Program B30 Digenjot, Perusahaan Sawit Ini Pede 2021 Tumbuh Dua Digit

| News
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Viva.co.id | Kamis, 12 Agustus 2021

Program B30 Digenjot, Perusahaan Sawit Ini Pede 2021 Tumbuh Dua Digit

Perusahaan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) mencatat, arus kas operasi positif sebesar Rp171 miliar pada 2020. Capaian itu berbalik arah dari tahun sebelumnya yang negatif Rp759 miliar. Dengan adanya pandemi COVID-19, tahun 2020 adalah tahun yang penuh tantangan. Namun Perseroan membuktikan ketahanan dan keberlangsungan usaha yang kuat di mana hal ini akan menjadi modal berharga dalam memanfaatkan momentum titik balik kebangkitan kinerja Perseroan. “Perseroan berupaya secara konsisten melakukan efisiensi. Hal ini dapat terlihat dari turunnya biaya umum dan administrasi sebesar 23 persen dibandingkan tahun lalu. Sehingga perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp1,1 triliun atau lebih baik 5,1 persen dibandingkan rugi bersih tahun lalu,” kata Direktur EHP Henderi Djunaidi dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 12 Agustus 2021. Djunaidi mengungkapkan, dampak dari langkah strategis perseroan mengatur arus kas operasi positif ditambahkan upaya efisiensi yang konsisten, maka utang bank perusahaan akan berkurang dan laba usaha akan bertambah baik. Dia mengatakan, Langkah strategis ini diharapkan dapat menunjang operational excellence yang mencakup belanja modal atau capital expenditure (capex) yang dibutuhkan. Seperti untuk proses peremajaan mesin, kendaraan angkut dan alat-alat berat demi menunjang produktivitas tahun ini.  Selain itu, pengelolaan operasional kebun dengan praktik agronomi terbaik dikombinasikan dengan penerapan sistem inovasi teknologi akan terus menghasilkan efektivitas serta penghematan biaya. Lebih lanjut dia menambahkan, perseroan tetap optimis kinerja industri sawit akan membaik, mengingat tingginya kebutuhan pasar ekspor saat ini. Di tambah permintaan minyak sawit untuk konsumsi energi juga meningkat.

Peningkatan kebutuhan minyak sawit juga turut didorong penerapan kebijakan Pemerintah dengan program B30. Optimisme ini juga ditunjang dengan nilai aset tanaman yang memasuki usia prima dengan rata-rata berusia 11 tahun. “Perseroan juga berkomitmen melanjutkan program keberlanjutan sesuai dengan roadmap yang telah ditetapkan. Sepanjang tahun 2020, Perseroan terus melanjutkan proses verifikasi data menuju penambahan perolehan sertifikat RSPO. Dengan adanya sertifikasi ini, Perseroan akan mendapatkan tambahan harga CPO premium,” tambahnya. Dia menjelaskan, bahwa melalui pengelolaan operasional yang lebih efisien dan peningkatan produksi serta didukung dengan sejumlah faktor. Seperti, harga CPO yang membaik, peningkatan curah hujan di tahun 2020, dan nilai aset tanaman yang memasuki usia prima.  Dengan demikian, perseroan optimistis neraca keuangan akan membaik dan membidik pertumbuhan pendapatan sebesar double digit di tahun 2021. Sebagai informasi, sebelum pelaksanaan Paparan Publik, Perseroan juga telah selesai menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada 12 Agustus 2021, antara lain memutuskan perubahan pengurus Perseroan dengan susunan:

Dewan Komisaris

– Komisaris Utama Nicolaas B Tirtadinata

– Komisaris Deddy Setiadi

– Komisaris Independen Yohanes Wahyu Saronto

Dewan Direksi

– Ramesh Veloo sebagai Direktur Utama

– Direktur Henderi Djunaidi

– Direktur Andrew Haryono

– Direktur Yeoh Lean Khai

Dalam RUPS tersebut, Perseroan juga mengumumkan pengangkatan Melanie Tantri sebagai Sekretaris Perusahaan menggantikan Satrija Budi Wibawa.

https://www.viva.co.id/berita/bisnis/1395106-program-b30-digenjot-perusahaan-sawit-ini-pede-2021-tumbuh-dua-digit?page=all&utm_medium=all-page

 

Tribunnews.com | Kamis, 12 Agustus 2021

Resmi, PT Yasindo Jaya Raya Beroperasi di Lembata, Mulai Jual Solar B30 Industri

PT Yasindo Jaya Raya akhirnya resmi beroperasi di Kabupaten Lembata dengan menjual Bahan Bakar Minyak ( BBM) jenis solar B30 Industri. Acara launching dilakukan di Pelabuhan Jober Lewoleba dan dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday, Sekda Lembata Paskalis Ola Tapobali dan para petinggi PT Yasindo Jaya Raya, Rabu, 11 Agustus 2021. Dirut PT Yasindo Jaya Raya, Yos Meilano, memastikan pihaknya menjual solar B30 juga dalam rangka membantu perekenomian masyarakat di Lembata lebih lancar. Maka dari itu, pihaknya memohon dukungan dari Thomas Ola Langoday selaku Plt Bupati Lembata dan jajaran instansi terkait. “Dua tahun lalu kita kirimkan kapal tongkang ke Lembata. Kami dapat info bahwa di sini ada kelangkaan BBM industri dan subsidi. Jadi kami beranikan diri untuk berinvestasi di Lembata.  Kami berkomitmen supaya suplai berjalan lancar da penuhi kebutuhan industri di sini,” kata Yos Meilano. “Sebelumnya agen kami PT. Andika Pradana Jaya lakukan survey disini, di mana marketnya cukup potensial akibat kelangkaan BBM. Kalau hitungan lama itu sekitar 1.500 kiloliter (1,5 Ton),” ungkap Yos Meilano kepada wartawan saat launching pengisian BBM Industri, Rabu kemarin. Perusahaan yang bergerak di bidang Trading Fuel Oil Industry Non Subsidi ini berkomitmen untuk garansi supply memenuhi kebutuhan industri agar perekonomian di Lembata dan sekitarnya berjalan baik. Menurutnya segala bidang industri baik di perkapalan, pelayaran, perkebunan, kontraktor, dan pertambangan membutuhkan BBM industri. “Kita sudah berinvestasi menempatkan floating storage dan minyak B30 industri agar dapat dimanfaatkan masyarakat,” paparnya.

Yos menyebut, kapal milik perusahaannya mampu mengangkut sebanyak 600 kiloliter-800 kiloliter BBM dan berkomitmen membackup kebutuhan di Lembata. “Saat ini minyak yang kita datangkan sebanyak 650 kiloliter. Saya berharap di sini serapannya lebih banyak sehingga kita bisa 3 sampai 4 kali pengiriman per bulannya. Target kita disini bisa minimal 1.500 kiloliter atau lebih,” terang Yos Meilano. Terkait harga, pihaknya mengikuti harga industri. Karena sesuai edaran pemerintah setiap bulan tanggal 1 dan 15 menyesuaikan dengan harga minyak dunia. “Harga industri untuk wilayah Timur Indonesia sekitar Rp 12.300 di luar pajak. Nanti Tim Manajemen Pemasaran dan Keuangan akan menghitung itu semua,” tambahnya. Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday berujar sejak tahun 2018 dirinya berkomunikasi dengan manajemen perusahaan supaya bisa berinvestasi di Lembata. “Kalau kalian yakin bantu masyarakat maka suatu saat akan terjadi. Dan bagaimana bantu masyarakat keluar dari persoalan kelangkaan BBM Lembata,” katanya. “Kalau kalian bisa beroperasi di kabupaten yang langka BBM itu luar biasa karena perjuangannya dari nol, luar biasa. Ini kerja yang luar biasa,” sanjungnya. Wabup Langoday pun meminta PT Yosindo Jaya Raya bersama mitranya PT Andika Pradana Jaya juga bisa mendatangkan BBM jenis lain ke Lembata, tak hanya jenis solar saja. Menurut dia, BBM bersubsidi seyogyanya ditujukan kepada masyarakat ekonomi rendah. Sementara masyarakat ekonomi menengah ke atas tidak boleh memakai BBM bersubsidi lagi. “Saya minta manajemen PT Yasindo beri harapan bahwa pasokan ini dalam jumlah mencukupi, berkualitas dan berkelanjutan. Pemda siap back up ini semua,” ujarnya. Untuk diketahui, PT. Yosindo Jaya Raya adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor, energi dan supplier umum. Berdiri sejak tahun 2008, Yosindo fokus mendistribusikan solar industri berkualitas ke pelanggannya. Terlebih sejak 2014 ditetapkan sebagai mitra resmi PT. Nusantara Sumber Energy (salah satu importir minyak industri terbesar di Indonesia), kini Yosindo memasarkan produknya tidak hanya di wilayah Jambi, tapi sumatera bagian selatan hingga Palembang. Karena pelayanan yang profesional dan harga yang kompetitif, Yosindo mampu menembus beberapa klien besar, seperti, Sinarmas Group dan Pelindo. Ke depannya, Yosindo menargetkan untuk menjadi agen solar terbesar untuk wilayah Sumatera dan Jawa.

https://kupang.tribunnews.com/2021/08/12/resmi-pt-yasindo-jaya-raya-beroperasi-di-lembata-mulai-jual-solar-b30-industri?page=all