Selama PPKM, Aprobi Salurkan 1.000 Paket Makanan kepada Aparat TNI dan Polri

| News
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Tribunnews.com | Selasa, 27 Juli 2021

Selama PPKM, Aprobi Salurkan 1.000 Paket Makanan kepada Aparat TNI dan Polri

Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) mendistribusikan 1.000 paket kotak makanan kepada aparat TNI dan Polri yang mengamankan pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sekitar Jabodetabek. Paket makanan ini disalurkan melalui kantor Polres dan Kodim yang nantinya akan dibagikan kepada aparat keamanan yang sedang bertugas. “Bantuan diserahkan melalui melalui beberapa polres dan kodim di sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Aprobi sangat mengapresiasi kerja keras aparat TNI dan Polri yang mengamankan pelaksanaan PPKM level 4 yang akan berlangsung sampai 2 Agustus nanti,” ujar Ketua Umum Aprobi Master Parulian Tumanggor, dalam penyerahan bantuan secara simbolis di Jakarta, Senin (26/7/2021). Menurutnya, pelaksanaan PPKM dapat berjalan baik berkat kehadiran aparat keamanan yang berjaga di posko. ”Kita harus apresiasi komitmen dan kerja keras mereka untuk membantu pengendalian wabah Covid-19 ini,” ujar Tumanggor. Tumanggor menjelaskan bahwa paket makanan ini juga diberikan kepada para pekerja di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang khususnya yang bertugas melayani pengangkutan FAME. Peran para pekerja ini sangatlah besar untuk menjaga suplai FAME dalam mendukung program mandatori biodiesel B30. “Paket makanan ini akan diberikan selama 15 hari. Namun bisa diperpanjang sesuai waktu pelaksanaan PPKM. Nanti, akan kita lihat perkembangannya di lapangan,” ujar Tumanggor. Ketua Harian Aprobi Paulus Tjakrawan menuturkan Aprobi sebagai bagian ekosistem pelaku industri kelapa sawit ingin membantu pemerintah dalam pelaksanaan PPKM level 4 ini. Apalagi, pemerintah juga berkomitmen untuk tetap menjalankan program B30 di tengah pandemi ini. “Mandatori B30 tetap berjalan meskipun jumlah pengguna mengalami penurunan lantaran berkurangnya mobilitas dan aktivitas masyarakat,” ujar Paulus. Sejak tahun lalu, Aprobi sangat aktif memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak pandemi. Tidak hanya kepada aparat TNI dan Polri, dikatakan Paulus, bantuan telah diberikan kepada masyarakat kurang mampu, lansia, yatim piatu, dan penyandang disabilitas. Sebagai informasi menjelang lebaran tahun ini, Aprobi telah mendistribusikan bantuan kepada masyarakat kurang mampu. Pembagian sembako dan alat ibadah sebanyak 16 lokasi yang berlokasi semuanya di Jabodetabek. Total paket senilai Rp 100 juta yang diserahkan kepada masyarakat bawah terutama yang terdampak Covid-19.

 

https://www.tribunnews.com/bisnis/2021/07/27/selama-ppkm-aprobi-salurkan-1000-paket-makanan-kepada-aparat-tni-dan-polri

 

Neraca.co.id | Selasa, 27 Juli 2021

Dukung PPKM, APROBI Serahkan 1.000 Paket Makanan Kepada Aparat Keamanan

Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) yang mendistribusikan 1.000 paket kotak makanan setiap hari kepada aparat TNI dan Polri yang mengamankan pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sekitar Jabodetabek. Paket makanan ini disalurkan melalui kantor Polres dan Kodim yang nantinya akan dibagikan kepada aparat keamanan yang sedang bertugas. “Bantuan diserahkan melalui melalui beberapa polres dan kodim di sekitar Jakarta, Bogor, Depok , Tangerang, dan Bekasi. APROBI sangat mengapresiasi kerja keras aparat TNI  dan Polri yang mengamankan pelaksanaan PPKM level 4 yang akan berlangsung sampai 2 Agustus nanti,” ujar Master Parulian Tumanggor, Ketua Umum APROBI, dalam penyerahan bantuan secara simbolis di Jakarta, Senin (26/7). Menurutnya, pelaksanaan PPKM dapat berjalan baik berkat kehadiran aparat keamanan yang berjaga di posko.”Kita harus apresiasi komitmen dan kerja keras mereka untuk membantu pengendalian wabah Covid-19 ini,” ujar Tumanggor. Tumanggor menjelaskan bahwa paket makanan ini juga diberikan kepada para pekerja di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang khususnya yang bertugas melayani pengangkutan FAME. Peran para pekerja ini sangatlah besar untuk menjaga suplai FAME dalam mendukung program mandatori biodiesel B30. “Paket makanan ini akan diberikan selama 15 hari. Namun bisa diperpanjang  sesuai waktu pelaksanaan PPKM. Nanti, akan kita lihat perkembangannya di lapangan,” ujar Tumanggor. Paulus Tjakrawan, Ketua Harian APROBI menuturkan bahwa APROBI sebagai bagian ekosistem pelaku industri kelapa sawit ingin membantu pemerintah dalam pelaksanaan PPKM level 4 ini. Apalagi, pemerintah juga berkomitmen untuk tetap menjalankan program B30 di tengah pandemi ini. “Mandatori B30 tetap berjalan meskipun jumlah pengguna mengalami penurunan lantaran berkurangnya mobilitas dan aktivitas masyarakat,” ujar Paulus. Sejak tahun lalu, APROBI sangat aktif memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak pandemi. Tidak hanya kepada aparat TNI dan Polri, dikatakan Paulus, bantuan telah diberikan kepada masyarakat kurang mampu, lansia, yatim piatu, dan penyandang disabilitas. Sebagai informasi menjelang lebaran tahun ini, APROBI telah mendistribusikan bantuan kepada masyarakat kurang mampu. Pembagian sembako dan alat ibadah sebanyak 16 lokasi yang berlokasi semuanya di Jabodetabek. Total paket senilai Rp100 juta yang diserahkan kepada masyarakat bawah terutama yang terdampak Covid-19.

 

https://www.neraca.co.id/article/149595/dukung-ppkm-aprobi-serahkan-1000-paket-makanan-kepada-aparat-keamanan

 

Merdeka.com | Selasa, 27 Juli 2021

1.000 Paket Bantuan Disalurkan untuk Petugas Gabungan yang Amankan PPKM Jabodetabek

Petugas gabungan TNI dan Polri melakukan pengamanan pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah wilayah untuk memutus rantai penyebaran covid-19. Mendukung PPKM, Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) mendistribusikan 1.000 paket kotak makanan kepada aparat TNI dan Polri yang mengamankan pelaksanaan PPKM di sekitar Jabodetabek. “Bantuan diserahkan melalui melalui beberapa polres dan kodim di sekitar Jakarta, Bogor, Depok , Tangerang, dan Bekasi. APROBI sangat mengapresiasi kerja keras aparat TNI dan Polri yang mengamankan pelaksanaan PPKM level 4 yang akan berlangsung sampai 2 Agustus nanti,” ujar Ketua Umum APROBI, Master Parulian Tumanggor di Jakarta, Senin (26/7). Menurutnya, pelaksanaan PPKM dapat berjalan baik berkat kehadiran aparat keamanan yang berjaga di posko. “Kita harus apresiasi komitmen dan kerja keras mereka untuk membantu pengendalian wabah Covid-19 ini,” ujarnya. Tumanggor menjelaskan paket makanan ini juga diberikan kepada para pekerja di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang khususnya yang bertugas melayani pengangkutan FAME. Peran para pekerja ini sangatlah besar untuk menjaga suplai FAME dalam mendukung program mandatori biodiesel B30. “Paket makanan ini akan diberikan selama 8 hari. Namun bisa diperpanjang sesuai waktu pelaksanaan PPKM. Nanti, akan kita lihat perkembangannya di lapangan,” jelas Tumanggor. Ketua Harian Aprobi, Paulus Tjakrawan mengungkapkan pihaknya terus aktif memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak pandemi. Tidak hanya kepada aparat TNI dan Polri, lanjut Paulus, bantuan telah diberikan kepada masyarakat kurang mampu, lansia, yatim piatu, dan penyandang disabilitas.

 

https://www.merdeka.com/peristiwa/1000-paket-bantuan-disalurkan-untuk-petugas-gabungan-yang-amankan-ppkm-jabodetabek.html

 

BERITA BIOFUEL

Kaltim.prokal.co | Selasa, 27 Juli 2021

Hemat Rp 29,9 Triliun karena Biodiesel

Program mandatori B30 atau pencampuran 30 persen biodiesel dengan 70 persen minyak solar terimplementasi sejak 1 Januari 2020. Program itu pun menjadi salah satu prioritas nasional untuk mengurangi emisi serta ketergantungan pada energi fosil. Khususnya di sektor transportasi. Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menuturkan, capaian program B30 pada semester I 2021 semakin menegaskan keberhasilan Indonesia sebagai pionir B30 dunia. ’’Program B30 telah dinikmati para konsumen yang menggunakan mesin berbahan bakar diesel, baik di sektor transportasi maupun sektor industri lainnya,’’ ujarnya di Jakarta, Minggu (25/7). Dadan memerinci, pada semester I 2021, volume biodiesel yang tersalurkan mencapai 4,3 juta kiloliter (kL) atau 46,7 persen dari target penyaluran biodiesel tahun 2021. Program tersebut memberikan manfaat ekonomi setara hingga Rp 29,9 triliun. Angka itu terdiri atas penghematan devisa Rp 24,6 triliun dan nilai tambah dari crude palm oil (CPO) menjadi biodiesel sebesar Rp 5,3 triliun. Selain itu, implementasinya berhasil mengurangi emisi CO2 sebesar 11,4 juta ton. Pada 2021, alokasi biodiesel ditetapkan 9,2 juta kL. Rata-rata serapan per bulan diperkirakan 766 ribu kL. Selama Januari hingga Juni 2021, serapan terendah tercatat pada Januari dan tertinggi di Juni. Pada semester II, penyerapan biodiesel diprediki sedikit terhambat. Pemicunya, pembatasan mobilitas yang berdampak pada sektor transportasi dan industri. ’’Namun, pemerintah optimistis di akhir tahun penyerapan biodiesel mencapai target yang ditetapkan,’’ tuturnya. Dadan melanjutkan, ada beberapa kendala dalam penyaluran biodiesel pada semester I. Di antaranya, terbatasnya tangki penyimpanan, keterlambatan unloading FAME (fatty acid methyl ester) akibat kepadatan di jetty, dan kerusakan peralatan di badan usaha bahan bakar nabati (BU BBN). Untuk memastikan penyaluran B30 berjalan lancar dan tidak ada penyaluran B0 (solar murni), berbagai upaya terus dilakukan. ’’Di antaranya, mendorong percepatan penyiapan tangki penyimpanan tambahan, menambah fasilitas jetty, meningkatkan pengawasan, dan mengimbau industri BU BBN untuk menghindari unplanned maintenance,’’ jelas Dadan.

 

https://kaltim.prokal.co/read/news/388848-hemat-rp-299-triliun-karena-biodiesel/6

 

Wartaekonomi.co.id | Selasa, 27 Juli 2021

Berjalan 1,5 Tahun, B30 Buktikan Cinta Lingkungan

Program mandatori B30 (pencampuran 30 persen biodiesel dengan 70 persen minyak solar) telah terimplementasi sejak 1 Januari 2020. Program ini pun menjadi salah satu program prioritas nasional untuk mengurangi emisi sekaligus mengurangi ketergantungan pada energi fosil, khususnya di sektor transportasi. Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menyampaikan bahwa capaian program B30 pada Semester I tahun 2021 ini semakin menegaskan keberhasilan Indonesia sebagai pioneer B30 dunia. “Penyediaan dan pemanfaatan B30 telah menempatkan Indonesia pada posisi terdepan di dunia dalam implementasi biodiesel. Program B30 telah dinikmati oleh para konsumen yang menggunakan mesin dengan bahan bakar diesel baik di sektor transportasi maupun sektor industri lainnya”, ujar Dadan seperti dikutip dari laman esdm.go.id. Dadan menyebutkan, pada Semester I 2021, volume biodiesel yang telah tersalurkan sebesar 4,3 juta kilo Liter (kL) atau 46,7 persen dari target penyaluran biodiesel tahun 2021, dan memberikan manfaat ekonomi setara hingga Rp29,9 Triliun. Angka tersebut terdiri dari penghematan devisa sebesar Rp24,6 Triliun dan nilai tambah dari Crude Palm Oil (CPO) menjadi biodiesel sebesar Rp5,3 Triliun. Selain itu, implementasi biodiesel juga telah berhasil mengurangi emisi CO2 sebesar 11,4 juta ton CO2e. Pada tahun 2021, alokasi biodiesel ditetapkan sebesar 9,2 juta kL, didukung oleh 20 Badan Usaha Bahan Bakar Nabati (BUBBN) yang mengikuti pengadaan FAME dan 20 BU BBM yang wajib melakukan pencampuran BBN Jenis Biodiesel dengan BBM Jenis Minyak Solar. Rata-rata serapan setiap bulan diperkirakan sebesar 766 ribu kL. Sejak Januari hingga Juni 2021, capaian rerata pemenuhan Purchase Order bulanan mencapai 93,03 persen, dengan serapan terendah di bulan Januari dan tertinggi di Bulan Juni 2021. Pandemi Covid-19 ditengarai sedikit memperlambat penyerapan biodiesel akibat adanya pembatasan mobilitas sehingga terjadi penurunan serapan biodiesel baik di sektor transportasi maupun industri. Namun Pemerintah optimis di akhir tahun penyerapan biodiesel akan mencapai target yang telah ditetapkan. Beberapa kendala yang terjadi dalam penyaluran biodiesel pada Semester I ini antara lain terbatasnya tanki penyimpanan, keterlambatan dalam unloading FAME yang diakibatkan kepadatan di jetty, dan terjadi kerusakan peralatan di pabrik BUBBN. Untuk memastikan penyaluran B30 berjalan lancar dan tidak adanya penyaluran B0 (solar murni) beberapa upaya terus dilakukan, antara lain mendorong percepatan penyiapan tanki penyimpanan tambahan, penambahan fasilitas jetty, meningkatkan pengawasan, dan menghimbau kepada industri BUBBN untuk menghindari unplanned maintenance.

 

https://www.wartaekonomi.co.id/read352382/berjalan-15-tahun-b30-buktikan-cinta-lingkungan

 

Investor Daily Indonesia | Selasa, 27 Juli 2021

Per Juni, Serapan biodiesel Capai 4,3 Juta KL

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi serapan biodiesel 30% (B30) sebesar 4,3 juta kiloliter (KL) hingga Juni kemarin. Kementerian ESDM optimistis serapan biodiesel tahun ini bakal sesuai target yakni 9,2 juta KL. Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, penyediaan dan pemanfaatan B30 di Indonesia merupakan yang terdepan di dunia dalam implementasi biodiesel. Hingga Juni lalu, realisasi serapan biodiesel ini tercatat mencapai 4,3 juta KL. Realisasi biodiesel ini, sebutnya, setara 46,7% dari target tahun ini sebesar 9,2 juta KL. “Masih on track, pada beberapa bulan ini pengalihan biodiesel cukup tinggi, bahkan ada di beberapa wilayah yang melebihi target,” kata dia dalam pesan pendeknya kepada Investor Daily, Senin (26/7). Dalam keterangan resmi Kementerian ESDM disebutkan rata-rata serapan biodiesel setiap bulan yakni sebesar 766 ribu KL. Dari Januari hingga Juni 2021, capaian rerata pemenuhan purchase order (PO) bulanan mencapai 93,03%, dengan serapan terendah pada Januari dan tertinggi pada bulan lalu. Pandemi Covid-19 diperkirakan sedikit memperlambat penyerapan biodiesel akibat adanya pembatasan mobilitas, sehingga terjadi penurunan serapan baik di sektor transportasi maupun industri. Namun pemerintah optimis di akhir tahun penyerapan biodiesel akan mencapai target yang telah ditetapkan. Beberapa kendala yang terjadi dalam penyaluran biodiesel pada Semester I ini antara lain terbatasnya tanki penyimpanan, keterlambatan pembongkaran unsur nabati (fatty acid methyl ester/FAME) karena kepadatan di jetty, dan terjadi kerusakan peralatan di pabrik milik Badan Usaha Bahan Bakar Nabati (BU BBN). “Untuk memastikan penyaluran B30 berjalan lancar dan tidak adanya penyaluran BO (solar murni) beberapa upaya terus dilakukan, antara lain mendorong percepatan penyiapan tanki penyimpanan tambahan, penam- bah-an fasilitas jetty, meningkatkan pengawasan, dan menghimbau kepada industri BUBBN untuk menghindari unplanned maintenance,” jelas Dadan. Pada tahun ini, pemerintah telah menunjuk 20 badan usaha sebagai pemasok biodiesel dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 252K/10/ MEM/2020 yang ditetapkan pada 18 Desember 2020. Di sisi lain, terdapat 20 badan usaha bahan bakar minyak (BU BBM) yang wajib melakukan pencampuran biodiesel dengan solar. Dampak pandemi Covid terhadap penyaluran biodiesel sudah terasa sejak tahun lalu. Pada 2020, realisasi penyaluran biodiesel hanya mencapai 8,46 juta KL dari target 9,6 juta KL. Hal ini karena pandemi Covid-19 menekan konsumsi BBM. Namun sesuai data Kementerian ESDM, sejak 2017, serapan biodiesel nasional terus meningkat. Penyaluran bahan bakar nabati (BBN) jenis ini naik dari 2,75 juta KL pada 2017 menjadi 3,75 juta KL pada 2018,6,39 juta KL pada 2019, dan mencapai 8,46 juta KL pada tahun lalu. Dadan menambahkan, Program B30 memberikan dampak positif bagi negara, salah satunya manfaat eko-nomia hingga Rp 29,9 triliun sampai Juni kemarin. “Angka tersebut terdiri dari penghematan devisa sebesar Rp 24,6 triliun dan nilai tambah dari Crude Palm Oil (CPO) menjadi biodiesel Rp 5,3 triliun. Selain itu, implementasi biodiesel juga telah berhasil mengurangi emisi CO2 sebesar 11,4 juta ton CO2e,” kata dia.

 

Kompas.com | Selasa, 27 Juli 2021

Pemerintah Wajibkan Standar BBM Solar Sudah Euro 4 Mulai 2022

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa implementasi pemanfaatan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dengan spesifikasi Euro 4 dimulai April 2022. Penerapan ini sejalan dengan kesadaran masyarakat di dalam negeri untuk menggunakan BBM ramah lingkungan yang naik dan komitmen negara terhadap penurunan emisi gas rumah kaca hingga 2030. Dikatakan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi ESDM Tutuka Ariadji, masyarakat terutama yang tinggal di Jawa, Madura, dan Bali kini tengah menyadari manfaat penggunaan BBM ramah lingkungan. Hal tersebut terbukti dengan penjualan Pertalite yang sudah mencapai 70 persen dibanding jenis lainnya. Bila melihat beberapa tahun terakhir, penjualan tertinggi masih dikuasai oleh jenis Premium. “Kebijakan pemerintah mendorong penggunaan BBM ramah lingkungan adalah untuk masyarakat masa kini dan masa depan,” kata dia melalui keterangan tertulis. Adapun komitmen negara untuk impelementasi standar Euro 4 untuk BBM jenis solar termaktub dalam SK Dirjen Migas No 146K/10/DJM/2020 mengatur tentang standar dan mutu BBM jenis solar yang dipasarkan di pasar domestik. Dalam aturan ini, terdapat pentahapan pengurangan kandungan sulfur untuk solar, di mana solar dengan cetane number (CN) 51 kandungan sulfur 50 ppm akan diterapkan mulai April 2022. “Untuk pelaksanaan aturan tersebut, Kita sudah berkomunikasi dengan Gaikindo bahwa ke depan yaitu tahun 2022, 2023, peraturan kita (terkait BBM) seperti apa dan mereka saat ini bisa menerima,” ujar Tutuka. Sementara untuk target penurunan emisi gas rumah kaca di Indonesia pada 2030 menurut dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) sebesar 834 juta ton CO2e pada target unconditional (CM1) dan sebesar 1,081 juta ton CO2e pada target conditional (CM2).

 

https://otomotif.kompas.com/read/2021/07/27/160100815/pemerintah-wajibkan-standar-bbm-solar-sudah-euro-4-mulai-2022