Campuran Sawit 35% ke BBM (B35) Batal Jalan Akhir Juli Ini?

| News
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

CNBCIndonesia.com | Rabu, 20 Juli 2022

Campuran Sawit 35% ke BBM (B35) Batal Jalan Akhir Juli Ini?

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan implementasi dari program campuran minyak sawit 35% dan solar 65% (B35) masih perlu proses diskusi lebih lanjut dengan berbagai pihak. Padahal, sebelumnya B35 sendiri rencananya bakal diterapkan di akhir bulan Juli ini. Direktur Jenderal Energi Baru dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan pihaknya masih melihat terkait rencana implementasi B35. Mengingat, pihaknya perlu berdiskusi secara intensif dengan Kementerian Perindustrian dan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). “Kita lihat nanti karena masih diskusi dengan Kemenperin karena di sana itu yang otomatis kendaraan dan segala malamnya, komunikasi dengan Gaikindo,” ujarnya di Gedung Kementerian ESDM, Rabu (20/7/2022). Direktur Bioenergi Kementerian ESDM, Edi Wibowo sebelumnya mengatakan bahwa selama ini pihaknya telah selesai melakukan uji statis mengenai implementasi program B40 dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi (Lemigas). Dengan begitu, diharapkan pada akhir Juli ini, pihaknya akan melakukan uji jalan atau road test kendaraan berbahan bakar biodiesel campuran minyak sawit 40 persen tersebut. Adapun untuk uji jalan B40 sendiri, setidaknya jarak yang akan ditempuh akan mencapai 50 ribu kilometer (km) dengan membutuhkan waktu sekitar tiga hingga empat bulan. “Kami harapkan secepatnya dapat hasilnya, awalnya di akhir 2022 setelah uji coba sudah dapat kalau bagus bisa diterapkan B40 akhir tahun atau awal tahun apakah pemerintah akan menyesuaikan kembali nanti kita tunggu dari pimpinan,” kata dia. Di samping itu, ia juga mengungkapkan dengan adanya program peningkatan biodiesel dari campuran minyak sawit 30% (B30) menjadi 35% (B35), maka otomatis alokasi biodiesel untuk tahun ini turut mengalami penyesuaian kenaikan. “Target kita di akhir tahun masih B30 sekitar 10,15 juta kl itu bisa terealisasikan. Tapi nanti dengan adanya B35 mungkin target kita akan evaluasi kembali, mungkin akan meningkat menjadi 10,8 juta kl,” ujarnya. Meski demikian, Edi memastikan bahwa kebutuhan minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) untuk produksi biodiesel sejauh ini masih aman. Pasalnya, kapasitas produksi Biodiesel dalam negeri mencapai 17,14 juta kilo liter (kl). Adapun, realisasi serapan dari program B30 hingga awal Juli telah mencapai 4,9 juta kl. Angka tersebut setidaknya telah mencapai 49% dari dari alokasi tahun ini yang dipatok 10,15 juta kl.

https://www.cnbcindonesia.com/news/20220720173051-4-357207/campuran-sawit-35-ke-bbm–b35--batal-jalan-akhir-juli-ini

Katadata.co.id | Rabu, 20 Juli 2022

Masih Tahap Uji Teknis, Peluncuran B35 Akhir Juli Berpotensi Mundur Rencana peluncuran Biodiesel B35 pada bulan ini kemungkinan mundur karena Kementerian ESDM belum rampung melaksanakan uji teknis)

Kementerian ESDM kemungkinan akan menunda peluncuran biodiesel B35 yang semula dijadwalkan pada akhir bulan ini. Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Dadan Kusdiana, mengatakan B35 saat ini masih dalam tahap pengujian teknik. “Sekarang kami memastikan aspek keteknikan, pengujian (B35) lagi dikerjain,” kata Dadan saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM Jakarta pada Rabu (20/7). Saat ditanya kapan realisasi peluncuruan B35 digelar, Dadan enggan menjawab. Ia hanya menyampaikan pihaknya masih berdiskusi dengan Kementerian Perindustrian untuk tahap distribusi. “Kita lihat nanti, karena masih diskusi sama Kementerian Perindustrian. Kan dari sana tuh yang otomatis komunikasi dengan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO),” sambung Dadan. Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal (Dirjen) EBTKE, Edi Wibowo pemanfaatan biodiesel di Tanah Air masih dihadapkan pada sejumlah tantangan, seperti keluhan pihak industri pertambangan dan perkapalan karena mengalami penggumpalan saat menggunakan B30. Selain itu, muncul kekhawatiran terkait kestabilan oksidasi dan kadar air yang terkandung dalam B35. “Penurunan dayanya tidak signifikan, sekira 2%. Nilai kalor Biodiesel lebih kecil dari Solar. Ini bisa diatasi dengan berjalannya waktu. Semoga tidak ada kendala signifikan untuk B35,” ujar Edi kepada Katadata.co.id, Rabu (13/7). Pemanfaatan bahan bakar nabati diharapkan bisa mengurangi impor BBM fosil secara bertahap. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor minyak mentah Indonesia terbesar pada 2021 berasal dari Arab Saudi, dengan volume mencapai 4,42 juta ton dan nilai US$ 2,27 miliar. Volume itu mencapai 32,08% dari total impor minyak mentah Indonesia, yang totalnya 13,78 juta ton. Sementara volume impor minyak tersebut juga meningkat 31,08% dari tahun sebelumnya.”Kalau kita gunakan biodiesel, diharap bisa mengurangi produksi Solar dan mengurangi impor minyak fosil yang saat ini masih tinggi,” kata Edi. Menurut Edi, Kementerian ESDM saat ini masih fokus menargetkan produksi 10,15 juta kilo liter (kl) Biodiesel 30% atau B30 tahun ini. B30 merupakan campuran 30% fatty acid methyl ether (FAME) dan 70% campurannya adalah solar. Produk FAME berasal dari olahan minyak kelapa sawit atau CPO. Adapun alokasi minyak sawit untuk program B35 belum ditentukan karena saat ini masih dalam tahap persiapan. Edi mengatakan, guna menyerap minyak sawit sebagai bahan baku biodiesel, pembelian Tandan Buah Segar (TBS) dari petani dalam negeri perlu ditingkatkan.

https://katadata.co.id/happyfajrian/berita/62d7a971a8809/masih-tahap-uji-teknis-peluncuran-b35-akhir-juli-berpotensi-mundur

Katadata.co.id | Rabu, 20 Juli 2022

Peran Strategis Biodiesel dalam Transisi Energi (Biodiesel berperan strategis sebagai pendukung transisi energy)

Biodiesel berperan sebagai sumber energi pendukung transisi energi. Sejak 2015 sampai 2020, bioenergi dalam bauran energi yang di dalamnya termasuk biodiesel terus meningkat. Berdasarkan data Kementerian ESDM, pada 2015 hanya 0,7 persen dan meningkat delapan kali lipat menjadi 5,7 persen pada 2020. Biodiesel berperan signifikan dalam transisi energi. Antara lain mengurangi penggunaan BBM berbasis fosil, mengurangi impor solar dan menghemat devisa, serta mengurangi emisi dan polusi kendaraan. Biodiesel juga merupakan sumber energi berkelanjutan. Kajian Life Cycle Analysis pada rantai pasok biodiesel menunjukkan bahwa biodiesel dapat mengurangi emisi gas rumah kaca, terutama pada sektor hulu di perkebunan. Lebih lanjut, bahan baku biodiesel perlu dikembangkan agar aspek keberlanjutan bisa terus terjaga. Setelah biodiesel generasi yang bahan bakunya 100 persen berasal dari crude palm oil (CPO), pemerintah juga perlu mengembangkan biodiesel generasi kedua, ketiga, sampai kemudian pemanfaatan green diesel atau D-100. Bahan baku biodiesel generasi dua berupa selulosa, UCO, limbah pertanian dan kehutanan. Biodiesel generasi tiga berbahan baku alga. Sedangkan green diesel (D-100) yang merupakan kelanjutan biodiesel memanfaatkan campuran CPO dan bahan baku biodiesel generasi dua.

https://katadata.co.id/jeany/infografik/62d535a2ad428/peran-strategis-biodiesel-dalam-transisi-energi