Uji Terap Program Biodiesel B40 untuk Diversifikasi Energi Berkelanjutan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana menerapkan uji terap program biodiesel B40 pada tahun ini. Biodiesel B40 merupakan campuran Solar dengan 40% bahan bakar nabati (BBN) yang berbasis minyak kelapa sawit.
Uji terap B40 ini akan difokuskan pada sektor non otomotif, seperti alat berat, kapal laut, alat dan mesin pertanian, serta kereta api. Edi Wibowo, Direktur Bioenergi Kementerian ESDM, menyatakan bahwa uji terap B40 ini telah melalui uji jalan, dan tahun ini akan diuji pada sektor non otomotif.
Proses uji terap ini diperkirakan akan berlangsung selama 6 hingga 8 bulan dan akan dievaluasi secara menyeluruh setelahnya. Evaluasi tersebut akan mencakup penilaian terhadap insentif pemerintah dan ketersediaan crude palm oil (CPO).
Uji Terap Biodiesel B40 Kendaraat Darat Berhasil
Edi juga menyebutkan bahwa uji terap untuk kendaraan darat telah berhasil pada tahun sebelumnya. Saat ini fokus Kementerian ESDM adalah memastikan keberhasilan uji terap B40 untuk sektor-sektor yang tidak langsung terhubung dengan industri otomotif.
Sebelumnya, Kementerian ESDM telah menetapkan kuota penyaluran biodiesel B35, yaitu campuran Solar dengan 35% BBN berbasis minyak kelapa sawit, sebesar 13,41 juta kiloliter (kl) untuk tahun 2024. Penetapan kuota tersebut didasarkan pada kesuksesan penyaluran B35 sepanjang tahun sebelumnya. Edi mengkonfirmasi bahwa realisasi penyaluran B35 pada tahun sebelumnya mencapai 12,15 juta kl. Edi menilai bahwa program mandatori tersebut berjalan dengan baik tanpa kendala signifikan.
Dengan demikian, langkah-langkah ini menunjukkan komitmen Kementerian ESDM dalam mengembangkan penggunaan biodiesel di Indonesia sebagai langkah menuju keberlanjutan energi.
Uji terap B40 diharapkan dapat memberikan hasil yang positif dan memperkuat keberlanjutan sektor energi dan lingkungan.