menjadi pengganti solar. Selama ini produk tersebut sepenuhnya impor.

https://ekonomi.bisnis.com/read/20211228/44/1482546/insentif-biodiesel-capai-rp5186-triliun-sepanjang-2021

Harian Kontan | Rabu, 29 Desember 2021

Ekspansi Green Cargo, Pertamina Shipping Siapkan US$ 1,6 Miliar (BISNIS ANGKUTAN LAUT)

PT Pertamina International Shipping (PIS) memproyeksikan investasi berkisar USS 1,5 miliar-US$ 1.6 miliar hingga tahun 2030 mendatang. Anak usaha Gmp Pertamina itu akan membidik segmen green cargo seperti LPG, LNG dan biodiesel. Direktur Utama PT Pertamina International Shipping. Erry Widiastono mengemukakan, saat ini semua pelaku bisnis logistic provider dj bidang migas menghadapi sejumlah tantangan, yaitu program dekarbonisasi yang menuntut adanya perubahan. “Adanya perubahan lanskap energi atau sebaran energi primer ke renewable energy, membual kami harus melakukan perubahan internal,” jelas dia dalam diskusi bertema Linkinij Investment and Bu-s Prospect of Integrated Muri tic Logistics in Indonesia, Selasa\’t2S12). Erry menjelaskan, PIS telah merumuskan roadmap menjadi green integrated marine logistics company. Langkah itu dimulai dengan mengurangi jejak karbon hingga 2030, PIS menggunakan Imc sulphur fuel oil (LSFO). Kemudian, mengurangi konsumsi I\’aliaii bakar dengan memacu efisiensi dan mengoptimalkan operasi penggunaan bahan bakar yang mengurangi karbon. Maka itu, PIS mengarah pada green cargo dan membidik produk LPG. LNG serta biodiesel (B30-B40). Ke de- PIS juga mengakomodasi kapal non gas dalam proses transisi. pan kami akan lebih berkonsentrasi untuk kargo-kareo yang lebih green,” ujar dia Hingga 2030, Erry memperkirakan investasi yang dibutuhkan PIS untuk mendukung agenda bisnis ini mencapai VS* 1,5 miliar hingga USS 1.6 miliar. Sebagian investasi ini untuk kapal-kapal yang mengangkut green cargo. Pi sisi lain, PIS tetap meng- akomodasi kapal non-gas karena untuk menuju implementasi returnable energy tetap membutuhkan proses transisi. Kebutuhan dana untuk investasi tadi, rencananya berasal dari cashflow sendiri. Kami juga akan mengundang new captiul injection untuk mendukung investasi.” kata Erry. Selain gencar mengangkut liquid carf/b dan gas cargo, tak menutup kemungkinan PIS tetap melihal peluang bisnis general cargo. Menurut Erry, selama masih ada perpindahan kargo dari satu tempat ke tempat lain menggunakan sarana transportasi laut, bisnis general cargo tetap memiliki prospek positif. Dari tahun 2030-3040, PIS akan mengembangkan gr,, n cargo dengan membidik pengiriman produk DME dan biodiesel (B40-B50). Pihaknya bercita-cita menggunakan green opentSon berupa battle -ry, hydrogen fuel reli, ainmo-nia fueled tanker, dan electric tanker. Temu kita akan melihal perkembangan teknologi ke depan, tutur Erry.