Pertamina Patra Niaga: Solar Industri dijual dengan skema B2B

| Articles
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

 

Kontan.co.id | Rabu, 15 September 2021

Pertamina Patra Niaga: Solar Industri dijual dengan skema B2B

Terkait adanya website yang mencantumkan daftar harga produk Solar Industri Pertamina, PT Pertamina Patra Niaga, selaku Sub Holding Commercial & Trading (SH C&T) Pertamina menyatakan bahwa website tersebut tidak terafiliasi ataupun perwakilan resmi perusahaan.  Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero), Putut Andriatno dalam keterangannya menjelaskan bahwa produk Solar Industri merupakan produk yang dijual dengan skema Business-to-Business (B2B), di mana harga jual yang disepakati tertuang dalam kontrak antara Pertamina Patra Niaga dengan mitra bisnisnya, dan harga tersebut tidak bisa menjadi acuan untuk pihak lain.  “Untuk skema B2B atau penjualan Solar Industri, kami tidak pernah mengumumkan harganya secara umum karena berkaitan dengan sensitivitas pasar dan persaingan usaha. Selama ini, update harga Solar Industri kami sampaikan secara berkala langsung kepada konsumen kami ataupun calon konsumen, dan harga yang berlaku sesuai dengan kontrak pekerjaan yang disepakati,” jelas Putut dalam keterangan resmi, Rabu (15/9). Putut melanjutkan, calon konsumen produk Solar Industri ataupun produk-produk energi industri lainnya sebaiknya tidak menjadikan website yang mencantumkan harga Solar Industri tersebut sebagai acuan harga produk yang dijual Pertamina Patra Niaga, meskipun di website tersebut ada atribut Pertamina. “Jadi jangan langsung mudah percaya. Kami pastikan sekali lagi, bahwa Pertamina Patra Niaga tidak terafiliasi dengan website tersebut, website resmi kami adalah www.pertaminapatraniaga.com dan www.pertamina.com. Untuk lebih lengkapnya, masyarakat dan calon mitra bisnis produk Solar Industri dapat langsung menghubungi Pertamina Call Center (PCC) 135 untuk mendapatkan informasi yang valid,” tegas Putut.

https://industri.kontan.co.id/news/pertamina-patra-niaga-solar-industri-dijual-dengan-skema-b2b

 

 

Kompas.com | Rabu, 15 September 2021

7 Cara Membuang Minyak Bekas Pakai agar Tak Mengotori Lingkungan

Setelah digunaKan menggoreng ikan dan menumis sayur minyak menjadi kotor dan tak lagi bisa digunakan. Cara termudah dan tercepat untuk membuang minyak goreng bekas pakai adalah dengan menuangkan di saluran air pada bak cuci piring. Meski lazim dilakukan, hal ini dapat memberikan efek jangka panjang yang buruk untuk pipa cucian piring. Sebaiknya jangan sembarangan membuang minyak goreng bekas pakai. Untuk membantumu membuang minyak goreng bekas pakai. Melansir dari Spoon University, Rabu (15/9/2021), berikut cara yang sebaiknya dilakukan agar limbah minyak tidak mencemari lingkungan.

Gunakan kembali

Untuk mengurangi limbah, cara terbaik adalah menggunakannya kembali. Jika kamu menggoreng beberapa jenis sayuran seperti kentang, minyak dapat kamu simpan dan gunakan kembali beberapa kali. Namun berhati-hatilah jika memasak daging atau ikan dengan minyak yang sama berulang kali, pastikan minyak masih dalam kondisi baik dan aman untuk digunakan. Sebaiknya jangan gunakan jika minyak sudah berwarna keruh dan berbusa.

Buang minyak di dalam wadah tertutup rapat

Jika kondisi minyak sudah tidak layak untuk digunakan kembali, pilihan terbaik adalah dengan membuangnya. Namun jika kamu harus membuang minyak, pastikan untuk membuangnya secara benar. Diamkan minyak yang baru digunakan dan tunggu hingga suhu ruang, lalu tuang kedalam karton susu atau wadah yang tidak akan digunakan kembali lalu buang bersama sampah. Pastikan wadah aman, tidak mudah pecah dan tertutup rapat untuk mencegah tumpahan minyak di tempat sampah.

Bekukan sebelum dibuang

Cara lain yang bisa kamu lakukan untuk membuang minyak bekas pakai adalah dengan membekukan minyak di dalam lemari pendingin. Setelah minyak bekas pakai dingin dengan suhu ruang, tuang minyak ke wadah tertutup rapat lalu masukkan kedalam freezer. Minyak ini masih bisa digunakan kembali atau dibuang dalam keadaan padat dan beku.

Olah menjadi biodiesel

Percaya atau tidak, limbah minyak goreng bisa diubah menjadi biodiesel yang bisa dibuat dari minyak seperti minyak nabati atau lemak hewani yang dikombinasikan dengan alcohol seperti methanol.  Ini bisa digunakan sebagai pengganti minyak bumi karena dianggap lebih ramah lingkungan dan mengeluarkan lebih sedikit gas rumah kaca yang berbahaya saat digunakan sebagai bahan bakar traktor, sepeda motor dll Meskipun kamu tidak memiliki cukup minyak goreng bekas pakai untuk mengolahnya menjadi biodiesel, kamu bisa menghubungi restoran lokal untuk mengetahui apakah mereka ikut serta dalam metode daur ulang ini dengan cara ini kita tidak hanya membuang limbah minyak goreng, namun juga menyelamatkan bumi.

Berikan kepada organisasi daur ulang

jika restoran terdekat tidak ikut serta dalam daur ulang limbah minyak, kamu bisa menyalurkan limbah minyak ke perusahaan pengelolaan limbah dan organisasi pemerintah yang membantu dalam mengurangi pembuangan limbah minyak goreng yang tidak pada tempatnya.

Gunakan sebagai kompos untuk membunuh gulma

Minyak nabati seperti minyak zaitun dan canola bisa digunakan sebagai kompos dalam jumlah kecil. Minyak juga dapat digunakan untuk membunuh gulma, masukkan minyak ke dalam botol spray lalu semprotkan ke area yang ditumbuhi gulma. Minyak dapat menghambat pertumbuhan gula dan membuat mereka mati.

Campurkan dengan bahan-bahan yang mudah menyerap

Jika kamu ingin membuang minyak goreng bekas pakai kamu bisa mencampurnya dengan bahan yang mudah menyerap seperti serbuk gergaji, pasir kucing dan tepung hingga konsistensinya cukup kental untuk dibuang. Dengan cara ini kamu tidak perlu khawatir minyak bocor dan tumpah di tempat sampah. 

https://www.kompas.com/homey/read/2021/09/15/211000676/7-cara-membuang-minyak-bekas-pakai-agar-tak-mengotori-lingkungan?page=all

 

Tempo.co.id | Rabu, 15 September 2021

Uji Terbang Pesawat Pakai Bioavtur Buatan Indonesia, Ini Hasilnya

Pengujian bioavtur J2.4 buatan Indonesia telah dilakukan lewat dua kali penerbangan dengan pesawat uji CN235-220 milik PT Dirgantara Indonesia. Proses pengujian bahan bakar pesawat terbang dengan campuran 2,4 persen minyak sawit itu disebut berjalan lancar dan aman sesuai harapan. “Jadi hasilnya sangat memuaskan, sangat  baik, sesuai prediksi semula tidak ada perbedaan,” kata dosen dan periset dari Laboratorium Motor Bakar dan Sistem Propulsi di Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Iman Kartolaksono Reksowardojo, Rabu 15 September 2021. Iman hadir saat uji terbang. Dia menuturkan, uji terbang dilaksanakan dua kali, yaitu Kamis dan Jumat pekan lalu, 9-10 September 2021. Lepas landasnya dari Bandara Husein Sastranagara, Bandung. Pesawat CN235-220 selama dua hari itu mengarah ke barat dan terbang di atas wilayah Sukabumi. Daerah itu menurut Iman, lokasi uji terbang yang aman dari lalu lintas pesawat lain. Persiapan terbang dilakukan dari pukul 08.00 WIB. Lama terbang sekitar satu jam lebih hingga kembali ke Bandung. Pada hari pertama, kata Iman, pesawat uji terbang di ketinggian 10 ribu kaki. Pengujian bioavtur J2.4 dilakukan dengan berbagai cara, seperti ketika ground test atau uji pesawat di darat. “Termasuk engine dengan bioavtur dimatikan di ketinggian 10 ribu kaki,” katanya. Selama beberapa saat pesawat melayang dengan mesin sebelah kiri yang memakai avtur biasa (Jet-A1) tanpa campuran minyak dari sawit. Setelah itu mesin yang dimatikan dihidupkan lagi. “Ternyata tidak ada masalah (mesin), sesuai kebiasaannya dengan Jet-A1 itu segera hidup,” ujar Iman.

Di hari kedua, pesawat mengangkasa hingga ketinggian 16 ribu kaki. Tapi kali itu, pilot tidak mematikan sementara mesin dengan bioavtur. “Hari kedua juga tidak ada masalah, bagus juga, sampai akhirnya selesai kemudian briefing, hasilnya sama,” kata dia. Secara resmi, menurut Iman, pengujian biavtur J2.4 kini sudah selesai. Berikutnya, acara seremonial yang semula dijadwalkan 15 September, diundur ke akhir bulan. Rencananya nanti, pesawat uji bioavtur akan terbang dari Bandung ke Cengkareng, Jakarta, tempat para menteri terkait menunggu. Sebelumnya, pengujian bioavtur buatan Indonesia memasuki tahap uji terbang di pesawat. Bioavtur merupakan campuran minyak dari fosil dengan bahan nabati dari kelapa sawit. Pertamina telah siap memproduksi hasil risetnya bersama dengan ITB itu. Menurut Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical Pertamina, Ifki Sukarya, produksi bioavtur dilakukan di kilang Pertamina Internasional unit Cilacap. Selain punya kapasitas, kilang Cilacap telah digunakan untuk memproduksi bahan bakar pesawat jenis Aviation Turbine (avtur). “Angka produksi tertinggi 1.852 ribu barel sepanjang 2020,” katanya lewat keterangan tertulis yang diterima Rabu, 8 September 2021. Di Unit Kilang Cilacap, pengembangan bioavtur dilakukan di dalam Treated Distillate Hydro Treating (TDHT). Adapun katalis Merah Putih untuk bioavtur ini diproduksi di fasilitas milik Clariant Kujang Catalyst di Cikampek  dengan supervisi langsung dari tim riset teknologi dan inovasi (RTI) Pertamina. “Kapasitas produksi bioavtur di Unit Kilang Cilacap mencapat 8 ribu barrel per hari dan akan terus ditingkatkan dengan melihat kebutuhan pasar mulai 2023 nanti,” ujarnya.

Bioavtur J2.4 yang diproduksi Pertamina mengandung 2,4 persen minyak nabati. Kadar 2,4 persen itu menurut Ifki, merupakan pencapaian maksimal dengan teknologi katalis yang ada. “Performa bioavtur sudah optimal, dimana perbedaan kinerjanya hanya 0,2 – 0,6 persen dari kinerja avtur fosil,” kata dia. Pertamina menyatakan kinerja bioavtur telah diuji lima kali dalam engine test cell selama dua periode. Kerjasamanya melibatkan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, Tim Uji Bioavtur ITB, Garuda Maintenance Facilities (GMF), juga PT Dirgantara Indonesia yang menawarkan uji terbang menggunakan pesawat CN235 FTB. Pendukung lainnya yaitu Indonesian Military Airworthiness Authority (IMAA) sebagai pemberi izin uji terbang, serta Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU)-Kementerian Perhubungan sebagai pihak yang memegang otoritas untuk penggunaan bioavtur pada pesawat komersial.

https://tekno.tempo.co/read/1506596/uji-terbang-pesawat-pakai-bioavtur-buatan-indonesia-ini-hasilnya/full&view=ok