Program Biodiesel B35 Berlaku 1 Agustus 2023

| News
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

 

CNNIndonesia.com | Selasa, 1 Agustus 2023

Program Biodiesel B35 Berlaku 1 Agustus 2023

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan program pemakaian bahan bakar minyak (BBM) Biodiesel 35 persen (B35) berlaku mulai 1 Agustus 2023 ini. Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan implementasi program B35 sebetulnya sudah dilakukan sejak awal Februari lalu. Namun, program tersebut belum dilakukan secara penuh. “Pemanfaatan bahan bakar nabati ini berjalan per 1 Agustus besok B35 jalan secara nasional. Kita sudah jalan sebetulnya sejak 1 Februari tapi masih relaksasi per 1 Agustus ini start 100 persen,” kata Dadan seperti dikutip dari CNBC Indonesia beberapa waktu lalu. Adapun program B35 diterapkan sebagai antisipasi lonjakan harga minyak dunia serta menekan impor solar. Selain itu, program tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan. B35 merupakan campuran bahan bakar nabati (BBN) berbasis minyak kelapa sawit, yaitu Fatty Acid Methyl Esters (FAME). Kadar minyak sawit 35 persen, sementara 65 persen lainnya merupakan BBM jenis solar. Bahan baku biodiesel di Indonesia berasal dari minyak sawit (CPO). Namun selain CPO, ada tanaman lain yang berpotensi untuk bahan baku biodiesel, antara lain tanaman jarak, jarak pagar, kemiri sunan, kemiri cina, nyamplung dan lain-lain. Dalam perjalanannya, biodiesel solar ini tidak ujug-ujug memuat 35 persen minyak kelapa sawit. Berdasarkan keterangan dari Kementerian ESDM, program mandatori biodiesel sudah mulai diimplementasikan pada 2008 dengan kadar campuran minyak kelapa sawit 2,5 persen. Keberhasilan program mandatori kemudian membuat kadar biodiesel secara bertahap ditingkatkan hingga 7,5 persen selama rentang waktu 2008 sampai dengan 2010. Sejak April 2015 persentase biodiesel kembali ditingkatkan dari 10 persen menjadi 15 persen. Lalu, pada Januari 2016 ditingkatkan kembali menjadi 20 persen dan dan disebut B20. Sejalan dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri ESDM Nomor 32 Tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain, maka persentase biodiesel ditingkatkan menjadi 30 persen atau B30.

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20230801073644-85-980236/program-biodiesel-b35-berlaku-1-agustus-2023

 

Liputan6.com | Selasa, 1 Agustus 2023

Garuda Indonesia Jajal Avtur Campur Minyak Kelapa Sawit untuk Mesin Pesawat

Garuda Indonesia menjajaki penggunaan energi terbarukan bioavtur J2.4, yang merupakan bagian dari pengembangan konsep Sustainable Aviation Fuel (SAF). Uji coba penggunaan bioavtur tersebut telah dimulai pada Rabu (26/7/2023) melalui uji statis pada mesin pesawat CFM56-7B yang digunakan pada armada B737-800 NG Garuda Indonesia. Kemudian akan dilanjutkan dengan rangkaian uji lanjutan lainnya berupa uji coba ground test dan flight test. Bersama dengan Pertamina, Institut Teknologi Bandung (ITB), Kementerian ESDM, Garuda Indonesia telah menyelesaikan tahap awal uji coba bahan bakar terbarukan tersebut. Melalui uji statis dengan melihat respon mesin pesawat terhadap penggunaan material bioavtur. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyatakan, penjajakan penggunaan bioavtur ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan dalam mendukung berbagai inisiatif dekarbonisasi. “Kami menyadari bahwa sebagai bagian dari ekosistem industri penerbangan, Garuda Indonesia tidak dapat terlepas dari emisi yang dihasilkan dari lini operasional kami,” ujar Irfan dalam keterangan tertulis, Selasa (1/8/2023). “Untuk itu, inisiasi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal kami untuk mendukung ekonomi hijau yang berkelanjutan. Sekaligus menjadi pionir sebagai maskapai komersial pertama di Indonesia yang melaksanakan uji coba energi terbarukan, khususnya bioavtur,” paparnya.

Minyak Kelapa Sawit

Adapun Bioavtur J2.4 merupakan bahan bakar yang terdiri dari komponen minyak inti kelapa sawit (Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil) sebanyak 2,4 persen. Produk ini merupakan hasil pengembangan dari Pertamina Group dan peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Irfan melanjutkan, Garuda Indonesia juga telah melaksanakan berbagai aktivitas korporasi yang berorientasi terhadap konservasi energi maupun lingkungan hidup dalam lini operasional penerbangan. “Kiranya inisiatif Garuda Indonesia dalam hal uji coba penggunaan SAF ini tidak hanya menjadi langkah awal yang akan mengoptimalkan upaya pembangunan ekosistem bisnis berkelanjutan, khususnya pada industri penerbangan. Namun juga diharapkan dapat mendorong pengembangan energi terbarukan karya anak bangsa,” tuturnya.

Lolos Uji Statis, Pertamina Lanjut Kembangkan Bensin Hijau untuk Pesawat

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) sukses melakukan uji statis bahan bakar pesawat ramah lingkungan, atau Sustainable Aviation Fuel (SAF) pada mesin jet CFM56-7B yang biasa digunakan pada pesawat komersil di fasilitas Test Cell milik GMF Aeroasia. Uji coba ini jadi rangkaian pertama untuk memastikan produk SAF layak digunakan untuk pesawat komersil. Saat ini, Pertamina tengah mendorong produk SAF untuk bisa digunakan pada pesawat komersi. Sebelumnya, pada 2021 produk SAF telah berhasil menerbangkan pesawat militer berjenis CN 250. Setelah kesuksesan hasil pengujian statis kali ini, selanjutnya produk SAF akan memasuki tahap pengujian selanjutnya, Uji Ground Round dan Flight Test.  VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menyampaikan, Pertamina memproduksi SAF melalui metode co-processing yang memproduksi green-fuel lewat proses pengolahan bahan baku minyak nabati dengan minyak bumi secara bersamaan menjadi green hydrocarbon, dalam hal ini menjadi bioavtur. Produksi SAF saat ini dilakukan di Refinery Unit (RU) IV Cilacap. “Sebagai perusahaan energi, Pertamina berusaha untuk terus menjawab tantangan global untuk memproduksi green fuel, yaitu dengan memproduksi SAF untuk industri aviasi di Indonesia,” ujar Fadjar, Sabtu (29/7/2023).

https://www.liputan6.com/bisnis/read/5358785/garuda-indonesia-jajal-avtur-campur-minyak-kelapa-sawit-untuk-mesin-pesawat

 

 

Bisnis.com | Selasa, 1 Agustus 2023

Harga BBM Nonsubsidi Pertamina Naik Lagi per 1 Agustus 2023

Harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) milik PT Pertamina (Persero) mengalami penyesuaian per 1 Agustus 2023.  Mengutip pengumuman resmi Pertamina, Selasa (1/8/2023), ada tiga jenis BBM nonsubsidi yang kembali mengalami kenaikan harga, yakni Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex. Penyesuaian harga tersebut dilakukan dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum. Harga Pertamax Turbo melanjutkan tren kenaikan bulan sebelumnya. Untuk wilayah Jabodetabek, BBM jenis bensin dengan nilai oktan 98 (RON 98) tersebut dibanderol seharga Rp14.400 per liter pada Agustus 2023, naik Rp400 dari bulan sebelumnya yang dipatok Rp14.000 per liter. Untuk BBM jenis diesel, harga Dexlite naik Rp800 menjadi Rp13.950 per liter per Agustus 2023. Pada Juli 2023, Dexlite dipatok seharga Rp13.150 per liter. Kemudian, Pertamina Dex dipatok seharga Rp14.350 per liter atau naik Rp800 dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya sebesar Rp13.550 per liter. Sementara itu, harga Pertamax (RON 92) tidak mengalami perubahan sejak 1 Juni 2023, yakni tetap seharga Rp12.400 per liter. Demikian pula untuk BBM jenis Pertalite (RON 90) dan Solar subsidi juga tidak mengalami perubahan. Berikut daftar lengkap harga BBM di SPBU Pertamina per 1 Agustus 2023: Solar subsidi: Rp6.800 per liter Pertalite: Rp10.000 per liter Pertamax: Rp12.400 per liter Pertamax Turbo: Rp14.400 per liter (dari sebelumnya Rp14.000 per liter)      Dexlite: Rp13.950 per liter (dari sebelumnya Rp13.150 per liter) Pertamina Dex: Rp14.350 per liter (dari sebelumnya Rp13.550 per liter)

https://ekonomi.bisnis.com/read/20230801/44/1680156/harga-bbm-nonsubsidi-pertamina-naik-lagi-per-1-agustus-2023