Sawit Indonesia Berperan dalam Hannover Messe 2023

| News
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Borneonews.co.id | Minggu, 7 Mei 2023

Sawit Indonesia Berperan dalam Hannover Messe 2023

Direktur Penghimpunan Dana pada Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit atau BPDPKS, Sunari mengatakan bahwa sawit Indonesia berperan dalam Kegiatan Hannover Messe 2023 yang diselenggarakan pada 17-21 April 2023 lalu. “Kegiatan Hannover Messe 2023 yang merupakan pameran besar industri tingkat dunia yang digelar sejak 1947, Indonesia juga ikut berperan dan terlibat,” kata Sunari dalam rilisnya pada Minggu, 7 Mei 2023. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Presiden RI Jokowi dan Kanselir Jerman Olaf Scholz. “Delegasi sawit indonesia terdiri dari APROBI, APOLIN, MAKSI, CaRE ITB, DMSI, yang disponsori oleh BPDPKS,” bebernya lagi. Selain itu, lanjutnya, turut juga berperan serta APCASI dan AEMJI. “Para asosiasi memberikan informasi mengenai perkembangan sawit indonesia langsung kepada masyarakat Jerman,” jelas Sunari lagi. Selain menghadiri pameran, kata Sunari lagi, delegasi juga memaksimalkan kunjungan ke Jerman dengan menyelenggarakan Business Meeting dengan para pelaku bisnis sawit untuk memetakan langkah-langkah strategis menghadapi EU Deforestation Regulation atau EUDR yang diperkirakan akan berlaku pada Juni 2023. “Business meeting tersebut juga dihadiri langsung oleh Dubes RI untuk Republik Federal Jerman, Arif Havas Oegroseno,” tuturnya.

https://www.borneonews.co.id/berita/300607-sawit-indonesia-berperan-dalam-hannover-messe-2023

 

BERITA BIOFUEL

 

Infosawit.com | Sabtu, 6 Mei 2023

HIP Biodiesel Mei 2023 Ditetapkan Rp 11.493/Liter

Dalam rangka pelaksanaan ketentuan Diktum Ketiga Keputusan Menteri ESDM  No. 146.K/HK.02/DJE/2021 tentang Harga Indeks Pasar Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel yang Dicampurkan ke Dalam Bahan Bakar Minyak sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri ESDM No. 21.K/HK.02/DJE/2023. Maka merujuk informasi dari Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konversi Enerdi (EBTKE), Kementerian ESDM, telah menetapkan besaran konversi Crude Palm Oil menjadi Biodiesel adalah sebesar US$ 85/MT, dengan demikian besaran Harga Indeks Pasar Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel bulan Mei 2023 sebesar Rp11.493,-/liter ditambah ongkos angkut yang berlaku efektif pada tanggal 1 Mei 2023. Seperti ditulis InfoSAWIT sebelumnya, emerintah telah meningkatkan persentase pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) yakni biodiesel sawit ke dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis minyak solar dari 30% (B30) menjadi 35% (B35) per Februari 2023 lalu. Lantas, persentase pencampuran tersebut nantinya akan ditingkatkan menjadi 40% (B40). Selain mendukung kontribusi energi terbarukan pada bauran energi nasional, rencana implementasi B35 dan B40 juga diharapkan dapat memberi pengaruh positif pada ekonomi domestik. Dikatakan Direktur Bioenergi, Kementerian ESDM, Edi Wibowo, substitusi BBM ke BBN adalah upaya strategis dalam upaya penghematan devisa akibat menurunnya impor minyak solar, peningkatan nilai tambah Crude Palm Oil (CPO), membuka lapangan kerja, sekaligus menurunkan emisi gas rumah kaca dan meningkatkan bauran energi baru terbarukan di Indonesia. Lebih lanjut tutur Edi, target penyaluran program B35 di tahun 2023, sebesar lebih dari 13,15 juta kiloliter (kL), yang akan menghemat devisa sekitar US$ 10,75 miliar atau setara Rp 161 triliun.

https://www.infosawit.com/2023/05/06/hip-biodiesel-mei-2023-ditetapkan-rp-11-493-liter/

Harian Neraca | Sabtu, 6 Mei 2023

Pertamina Foundation Bantu Kurangi Emisi Karbon

Bantu pemerintah menekan emisi, maka penanaman pohon menjadi salah satu cara yang efektif dan sederhana untuk udara Indonesia yang baik kedepannya. Selain itu, penanaman pohon juga mampu mengatasi perubahan iklim yang disebabkan oleh gas rumah kaca. Peningkatan emisi gas rumah kaca dapat meningkatkan suhu permukaan bumi dan Badan Meteorologi Dunia telah memberi peringatan bahwa tahun 2022 menjadi tahun terpanas secara global. Mirisnya, selama delapan tahun terakhir (2015-2022) menjadi rekor suhu bumi terpanas sepanjang sejarah. Menjawab tantangan tersebut, Pertamina Foundation berkolaborasi bersama platform crowdfunding KitaBisa.com mengajak masyarakat untuk menjadi bagian dari program #TemanBumi dengan menanam 1000 pohon dari rumah melalui donasi. Dengan donasi Rp 50.000 di program #TemanBumi, masyarakat bisa menanam 1 (satu) pohon di area prioritas sekaligus memastikan keberlangsungan hidup pohon tersebut selama 1 tahun. Masyarakat juga akan mendapat sertifikat adopsi pohon yang berlaku selama 1 tahun. “Kami mengajak masyarakat untuk peduli sesama dengan memitigasi dampak perubahan iklim secara efektif dan bisa dilakukan di rumah, yaitu lewat donasi. Bekerja sama dengan crowdfunding terpercaya di Indonesia, KitaBisa. com, donasi akan digunakan untuk pengadaan bibit pohon dan pemeliharaan pohon selama satu tahun yang nantinya mampu memberdayakan masyarakat lokal dan jadi tempat penelitian terkait serapan karbon. Program #TemanBumi ini menjadi bagian dari program ikonik Pertamina Foundation, Blue Carbon Initiatives,” ujar Presiden Direktur Pertamina Foundation, Agus Mashud S. Asngari dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin. Terdapat empat jenis pohon yang bisa ditanam lewat program #TemanBumi, antara lain trembesi, kepuh, malapari, dan mangrove. Trembesi menjadi pohon penyerap karbon terbesar karena satu batang dewasa mampu menyerap 28 ton CO2 per tahun. Selanjutnya adalah kepuh yang tidak hanya mampu menyerap karbon tetapi bijinya mampu menjadi bahan bakar biodiesel dan daunnya bisa dijadikan obat-obatan. Sama seperti kepuh, malapari sebagai tanaman pesisir juga menghasilkan biodiesel lewat bijinya. Terakhir, pohon mangrove, tanaman pesisir yang kaya manfaat. Selain sebagai penahan abrasi, satu hektar mangrove dapat menyerap 200 ton CO2 per tahun dan dapat digunakan masyarakat untuk menjadi beragam produk olahan. “Senang sekali rasanya Kitabisa.com dapat menjadi bagian dari aksi baik #TemanBumi yang diinisiasi oleh Pertamina ini. Bayangkan jika satu pohon saja ditanam oleh setiap orang, pasti akan memberikan dampak baik bagi bumi dan generasi mendatang,” kata CEO Co Founder Kitabisa.com Alfatih Timur. Sebagai informasi, Indonesia berkomitmen mengurangi emisi karbon untuk menjaga kenaikan suhu global dengan menaikkan target Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC) menjadi 32% atau setara dengan 912 juta ton CO2 pada tahun 2030. Sebelumnya, Indonesia menargetkan pengurangan emisi karbon 29% atau setara dengan 835 juta ton CO2.