Aprobi: Biodiesel Jadi Bagian Penting Mempercepat Program Transisi Energi Nasional
Kontan.co.id | Selasa, 10 Mei 2022
Aprobi: Biodiesel Jadi Bagian Penting Mempercepat Program Transisi Energi Nasional
Penggunaan bioenergi khususnya biodiesel mempunyai peranan strategis dalam kebijakan transisi energi fosil menuju terbarukan. Seiring dukungan kebijakan pemerintah, konsumsi biodiesel mempunyai tren positif sepanjang sepuluh tahun terakhir. “Produksi biodiesel mengalami pertumbuhan pesat dalam 16 tahun terakhir. Total kapasitas produksi terpasang mencapai 16,6 juta kiloliter sampai 2021,” ujar Paulus Tjakrawan, Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) , dalam keterangan tertulis, Selasa (10/5). Berdasarkan data Aprobi, penyaluran B30 sebanyak 8,43 juta Kiloliter pada 2020. Capaian sepanjang 2021 mencapai 8,44 juta Kiloliter. Walaupun dalam dua tahun terakhir, dikatakan Paulus, Indonesia menghadapi persoalan pandemi yang berdampak kepada aspek ekonomi dan sosial. Pada 2022, alokasi penyaluran B30 diproyeksikan sebesar 10,15 juta Kiloliter. Paulus mengatakan bahwa penggunaan minyak sawit untuk biodiesel sebesar 15% dari total produksi sawit nasional yang mencapai 48,09 juta ton pada 2021. Selanjutnya memasuki tahun ini, pemakaian minyak sawit untuk biodiesel diprediksi menjadi 17%. Sebagian besar konsumsi sawit di dalam negeri digunakan untuk kebutuhan makan terutama minyak goreng. “Biodiesel menjadi bagian untuk mempercepat program transisi energi nasional. Pengembangan energi berbasis sawit terus berjalan seperti biohidrokarbon. Dari pengembangan biohidrokarbon dapat menghasilkan gasoline dan bahan bakar pesawat terbang berbasis sawit,” urai Paulus. Dari aspek lingkungan, kontribusi penggunaan B30 dapat menekan emisi gas rumah kaca sebesar 22,59 juta ton CO2 sepanjang 2021. Program B30 sangat efektif bagi kebutuhan prioritas nasional untuk mengurangi emisi sekaligus mengurangi ketergantungan pada energi fosil, khususnya di sektor transportasi. Pemanfaatan biodiesel juga menghemat devisa negara. Paulus mengatakan program B30 menekan pengeluaran negara sebesar US$3,8 miliar dari impor solar. Indonesia secara bertahap mengurangi impor solar semenjak program bioenergi/biodiesel dijalankan sampai saat ini B30. Mandatori biodiesel juga efektif meningkatkan serapan sawit domestik ketika terjadi pelemahan permintaan di pasar global. Paulus mengatakan penggunaan biodiesel membantu peningkatan kesejahteraan petani setelah adanya keseimbangan antara konsumsi domestik dan ekspor. Dampak positifnya adalah stabilitas harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit petani di dalam negeri. Bahkan semenjak tahun lalu hingga Maret kemarin, harga TBS petani rerata di atas Rp 3.000/kilogram. “Tidak benar kalau dikatakan biodiesel menguntungkan korporasi. Di lapangan, program ini juga menopang kenaikan harga buah sawit petani,” ujarnya. Asosiasi juga tidak sepakat dengan tuduhan sejumlah pihak bahwa biodiesel mengganggu pasokan minyak goreng domestik. Berdasarkan data bulanan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) per 20 April 2022, stok minyak sawit di dalam negeri dari Januari sampai Februari mencapai 5,04 juta ton. Jumlah ini berasal dari stok awal (4,12 juta ton) ditambah produksi CPO/PKO (8,06 juta ton) setelah dikurangi konsumsi lokal (2,88 juta ton) dan ekspor (4,27 juta ton). Untuk konsumsi lokal, penggunaan sawit untuk pangan (minyak goreng) sebanyak 1,56 juta ton dan pemakaian untuk biodiesel sebanyak 2,1 juta ton. “Biodiesel tidak mengganggu penggunaan sawit untuk minyak goreng. Pada 2022, total produksi sawit nasional mencapai 52 juta ton. Sementara itu, kebutuhan sawit untuk biodiesel 8,4 juta ton. Ini artinya, pasokan sawit sangat mencukupi kebutuhan untuk pangan dan energi,” tegas Paulus. Paulus optimis program biodiesel berada di jalur positif sepanjang tahun ini dengan adanya komitmen kuat pemerintah dan dukungan pemangku kepentingan industri. Komitmen pemerintah dapat terlihat dari program uji B40 yang tetap berjalan di tahun ini. “Indonesia telah menempati posisi sebagai konsumen terbesar biodiesel. Kontribusi biodiesel juga memberikan manfaat nyata bagi bangsa ini. Peluang ini tidak boleh disia-siakan karena biodiesel menjadi bagian dari kedaulatan energi,” tegasnya. Berkaitan persoalan hukum pengurusnya di Kejaksaan Agung RI, Aprobi menyerahkan sepenuhnya persoalan ini kepada proses hukum yang sedang berjalan. Paulus menyebutkan pihaknya menghormati putusan Kejaksaan Agung untuk mengungkap polemik masalah minyak goreng. “Harapannya masyarakat menunggu hasil penyelidikan Kejaksaan Agung dengan tetap mengutamakan asas praduga tak bersalah. Di satu sisi, kami yakin mereka (tersangka Kejaksaan Agung) punya itikad untuk mematuhi regulasi dan peraturan yang ditetapkan pemerintah,” pungkas Paulus Tjakrawan.
Antaranews.com | Selasa, 10 Mei 2022
Aprobi: Biodiesel berperan strategis dalam transisi energi nasional
Aosiasi Produsen Biodiesel (APROBI) mengatakan penggunaan bioenergi khususnya biodiesel mempunyai peranan strategis dalam kebijakan transisi energi fosil menuju energi terbarukan. Ketua Harian Aprobi Paulus Tjakrawan di Jakarta, Selasa mengatakan seiring dukungan kebijakan pemerintah, konsumsi biodiesel mempunyai tren positif sepanjang sepuluh tahun terakhir. “Produksi biodiesel mengalami pertumbuhan pesat dalam 16 tahun terakhir. Total kapasitas produksi terpasang mencapai 16,6 juta kiloliter sampai 2021,”ujarnya melalui keterangan tertulis. Berdasarkan data APROBI, penyaluran B30 sebanyak 8,43 juta Kiloliter pada tahun 2020, kemudian sepanjang 2021 mencapai 8.44 juta kiloliter walaupun dalam dia tahun terakhir Indonesia menghadapi persoalan pandemi yang berdampak kepada aspek ekonomi dan sosial. Pada 2022, menurut Paulus, alokasi penyaluran B30 diproyeksikan sebesar 10,15 juta Kiloliter. Paulus mengatakan bahwa penggunaan minyak sawit untuk biodiesel sebesar 15 persen dari total produksi sawit nasional yang mencapai 48,09 juta ton pada 2021. Selanjutnya memasuki 2022, pemakaian minyak sawit untuk biodiesel diprediksi menjadi 17 persen. Sebagian besar konsumsi sawit di dalam negeri digunakan untuk kebutuhan makan terutama minyak goreng. “Biodiesel menjadi bagian untuk mempercepat program transisi energi nasional. Pengembangan energi berbasis sawit terus berjalan seperti biohidrokarbon. Dari pengembangan biohidrokarbon dapat menghasilkan gasoline dan bahan bakar pesawat terbang berbasis sawit,”ujarnya. Dari Aspek lingkungan, kontribusi penggunakan B30 dapat menekan emisi gas rumah kaca sebesar 22,59 juta ton CO2 sapanjang 2021. Program B30 sangat efektif bagi kebutuhan pada energi fosil, khususnya di sektor transportasi. Pemanfaatan biodiesel juga efektif meningkatkan serapan sawit domestik ketika terhjadi pelemahan permintaan di pasar global. Paulus mengatakan penggunaan biodiesel membantu peningkatan kesejahteraan petani setelah adanya keseimbangan antara konsumsi dan ekspor. Dampak positifnya adalah stabilitas harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit petani di dalam negeri. Bahkan semenjak tahun lalu hingga Maret kemarin, harga TBS petani rerata di atas Rp. 3.00/kilogram. “Tidak benar kalau dikatakan biodiesel menguntungkan korporasi. Di lapangan, program ini juga menopang kenaikan harga buah sawit petani,”ujarnya.
CNBCIndonesia.com | Selasa, 10 Mei 2022
Biodiesel Perusak Pasokan Minyak Goreng? Ini Kata Pengusaha
Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) buka suara terkait tuduhan sejumlah pihak yang menyebut bahwa biodiesel menyebabkan pasokan minyak goreng RI terganggu. Ketua Harian Aprobi Paulus Tjakrawan mengatakan, kebutuhan minyak kelapa sawit untuk program biodiesel pada 2022 sekitar 8,4 juta ton. Adapun total produksi minyak sawit nasional pada 2022 ini ditargetkan mencapai 52 juta ton. Artinya, masih banyak pasokan sawit untuk memenuhi kebutuhan pangan dan energi nasional. “Biodiesel tidak mengganggu penggunaan sawit untuk minyak goreng. Pada 2022, total produksi sawit nasional mencapai 52 juta ton. Sementara itu, kebutuhan sawit untuk biodiesel 8,4 juta ton. Ini artinya, pasokan sawit sangat mencukupi kebutuhan untuk pangan dan energi,” papar Paulus, seperti dikutip dari keterangan resmi Asosiasi, Selasa (10/05/2022). Berdasarkan data bulanan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) per 20 April 2022, stok minyak sawit di dalam negeri dari Januari sampai Februari mencapai 5,04 juta ton. Jumlah ini berasal dari stok awal 4,12 juta ton, ditambah produksi CPO/PKO 8,06 juta ton, setelah dikurangi konsumsi lokal 2,88 juta ton dan ekspor 4,27 juta ton. Untuk konsumsi lokal, penggunaan sawit untuk pangan (minyak goreng) sebanyak 1,56 juta ton dan pemakaian untuk biodiesel sebanyak 2,1 juta ton. Paulus optimistis program biodiesel berada di jalur positif sepanjang tahun ini dengan adanya komitmen kuat pemerintah dan dukungan pemangku kepentingan industri. Komitmen pemerintah dapat terlihat dari program uji campuran biodiesel 40% di minyak Solar (B40) yang tetap berjalan di tahun ini. “Indonesia telah menempati posisi sebagai konsumen terbesar biodiesel. Kontribusi biodiesel juga memberikan manfaat nyata bagi bangsa ini. Peluang ini tidak boleh disia-siakan karena biodiesel menjadi bagian dari kedaulatan energi,” tegasnya. Berkaitan persoalan hukum pengurusnya di Kejaksaan Agung RI, menurutnya Asosiasi menyerahkan sepenuhnya persoalan ini kepada proses hukum yang sedang berjalan. Paulus menyebutkan pihaknya menghormati putusan Kejaksaan Agung untuk mengungkap polemik masalah minyak goreng. “Harapannya masyarakat menunggu hasil penyelidikan Kejaksaan Agung dengan tetap mengutamakan asas praduga tak bersalah. Di satu sisi, kami yakin mereka (tersangka Kejaksaan Agung) punya itikad untuk mematuhi regulasi dan peraturan yang ditetapkan pemerintah,” tuturnya. Paulus juga menjelaskan bahwa biodiesel memiliki peran strategis dalam kebijakan transisi energi fosil menuju energi terbarukan. “Produksi biodiesel mengalami pertumbuhan pesat dalam 16 tahun terakhir. Total kapasitas produksi terpasang mencapai 16,6 juta kilo liter (kl) sampai 2021,” paparnya. Berdasarkan data Aprobi, penyaluran B30 sebanyak 8,43 juta kilo liter (kl) pada 2020. Capaian sepanjang 2021 mencapai 8,44 juta kl walaupun dalam dua tahun terakhir Indonesia menghadapi persoalan pandemi yang berdampak kepada aspek ekonomi dan sosial. Pada 2022, alokasi penyaluran B30 diproyeksikan sebesar 10,15 juta kl. Paulus mengatakan bahwa penggunaan minyak sawit untuk biodiesel sebesar 15% dari total produksi sawit nasional yang mencapai 48,09 juta ton pada 2021. Selanjutnya memasuki tahun ini, pemakaian minyak sawit untuk biodiesel diprediksi menjadi 17%. Sebagian besar konsumsi sawit di dalam negeri digunakan untuk kebutuhan makan terutama minyak goreng. “Biodiesel menjadi bagian untuk mempercepat program transisi energi nasional. Pengembangan energi berbasis sawit terus berjalan seperti biohidrokarbon. Dari pengembangan biohidrokarbon dapat menghasilkan gasoline dan bahan bakar pesawat terbang berbasis sawit,” jelasnya. Dari aspek lingkungan, kontribusi penggunaan B30 dapat menekan emisi gas rumah kaca sebesar 22,59 juta ton CO2 sepanjang 2021. Program B30 sangat efektif bagi kebutuhan prioritas nasional untuk mengurangi emisi sekaligus mengurangi ketergantungan pada energi fosil, khususnya di sektor transportasi. Pemanfaatan biodiesel menurutnya juga berperan dalam menghemat devisa negara. Paulus mengatakan program B30 menekan pengeluaran negara sebesar US$ 3,8 miliar dari impor Solar. Indonesia secara bertahap mengurangi impor Solar semenjak program bioenergi/biodiesel dijalankan sampai saat ini B30. Mandatori biodiesel juga efektif meningkatkan serapan sawit domestik ketika terjadi pelemahan permintaan di pasar global . Paulus mengatakan, penggunaan biodiesel membantu peningkatan kesejahteraan petani setelah adanya keseimbangan antara konsumsi domestik dan ekspor. “Dampak positifnya adalah stabilitas harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit petani di dalam negeri. Bahkan, semenjak tahun lalu hingga Maret kemarin, harga TBS petani rerata di atas Rp 3.000/kilogram,” paparnya. “Tidak benar kalau dikatakan biodiesel menguntungkan korporasi. Di lapangan, program ini juga menopang kenaikan harga buah sawit petani,” pungkasnya.
Bisnis.com | Selasa, 10 Mei 2022
Biodisel Dituding Ganggu Pasokan Minyak Goreng, Ini Jawaban Aprobi
Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) membantah tuduhan sejumlah pihak bahwa biodiesel mengganggu pasokan minyak goreng domestik. Ketua Harian Aprobi Paulus Tjakrawan menjelaskan berdasarkan data bulanan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) per 20 April 2022, stok minyak sawit di dalam negeri dari Januari sampai Februari mencapai 5,04 juta ton. Jumlah ini berasal dari stok awal (4,12 juta ton) ditambah produksi CPO/PKO (8,06 juta ton) setelah dikurangi konsumsi lokal (2,88 juta ton) dan ekspor (4,27 juta ton). Untuk konsumsi lokal, penggunaan sawit untuk pangan (minyak goreng) sebanyak 1,56 juta ton dan pemakaian untuk biodiesel sebanyak 2,1 juta ton. “Biodiesel tidak mengganggu penggunaan sawit untuk minyak goreng. Pada 2022, total produksi sawit nasional mencapai 52 juta ton. Sementara itu, kebutuhan sawit untuk biodiesel 8,4 juta ton. Ini artinya, pasokan sawit sangat mencukupi kebutuhan untuk pangan dan energi,” kata Paulus dalam keterangan tertulisnya, Selasa (10/5/2022). Berdasarkan data APROBI, penyaluran B30 sebanyak 8,43 juta kiloliter pada 2020. Capaian sepanjang 2021 mencapai 8,44 juta kiloliter. Pada 2022, alokasi penyaluran B30 diproyeksikan sebesar 10,15 juta Kiloliter. Paulus mengatakan penggunaan minyak sawit untuk biodiesel sebesar 15 persen dari total produksi sawit nasional yang mencapai 48,09 juta ton pada 2021. Selanjutnya memasuki tahun ini, pemakaian minyak sawit untuk biodiesel diprediksi menjadi 17 persen. Sebagian besar konsumsi sawit di dalam negeri digunakan untuk kebutuhan makanan, terutama minyak goreng. “Biodiesel menjadi bagian untuk mempercepat program transisi energi nasional. Pengembangan energi berbasis sawit terus berjalan seperti biohidrokarbon. Dari pengembangan biohidrokarbon dapat menghasilkan gasoline dan bahan bakar pesawat terbang berbasis sawit,” urai Paulus. Dari aspek lingkungan, kontribusi penggunaan B30 dapat menekan emisi gas rumah kaca sebesar 22,59 juta ton CO2 sepanjang 2021. Program B30 sangat efektif bagi kebutuhan prioritas nasional untuk mengurangi emisi sekaligus mengurangi ketergantungan pada energi fosil, khususnya di sektor transportasi. Pemanfaatan biodiesel juga menghemat devisa negara. Paulus mengatakan program B30 menekan pengeluaran negara sebesar US$3,8 miliar dari impor solar. Indonesia secara bertahap mengurangi impor solar semenjak program bioenergi/biodiesel dijalankan sampai saat ini B30. Mandatori biodiesel juga efektif meningkatkan serapan sawit domestik ketika terjadi pelemahan permintaan di pasar global. Paulus mengatakan penggunaan biodiesel membantu peningkatan kesejahteraan petani setelah adanya keseimbangan antara konsumsi domestik dan ekspor. Dampak positifnya adalah stabilitas harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit petani di dalam negeri. Bahkan semenjak tahun lalu hingga Maret kemarin, harga TBS petani rerata di atas Rp3.000/kilogram. “Tidak benar kalau dikatakan biodiesel menguntungkan korporasi. Di lapangan, program ini juga menopang kenaikan harga buah sawit petani,” ujarnya. Paulus optimistis program biodiesel berada di jalur positif sepanjang tahun ini dengan adanya komitmen kuat pemerintah dan dukungan pemangku kepentingan industri. Komitmen pemerintah dapat terlihat dari program uji B40 yang tetap berjalan di tahun ini. “Indonesia telah menempati posisi sebagai konsumen terbesar biodiesel. Kontribusi biodiesel juga memberikan manfaat nyata bagi bangsa ini. Peluang ini tidak boleh disia-siakan karena biodiesel menjadi bagian dari kedaulatan energi,” kata dia. Dia menuturkan, penggunaan bioenergi khususnya biodiesel mempunyai peranan strategis dalam kebijakan transisi energi fosil menuju terbarukan. Seiring dukungan kebijakan pemerintah, konsumsi biodiesel mempunyai tren positif sepanjang sepuluh tahun terakhir. “Produksi biodiesel mengalami pertumbuhan pesat dalam 16 tahun terakhir. Total kapasitas produksi terpasang mencapai 16,6 juta kiloliter sampai 2021,” ujarnya.
Liputan6.com | Selasa, 10 Mei 2022
Alokasi Penyaluran B30 Diproyeksi Capai 10,1 Juta KL di 2022
Penggunaan bioenergi khususnya biodiesel mempunyai peranan strategis dalam kebijakan transisi energi fosil menuju terbarukan. Seiring dukungan kebijakan pemerintah, konsumsi biodiesel mempunyai tren positif sepanjang sepuluh tahun terakhir. “Produksi biodiesel mengalami pertumbuhan pesat dalam 16 tahun terakhir. Total kapasitas produksi terpasang mencapai 16,6 juta kiloliter sampai 2021,” ujar Ketua Harian APROBI Paulus Tjakrawan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (10/5/2022). Berdasarkan data APROBI, penyaluran B30 sebanyak 8,43 juta Kiloliter pada 2020. Capaian sepanjang 2021 mencapai 8,44 juta Kiloliter. Walaupun dalam dua tahun terakhir, dikatakan Paulus, Indonesia menghadapi persoalan pandemi yang berdampak kepada aspek ekonomi dan sosial. Pada 2022, alokasi penyaluran B30 diproyeksikan sebesar 10,15 juta Kiloliter. Paulus mengatakan bahwa penggunaan minyak sawit untuk biodiesel sebesar 15 persen dari total produksi sawit nasional yang mencapai 48,09 juta ton pada 2021. Selanjutnya memasuki tahun ini, pemakaian minyak sawit untuk biodiesel diprediksi menjadi 17 persen. Sebagian besar konsumsi sawit di dalam negeri digunakan untuk kebutuhan makan terutama minyak goreng. “Biodiesel menjadi bagian untuk mempercepat program transisi energi nasional. Pengembangan energi berbasis sawit terus berjalan seperti biohidrokarbon. Dari pengembangan biohidrokarbon dapat menghasilkan gasoline dan bahan bakar pesawat terbang berbasis sawit,” urai Paulus.
Aspek Lingkungan
Dari aspek lingkungan, kontribusi penggunaan B30 dapat menekan emisi gas rumah kaca sebesar 22,59 juta ton CO2 sepanjang 2021. Program B30 sangat efektif bagi kebutuhan prioritas nasional untuk mengurangi emisi sekaligus mengurangi ketergantungan pada energi fosil, khususnya di sektor transportasi. Pemanfaatan biodiesel juga menghemat devisa negara. Paulus mengatakan program B30 menekan pengeluaran negara sebesar USD 3,8 miliar dari impor solar. Indonesia secara bertahap mengurangi impor solar semenjak program bioenergi/biodiesel dijalankan sampai saat ini B30. Mandatori biodiesel juga efektif meningkatkan serapan sawit domestik ketika terjadi pelemahan permintaan di pasar global . Paulus mengatakan penggunaan biodiesel membantu peningkatan kesejahteraan petani setelah adanya keseimbangan antara konsumsi domestik dan ekspor. Dampak positifnya adalah stabilitas harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit petani di dalam negeri. Bahkan semenjak tahun lalu hingga Maret kemarin, harga TBS petani rerata di atas Rp 3.000/kilogram. “Tidak benar kalau dikatakan biodiesel menguntungkan korporasi. Di lapangan, program ini juga menopang kenaikan harga buah sawit petani,” ujarnya.
Tak Ganggu Pasokan Minyak Goreng
Asosiasi juga tidak sepakat dengan tuduhan sejumlah pihak bahwa biodiesel mengganggu pasokan minyak goreng domestik. Berdasarkan data bulanan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) per 20 April 2022, stok minyak sawit di dalam negeri dari Januari sampai Februari mencapai 5,04 juta ton. Jumlah ini berasal dari stok awal (4,12 juta ton) ditambah produksi CPO/PKO (8,06 juta ton) setelah dikurangi konsumsi lokal (2,88 juta ton) dan ekspor (4,27 juta ton). Untuk konsumsi lokal, penggunaan sawit untuk pangan (minyak goreng) sebanyak 1,56 juta ton dan pemakaian untuk biodiesel sebanyak 2,1 juta ton. “Biodiesel tidak mengganggu penggunaan sawit untuk minyak goreng. Pada 2022, total produksi sawit nasional mencapai 52 juta ton. Sementara itu, kebutuhan sawit untuk biodiesel 8,4 juta ton. Ini artinya, pasokan sawit sangat mencukupi kebutuhan untuk pangan dan energi,” tegas Paulus. Paulus optimis program biodiesel berada di jalur positif sepanjang tahun ini dengan adanya komitmen kuat pemerintah dan dukungan pemangku kepentingan industri. Komitmen pemerintah dapat terlihat dari program uji B40 yang tetap berjalan di tahun ini. “Indonesia telah menempati posisi sebagai konsumen terbesar biodiesel. Kontribusi biodiesel juga memberikan manfaat nyata bagi bangsa ini. Peluang ini tidak boleh disia-siakan karena biodiesel menjadi bagian dari kedaulatan energi,” tegasnya.
BERITA BIOFUEL
Kompas | Rabu, 11 Mei 2022
Membela Biodiesel
Biodiesel adalah biang kerok kelangkaan minyak goreng. Itulah yang banyak diberitakan media. Mereka mengutip pernyataan Faisal Basri dalam blog pribadinya. Menurut dia, kelangkaan minyak goreng imbas dari program B30. B30 adalah bahan bakar campuran yang terdiri dari 30 persen bahan bakar nabati dan 70 persen solar. Menurut Faisal, ada satu faktor terpenting yang lepas dari perhatian pemerintah dan diskusi publik, yaitu pergeseran besar konsumsi CPO dalam negeri. Di masa lalu, pengguna CPO yang sangat dominan adalah industri pangan, termasuk minyak goreng. Namun, sejak pemerintah menerapkan kebijakan mandatori biodiesel, alokasi CPO untuk campuran solar berangsur naik. Saya tak sepakat dengan pendapat Faisal. Pernyataan Kementerian Perdagangan sudah cukup benderang bahwa distribusi adalah akar masalahnya. Biodiesel sudah ada sejak 2006. Dan, selama itu tak pernah jadi masalah bagi pasokan minyak goreng dalam negeri. Produksi CPO nasional tahun 2021 mencapai hampir 47 juta ton. Dan, biodiesel hanya menyerap 7,38 juta ton. .Artinya, biodiesel hanya menghabiskan sekitar 16 persen. Bagaimana\’ konsumsi yang hanya kurang dari seperlima bisa mengacaukan pasokan CPO untuk minyak goreng? Saya ingin mengajak Anda pulang ke kampung halaman saya. Ciamis. Kabupaten yang dulu bernama Galuh ini pernah menjadi produsen kelapa nomor wahid di Jawa Barat Jejak masa kejayaannya bisa kita su-suri dari penganan khasnya: ga-lendo. Galendo merupakan produk sampingan dari proses produksi minyak kelapa. Sisa-sisa kejayaan komoditas kelapa masih saya dapati semasa SD. Di samping sekolah ada satu pabrik kecil kopra. Hampir setiap hari asap mengepul mengeringkan daging buah kelapa menjadi kopra. Masa-masa itu kini tinggal kenangan. Ibu saya bercerita, sekarang masyarakat lebih memilih membiarkan buah kela-panya tidak terpanen. Harganya sudah sangat rendah, bahkan nyaris tak ada harganya. Pabrik-pabrik pengolahan kelapa di Ciamis dan di banyak kota lain di Indonesia sudah lama berhenti beroperasi. Penyebabnya, propaganda an-ti-minyak kelapa yang dilancarkan AS. Jepang, pada masa Perang Asia Timur Raya, menguasai Asia Pasifik. Pasokan minyak kelapa ke AS pun terputus. AS lalu mengembangkan sumber minyak goreng altematif. Minyak kedelai yang paling mendapat perhatian. Pasca-Perang Dunia II keran minyak kelapa kembali mengaliri “Negeri Paman Sam”. Penjualannya bahkan melampaui minyak kedelai yang mereka produksi sendiri. Saat itulah muncul hasil riset bahwa minyak kelapa dapat meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung. Temuan ini dimanfaatkan American Soy Bean Association (ASA) untuk membuat kampanye bahaya minyak kelapa. Dan, mereka pun mempromosikan minyak kedelai sebagai minyak paling sehat. Organisasi dunia seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga ikut-ikutan dengan kampanye ini. Lebih parah lagi. Pemerintah Indonesia pada 1972 mengeluarkan beleid yang melarang ekspor kopra. Perdagangan kopra pun meluncur ke titik nadir. Padahal, sejak abad XVIII kita eksportir terbesar kopra di dunia. Anda tahu bagaimana kisah ini berakhir? Tujuh tahun lalu. Departemen Pertanian AS mengeluarkan kolesterol dari daftar nutrisi buruk. Tak ada korelasi serius antara konsumsi makanan berkolesterol tinggi dan serangan jantung. Mereka menelan ludah sendiri. Kita harus belajar dari pengalaman. Jangan sampai yang pernah menimpa kelapa juga terjadi pada kelapa sawit Kampanye hitam kelapa sawit mengarah pada isu lingkungan hingga kesehatan. Terlihat familiar, bukan? Kebanyakan negara Uni Eropa (UE) menolak menggunakan CPO. Beberapa korporasi melarang minyak sawit untuk terlihat ramah lingkungan di mata konsumennya. Beberapa dekade terakhir, produksi CPO global meningkat drastis. Sebagian besar kelapa sawit itu tumbuh di Indonesia dan Malaysia. Dua negara ini memproduksi sekitar 85 persen CPO global. Peningkatan produksi ini diiringi peningkatan kebutuhan lahan perkebunan. Beberapa di antaranya dipenuhi dengan merambah hutan. Fakta ini membawa minyak nabati menduduki peringkat kedua deforestasi di dunia setelah daging sapi. Pada 2019, kedelai dan sawit jadi kontributor terbesar minyak nabati. Minyak nabati Indonesia, yang mayoritas terdiri dari CPO, menghasilkan deforestasi 6,4 persen. Namun, fakta lain, sawit sumber minyak nabati yang sangat produktif dibanding sumber minyak nabati lain. Artinya, sawit bisa menghasilkan minyak nabati yang sangat banyak dengan lahan yang lebih keciL Data Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) 2018. CPO mampu menghasilkan 36 persen minyak nabati global. CPO ini ditanam pada 8.6 persen lahan di seluruh dunia yang digunakan untuk menghasilkan minyak nabati. Bandingkan dengan kedelai yang menghasilkan 25,5 persen minyak nabati global pada 39 persen lahan yang sama. Andai seluruh kebutuhan minyak nabati dunia hanya diproduksi dari komoditas kelapa sawit, lahan yang diperlukan hanya 76,97 juta hektar. Sementara itu, jika dihasilkan dari kedelai, lahan yang diperlukan 486.76 juta hektar atau lebih dari enam kali lipat lahan yang dibutuhkan untuk sawit Andai semua perusahaan di dunia melarang minyak sawit dan beralih ke sumber minyak nabati lain, berapa banyak lagi lahan yang diperlukan? Dari mana Iata bisa memenuhi kebutuhan lahan ini? Dari menebas hutan? Sebagian besar CPO yang diimpor UE digunakan untuk biodiesel. Separuh CPO mereka impor dari Indonesia. Maka, ketika banyak negara UE memboikot sawit Indonesia kelebihan pasokan. Jika dibiarkan, harga sawit bisa anjlok. Jangan lupa, luas perkebunan sawit rakyat lebih dari 40 persen luas perkebunan sawit Indonesia. Merekalah yang paling rentan. Untuk menjaga agar harga tetap stabil, Indonesia mengonsumsi sendiri CPO yang biasanya diekspor ke UE. Alhasil, permintaan tetap terjaga sehingga harga tak anjlok. Bonusnya, di ujung 2019 Indonesia jadi negara pertama di dunia yang menerapkan B30. Tahun 2020, B30 mampu mengurangi impor solar 3.73 miliar dollar AS. Masih di tahun yang sama. B30 dapat mengurangi emisi 24.6 juta ton karbon dioksida. Itulah sederet kebaikan biodiesel. Ia telah menyelamatkan industri sawit nasional. Biodiesel telah menyerap pasokan CPO yang tak bisa diekspor. Alhasil, harga CPO pun tetap terjaga. Di sisi lain, biodiesel telah banyak menghapus jejak karbon di langit Indonesia. Mi-risnya. biodiesel dikambinghi-tamkan sebagai biang kerok kelangkaan minyak goreng.