Surplus Neraca Perdagangan Nasional Turut Disumbang dari Devisa Sawit

| News
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Wartaekonomi.co.id | Kamis, 4 Agustus 2022

Surplus Neraca Perdagangan Nasional Turut Disumbang dari Devisa Sawit

Surplus neraca perdagangan Indonesia dalam 2 tahun terakhir yang besar turut disumbang kontribusi dari devisa sawit. Melansir laporan PASPI, devisa sawit yang dimaksud terdiri atas devisa ekspor dan devisa subsitusi impor. Devisa ekspor yakni devisa hasil neto ekspor minyak sawit serta produk turunannya, sedangkan devisa subsitusi impor ialah penghematan devisa akibat subsitusi solar fosil impor dengan biodiesel sawit domestik.  “Devisa sawit dari ekspor produk sawit dan turunannya mempengaruhi neraca perdagangan melalui neraca perdagangan nonmigas. Sedangkan devisa subsitusi impor mempengaruhi neraca perdagangan melalui neraca perdagangan migas,” catat laporan PASPI.  Berdasarkan data BPS dan APROBI yang dihimpun PASPI, kontribusi devisa ekspor produk sawit pada neraca perdagangan meningkat dari USD23 miliar tahun 2020 menjadi USD36,2 miliar tahun 2021. Sementara itu, devisa sawit dari subsitusi impor akibat penghematan solar fosil impor yang mengalami peningkatan dari sekitar USD3,3 miliar menjadi sekitar USD4,9 miliar pada periode tersebut.  “Dengan demikian, total devisa sawit yang dihasilkan mencapai USD26,2 miliar pada tahun 2020 dan meningkat menjadi USD41,2 miliar pada tahun 2021,” catat laporan PASPI.  Sementara itu, studi PASPI juga mengungkapkan bahwa kontribusi kedua sumber devisa sawit pada neraca perdagangan Indonesia ditunjukkan oleh perbedaan net trade antara “Tanpa Sawit + B30” versus “Dengan Sawit + B30”. Pada kondisi “Tanpa Sawit dan B30”, net trade Indonesia mengalami defisit sebesar USD-3,9 miliar tahun 2020 dan USD-5.8 miliar tahun 2021. Sedangkan pada kondisi “Dengan Sawit dan B30”, net trade Indonesia mengalami surplus besar yakni USD21,7 miliar tahun 2020 dan USD35,4 miliar tahun 2021. “Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi industri sawit dalam menyehatkan neraca perdagangan sehingga dapat secara signifikan menambah cadangan devisa dengan nilai yang sangat besar,” catat laporan PASPI.

https://wartaekonomi.co.id/read434308/surplus-neraca-perdagangan-nasional-turut-disumbang-dari-devisa-sawit

 

BERITA BIOFUEL

 

Bisnis.com | Kamis, 4 Agustus 2022

Dukung Pengendalian BBM Subsidi Jenis Biosolar, Riau Minta Pertamina Mengawasi

Pemerintah Provinsi Riau mendukung upaya pemerintah dalam mengendalikan penyaluran BBM bersubsidi ke masyarakat. Karena itu Pertamina diminta untuk mengawasi penyaluran di lapangan. Gubernur Riau Syamsuar menjelaskan BBM bersubsidi seperti biosolar tidak bisa dijual untuk semua kendaraan, namun hanya yang memenuhi aturan Perpres No.191/2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran BBM. “Karena biosolar ini bersubsidi penggunaannya bukan untuk semua jenis kendaraan. Jadi peruntukannya dibatasi. SPBU kami harap tidak melayani kendaraan di luar ketentuan dan yang dilarang mendapatkan BBM subsidi,” ujarnya, Kamis (4/8/2022). Di aturan Perpres disebutkan sejumlah kendaraan yang dilarang membeli BBM bersubsidi jenis biosolar yaitu mobil barang roda lebih dari 6, kemudian angkutan hasil pertambangan seperti batu, pasir, tanah, serta angkutan perkebunan. Selanjutnya kendaraan dinas pelat merah, BUMN serta BUMD, TNI Polri, alat berat, dan genset penerangan. Karena itu Syamsuar menyebutkan hanya kendaraan yang di luar ketentuan itulah yang boleh membeli BBM subsidi seperti biosolar. Sedangkan yang sudah dilarang melalui Perpres, tidak boleh membeli atau mengantre di SPBU untuk mendapatkan biosolar. Pertamina diminta melakukan pengawasan secara ketat dalam menyalurkan BBM subsidi itu ke masyarakat. Sehingga memang pembeli biosolar adalah kelompok yang berhak menerima subsidi dari pemerintah melalui harga BBM yang terjangkau. “Jadi yang berhak saja yang bisa menikmati, Pertamina harus mengawasi ini, supaya yang tidak berhak jangan sampai memakai biosolar.”

https://sumatra.bisnis.com/read/20220804/534/1563107/dukung-pengendalian-bbm-subsidi-jenis-biosolar-riau-minta-pertamina-mengawasi

Detik.com | Kamis, 4 Agustus 2022

Ratusan Mahasiswa dari Asia dan Eropa Ikut Summer Course Teknologi Hijau IPB

Setidaknya ada lebih dari 169 mahasiswa dari Asia dan Eropa yang ikut bergabung dalam Summer Course Program 2022 yang digelar IPB University. Terdapat juga belasan dosen dari berbagai perguruan tinggi, lembaga, dan instansi dari tujuh negara. Dilansir dari laman resmi IPB (4/8) Departemen Teknik Mesin dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian IPB University membuka secara resmi Summer Course Program 2022. Program ini mengusung tema “Green Technology for Sustainable Tropical Agriculture” Kegiatan yang digelar secara daring ini berlangsung selama 10 hari terhitung mulai tanggal 1 hingga 11 Agustus 2022. Banyak agenda kegiatan menarik yang dikemas dalam program ini. Tak heran jika banyak mahasiswa dari berbagai negara yang tertarik mengikuti Summer Course Program 2022 oleh IPB. Kegiatan ini mengundang sedikitnya 19 dosen dari berbagai perguruan tinggi, lembaga, dan instansi yang berasal dari tujuh negara. Selain Indonesia, ke-tujuh negara tersebut antara lain Korea, Jepang, Malaysia, Singapura, Australia dan Republik Ceko. Sembilan orang di antaranya merupakan dosen dari IPB University. Sementara 10 lainnya berasal dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Sherpa Space Inc Korea, Universiti Putra Malaysia, The University of Tokyo Jepang, Murdoch University Australia, Czech University of Life Science dari Republik Ceko, Kyoto University Jepang, CV Frinska AgroLestari, Malaysian Palm Oil Board, dan Singapore Institute of Technology.

Langkah kolaborasi dengan berbagai institusi dunia

Prof Dodik Ridho Nurrochmat, Wakil Rektor IPB University bidang Internasionalisasi, Kerjasama dan Hubungan Alumni mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan langkah yang baik dalam membangun kolaborasi bersama berbagai institusi di dunia. Tema yang diambil kali ini juga bertujuan untuk menyampaikan isu terkini terkait pertanian dan memperluas jejaring internasional. “Walau summer course ini diadakan secara daring dengan berbagai keterbatasan, kami tetap berbangga masih ada ratusan mahasiswa yang tertarik mengikuti kegiatan ini dari 12 negara,” ujarnya. Dengan jumlah peserta yang terbilang cukup banyak dan dari berbagai negara ini, diharapkan agar program Summer Course 2022 ini dapat memberikan dampak positif secara global. Kegiatan ini juga diharapkan bisa menjadi wadah untuk memperluas jejaring internasional. Waktu untuk Program Summer Course 2022 ini memang terbatas hanya 10 hari namun diharapkan agar diseminasi riset terkait pertanian berkelanjutan bisa terus berlanjut.

Materi Summer Course Program 2022

Ada beragam kegiatan dalam program Summer Course 2022 ini, untuk hari pertama yang digelar pada 1 Agustus diisi dengan tiga kuliah umum. Yakni oleh Ir Edi Wibowo dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI dengan materi “Progress and Challenges of Bioenergy in Indonesia”, Prof Kudang Boro Seminar dari IPB University dengan materi “PreciPalm: Precision Palm Using Remote Sensing Technology”, serta Dr Arora Amarpreet Singh dari Sherpa Space Inc Korea dengan materi “Smart Agriculture in Korea: From Lab to The Industrial Implementation”. Masing-masing dosen menyampaikan materi yang berkaitan dengan iklim, lingkungan dan sumber daya terbarukan. Seperti Edi Wibowo yang memaparkan bahwa salah satu tujuan pengembangan bioenergi adalah untuk mencapai ketahanan iklim dan target penurunan emisi karbon tahun 2060. Salah satunya melalui pengelolaan energi yang berkelanjutan dengan menggunakan energi yang dapat terbarukan. “Program pemerintah Indonesia merencanakan penggunaan bioenergi dan biofuel secara optimal untuk mendukung tujuan tersebut. Bioenergi ini akan mensubtitusi bahan bakar fosil di berbagai sektor kehidupan, salah satunya pertanian. Caranya dengan memanfaatkan limbah organik sebagai sumber bioenergi,” terangnya. Ada beragam tantangan yang harus dihadapi untuk mewujudkan perencanaan ini seperti terkait pendanaan, infrastruktur, hingga kekurangan akses terhadap teknologi berbiaya rendah. Padahal jika dapat dimanfaatkan secara optimal, bioenergi ini akan memberikan nilai tambah melalui pertanian berkelanjutan. “Perguruan tinggi dapat mendukung pengembangan bioenergi melalui berbagai macam riset dan inovasi. Saya mengajak para mahasiswa dari semua belahan dunia untuk mendorong energi hijau karena mahasiswa merupakan agen paling efektif untuk mendorong konsep ini,” pungkasnya. Program Summer Course yang dilaksanakan mulai tanggal 1 hingga 11 Agustus 2022 ini diisi dengan berbagai kegiatan menarik. Para peserta baik dari kalangan dosen maupun mahasiswa bisa ikut terjun langsung dan melakukan interaksi satu sama lain. Berbagai kegiatan yang ditawarkan antara lain berupa kuliah umum, studi lapang, tur teknis, seminar dan diskusi grup terkait pertanian berkelanjutan. Partisipan yang bergabung dalam program ini sejumlah 169 mahasiswa sarjana dan pascasarjana dari total 12 negara di Asia hingga Eropa.

https://www.detik.com/edu/perguruan-tinggi/d-6216127/ratusan-mahasiswa-dari-asia-dan-eropa-ikut-summer-course-teknologi-hijau-ipb

Sindonews.com | Kamis, 4 Agustus 2022

Tak Sekadar Ajang Pamer Kendaraan

PANDEMI yang semakin terkendali membuat aktivitas ekonomi masyarakat mulai normal. Momentum itu dimanfaatkan oleh sektor industri untuk berlari pascadihantam pandemi selama dua tahun. Tak terkecuali industri automotif nasional yang kini sedang memulai masa transisi menuju era elektrifikasi. Tak mau kehilangan momentum, industri automotif menghadirkan pameran internasional bertema The Future is Bright. Tentunya masyarakat berharap pameran tahunan itu tak sekadar memamerkan mobil, tetapi juga membahas isu automotif ke depan, berbagai transformasi dan inovasi pada teknologi industri automotif. Masyarakat pun tentu berharap, pameran tahunan ini juga mampu memberikan dukungan dan inspirasi bagi semua pelaku dan pecinta automotif nasional. Juga Menginformasikan berbagai inovasi teknologi dan bebagai isu perkembangan industri automotif Indonesia, mendorong generasi muda Indonesia untuk terus berkarya dan membuat terobosan dalam bidang automotif. Gaikindo sebagai pemilik hajat memastikan, GIIAS 2022 akan hadir mengusung teknologi-teknologi terbaru dari merek-merek ternama industri automotif. Pemerintah Indonesia sendiri, telah menegaskan kesiapannya memasuki era kendaraan listrik. Hal ini dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan. Peta jalan pengembangan industri automotif pun disesuaikan dengan upaya mengurangi emisi karbon. Strategi yang dilakukan adalah dengan menciptakan ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB). Sebagai tindak lanjut Perpres tersebut, Kemenperin telah mengeluarkan dua peraturan Menteri Perindustrian. Pertama, Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 Tahun 2020 tentang Spesifikasi Teknis, Roadmap EV dan Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Peraturan ini berfungsi sebagai petunjuk atau penjelasan bagi stakeholder industri automotif terkat strategi, kebijakan dan program dalam rangka mencapai target Indonesia sebagai basis produksi dan ekspor hub kendaraan listrik. Selanjutnya, Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 28 Tahun 2020 tentang Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai dalam Keadaan Terurai Lengkap dan Keadaan Terurai Tidak Lengkap sebagai bagian tahap pengembangan industrialisasi KBLBB di Indonesia. Hingga 2030, industri dalam negeri ditargetkan dapat memproduksi mobil listrik dan bis listrik sebanyak 600 ribu unit. Dengan angka tersebut, diharapkan konsumsi BBM dapat berkurang sebesar 3 juta Barrel serta menurunkan emisi CO2 sebanyak 1,4 juta Ton. Target ini ditetapkan untuk mendukung pemenuhan komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29% pada tahun 2030. Untuk memenuhi target tersebut, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 73/2019 Jo PP 74/2021 yang merevisi aturan tarif PPnBM bagi kendaraan bermotor berdasarkan tingkat konsumsi bahan bakar dan emisi CO2. Dalam PP tersebut, selain Battery Electric Vehicle (BEV) dan Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) yang mendapatkan insentif tarif PPnBM sebesar 0%, insentif PPnBM juga diberikan terhadap teknologi kendaraan bermotor rendah emisi lainnya, seperti Kendaraan Bermotor Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2), Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), serta Flexy Engine Vehicle yang berbahan bakar nabati (biofuel) 100%. Dengan beragam regulasi dan insentif yang diberikan, masyarakat tentu menunggu gebrakan revolusioner dari industri automotif nasional. Sehingga ajang pameran akbar setahun sekali itu tak sekadar ajang untuk mendongkrak penjualan.

https://nasional.sindonews.com/read/846267/16/tak-sekadar-ajang-pamer-kendaraan-1659600517