Aprobi Optimistis B40 Terpenuhi

| News
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Bisnis Indonesia | Jum’at, 4 Februari 2022

Aprobi Optimistis B40 Terpenuhi

Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia tetap optimistis penggunaan Biodiesel 40 untuk kendaraan bermotor diesel diterapkan tahun ini kendati harga minyak sawit sebagai campurannya melonjak di pasar ekspor. Biodiesel 40 (B40) merupakan bahan bakar campuran yang mengandung 40% Bahan Bakar Nabati (BBN) yang berasal dari minyak sawit. Hingga tahun lalu, pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) yang memanfaatkan BBN baru memasuki tahap B30. Paulus Tjakrawan, Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi), mengatakan pasokan biodiesel terjamin untuk memenuhi biodiesel B40. “Untuk Biodiesel, tidak ada masalah dengan rencana pasokan 10,1 juta kiloliter tahun ini,” katanya, Kamis (3/2). Sejauh ini, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM telah memproyeksikan alokasi volume biodiesel pada 2022 akan mencapai 10,15 juta kiloliter. Untuk menyukseskan program itu, dibutuhkan dana sebesar Rp35,41 triliun yang diambilkan dari pungutan ekspor yang dikutip melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Sebaliknya, Paulus sempat menyinggung terkait dengan kebijakan CPO yang baru dikeluarkan pemerintah. “Sedangkan untuk saran, pendapat, wacana DM0 [domestic market obligation] perlu kehati-hatian karena melibatkan banyak pemangku kepentingan dan dapat mempengaruhi banyak sektor ekonomi,” ungkapnya. Head of Product and Marketing PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI), Faustina Tjandra mengatakan uji coba B40 akan dilakukan dengan beberapa versi kandungan. “Uji jalan akan dilakukan untuk B40 namun dengan beberapa versi kandungan untuk B40 tambahan 10% FAME, DPME, atau HVO. Jadi kami masih akan melihat bagaimana hasilnya untuk performa kendaraan,” ujar Faustina kepada Bisnis. Selama mandatori B30, keberadaan biodiesel berhasil memangkas impor BBM. Pada periode tersebut, sebagaimana dicatat Aprobi, terjadi pemangkasan impor solar sebesar US$3,73 miliar. Dari sisi ramah lingkungan, keberadaan B30 telah memangkas emisi karbon. Aprobi mencatat selama pelaksanaan B30 sepanjang 2020, Biodiesel berhasil mengurangi emisi sebesar 24,6 juta ton CO2, atau setara 7,8 % target capaian energi 2030.

Bisnis.com | Kamis, 3 Februari 2022

Harga Minyak Goreng Memanas, Mandatori B40 Tetap Berjalan

Pada tahun ini, pemerintah menargetkan penggunaan Biodiesel 40 (B40) untuk kendaraan bermotor diesel. Bahan bakar campuran ini mengandung 40% Bahan Bakar Nabati (BBN) yang berasal dari minyak sawit dengan solar. Hingga tahun lalu, pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) yang memanfaatkan BBN baru memasuki tahap B30. Sedangkan pada tahun ini, sebagaimana target Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mandatori itu ditingkatkan hingga B40. Bahkan, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memproyeksikan alokasi volume biodiesel pada 2022 akan mencapai 10,15 juta kilo liter. Untuk menyukseskan program tersebut, dibutuhkan dana sebesar Rp35,41 triliun. Sumber pendaan sebagaimana dinyatakan Kementerian ESDM berasal dari pungutan ekspor yang dikumpulkan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Persoalannya, sejak akhir tahun lalu hingga awal 2022 ini, harga bahan baku minyak sawit (crude palm oil/CPO) mengalami lonjakan akibat ketersediaan pasokan dan permintaan global yang meningkat. Bahkan persoalan itupun telah melecut harga produk hilir berupa minyak goreng di pasar domestik. Akan tetapi, pemanfaatan CPO sebagai pangan dan bahan bakar bukan lagi hal yang dipertentangkan. Kini, lewat program dari pemerintah, pemanfaatan CPO untuk biodiesel bisa terjamin harga maupun pasokannya. “Untuk Biodiesel, tidak ada masalah dengan rencana pasokan 10,1 juta kiloliter tahun ini,” ungkap Paulus Tjakrawan, Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) kepada Bisnis.com. Di lain sisi, dia sempat menyinggung terkait kebijakan CPO yang baru dikeluarkan pemerintah. “Sedangkan untuk saran, pendapat, wacana DMO [Domestic Market Obligation] perlu ke hati-hatian karena melibatkan banyak pemangku kepentingan dan dapat mempengaruhi banyak sektor ekonomi,” ungkap Paulus. Pemerintah menargetkan uji coba B40 dilaksanakan pada Februari ini. Pelaku industri otomotif pun telah bersiap. Head of Product and Marketing PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI), Faustina Tjandra mengatakan uji coba B40 akan dilakukan dengan beberapa versi kandungan. “Uji jalan akan dilakukan untuk B40 namun dengan beberapa versi kandungan untuk B40 tambahan 10 persen FAME, DPME atau HVO. Jadi kami masih akan melihat bagaimana hasilnya untuk performa kendaraan, ” ujar Faustina kepada Bisnis.com pada Selasa (1/2/2022). Selama mandatori B30 khususnya pada 2020, keberadaan biodiesel berhasil memangkas impor BBM. Pada periode tersebut, sebagaimana dicatat Aprobi, terjadi pemangkasan impor solar sebesar US$3,73 miliar. Dari sisi ramah lingkungan, keberadaan B30 telah memangkas emisi karbon. Dalam catatan Aprobi, selama pelaksanaan B30 sepanjang 2020, Biodiesel berhasil mengurangi emisi sebesar 24,6 juta ton CO2, atau setara 7,8% target capaian energi 2030. Berdasarkan data Aprobi, selama periode Januar-Agustus 2021, total produksi Biodiesel mencapai 8,9 juta kiloliter, dengan konsumsi domestik mencapai 8,43 juta kiloliter. Produsen besar BBN tersebut antara lain Ciliandra Perkasa, Musim Mas, Wilmar Bionergi Indonesia, dan Sinarmas Bio Energy.

https://otomotif.bisnis.com/read/20220203/46/1496366/harga-minyak-goreng-memanas-mandatori-b40-tetap-berjalan

BERITA BIOFUEL

Kumparan.com | Kamis, 3 Februari 2022

Biodiesel Adalah Bahan Bakar Bio yang Dihasilkan dari Tanaman Ini

Biodiesel adalah bahan bakar bio yang dihasilkan dari kelapa sawit hingga minyak jelantah. Di Indonesia, produksi biodiesel didominasi oleh produk turunan kelapa sawit. Indonesia saat ini sedang menggalakkan upaya penggunaan biodiesel untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor solar. Dilansir dari Kementerian ESDM, Program Mandatori Biodiesel sudah mulai diimplementasikan pada tahun 2008 dengan kadar campuran biodiesel sebesar 2,5%. Kadar Biodiesel kemudian ditingkatkan secara bertahap hingga 20% (B20) pada tahun 2016. Program ini berjalan baik hingga akhirnya Kementerian ESDM menerbitkan penggunaan biodiesel dengan kadar 30% pada tahun 2019 dengan uji jalan menggunakan alat berat, alusista, mobil bus, hingga kereta api. Pada bulan Januari 2020, Pemerintah meresmikan penggunaan biodiesel dengan kadar 30%. Dilansir dari Kementerian ESDM, biodiesel adalah bahan bakar nabati untuk aplikasi pada mesin atau motor diesel berupa ester metil asal lemak (fatty acid methyl ester/FAME) yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani melalui proses esterifikasi atau transesterifikasi. Dilansir dari BPPT/BRIN pula, biodiesel adalah bahan bakar nabati yang memiliki sifat fisik yang sama seperti dengan minyak solar sehingga dapat digunakan untuk pengganti bahan bakar pengganti untuk kendaraan bermesin diesel. Biodiesel mudah digunakan, dapat diuraikan secara alami, dan tidak beracun. Bahan baku pembuatan biodiesel dapat kita temukan sehari-hari. Bahan baku tersebut dapat berupa tanaman, hewan, maupun bahan pokok yang sering kita gunakan. Bahan baku tersebut nantinya akan diproses lebih lanjut dengan reaksi kimia oleh produsen Biodiesel. Berikut ini adalah bahan-bahan yang digunakan pada produksi biodiesel. Biodiesel Adalah Bahan Bakar Bio yang Dihasilkan dari Minyak Sawit (CPO) Minyak sawit merupakan produk olahan yang didapatkan dari tanaman kelapa sawit. Menurut Prof. Dr. Purwiyatno Hariyadi, kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika Barat terutama dari sekitar Angola hingga Senegal. Kelapa sawit merupakan salah satu jenis dari minyak makan yang diperdagangkan secara global dengan standar mutu dan keamanan yang diatur oleh FAO dan WHO. Minyak yang diproduksi dari buah kelapa sawit memiliki karakteristik yang unik dan unggul. Karakteristik yang pertama adalah tanaman kelapa sawit memiliki produktivitas tinggi dalam menghasilkan minyak. Tanaman kelapa sawit memiliki efisiensi yang tinggi dalam memanen energi sinar matahari dan mengkonversikannya dalam bentuk minyak. Tanaman kelapa sawit lebih unggul dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak lainnya seperti kedelai dan bunga matahari dalam produksi minyak dengan penggunaan lahan yang lebih sedikit.

Kelapa sawit dapat menghasilkan dua jenis minyak yang berbeda dari buah yang sama. Ketika kelapa sawit dilakukan pengepresan, daging buah sawit akan menghasilkan minyak sawit kasar atau dikenal sebagai crude palm oil (CPO). Sedangkan, inti sawit akan menghasilkan minyak inti sawit kasar atau dikenal dengan crude palm kernel oil (CPKO). CPO ini nantinya yang akan digunakan sebagai bahan baku Biodiesel. CPO nantinya akan dilakukan pemurnian sebelum dilakukan proses transeterifikasi. Produk yang dihasilkan dari pemurnian tersebut diproses menjadi Refined, Bleached dan Deodorised Palm Oil (RBDPO). Setelah itu proses transeterifikasi dilakukan hingga tercipta biodiesel. Biodiesel Adalah Bahan Bakar Bio yang Dihasilkan dari Minyak Jelantah. Dilansir dari Kementerian ESDM, minyak goreng bekas atau minyak jelantah dapat digunakan sebagai biodiesel. Beberapa negara telah menggunakan minyak jelantah sebagai bahan baku biodiesel. Minyak jelantah mampu memenuhi 32% kebutuhan biodiesel nasional dan menghemat biaya produksi hingga 35% jika dibandingkan dengan CPO. Selain itu, minyak jelantah juga mampu mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 91.7 %. Menurut Kementerian ESDM, Siklus pengolahan minyak jelantah menjadi Biodiesel diawali dengan proses pemurnian kemudian disaring lalu dicampur dengan arang aktif dan dinetralkan. Setelah itu, minyak jelantah diproses menggunakan transeterifikasi. Dari proses ini, biodiesel kasar akan tercipta. Selanjutnya. biodiesel kasar dimurnikan agar dapat digunakan. Proses ini menggunakan prinsip zero process .

https://kumparan.com/info-otomotif/biodiesel-adalah-bahan-bakar-bio-yang-dihasilkan-dari-tanaman-ini-1xQViySsRYa/4